II. Tujuan : Dapat mengoperasikan alat Combitirator untuk berbagai cara titrasi
(asam-basa, titrasi dengan titik akhir yang ditentukan)
1. Titrasi pada titik akhir yang ditentukan (end point mode with delay)
Titik akhir titrasi (pH atau mV) ditentukan terlebih dahulu. Letak titik
akhir tergantung pada suasana larutan seperti konsentrasi garam,
kekentalan, kadar pelarut organik dan sebagainya.
2. Merekam grafik titrasi (CRV mode)
Rekaman dimulai pada pH/potensial yang diatur terlebih dulu, kemudian
akan berlangsung sesuai dengan jarak pH/potensial. Hasil rekaman berupa
grafik dan untuk menentukan titik akhir titrasi dengan dua cara yaitu dua
garis sejajar untuk kurva simetris dan dua lingkaran untuk kurva tidak
simetris.
3. Mempertahankan nilai yang diukur (Start mode: EP with t delay = )
Impulsomat digunakan sebagai alat pengatur untuk mempertahankan nilai
acuan (set point). Bentuk kurva memberi informasi tentang tipe reaksi dan
dapat diperoleh parameter yang berguna, misal hidrolisa anhidrida,
pemisahan senyawa secara enzimatis dan denaturasi protein.
Daftar Alat :
Daftar Bahan :
Tombol 13 dan
Ucomp tidak diubah
B. Titrasi NaOH HCl dengan Titik Akhir Tertentu
Percobaan 2:
CH3COOH dynamic 2 = 32,5/100 x 20 = 6,5
CH3COOH dynamic 4 = 33/100 x 20 =6,6
CH3COOH dynamic 8 = 33/100 x 20 =6,6
NNaOH x VNaOH = NCH3COOH x VCH3COOH
0,1 x 20 = NHCL x 6,6
0,303 N = NHCL
VII. Pembahasan
(Latifatul Qolbi)
Pada praktikum kali ini kami mendapatkan hasil grafik dari volume larutan
HCL dan CH3COOH yang berbentuk grafik lurus. Pada percobaan pertama pada
larutan HCL diberi beberapa variasi dengan mengubah dynamic. Untuk
percoban yang pertama ini variasinya dynamic 3, dynamic 6, dynamic 9. Tujuan
perubahan variasi ini agar dapat menetukan perbandingan volume pada saat
proses tirasi. Pada dynamic 3 didapatkan hasil volume yang keluar pada grafik
yaitu 51; dynamic 6 adalah 51,5 dan dynamic 9 adalah 52 dan masing masing
dynamic ini harus di bagi dengan volume skala pada kertas skala yaitu 100 dan
dikali dengan volume NaOH yaitu 20 dan hasilnya akan di jadikan sebagai
volume NaOH secara teoritis. Pada dynamic 3 didapatkan 10,2 ml ; dynamic 6
didapatkan 10,3 dan dynamic 9 didapatkan 10,4. Hasil dari perhitungan dynamic
ini digunakan untuk volume HCL. Secara praktikum untuk perhitungan normal
HCL adalah 0,194 N, sedangkan untuk hasil secara teoritis didapatkan 0,1 N.
Perbedaan konsentrasi ini disebabkan karena Human Eror pada saat melihat
Multi Dosimat 645 dengan pH meter kurang tepat. Seharusnya pada saat
melihat Multi Dosimat 645 berhenti secara bersamaan melihat pH meter.
Grafik yang dihasilkan dari praktikum yaitu berupa garis lurus yang
ditunjukkan melalui banyaknya volume NaOH 0,1 N yang masuk ke dalam
larutan sampel baik untuk grafik baik untuk titrasi sampel HCl ataupun Asam
Cuka atau CH3COOH. Sebagai perbandingan pada setiap sampel dilakukan
percobaan sebanyak 3 kali supaya dapat membandingkan hasilnya dengan variasi
dynamics. Pada sampel HCl digunakan dynamics factor kelipatan 3 yaitu
variasi 3, 6 dan 9 dan didapatkan grafik/garis lurus berhenti pada titik 51 ; 51,5
dan 52. Sedangkan untuk sampel CH3COOH digunakan dynamics factor
kelipatan 4 yaitu 2, 4 dan 8 dan didapatkan grafik/garis lurus berhenti pada titik
32,5 ; 33 dan 33. Dapat dilihat bahwa setiap kenaikan dynamics titik akhir titrasi
juga semakin naik atau bertambah. Namun pada sampel CH 3COOH untuk titik ke
dua dan ke tiga sama yaitu 33 hal ini dapat disebabkan karena ketika penambahan
volume NaOH 0,1 N yang dimasukkan ke dalam larutan sampel belum selesai
dengan baik tetapi proses dihentikan sehingga grafik yang belum selesai terhenti
dan dapat dikatakan kesalahan tersebut terjadi kerana human error.