Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan Penunjang :

Diagnosis pasti skabies ditegakkan dengan ditemukannya tungau


melalui pemeriksaan mikroskop, yang dapat dilakukan dengan beberapa
cara antara lain:

1. Kerokan kulit; ini dicapai dengan menempatkan setetes minyak


mineral di atas liang dan kemudian menggoreskan longitudinal
menggunakan skapel no 15. Kerokan diletakkan pada kaca objek,
diberi kaca penutup, dan dengan mikroskop pembesaran 20X atau
100X dapat dilihat tungau, telur atau skibala.

Gambar 4. Pemeriksaan mikroskopik dengan minyak mineral setelah


dilakukan pengerokan kulit yang didapatkan kutu betina yang hamil
dengan telur berbentuk oval, telur warna keabuan dan terdapat kotoran.

2. Pengambil tungau dengan jarum; jarum dimasukan ke dalam bagian


yang gelap dan digerakan tangensial. Tungau akan memegang ujung
jarum dan dapat diangkat keluar.
3. Epidermal shave biopsi; menemukan terowongan atau papul yang
dicurigai diantara ibu jari dan jari telenjuk, dengan hati-hati diiris
puncak lesi dengan skapel no 15 yang dilakukan sejajar dengan kulit.
Biopsi dilakukan sangat superfisial sehingga tidak terjadi pendarahan
dan tidak perlu anastesi spesimen diletakan pada gelas objek lalu
ditetesi minyak mineral dan diperiksa dengan mikroskop.
4. Kuretasi terowongan (kuret dermal); yaitu kuretasi superfisial
mengikuti sumbu panjang terowongan atau puncak papul kemudian
kerokan diperiksa dengan mikroskop, setelah diletakkan di gelas objek
dan ditetesi minyak mineral.
5. Tes tinta Burrow; papul skabies dilapisi dengan tinta pena, kemudian
segera dihapus dengan alkohol, maka jejak terowongan akan terlihat
sebagai garis karakteristik, berbelok-belok, karena tinta yang masuk.
Tes ini dapat dilakukan pada anak-anak dan pasien non-koperatif.
6. Tetrasiklin topikal; larutan tetrasiklin dioleskan pada terowongan yang
dicurigai dan dikeringkan selama 5 menit. Setelah itu hapus larutan
tersebut dengan isoproplalkohol. Tetrasiklin akan berpenetrasi ke
dalam melalui kerusakan stratum korneum dan terowongan akan
tampak pada penyinaran lampu Wood, sebagai garis linear berwarna
kuning kehijauan sehingga tungau dapat ditemukan.
7. Apusan kulit; kulit dibersihkan dengan eter, kemudian diletakan selotip
pada lesi dan diangkat dengan gerakan cepat. Selotip kemudian
diletakkan diatas gelas obyek (enam buah dari lesi yang sama pada
satu gelas obyek) dan diperiksa dengan mikroskop.
8. Biopsi plong; dilakukan pada lesi yang tidak mengalami ekskoriasi dan
dikerjakan dengan potongan serial. Kemudian diperiksa dengan teliti
untuk menemukan tungau atau produknya dalam stratum korneum.

Mengapa pengobatan pada scabies jika tidak berhasil harus di ulang 1 minggu kemudian ?

Karena berdasarkan teori masa inkubasi yang diperlukan Sarcoptes


scabiei dari telur hingga bentuk dewasa ialah 10-14 hari.

Tempat perideleksi scabies, kenapa jarang pada wajah ?

Karena tempat predileksi Sarcoptes scabiei yang paling disukai yaitu pada
stratum korneum yang tipis: sela jari tangan, pergelangan tangan, siku luar, lipat ketiak
depan, areola (wanita), umbilikus, bokong, genital eksterna (pria), perut bagian bawah.
Pada wajah jarang terjadi. Pada bayi menyerang telapak tangan dan telapak kaki, aksila,
dan skalp.
Patogenesisi Creeping eruption dan terapi :

Penularan CLM berkaitan dengan siklus hidup cacing. Feses anjing dan kucing
yang mengandung telur cacing sering ditemukan di tanah atau pasir. Pada kondisi
lembap, hangat, dan teduh, telur akan menetas dalam satu sampai dua hari. Larva
rhabditiform berkembang di tinja dan/atau tanah, menjadi larva filariform (larva stadium
tiga) infektif setelah lima sampai sepuluh hari. Larva infektif dapat bertahan sampai
beberapa bulan pada tempat yang terlindung dari cahaya matahari langsung dan kondisi
lingkungan yang hangat dan lembap. Larva Ancylostoma caninum bereaksi terhadap
getaran tanah dan peningkatan temperatur sehingga membantu untuk menemukan
pejamu baru. Pergerakan larva ini juga distimulasi oleh karbon dioksida pada
udara.Larva infektif masuk ke dalam tubuh pejamu dengan cara menembus kulit
langsung. Larva kontak dengan pejamu hewan (anjing atau kucing), menembus kulit,
dibawa melalui pembuluh darah menuju jantung dan paru. Larva kemudian menembus
alveoli, naik ke bronkiolus menuju faring dan tertelan. Larva mencapai usus kecil,
kemudian tinggal dan menjadi dewasa. Cacing dewasa hidup dalam lumen usus kecil
dan menempel di dinding usus. Sebagian larva ditemukan di jaringan menjadi sumber
infeksi bagi anak anjing melalui transmammary atau transplasenta. Manusia terinfeksi
dengan cara larva filariform menembus kulit. Larva tidak dapat berkembang lebih lanjut
di tubuh manusia. Larva kemudian bermigrasi tanpa tujuan di epidermis. Sebagian larva
dapat bertahan pada jaringan lebih dalam setelah migrasi di kulit.

Gatal ringan lokal dan papul pada tempat infeksi menandakan awitan penyakit. Sakit
menyengat terjadi secara intermiten serta garis berkelok dan merah terbentuk di kulit.

Terapi :

Pemberian krim tiabendazol 10-15% merupakan tatalaksana khusus topikal pada


CLM. Krim dioleskan terbatas pada lesi multipel dan harus dioleskan tiga kali sehari
selama lima belas hari. Pemberian topikal krim tiabendazol terbukti sama efektif dengan
oral ivermectin. Krim tiabendazol kurang efektif pada lesi yang multipel atau menyebar,
serta tidak efektif pada folikulitis cacing tambang.
Tata laksana khusus sistemik pada CLM adalah pemberian tablet ivermectin atau
albandazol. Ivermectin dosis tunggal 200 g/kgBB (pada anak-anak, dosis tunggal 150
g per kgBB) adalah terapi utama dengan tingkat kesembuhan 80-100%. Pemberian
Albendazol 400-800 mg/hari (pada anak 10-15 mg/kgBB/hari, maksimum 800 mg/hari)
dapat diberikan selamat iga sampai lima hari memiliki tingkat kesembuhan lebih tinggi
yaitu 80-100%. Tiabendazol oral kurang efektif dan lebih toksik. Antihistamin tidak
dapat mengobati gatal karena gatal pada CLM tidakdisebabkan histamin.

Banyak dokter memaksakan semprotan etil klorida, karbon dioksida salju, atau nitrogen
cair sebagai tata laksana CLM. Tata laksana berupa tindakan pada CLM terbukti tidak
efektif dan dapat menyiksa pasien. Pembekukan lesi tidak akan efektif karena larva
biasanya berlokasi empat sampai lima sentimeter dari ujung creeping eruption. Larva
juga telah terbukti bertahan jika dibekukan. Selain itu, bedah beku terasa sakit dan dapat
menyebabkan terbentuknya bula yang dapat menjadi ulkus

Anda mungkin juga menyukai