Anda di halaman 1dari 11

TITRASI ASAM BASA DENGAN COMBITIRATOR

I. Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 04 April 2016

II. Tujuan : Dapat mengoperasikan alat Combitirator untuk berbagai cara titrasi
(asam-basa, titrasi dengan titik akhir yang ditentukan)

III. Dasar Teori :

Combitirator tersusun atas peralatan pH meter 632, Impulsomat 614 dan


Dosigraph 625. Pusat susunan peralatan tersebut adalah impulsomat yang
menerima input berupa tegangan (mV) sekaligus mengatur penambahan larutan
penetrasi pada dosimat dari pH meter (alat pengukur berupa elektroda kaca
kombinasi) yang memberikan output ke dosigraph. Impulsomat menyesuaikan
kecepatan titrasi (penambahan penetrasi dengan kecepatan kertas pada
dosigraph). Maka volume larutan penetrasi (mL) dapat dihitung dari panjang
kertas grafik. Sistem elektroda dapat menggantikan indikator warna yang
menentukan titik akhir titrasi. Perubahan pH yang terjadi dalam larutan sampel
selama titrasi berlangsung berdasarkan pada persamaan Henderson Hasselbalch
yang dibahas pada teori pH :

pH titrasi asam-basa ditentukan oleh perbandingan secara logaritma dari


konsentrasi garam-asam, karena pKa mempunyai nilai konstan. Selama banyak
berupa dengan perubahan konsentrasi. Bila antara garam dan asam mendekati
kesetimbangan, logaritma akan berubah banyak dengan konsentrasi. Impulsomat
dapat digunakan untuk 3 titrasi yang berbeda, yaitu :

1. Titrasi pada titik akhir yang ditentukan (end point mode with delay)
Titik akhir titrasi (pH atau mV) ditentukan terlebih dahulu. Letak titik
akhir tergantung pada suasana larutan seperti konsentrasi garam,
kekentalan, kadar pelarut organik dan sebagainya.
2. Merekam grafik titrasi (CRV mode)
Rekaman dimulai pada pH/potensial yang diatur terlebih dulu, kemudian
akan berlangsung sesuai dengan jarak pH/potensial. Hasil rekaman berupa
grafik dan untuk menentukan titik akhir titrasi dengan dua cara yaitu dua
garis sejajar untuk kurva simetris dan dua lingkaran untuk kurva tidak
simetris.
3. Mempertahankan nilai yang diukur (Start mode: EP with t delay = )
Impulsomat digunakan sebagai alat pengatur untuk mempertahankan nilai
acuan (set point). Bentuk kurva memberi informasi tentang tipe reaksi dan
dapat diperoleh parameter yang berguna, misal hidrolisa anhidrida,
pemisahan senyawa secara enzimatis dan denaturasi protein.

IV. Daftar Alat dan Bahan

Daftar Alat :

No. Nama Alat Jumlah


1. Impulsomat 614 1 buah
2. Dosigraph 625 1 buah
3. pH meter 632 1 buah
4. Elektroda kaca kombinasi 1 buah
5. Multidosimat 614 1 buah
6. Gelas Kimia 50 mL 3 buah
7. Gelas Reaksi 1 buah
8. Pipet seukuran 10 mL 1 buah
9. Boulp pipet 1 buah
10. Botol semprot 1 buah
11. Magnetic strirer 1 buah

Daftar Bahan :

No. Nama Bahan Jumlah


1. Larutan NaOH 0,1 N
2. Larutan HCl 0,1 N
3. Larutan CH3COOH 0,1 N
4. Larutan Buffer pH4
5. Larutan Buffer pH7
V. Skema Kerja
A. Kalibrasi pH meter 632

pH meter dinyalakan pH meter diatur dalam Tombol pH


dengan ditekan ON/OFF keadaan Stand by ditekan pada
alat ?

Temperatur diukur dan Elektroda gelas


Slope diatur temperatur pH meter diatur kombinasi dicelupkan
pada skala 1,0 pada tombol t/0C dalam larutan Buffer pH 7

Tombol meas pada Angka pada Display Stand by ditekan


alat ? dibaca pada diatur dengan tombol elektroda dibilas
Dislay Ucomp pada alat ? dengan air dan
dikeringkan

Stand by ditekan, Skala pada Display Elektroda dicelupkan


elektroda dibilas dan diatur dengan tombol ke larutan Buffer pH 4
dikeringkan Slope

Tombol 13 dan
Ucomp tidak diubah
B. Titrasi NaOH HCl dengan Titik Akhir Tertentu

Impulsomat , Desigraph, 10 mL HCl 0,1 N dan 50 Elektroda kaca


Mulitidosimat dinyalakan mL aquades dimasukkan kombinasi
ke beaker glass dicelupkan

Ujung buret Pengaduk Magnetic


Tombol EP pada dicelupkan ke dalam Stirer dinyalakan
Impulsomat ditekan Larutan HCl 0,1 N pada skala 3
*)

Tombol Dynamicdiatur Tombol pH Tombol 12 pada


ke angka 9 pada alat ? diatur ke arah 14 Impulsomat diarahakan
(titrasi basa) ke pH coarse

Harga pH diatur Tombol t delay/m Tombol EP (t clock/m)


pada 07.00 **) diposisi 10 diatur pada posisi 1,5

Proses titrasi akan


Tombol Start ditekan Volume NaOH pada
berhenti saat pH 7,
Multidosimat dibaca
secara otomatis

Keterangan : *) diganti 5 mL CH3COOH


**) diatur 08,80
VI. Hasil Percobaan, Kondisi Operasi, dan Perhitungan
Hasil Percobaan pada praktikum ini adalah Combititrator untuk hasil
percobaannya berupa grafik atau garis lurus pada kertas yang memiliki
ukuran dengan skala 100 satuan. Dan ukuran pada kertas menunjukkan
volume titran berupa NaOH 0,1 N. Dan grafik berhenti pada saat
volume NaOH yang masuk ke dalam larutan sampel sudah mencapai
pH pada titik akhir titrasi.
Kondisi Operasi pada alat Combititrator ini memiliki 3 alat berupa alat
pengontrolan dan penggambaran grafik dapat dikatakan cukup manual
karena menggunakan spidol yang digerakkan ketika volume NaOH 0,1
N masuk ke larutan sampel dan ketika NaOH 0,1 N sudah berhenti
(sudah mencapai titik akhit titrasi) maka spidol juga berhenti membuat
grafik sehingga didapatkan grafik berupa garis lurus.
Perhitungan :
Percobaan 1:
HCL dynamic 3 = 51/100 x 20 = 10,3
HCL dynamic 6 = 51,5/100 x 20 =10,4
HCL dynamic 9 = 52/100 x 20 =10,5
NNaOH x VNaOH = NHCL x VHCL
0,1 x 20 = NHCL x 10,3
0,194 N = NHCL

Percobaan 2:
CH3COOH dynamic 2 = 32,5/100 x 20 = 6,5
CH3COOH dynamic 4 = 33/100 x 20 =6,6
CH3COOH dynamic 8 = 33/100 x 20 =6,6
NNaOH x VNaOH = NCH3COOH x VCH3COOH
0,1 x 20 = NHCL x 6,6
0,303 N = NHCL
VII. Pembahasan

(Latifatul Qolbi)

Pada praktikum kali ini kami mendapatkan hasil grafik dari volume larutan
HCL dan CH3COOH yang berbentuk grafik lurus. Pada percobaan pertama pada
larutan HCL diberi beberapa variasi dengan mengubah dynamic. Untuk
percoban yang pertama ini variasinya dynamic 3, dynamic 6, dynamic 9. Tujuan
perubahan variasi ini agar dapat menetukan perbandingan volume pada saat
proses tirasi. Pada dynamic 3 didapatkan hasil volume yang keluar pada grafik
yaitu 51; dynamic 6 adalah 51,5 dan dynamic 9 adalah 52 dan masing masing
dynamic ini harus di bagi dengan volume skala pada kertas skala yaitu 100 dan
dikali dengan volume NaOH yaitu 20 dan hasilnya akan di jadikan sebagai
volume NaOH secara teoritis. Pada dynamic 3 didapatkan 10,2 ml ; dynamic 6
didapatkan 10,3 dan dynamic 9 didapatkan 10,4. Hasil dari perhitungan dynamic
ini digunakan untuk volume HCL. Secara praktikum untuk perhitungan normal
HCL adalah 0,194 N, sedangkan untuk hasil secara teoritis didapatkan 0,1 N.
Perbedaan konsentrasi ini disebabkan karena Human Eror pada saat melihat
Multi Dosimat 645 dengan pH meter kurang tepat. Seharusnya pada saat
melihat Multi Dosimat 645 berhenti secara bersamaan melihat pH meter.

Untuk percobaan yang ke dua pada larutan CH3COOH. Prinsipnya sama


yaitu merubah variasi dynamic yaitu dynamic 2, dynamic 4, dan dynamic 8.
Untuk dynamic 2 didapatkan hasil pada grafik 32,5; pada dynamic 4 adalah 33
dan dynamic 8 adalah 33. Pada hasil perhitungan dynamic 2 adalah 6,5. Pada
dynamic 4 adalah 6,6 . dan pada dynamic 8 adalah 6,6. Hasil dari dynamic 4 dan
dynamic 8 sama dikarenakan hasil volume yang dimasukkan dalam larutan
sampel belum selesai, tetapi sudah di stop. Sedangkan untuk perhitungan normal
CH3COOH secara praktikum 0,305 N, sedangkan secara teoritis didapatkan 0,1 N
pada konsentrasi CH3COOH. Perbedaan konsentrasi ini disebabkan karena
Human Error pada saat melihat Multi Dosimat 645 dengan pH meter
kurang tepat. Seharusnya pada saat melihat Multi Dosimat 645 berhenti secara
bersamaan dengan melihat pH meter sehingga didapatkan hasil yang cukup
akurat.
(Rania Mirantika Sarida)

Grafik yang dihasilkan dari praktikum yaitu berupa garis lurus yang
ditunjukkan melalui banyaknya volume NaOH 0,1 N yang masuk ke dalam
larutan sampel baik untuk grafik baik untuk titrasi sampel HCl ataupun Asam
Cuka atau CH3COOH. Sebagai perbandingan pada setiap sampel dilakukan
percobaan sebanyak 3 kali supaya dapat membandingkan hasilnya dengan variasi
dynamics. Pada sampel HCl digunakan dynamics factor kelipatan 3 yaitu
variasi 3, 6 dan 9 dan didapatkan grafik/garis lurus berhenti pada titik 51 ; 51,5
dan 52. Sedangkan untuk sampel CH3COOH digunakan dynamics factor
kelipatan 4 yaitu 2, 4 dan 8 dan didapatkan grafik/garis lurus berhenti pada titik
32,5 ; 33 dan 33. Dapat dilihat bahwa setiap kenaikan dynamics titik akhir titrasi
juga semakin naik atau bertambah. Namun pada sampel CH 3COOH untuk titik ke
dua dan ke tiga sama yaitu 33 hal ini dapat disebabkan karena ketika penambahan
volume NaOH 0,1 N yang dimasukkan ke dalam larutan sampel belum selesai
dengan baik tetapi proses dihentikan sehingga grafik yang belum selesai terhenti
dan dapat dikatakan kesalahan tersebut terjadi kerana human error.

Dari data-data yang didapatkan tersebut dapat ditentukan pula konsentrasi


dari sampel dengan perhitungan yang runtut. Untuk titik pada grafik HCl
didapatkan volume rata rata sebesar 10,33 mL dan konsentrasi hasil perhitungan
didapatkan 0,194 N namun pada teoritis konsentrasi HCl adalah 0,1 N
penyimpangan yang terjadi dapat dikatakan bahwa adanya human error karena
ketika melihat pH meter dengan Multidisomat 645 tidak secara bersamaan
sehingga pH meter tertinggal beberapa poin. Sedangkan pada sampel CH3COOH
didapatkan volume rata rata sebesar 6,56 mL dan konsentrasi hasil perhitungan
yaitu 0,305 N namun pada teoritis konsentrasi adalah 0,1 N. dapat dilihat bahwa
penyimpangan yang terjadi cukup besar, sama seperti percobaan sebelumnya yaitu
adanya human error ketika melihat pHmeter dan Multidisomat 654 tidak
bersamaan sehingga tertinggal beberapa poin seharusnya dilihat secara bersamaan.
VIII. Kesimpulan
IX. Aspek K3
1. Jika tangan terkena larutan HCL maka, bilas dengan air mengalir
minimal 15 menit.
2. Manetic Stirer tidak boleh tersentuh dengan elektroda kaca
kombinasi agar tidak pecah pada salah satu bahan.
3. Alat harus digunakan sesuai dengan SOP yang berlaku.
X. Kesimpulan
XI. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai