Anda di halaman 1dari 59

Republik korea selatan

Sejarah Korea Selatan secara resmi dimulai ketika pembentukan negara Korea Selatan pada 15
Agustus 1948, meskipun Syngman Rhee telah mendeklarasikan pembentukannya di Seoul pada
13 Agustus.

Setelah Penjajahan Jepang di Korea yang berakhir karena kekalahan Jepang pada Perang Dunia
II tahun 1945, Korea dibagi menjadi dua wilayah berdasarkan garis 38 derajat lintang utara
sesuai dengan perjanjian yang diadakan oleh PBB. Uni Soviet di bagian utara dan Amerika
Serikat di bagian selatan.Uni Soviet dan Amerika Serikat tidak berhasil mencapai kesepakatan
mengenai implementasi penyatuan Korea.Hal ini mengakibatkan pembentukan pemerintahan
yang terpisah dengan masing-masing pemerintah mengklaim memiliki wilayah resmi atas
seluruh Korea.

Sejarah Korea Selatan dalam perkembangannya diwarnai oleh pemerintahan yang demokratis
dan otokratis secara bergantian.Republik pertama yang awalnya diklaim sebagai pemerintahan
yang demokratis lama kelamaan menjadi otokratis hingga akhirnya jatuh pada tahun
1960.Republik kedua yang benar-benar demokratis harus dijatuhkan oleh rezim militer yang
otokratis dalam waktu yang singkat.Republik keenam merupakan pemerintahan yang stabil dan
menganut asas demokrasi liberal.

Utara. Namun, banyak pendukung komunis bergerak di bawah tanah dan terus menyebabkan
masalah-masalah politik dan ekonomi yang pelik di Korea Selatan. Korea Selatan saat itu
dipimpin oleh Syngman Rhee, yang ditunjuk AS sebagai pemimpin Pemerintahan Sementara
Korea.

Daftar isi

1 Peristiwa sebelum kemerdekaan

2 Kemerdekaan

3 Pembagian dan pendudukan asing atas Korea


4 Pendirian Republik Korea

5 Perang Korea

5.1 Ancaman Korea Utara

5.2 Meletusnya perang

5.3 Akhir perang

6 Republik Pertama pasca Perang Korea

7 Revolusi April

8 Kudeta Militer Mei

9 Periode industrialisasi dan kemajuan ekonomi

10 Republik Kelima

11 Pranala luar

12 Referensi

Peristiwa sebelum kemerdekaan

Deklarasi Kairo pada bulan Desember 1943 oleh Sekutu yang tergabung atas Inggris, Cina dan
Amerika Serikat, menyatakan bahwa Korea akan dibebaskan dari penjajahan Jepang dan akan
menjadi negara merdeka "pada waktunya, walaupun presiden Amerika Serikat Franklin D.
Roosevelt memiliki rencana yang berbeda untuk Korea, rakyat Korea menerjemahkan arti "pada
waktunya" sebagai "saat dimana Perang Pasifik berakhir dan kekuasaan Jepang disingkirkan dari
Korea".

Kemerdekaan

Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyatakan penyerahan tanpa syarat kepada Tentara
Sekutu dan kemerdekaan yang telah lama diharapkan rakyat Korea akhirnya tiba. Pada hari itu,
para pemimpin negara, termasuk Yeo Un-hyeong, membentuk Komite Persiapan untuk Pendirian
Negara Korea. Berbagai aktivitas diselenggarakan di seluruh negeri untuk mendukung persiapan
itu. Para pejuang kemerdekaan yang berjuang di luar negeri kembali ke Korea.

Namun, Amerika Serikat memiliki rencana untuk membagi Semenanjung Korea sepanjang
pararel ke-38 menjadi dua zona operasi militer untuk Amerika Serikat dan Uni Soviet. Lebih
lanjut, rencana Amerika Serikat sebenarnya adalah bukan menjadikan Korea negara merdeka
sesegera mungkin setelah merdeka. Malahan Roosevelt ingin menjadikan Korea sebagai negara
di bawah Perwalian Sekutu selama 35 tahun setelah bebas dari Jepang. Jendral R.Hodge,
komandan AS di Korea, mengerahkan Pemerintahan Militer Bersenjata AS (US Army Military
Goverment) dan menjadikan Korea bagian selatan sebagai daerah di bawah peraturan militer
Amerika Serikat. Bangsa Korea sangat kecewa dan geram. Perasaan simpati mereka terhadap
Amerika Serikat langsung dingin.

Pembagian dan pendudukan asing atas Korea

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pembagian Korea

Hal yang kembali menimbulkan kemarahan rakyat Korea terhadap Sekutu adalah Kebijakan
Moskow pada bulan Desember 1945. Sekutu bertemu di Moskow dan membuat rencana
pembentukan Komisi Gabungan Amerika Serikat - Uni Soviet guna mendirikan pemerintahan di
Korea dan mengendalikannya di bawah perwalian 5 tahun. Rencana ini ditolak rakyat Korea
yang menganggap hal tersebut merupakan pelecehan terhadap usaha dan perjuangan mereka
untuk merdeka dari penjajahan selama 36 tahun. Rakyat Korea melakukan protes besar-besaran
di seluruh negeri untuk menentang Kebijakan Moskow, namun di awal 1946, komunis di Korea
Utara dan Korea Selatan mendukung kebijakan tersebut karena ditekan oleh Uni Soviet.
Sebanyak 2 juta orang yang menentang rencana tersebut mengungsi dari Korea bagian utara ke
selatan. Selama periode 1946 sampai 1948, otoritas Soviet memberikan dukungan penuh kepada
pemimpin komunis Kim Il-sung. Kim yang datang ke Korea dengan pasukan Uni Soviet telah
menjadi boneka komunis yang berpengaruh di Korea bagian utara. Setelah menyingkirkan semua
organisasi nasionalis, Kim Il-sung menjadi pemimpin Pemerintahan Korea Sementara di bawah
kendali Uni Soviet. Dengan pengaruh negara komunis tersebut, Kim Il-sung mengkomuniskan
Korea Utara. Pada masa pemerintahan Amerika Serikat, prinsip-prinsip demokrasi diperkenalkan
di pihak Korea Selatan. Namun begitu, tentara nasional tidak mendukung kebijakan AS.
Demokrasi yang dibawa AS meningkatkan pertumbuhan organisasi-organisasi sosial dan politik,
tak terkecuali bagi pendukung komunis. Saat Partai Komunis Korea, yang mengubah namanya
menjadi Partai Buruh Korea Selatan, menghasut gerakan buruh, mencetak uang palsu dan terlibat
dalam aktivitas ilegal, Pemerintahan Militer AS menekan dan memaksa mereka pergi ke Korea
Utara. Namun, banyak pendukung komunis bergerak di bawah tanah dan terus menyebabkan
masalah-masalah politik dan ekonomi yang pelik di Korea Selatan. Korea Selatan saat itu
dipimpin oleh Syngman Rhee, yang ditunjuk AS sebagai pemimpin Pemerintahan Sementara
Korea.

Pendirian Republik Korea

Amerika Serikat meminta bantuan kepada Perserikatan Bangsa Bangsa pada bulan September
1947 mengenai nasib Korea Selatan selanjutnya. Majelis Agung PBB membuat resolusi pada
bulan November untuk membentuk dan mengirim UNTCOK (United Nations Temporary
Commision on Korea) atau Komisi Sementara PBB di Korea untuk mengadakan pemilu dan
merancang pemerintahan yang resmi guna mengakhiri pendudukan asing atas Korea. Rakyat
Korea menginginkan diakhirinya pendudukan asing atas negara mereka secepat mungkin dan
mendukung rencana PBB. Rencana ini juga didukung oleh tokoh nasionalis seperti Syngman
Rhee dan pendukungnya. Pemilu diadakan pada tanggal 10 Mei 1948. Pada tanggal 15 Agustus
1948, Republik Korea sah berdiri. Syngman Rhee mengambil sumpah jabatan sebagai presiden
pertama Republik Korea (Korea Selatan). Sementara itu, Korea Utara mulai melaksanakan
rencana di bawah Uni Soviet dan menangkat Kim Il-sung sebagai presiden Republik Demokratik
Rakyat Korea (DPRK) pada bulan September 1948.

Perang Korea

Ancaman Korea Utara

Pemerintah Korea Selatan meminta agar Amerika Serikat tetap menempatkan pasukannya lebih
lama. Namun AS menarik pasukannya di akhir musim panas tahun 1949, meninggalkan 96.000
tentara Korea Selatan yang tak terlatih dan miskin persenjataan dengan hanya 500 orang
penasehat militer AS. Lain halnya dengan Korea Utara yang menerima bantuan perlengkapan
militer yang besar, yaitu 200 jet tempur dan 500 tank sebelum menarik pasukannya. Selain itu,
2500 orang penasehat militer Soviet masih tinggal untuk melatih 175.000 pasukan Korea Utara.
Pada bulan Juni 1950, jumlah pasukan Korea Utara telah tumbuh menjadi 200.000 orang.
Dengan pertumbuhan kekuatan militer dan dukungan Soviet, Korea Utara meningkatkan
ancaman untuk menumbangkan Korea Selatan.

Meletusnya perang

Pada tanggal 25 Juni 1950, pasukan Korea Utara menyerbu Korea Selatan dari banyak front di
sepanjang paralel ke-38. Rezim Kim Il-sung didukung penuh oleh Cina dan Uni Soviet. Pasukan
Korea Utara menduduki Seoul pada hari ketiga perang dan perlahan melancarkan serangan ke
arah selatan. Dua hari kemudian, pasukan AS mendarat dan membantu Korea Selatan. Setelah
itu, 16 negara mengirimkan tentaranya sebagai pasukan PBB ikut berperang di pihak Korea
Selatan. Pasukan Korea Selatan terus mundur ke selatan semenanjung sampai September 1950.
Dengan partisipasi pasukan PBB, Korea Selatan melancarkan serangan balasan dan menduduki
sebagian besar wilayah semenanjung pada pertengahan Oktober. Korea Utara mendapat bantuan
dari tentara Cina yang berjumlah besar sehingga Perang Korea kini menjadi ajang konfrontasi
antara kapitalis yang dipimpin AS dan sosialis Uni Soviet. Karena bantuan Cina, pihak Korea
Selatan dan pasukan PBB kembali mundur. Kedua belah pihak "mandek" di sepanjang paralel
ke-38 dan tidak mungkin lagi bisa bergerak maju. AS dan Uni Soviet memulai perundingan
gencatan senjata dalam setahun pertama perang. Namun, kedua pihak terus melancarkan
serangan pada dua tahun berikutnya demi ambisi memenangkan perang. Di akhir perang, total
korban tewas mencapai 4,5 juta jiwa.

Akhir perang

Pada tanggal 25 Juli 1953, persetujuan gencatan senjata ditandatangani, walaupun Korea Selatan
yang menginginkan pertempuran terus dilanjutkan untuk merebut seluruh semenanjung, menolak
menandatanganinya. Kedua pihak juga gagal menyetujui hubungan untuk berdamai.

Hasil gencatan senjata adalah dijadikannya Zona Demiliterisasi Korea yang merupakan garis
depan pertempuran sebagai tembok pembatas antar negara. Ambisi Korea Utara untuk
menaklukkan Korea Selatan telah gagal, namun perang telah merusak fasilitas umum di Korea
Selatan. Sekitar 2 juta orang Korea Utara melarikan diri ke selatan. Pada tahun 1954, perjanjian
keamanan antara AS dan Korea Selatan disahkan dan dengan perjanjian itu, bantuan militer AS
ke Korea Selatan dimulai guna memperkuat angkatan bersenjatanya. Perang yang dimulai oleh
Korea Utara hanya membuat rakyat Korea Selatan menjadi semakin anti-komunis.

Republik Pertama pasca Perang Korea

Revolusi April

Pada tanggal 19 April 1960, para mahasiswa melakukan demonstrasi besar-besaran di ibukota
sebagai bentuk protes terhadap upaya presiden Syngman Rhee yang tetap mempertahankan
kedudukan karena melakukan kecurangan dalam pemilu yang telah dilakukan pada 15 Maret
1960. Ia telah memperpanjang masa kepemimpinannya dua kali lewat amendemen konstitusional
tahun 1952 dan 1954. Mahasiswa menuntut agar hasil pemilu tersebut dibatalkan. Polisi
melepaskan tembakan dan memicu bentrokan dengan mahasiswa yang didukung oleh
masyarakat dan militer. Tentara diperintahkan oleh pemerintah untuk bergerak saat polisi sudah
tidak mampu lagi untuk menghalangi para pendemo yang berkumpul di depan kantor
kepresidenan, namun tentara mengabaikan perintah tersebut. Dalam Revolusi April, total 184
orang tewas dan 6000 terluka karena bentrokan dengan polisi. Presiden Rhee dan kabinetnya
bubar dan Republik Pertama pada April 1960. Revolusi ini merupakan perjuangan hak asasi
manusia rakyat Korea yang pertama dalam sejarah Korea dan juga sebagai bentuk perjuangan
demokrasi rakyatnya.

8.Kudeta Militer Mei

Dua badan legislatif baru dari Majelis Nasional mengamendemen konstitusi dan memilih Yun
Po-sun sebagai presiden. Presiden Yun menunjuk Chang Myon sebagai perdana menteri. Dengan
begitu, berdirilah Republik Kedua pada bulan Juli 1960. Pemerintahan yang baru dan Partai
Demokrat yang berkuasa masih belum mampu untuk meningkatkan kondisi perekonomian,
menunjukkan kepemimpinan politik atau mengendalikan pengaruh Komunis di Korea Selatan.
Ancaman dari Korea Utara meningkat ketika keadaan pemerintahan jadi sangat lemah dalam
mengendalikan permasalahan-permasalahan dalam negeri.
Takut akan ancaman yang semakin sering dari Korea Utara, Jendral Park Chung-hee melakukan
revolusi militer pada tanggal 16 Mei 1961. Park Chung-hee yang mendirikan junta berhasil
mengembalikan stabilitas sosial. Dua buah partai baru lahir, yaitu Partai Republik Demokrasi
dan Partai Demokrasi Baru. Rencana Pengembangan Ekonomi 5 Tahun dimulai pada tahun 1962.

9.Periode industrialisasi dan kemajuan ekonomi

Mulai tahun 1962, Korea Selatan melaksanakan rencana ekonomi dengan meminjam dana dari
negara lain. Yang pertama dilakukan adalah memproduksi barang dengan menggunakan mesin
dan material impor untuk kemudian diekspor. Dalam periode ini, berbagai sarana industri
dibangun dan pemerintah membuat kebijakan yang mempermudah masuknya investasi asing.
Ditambah dengan tenaga kerja yang sangat terampil, Korea Selatan bisa membuat produk yang
menyaingi produk dari negara industri. Pada tahun 1970-an, industri berkembang ke bidang
kimia berat. Ekspor produk-produk kimia berat meningkat pesat pada periode ini.

10.Republik Kelima

Pada tahun 1979, Presiden Park Chung-hee terbunuh dan periode Republik Keempat berakhir.
Pemerintahan kemudian beralih ke tangan jenderal bernama Chun Doo-hwan. Di bawah
konstitusi baru, Jenderal Chun terpilih sebagai presiden Republik Kelima. Naiknya Chun diikuti
ketidakpuasan masyarakat yang menginginkan transisi yang demokratis. Awal periode ini
diwarnai dengan peristiwa Pergerakan Demokratisasi Mei yang terjadi di Gwangju.

Ras / Etnis

Penduduk Korea adalah suatu masyarakat yang berasal dari satu etnis yang sama. Menurut penelitian, pendud
berasal dari etnis Tungusik yang merupakan keturunan dari orang Mongol yang bermigrasi ke Peninsula Korea
Tengah pada zaman dahulu.

Statistika Penduduk
Jumlah penduduk Korea Selatan jauh lebih banyak dibandingkan Korea Utara karena perbedaan luas yang cuk
Jumlah penduduk Korea Selatan adalah sekitar 48.289.037 jiwa (menurut statistika 2002) sedangkan jumlah p
Korea Utara adalah 22.224.195 jiwa (menurut statistika 2002). Hal ini menyebabkan perbedaan kebijakan pen
negara tersebut. Di Korea Utara, setiap keluarga dianjurkan untuk memiliki keluarga yang cukup besar (lebih ku
orang anak tiap keluarga) sedangkan di Korea Selatan setiap keluarga diharus maksimal memiliki satu anak. Jum
yang berlebihan di Korea Selatan akan dikenakan pajak yang sangat tinggi. Tingkat pertumbuhan penduduk K
tahun pada saat ini adalah 0,6% dan diperkirakan akan turun menjadi 0,06% pada tahun 2020.

Mata Pencaharian Penduduk

Dari grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa:

Mata Pencaharian Primer (hijau) sepeti agrikultur, perkebunan, dan perikanan merupakan mata pencaharian uta
tahun 1960-an tetapi waktu ke waktu terus berkurang sehingga pada saat ini merupakan mata pencaharian yan
tidak popular.

Mata Pencaharian Sekunder (Merah) sepeti pertambangan dan manufaktur pada awalnya kurang digemari p
tetapi pada tahun 1990 sektor ini meningkat. Akan tetapi, pada tahun-tahun berikutnya jumlah pekerja di s
menurun sedikit demi sedikit.

Mata Pencaharian Tersier (Biru) seperti pelayanan dan jasa pada awalnya cukup banyak pekerjanya. Sampai
sektor ini lah yang paling banyak dipenuhi oleh pekerja-pekerja Korea .

Hasil-Hasil Produksi Korea

Dari bidang agrikultur (total produksi tahun


1. Beras (5.515.000
2. Gandum (272.000
3. Kacang Kedelai (140.000
4. Kentang (205.000 ton)

Dari bidang peternakan (total produksi tahun


1. Sapi (untuk daging) (1.406.000
2. Sapi (untuk susu) (548.000
3. Ayam (102.393.000
4. Babi (8.720.000 ekor)

Hasil Tambang Utama, antara lain batubara, bijih besi, tembaga, timbel, seng, tungsten, emas, grafit, fosfat, p
tembaga.

Hasil Industri Utama, antara lain besi dan baja, pengolahan makanan, tekstil, perikanan, mesin listrik, traktor d
pertanian lain, semen, mesin pertambangan, mineral, kimia, mesin diesel, ban karet, sepatu, kertas, gelas, dan kay

Ekspor Utama, antara lain baja, produk pertanian, mineral, kimia, pakaian, kayu lapis, barang elektronik, da
Impor Utama, antara lain bahan bakar.

Tata ruang kota

Semua orang pasti ingin berangkat ke tujuan dengan cepat dan tepat waktu. Karena saat kita bisa
datang tepat waktu di lokasi tujuan, maka kita bisa melakukan lebih banyak hal seseuai agenda
yang telah kita miliki. Dari sini maka peranan infrastruktur transportasi sangatlah krusial untuk
mewujudkan hal ini. Nah di kota Seoul yang merupakan ibu kota Korea Selatan, Anda akan
mendapatkan transportasi yang tepat waktu tersebut.

Tak main-main memang apa yang dilakukan negara Korea Selatan untuk membangun
infrastruktur transportasinya. Pasalnya dengan sepanjang 508 kilometer dan melintasi sekitar 25
distrik, kereta bawah tanah Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan infrastruktur dan
layanan transportasi umum terbaik. Lalu seperti apakah cerita dari infrastruktur transportasi yang
ada di negeri gingseng Korea Selatan ini? berikut ulasannya.

Jaringan Kereta Api Bawah Tanah

Seperti pada umumnya negara-negara maju, Korea Selatan juga membangun infrastruktur
jaringan kereta api bawah tanah. Di kota Seoul sendiri jaringan kereta api bawah tanah yang ada
memiliki panjang 508 kilometer dan termasuk yang terpanjang di dunia. Dan menariknya sistem
pelayanan kereta api di Seoul ini akan membuat kita tidak akan terlambat sampai tujuan. Sebab
kereta bawah tanah di Seoul ini tiba setiap dua menit sekali. Tidak hanya itu, di dalam kereta ini
kita juga akan bisa menjumpai tempat atau ruang khusus yang diperuntukkan untuk lansia,
wanita hamil, dan kaum difabel. Tempat khusus ini sendiri tidak bisa ditempati oleh orang lain
diluar kategori tadi. Dan jika ada yang melanggar maka Anda akan mendapatkan cibiran dari
penumpang lain.

Nah uniknya lagi di kereta bawah tanah di Seoul ini adalah adanya pedangang asongan yang
akan menawarkan dagangannya pada para penumpang. Tapi jangan dikira pedagang asongan di
kereta Seoul ini tampak seperti di Indonesia, tapi disana meraka tampak berpenampilan rapi,
gaya dan lebih praktis. Hal menarik lainnya yang bisa kita dapati di kereta bawah tanah di Seoul
ini adalah adanya kebebasan menikmati akses WiFi tanpa batas.
Demografi Korea Selatan

Aritkel ini adalah tentang demografi dan populasiKorea Selatan, termasuk kepadatan penduduk,
etnisitas, taraf pendidikan, kesehatan, status ekonomi, agama, dan aspek lain dari populasinya.

Daftar isi

1 Latar belakang

2 Perbedaan regional

3 Stereotipe

4 Kecenderungan populasi

4.1 Pola permukiman populasi

4.2 Urbanisasi

5 Imigrasi ke luar negeri

5.1 Suku bangsa

6 Statistik demografis CIA World Factbook

6.1 Struktur usia

6.2 Pertumbuhan

6.3 Rasio jenis kelamin

6.4 Harapan hidup

6.5 Agama

6.6 Melek huruf

7 Referensi

8 Lihat pula
9 Pranala luar

Latar belakang

Walaupun banyak terjadi imigrasi dari berbagai negara Asia ke Semenanjung Korea dalam abad
terakhir ini, sangat sedikit yang bermukim secara permanen, jadi sejak tahun 1990 kedua Korea
(Selatan dan Utara) adalah salah sekian dari negara di dunia yang mempunyai komponen suku
bangsa yang paling homogen. Jumlah suku minoritas sangat kecil. Di Korea Selatan, persentase
populasi warga negara asing terdata sangat kecil dan umumnya bertempat tinggal hanya untuk
sementara, di antaranya orang Cina, Jepang, kulit putih (Eropa, Amerika dll), Asia Tenggara, dan
Asia Selatan.

Rakyat Korea cenderung menyamakan istilah kebangsaan atau kewarganegaraan dalam


pandangan satu kelompok etnis yang homogen yang dinamakan minjok. Bahasa dan budaya yang
sama dimiliki juga dipandang sebagai elemen penting sebagai identitas Korea. Ide negara yang
multirasial atau multietnis dipandang ganjil dan tidak cocok untuk negara seperti Korea.

Perbedaan regional

Walaupun mempunyai latar belakang etnis yang homogen, namun setiap daerah mempunyai
perbedaan regional masing-masing. Di Korea Selatan, perbedaan regional yang terpenting ada di
antara wilayah provinsi Gyeongsang yang terbagi atas Gyeongsang Utara dan Gyeongsang
Selatan dengan provinsi Jeolla yang juga terbagi atas provinsi Jeolla Utara dan Jeolla Selatan.
Dua wilayah yang dipisahkan oleh rangkaian Gunung Jiri ini, mewariskan sikap persaingan sejak
zaman Tiga Kerajaan, saat kerajaan Baekje dan Silla bersaing untuk menguasai Semenanjung
Korea.

Para peneliti mencatat bahwa perkawinan antar-wilayah ini sangat jarang, dan 4 jalur jalan tol
baru yang dibuka pada tahun 1990 untuk menghubungkan Gwangju dan Daegu, ibukota Jeolla
Selatan dan Gyeongsang Utara, tidak pernah berhasil mempromosikan pariwisata kedua wilayah
tersebut. Elit politik Korea Selatan, termasuk presiden Park Chung Hee, Chun Doo Hwan, dan
Roh Tae Woo, semuanya berasal dari wilayah Gyeongsang. Oleh karena itu Gyeongsang disebut-
sebut sebagai lumbung elit politik Korea Selatan. Kontras, Jeolla masih tetap menjadi wilayah
pedesaan yang kurang berkembang dan miskin. Selain itu rakyat Jeolla dikenal memiliki reputasi
suka membangkang.

Kekacauan regional memuncak saat meletusnya Insiden Gwangju tahun 1980 yang menelan
korban jiwa sekitar 200 orang di Jeolla Selatan akibat terbunuh oleh pasukan pemerintah. Banyak
yang menyebut bahwa tentara yang dikirim berasal dari Gyeongsang.

Stereotipe

Ragam stereotipe regional seperti dialek, telah diatasi dengan pengesahan pendidikan yang
tersentralisasi, penyebarluasan media ke seluruh negeri serta perpindahan penduduk secara
bertahap. Namun begitu, stereotipe dipandang penting bagi kebanyakan rakyat Korea. Contohnya,
orang Gyeonggi, termasuk Seoul dianggap sebagai masyarakat yang berbudaya, orang dari
Chungcheong dipandang berperangai lemah lembut seperti yangban. Orang dari Gangwon
dianggap miskin dan bebal, sementara orang dari Korea Utara seperti wilayah Pyongan,
Hwanghae dan Hamgyong dipandang bersifat cerdas dan agresif. Orang Jeju dipandang
berkemauan kuat dan kaum wanitanya mandiri.

Kecenderungan populasi

Populasi Korea Selatan telah berkembang sangat pesat semenjak berdirinya negara republik ini
pada tahun 1948. Pada saat sensus untuk pertama kalinya pada tahun 1949, jumlah populasi
Korea Selatan mencapai 20.188.641 jiwa. Sensus pada tahun 1985 mencapai angka 40.466.577
jiwa. Pertumbuhan penduduk Korea Selatan cukup lambat, per tahunnya hanya 1,1 % dari tahun
1949 sampai 1955, saat jumlah penduduk menembus angka 21,5 juta jiwa. Pertumbuhan
selanjutnya menjadi lebih cepat antara tahun 1955 dan 1966 dengan populasi mencapai 29,2 juta
jiwa atau dengan angka pertumbuhan penduduk rata-rata 2,8 %, namun selanjutnya menurun
secara signifikan selama periode 1966 sampai 1985 dengan persentase pertumbuhan 1,7. Sesudah
itu pun menjadi semakin lambat sampai kurang dari 1 %, seperti yang terjadi di negara-negara
industri lain dan ini juga merupakan hasil yang ditargetkan oleh Kementerian Kesehatan dan
Hubungan Sosial pada tahun 1990-an. Populasi mencapai 42,2 juta jiwa pada tanggal 1 Januari
1989.

Proporsi total jumlah penduduk di bawah usia 15 tahun mengalami kenaikan dan penurunan
seiring dengan pertumbuhan penduduk. Pada tahun 1955, sekitar 41,2 % jumlah populasi adalah
usia di bawah 15 tahun, persentase tersebut naik menjadi 43,5 % pada tahun 1966 sebelum turun
drastis ke angka 38,3 % pada tahun 1975, 34,2 % pada tahun 1980 dan 29,9 % pada tahun 1985.
Pada masa lalu, proporsi anak-anak yang besar dalam masyarakat turut membebani kondisi
perekonomian negara, khususnya dikarenakan sejumlah besar sumber daya dicurahkan untuk
meningkatkan fasilitas pendidikan. Dengan menurunnya angka pertumbuhan penduduk dan
meningkatnya kelompok usia menengah (dari usia 18,7 tahun sampai 21,8 tahun antara tahun
1960 dan 1980), struktur usia piramida populasi telah berubah menjadi seperti yang umum
dijumpai di negara-negara industri lain.

Penurunan angka pertumbuhan penduduk serta kelompok usia di bawah 15 tahun setelah tahun
1966 menunjukkan kesuksesan dari program pengendalian kelahiran, baik secara resmi maupun
tidak. Pemerintahan Presiden Syngman Rhee (1948-1960) dikenal agak konservatif dalam
menangani pengendalian kelahiran. Walaupun kampanye keluarga berencana pertama kali
diprakarsai oleh kelompok gereja Kristen pada tahun 1957, baru sampai tahun 1962 pada masa
pemerintahan Park Chung Hee dimana dimulainya program keluarga berencana secara luas di
seluruh negeri, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Faktor lain
yang ikut berkontribusi terhadap menurunnya angka pertumbuhan penduduk adalah urbanisasi,
usia pernikahan yang melambat untuk pria maupun wanita, taraf pendidikan yang semakin tinggi,
besarnya jumlah angkatan kerja wanita, serta standar kesehatan yang semakin baik.

Lembaga-lembaga masyarakat baik yang umum ataupun privat ikut terlibat dalam program
keluarga berencana bersama badan-badan pemerintahan seperti Kementrian Kesehatan dan
Hubungan Sosial, Kementrian Hubungan Rumah Tangga, Federasi Keluarga Berencana Korea
serta Korea Institut bagian Keluarga Berencana. Di akhir tahun 1980-an, badan-badan ini aktif
dalam membagikan informasi dan alat pengendalian kelahiran, membuka ruang bagi wanita
tentang metode keluarga berencana, serta memberikan subsidi dan hak khusus (seperti pinjaman
berbunga rendah) untuk para orangtua yang telah melakukan sterilisasi. Pada tahun 1983 terdapat
426.000 orang di Korea Selatan yang melakukan sterilisasi dan pada tahun berikutnya meningkat
menjadi 502.000 orang.

Undang-Undang tahun 1973 mengenai Kesehatan Anak dan Ibu melegalkan aborsi. Pada tahun
1983, pemerintah mulai menghentikan pemberian keuntungan dari asuransi medis berupa
perawatan untuk ibu mengandung yang memiliki 3 anak atau lebih. Selain itu pemerintah juga
menghentikan pemberian potongan pajak untuk biaya pendidikan bagi orang tua yang mempunyai
2 anak atau lebih.

Seperti di Cina, orang Korea kebanyakan masih mempunyai pandangan kolot terhadap program
keluarga berencana. Orang Korea lebih memilih mempunyai anak laki-laki dibanding perempuan,
dimana di Korea yang sangat kuat pengaruh Konfusianisme sehingga anak laki-laki lebih
diutamakan karena dianggap sebagai pelindung orang tua di hari-hari tua mereka serta sebagai
penerus nama keluarga, artinya orang tua yang hanya memiliki anak perempuan biasanya akan
mempunyai anak lagi sampai mendapat anak laki-laki. Pemerintah telah mendorong pasangan
suami istri agar mempunyai satu anak saja. Hal ini telah menjadi tema yang cukup dikenal dalam
iklan di masyarakat, yang berbunyi mempunyai satu anak saja dan merawatnya dengan baik.
Total angka fertilitas (jumlah kelahiran dari seorang ibu dalam hidupnya) telah menurun dari 6,1
kelahiran pada tahun 1960 menjadi 4,2 pada tahun 1970, 2,8 pada tahun 1980 dan 2,4 pada tahun
1984. Jumlah kelahiran yang selamat meningkat pesat dari 711.810 pada tahun 1978 menjadi
917.860 pada tahun 1982. Pada tahun 1986, jumlah angka kelahiran kembali menurun menjadi
806.041 kelahiran.

Berdasarkan Lembaga Perencanaan Ekonomi pemerintah, penduduk Korea Selatan akan


mencapai total antara 46 juta sampai 48 juta jiwa sampai akhir abad ke-20, dengan angka
perutumbuhan penduduk berkisar antara 0,9 sampai 1,2 persen. Lalu populasi akan mengalami
stabilisasi (berhenti bertumbuh) pada tahun 2023 dengan populasi sekitar 52,6 juta jiwa.

Angka kelahiran di Korea Selatan kini menjadi salah satu yang terendah di dunia. Pada tahun
2006, tercatat 452.000 kelahiran dengan persentase 9,22, meningkat sedikit daripada tahun
sebelumnya yakni 438.000 kelahiran pada persentase 8,97.
Pola permukiman populasi

Korea Selatan adalah salah satu negara dengan penduduk yang paling padat di dunia, dengan
estimasi 425 jiwa per kilometer persegi pada tahun 1989 16 kali lebih padat dibanding Amerika
Serikat pada akhir dekade 1980-an. Sebagai perbandingan, pada saat itu Republik Rakyat
Tiongkok memiliki kepadatan penduduk 114 jiwa per km persegi, Jerman Barat 246 jiwa, dan
Jepang 323. Karena 70 persen daratan Korea Selatan merupakan dataran bergunung-gunung dan
populasi terkonsentrasi di dataran rendah, kepadatan penduduk aktual sebenarnya lebih tinggi
dibanding kepadatan penduduk rata-rata. Pada awal tahun 1975 saja dari 35 kota dengan populasi
50.000 jiwa atau lebih kepadatan per kilometer perseginya adalah 3700 jiwa dan menjelang akhir
tahun 1980-an angka tersebut pasti melonjak dikarenakan pesatnya urbanisasi.

Pada tahun 1988, daerah ibukota Seoul mempunyai kepadatan sampai 17.030 jiwa per km,
melonjak dari 13.816 jiwa pada tahun 1980. Kota terbesar ke-2, Busan, mempunyai kepadatan
8.504 jiwa per km pada tahun 1988, lebih tinggi dari tahun 1980 yang mencapai 7.272 jiwa.
Provinsi yang memiliki penduduk terpadat adalah provinsi Gyeonggi, yang mempunyai banyak
kota urban seperti Incheon dan Suwon. Sementara wilayah dengan penduduk yang paling jarang
adalah provinsi Gangwon.

Kepadatan penduduk yang luar biasa menjelang dekade 1990-an bukan hanya dikarenakan faktor
perkembangan ekonomi dan standar hidup yang meningkat sangat pesat, tapi juga dikarenakan
meningkatnya perilaku sosial dan hubungan antar masyarakat. Dibandingkan dengan bangsa
manapun di dunia, orang Korea harus beradaptasi untuk hidup dengan rukun bersama orang lain
di dalam permukiman dan ruang yang terbatas dikarenakan kompetisi dalam memanfaatkan
sumber daya yang tidak banyak tersedia, termasuk tanah untuk tempat tinggal. Pertumbuhan
penduduk yang semakin meningkat berarti ruang untuk tinggal atau bekerja akan semakin sempit.
Berdasarkan Badan Perencanaan Ekonomi pemerintah, kepadatan penduduk akan menjadi 530
jiwa per km pada tahun 2023, tahun dimana populasi Korea Selatan akan berhenti tumbuh.

Urbanisasi

Seperti halnya dengan negara-negara industri baru yang lain, Korea Selatan juga mengalami
pertumbuhan area urban yang sangat pesat yang diakibatkan perpindahan sejumlah besar orang
dari pedesaan. Pada abad ke-18 dan 19, Seoul adalah kota terbesar di Korea dengan jumlah
penduduk sekitar 190.000 jiwa, kontras dengan Edo (Tokyo) yang telah berpopulasi melebihi satu
juta jiwa dan populasi urban mencapai 10 15 persen dari jumlah penduduk pada Periode
Tokugawa (1600-1868). Pada akhir periode Dinasti Joseon dan awal pendudukan Jepang,
populasi urban di Korea kurang dari 3 persen dari jumlah penduduk. Setelah tahun 1930, saat
Jepang mulai mengintensifkan industrialisasi di Korea, khususnya di bagian utara dan Manchuria,
proporsi urban dari keseluruhan populasi mulai meningkat, dan mencapai 11,6 persen pada tahun
1940.

Antara tahun 1945-1985, populasi urban di Korea Selatan tumbuh dari 14,5 % menjadi 65,4 %.
Pada tahun 1988, Badan Perencanaan Ekonomi menaksir angka itu akan tumbuh jadi 78,3 % di
akhir abad ke-20. Peningkatan ini lebih karena terus berlangsungnya urbanisasi dibanding
pertumbuhan masyarakat urban itu sendiri. Angka pertumbuhan penduduk urban nyatanya lebih
rendah dibanding rata-rata nasional. Namun begitu statistik ini tidak sepenuhnya menentukan
angka urbanisasi di Korea Selatan. Populasi urban didefenisikan dalam sensus nasional hanya
untuk daerah permukiman dengan 50.000 jiwa atau lebih. Walau begitu, banyak permukiman
yang berpeduduk lebih kecil dari 50.000 jiwa adalah kota-kota satelit khusus yang mengelilingi
DKI Seoul serta beberapa kota yang berada di timur laut provinsi Gangwon. Kota-kota ini
dianggap permukiman urban dilihat dari taraf hidup dan pekerjaannya namun dilihat dari
posisinya sebenarnya adalah daerah pedesaan.

Pecahnya Perang Korea juga menjadi penyebab besarnya angka urbanisasi di awal 1950-an.
Ratusan ribu pengungsi dari Korea Utara mengalir ke selatan. Pasca perang, warga desa
berbondong-bondong pindah ke kota untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Di akhir
dekade 60-an, urbanisasi telah menjadi masalah serius karena memadati perkotaan dan
menyebabkan berkurangnya pemuda di pedesaan yang produktif.

Pada tahun 1970, pemerintahan Park Chung Hee mencanangkan Gerakan Desa Baru (Saemaul
Undong) untuk merekonstruksi kehidupan dan kondisi ekonomi masyarakat pedesaan, mengatasi
urbanisasi ke kota, juga menutup jurang pemisah pendapatan dengan masyarakat kota, serta
membangun basis politik. Walau program ini gencar dilancarkan semasa pemerintahan Park, tidak
begitu jelas menjelang akhir 1980-an apakah program Saemaul Undong berhasil atau tidak
mencapai targetnya. Nyatanya sebagian besar pedesaan pertanian dan nelayan masih didominasi
kaum tua; sangat sedikit pemuda yang masih menjalankan pekerjaan di sawah atau sebagai
nelayan. Kecenderungan ini nyata pada periode 1986-1987: proporsi usia 50 tahun ke atas dalam
komunitas pertanian meningkat dari 28,7 % menjadi 30,6 % pada tahun 1987, sementara jumlah
usia produktif menurun dari 11,3 % menjadi 10,8%. Persentase usia 50 tahun/lebih dan usia
produktif (20-an tahun) secara nasional pada tahun 1986 masing-masing adalah 14,9 % dan
20,2 %.

Pada tahun 1985, kota-kota terbesar adalah Seoul (9.645.932 jiwa), Busan (3.516.807 jiwa),
Daegu (2.030.672 jiwa), Incheon (1.387.491), Gwangju (906.129) dan Daejeon (866.695).
Berdasarkan statistik pemerintah, populasi Seoul, salah satu kota terbesar di dunia, melebihi 10
juta jiwa pada akhir tahun 1988. Pertumbuhan rata-rata tahunan Seoul pada akhir 1980-an lebih
dari 3 %. Dua per tiga angka pertumbuhan ini lebih disumbangkan oleh angka urbanisasi daripada
pertumbuhan alami. Survei menunjukkan bahwa faktor-faktor utama orang datang ke Seoul dari
daerah adalah "untuk mencari pekerjaan" atau "baru direkrut", "mendapat transfer kerja" dan
"bisnis". Faktor lainnya adalah "mengejar pendidikan" dan "menginginkan tempat yang nyaman
untuk tinggal".

Untuk mengurangi kepadatan pusat kota Seoul, pemerintah kota mencanangkan program-program
di pertengahan tahun 1980-an yang berfokus pada pengembangan 4 zona inti sampai tahun tahun
2000; daerah pusat kota, Yongdeung-po-Yeouido, Yongdong dan Jamsil. Kota-kota satelit mulai
diperbaharui dan didirikan. Pada akhir tahun 1980-an statistik menunjukkan populasi siang hari
atau pekerja dari kota-kota sekitar 6 kali lebih banyak daripada penduduk terdaftar. Program
pengembangan 4 zona inti akan mengurangi kepadatan penduduk di pusat kota. Banyak menteri
pemerintahan telah pindah dari Seoul, kemudian markas angkatan darat dan udara telah
direlokasikan ke kota Daejeon.

Pada tahun1985, populasi Seoul adalah 23,8 persen dari populasi nasional. Kota-kota di daerah
juga mengalami pertumbuhan pesat, terutama di daerah pesisir selatan, seperti kota-kota
pelabuhan Busan, Masan, Yeosu, Jinhae, Ulsan dan Pohang. Sensus menunjukkan bahwa populasi
Ulsan meningkat 8 kali lipat dari 30.000 jiwa pada tahun 1960 menjadi 551.300 pada tahun 1985.
Kebanyakan kota-kota ini ada di wilayah Gyeongang Selatan, kecuali Yeosu. Provinsi
Gyeongsang Selatan memang menjadi daerah yang paling sering menerima proyek pemerintah.

Pertumbuhan urban yang begitu pesat merupakan masalah sama yang dihadapi negara maju dan
berkembang. Konstruksi besar-besaran kompleks apartemen tinggi di Seoul dan kota-kota besar
lain bermanfaat mengatasi kelangkaan ruang untuk tinggal. Tapi juga membuat masalah bagi
puluhan ribu orang yang diharuskan pindah dari tempat tinggal mereka dikarenakan mereka tidak
mampu membayar sewa bangunan yang baru. Di akhir 1980-an, masih terdapat permukiman
kumuh dan padat di beberapa bagian Seoul. Masalah lingkungan juga menjadi serius karena
pabrik-pabrik yang terkonsentrasi di daerah permukiman, pertumbuhan kendaraan bermotor, dan
penggunaan batu bara untuk penghangat pada musim dingin telah menyebabkan pencemaran air
dan udara yang parah.

Imigrasi ke luar negeri

Imigrasi skala besar dari Korea dimulai sejak tahun 1904 dan terus berlanjut sampai akhir Perang
Dunia II. Selama masa Pendudukan Jepang dari tahun 1910-1945, banyak orang Korea yang
berimigrasi ke Manchuria (Heilongjiang, Jilin, Liaoning), Uni Soviet, Hawaii dan Amerika.
Orang Korea dari bagian selatan berimigrasi ke Jepang, sementara dari utara ke Manchuria, Cina,
dan Siberia. Sebagian besar pindah dikarenakan alasan ekonomi untuk mencari penghidupan yang
lebih baik, serta dikarenakan penindasan Jepang yang memperkenalkan sistem kepemilikan tanah
yang menuntut pajak berlebihan sehingga banyak petani yang kehilangan tanah mereka.

Pada masa Perang Dunia II banyak orang Korea yang dipekerjakan sebagai tenaga kerja
pembantu militer Jepang. Pada tahun 1940-1944, hampir 2 juta orang Korea tinggal di Jepang, 1,4
juta di Manchuria, 600.000 di Siberia dan 130.000 di Cina. Sekitar 40.000 tersebar di berbagai
negara. Pada saat Perang Dunia II berakhir, sekitar 2 juta orang Korea kembali dari Jepang dan
Manchuria ke tempat asal mereka. Di awal 1980-an, sekitar 4 juta orang Korea tinggal di luar
negeri. Kelompok terbesar sebanyak 1,7 juta jiwa tinggal di Cina dan menjadi warga negara Cina.
Uni Soviet (Asia Tengah) memiliki populasi warga keturunan Korea sebanyak 430.000 orang.
Sebagian besar dari mereka sukses mengusahakan pertanian kolektif.

Kontras, sebagian besar dari 700.000 warga keturunan Korea di Jepang hidup di bawah standar.
Kondisi ini terjadi dikarenakan diskriminasi oleh sebagian besar warga Jepang yang menganggap
warga Korea di Jepang berhaluan ke Korea Utara. Di Jepang terdapat lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat Korea pro Korea Utara bernama Chongryon dan Mindan yang pro Korea Selatan.
Sejak dibukanya hubungan diplomatik antara Seoul dan Tokyo pada tahun 1965, pemerintah
Korea Selatan telah berperan aktif dalam mempromosikan kepentingan warganya dengan
mengadakan pembicaraan dengan pemerintah Jepang. Pemerintah Korea Selatan juga membuka
sekolah-sekolah Korea di Jepang. Di akhir tahun 1988 terdapat lebih dari 2 juta warga Korea
Selatan yang pergi ke luar negeri untuk menetap, dengan Amerika Utara sebagai tujuan utama. Di
Amerika Serikat dan Kanada, para pendatang asal Korea, baik yang sudah menjadi warga negara
ataupun pendatang baru yang jumlahnya mencapai lebih dari 1,2 juta orang terbilang sukses
dalam menjalankan bisnis di sana.

Suku bangsa

Korea Selatan adalah negara yang memiliki komposisi suku bangsa yang sangat homogen, hampir
seluruhnya adalah etnis Korea. Pada tahun 1970, sekitar 120.000 orang Cina (etnis Tionghoa)
menetap di Korea Selatan dan jumlah itu terus menurun hingga menjadi 21.000 orang saat ini.
Bagaimanapun juga di akhir 1990-an, jumlah mereka sempat meningkat tajam, diperkirakan saat
itu terdapat 300.000 sampai 1.000.000 warga negara Cina yang tinggal di Korea Selatan,
termasuk warga Cina keturunan Korea (Joseonjok;) dan etnis Tionghoa (Hwagyo;).[1]
Para pekerja migran dari Asia Tenggara dan Asia Selatan juga mengalami pertumbuhan pesat.
Mereka umumnya bekerja di pabrik-pabrik dan proyek di berbagai kota di Korea Selatan,
terutama di Gyeonggi dan Seoul. Jumlah pernikahan campur antara orang Korea dengan orang
asing juga meningkat dalam 5 tahun belakangan. Pada tahun 2005, jumlah pernikahan dengan
orang asing mencapai tingkat 14 persen atau sebanyak 26.000 pernikahan di Korea Selatan.
Kebanyakan pria Korea Selatan menikah dengan wanita asal Cina dan Asia Tenggara seperti
Vietnam, Filipina, dan Thailand. Di Korea Selatan terdapat sekitar 29.000 personel militer
Amerika Serikat yang ditugaskan di basis militer untuk membantu mengamankan perbatasan
dengan Korea Utara.

Statistik demografis CIA World Factbook

Angka
Tahun Populasi Struktur usia
pertumbuhan

2007 49.044.790 0,578% 0-14 tahun: 18,3% (pria 4.714.103/wanita 4.262.873)


15-64 tahun: 72,1% (pria 18.004.719/wanita 17.346.594)

65 tahun atau lebih: 9,6% (pria 1.921.803/wanita


2.794.698)

0-14 tahun: 18,9% (pria 4.844.083/wanita 4.368.139)

15-64 tahun: 71,8% (pria 17.886.148/wanita 17.250.862)


2006 48.846.823 0,58%
65 tahun atau lebih: 9,2% (pria 1.818.677/wanita
2.678.914)

Struktur usia

0-14 tahun: 18,3% (pria 4.714.103/wanita 4.262.873)

15-64 tahun: 72,1% (pria 18.004.719/wanita 17.346.594)

65 tahun atau lebih: 9,6% (pria 1.921.803/wanita 2.794.698)

Pertumbuhan

Angka kelahiran: 9,38 kelahiran/1.000 populasi (perkiraan 2006)

Tingkat fertilitas: 1,25 anak lahir/wanita (Agustus 2006)

Angka kematian: 5,94 kematian/1.000 populasi (perkiraan 2006)

Angka kematian bayi: 6,05 kematian/1.000 bayi lahir (perkiraan 2006)

Angka migrasi: 0 migran/1.000 populasi (perkiraan 2006)

Rasio jenis kelamin

pada saat kelahiran: 1,13 laki-laki/perempuan

di bawah 15 tahun: 1,12 laki-laki/perempuan

0-1 tahun: 1,03 laki-laki/perempuan


65 tahun dan lebih: 0,63 pria/perempuan

total populasi: 1,01 pria/wanita (perkiraan 2000)

Harapan hidup

total populasi: 79,05 tahun

pria: 75,7 tahun

wanita: 82,4 tahun (perkiraan 2007)

Agama

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama di Korea Selatan

Nonreligius: 46,92%

Kristen: 29,25%

Buddha: 22,8%

Kong Hu Chu: 0,23%

Islam: 0,08%[2][3][4]

Lain-lain: 0,53% - 0,72%

Melek huruf

Definisi: usia 15tahun dan lebih yang mampu menulis dan membaca bahasa Korea

total populasi: 97,9%

pria: 99,2%

wanita: 96,6% (2002)


SISTEM KEBUDAYAAN KOREA SELATAN

Sistem religi,

Di korea utara sebelum perang korea pada tahun 1950 tercatat jumlah pemeluk agama budha
mencapai 10.000.000 pemeluk dan untuk nasrani sebanyak 10.000 pemeluk, namun setelah
perang korea dan pemerintahan korea utara yang ber ideologi komunis menjadi penguasa
pemerintah mewajibkan untuk semua agama berada di bawah organisasi partai pekerja korea,
untuk sekarang pemeluk agama budha di korea sekitar 1.000.000 orang, dan pemeluk nasrani
hanya berkisar ribuan orang. Untuk agama lain seperti Islam di korea utara, para pemeluknya
hanya berasal dari para staff kedutaan maupun para pekerja organisasi internasional. Rata rata
penduduk di Korea utara adalah atheis jadi pemeluk agama agama seperti nasrani maupun islam
adalah para staff maupun pekerja organisasi dari luar negri. Semuanya bersatu di bawah federasi
agama korea.

Sistem organisasi masyarakat

Sistem organisasi masyarakat di Korea utara bisa dibilang yang terlengkap serta teratur di dunia,
sistem organisasi masyarakat mereka sangat teratur dan detai hingga tingkat terendah. Setiap
pekerja pasti merupakan anggota serikat tempat mereka bekerja dan semuanya berada di bawah
kendali negara melalui partai pekerja korea, tentara rakyat korea, persatuan pelajar korea. Tiap
tiap masyarakat merupakan anggota partai yang berarti harus menurut perintah dari partai atau
negara, setiap blok perumahan maupun apartemen memiliki organiasi sendiri (seperti RT/RW)
yang berguna mengatur keluhan masyarakat, maupun pengecekan ransum anggotanya.
Pemerintahan korea utara menggunakan sistem presidensial dengan kepala negara Kim Yong
Nam, namun secara de jure kepala pemerintahan korea utara adalah Kim Jong Un yang
merupakan putra dari Kim Jong Il dan cucu dari Kim Il sung yang merupakan sekertaris jendral
partai pekerja korea, pemimpin tertinggi dewan rakyat korea, jendral pertama tentara rakyat
korea. Sistem pemerintahan mereka masih berbau komunis walaupun tahun 1999 secara resmi
korea utara mengganti ideologi mereka dari komunis menjadi ultranasionalis berlandaskan
sosialis.

Setiap anggota masyarakat korea utara sudah di atur dalam undang undang bahwa mereka bebas
berserikat dan berorganisasi, namun organisasi maupun serikat yang bisa mereka ikuti hanya yang
di bawah naungan pemerintah korea utara, namun jenis organisasi masyarakat di korea utara
sangat lengkap, semua pekerjaan pasti memiliki serikat mereka sendiri.

Sistem pengetahuaN

Sistem pengetahuan untuk di korea utara terbagi ke dalam beberapa institusi, yaitu institusi
pendidikan, institusi penelitian dan pengembangan, serta institusi penelitian dalam tubuh tentara.
Di dalam institusi pendidikan semua warga korea di wajibkan mengikuti pendidikan secara 9
tahun, maka tidak heran tingkat melek huruf di korea utara sebesar 99,87% jauh lebih tinggi dari
indonesia, hal ini juga di dukung karena pemerintah menggratiskan biaya pendidikan mulai dari
TK sampai Kuliah bahkan pemerintah juga membrikan subsidi seragam,buku,maupun
perlengkapan sekolah. Di korea utara jumlah universitas tidak bisa menampung seluruh lulusan
SMA mereka maka itu tingkat persaingan untuk masuk ke dalam universitas sangatlah tinggi, bila
mereka tidak lulus tes masuk universitas maka biasanya mereka akan masuk sebagai pekerja
lapangan, sedangkan biasanya bagi mereka yang lulusan universitas mereka akan masuk ke dalam
pekerjaan kantoran namun bisa juga menjadi pekerja lapangan tapi dengan jabatan lebih tinggi.

Untuk institusi penelitian dan pengembangan biasanya berada di pyongyang, ibukota Korea
Utara. Di sana terdapat banyak institut untuk pendidikan speerti institut bunga, institut
pengembangan ideologi juche, institut pengembangan tanaman, dll. Untuk pengembangan dan
penelitian di bagian militer biasanya terdapat di dalam divisi litbang, divisi ini bertugas untuk
melakukan penelitian di bidang roket dan nuklir, divisi ini juga mendapat dukungan pemerintah
yang sangat besar karena untuk aset keamanan nasional.

Sistem mata pencaharian dan ekonomi

Sitem ekonomi kore uatar merupakan sistem ekonomi sosialis, dimana hampir seluruh aspek
ekonomi di pegang oleh negara , hanya aspek aspek tertentu yang memang negara tidak mampu
mengatur lah di isi oleh swasta atau join venture, di dalam sistem ekonomi korea utara semua
aspek penting kehidupan di subsidi gratis oleh pemrintah seperti
pendidikan,kesehatan,perumahan,kebutuhan pangan dan lain lain. Sehingga tidak heran bila di
korea utara masuk sekolah maupun rumah sakit gratis bagi seluruh warga negaranya, bahkan
warga korut pun untuk perumahan juga di berikan langsung oleh pemerintah secara gratis. Di
korea uatar tidak ada pajak atau apapun sehingga rakyat tidak di pusingkan oleh beban beban
semacam itu, namun harus di sadari bahwa gaji pegawai di korea utara sangatlah sedikit, rata rata
gaji disana berkisar $5-$8 per bulan. Namun di karenakan seluruh segi kehidupan pokok di
subsidi gratis oleh pemeritah membuat rakyat mereka tidak terlalu terbebani.

Mata pencaharian warga korea utara terdiri dari beberapa jenis, di antaranya pertanian,buruh
pabrik, keamanan. Di korea utara kebanyakan para penduduknya yang tidak berhasil mengikuti
tes masuk universitas disana biasanya akan bekerja di pertanian atau buruh pabrik, karena sekolah
menengah di sana sudah menyiapkan para lulusannya untuk siap bekerja. Untuk mereka yang
lulusan universitas biasanya akan masuk ke dalam tentara, tentara di korea utara berbeda dengan
tentara umunya, mereka mempunya berbagai divisi yang memang mebutuhkan orang orang yang
memiliki kualitas otak lebih tinggi di banding kualitas otot, karena di dalam tentara ada berbagai
divisi seperti divisi seni, divisi komputer, divisi teknologi, divisi pembangunan dan lain lain.
Maka tidak heran sangat banyak warga korut yang tertarik masuk tentara karena banyaknya divisi
tadi, ditambah satu satunya cara menaikan taraf kehidupan di negara komunis adalah melalui
jalur tentara dan partai. Warga negara yang ingin menjadi pekerrja pemerintahan harus mengikuti
tes masuk partai pekerja korea, setelah berhasil mereka akan di tes lagi oleh salah satu biro dalam
organisasi partai tersebut.

Sistem teknologi dan peralatan.

Korea utara memiliki perkembangan teknologi yang cepat, banyak kebutuhan tekologi yang
mereka buat sendiri terutama dalam hal militer, korea utara sudah berhasil membuat satelit yang
sukses mereka luncurkan pada tahun 1998 dengan menggunakan roket yang juga mereka buat
sendiri, dalam hal rudal mereka berhasil membuat rudal rudal jelajah antar benua yang hanya di
kuasai negara negara besar seperti amerika, cina, rusia perkembangan tekologi militer mereka
yang cepat juga didorong karena alokasi PDB negara untuk militer sebesar 20% selain
perkembangan teknologi militer, perkembangan teknologi manufaktur juga berkembang, hal ini
terbukti dengan di temukannya teknologi CNC yang biasa di sebut ibu para komputer manufaktur,
dimana negara yang sanggup mebuat mesin ini hanya jerman,jepang dan korea utara. Untuk
peralatan sehari hari korea juga biasa membuat merk mereka sendiri,
mobill,handphone,komputer,printer semuanya mereka buat sendiri dengan cara merakit di korea
utara dengan alat alat dari china.
BAHASA

Bahasa yang di gunakan warga korea utara adalah bahasa korea, bahasa yang mereka gunakan
dari segi penulisan dan percakapan sama dengan korea selatan, hanya berbeda pada logat bicara
nya. Perkembangan sastra korea juga berkembang di korea utara, di karenakan pendidikan non
formal di korea uatar di wajibkan dan sangat berimbang dengan pendidikan formal, sehingga
tidak heran banyak anak anak kecil korea utara yang sangat paham tentang sastra dan pintar untuk
mempraktekan sastra mereka sendiri.

Kesenian

Dalam hal kesenian tradisional, apresiasi warga korea utara terhadap kesenian tradisional mereka
jauh lebih tinggi di banding apresiasi warga korsel terhadap kesinian tradisonal mereka,
pemerintah korut sangat menjamin kelangsungan kesenian tradisional, hal ini diuktikan dengan di
wajibkan belajar kesenian di sekolah, didirikan institut seni yang banyak, juga teater teater
pertunjukan yang sangat sering menampilkan kegiatan kesenian, di tambah program tv yang
sangat sering menampilkan kesenian korea. Warga korea utara juga tidak malu mengenakan baju
tradisional mereka walaupun mereka tidak ada kegiatan seremonial. Untuk perkembangan
kesenian modern harus di akui korea uata tertinggal jauh dari tetangganya korea selatan. Korea
utara seperti terhenti di kesenian pada tahun 1970an dimana seni modern mereka hanya terdiri
dari penyanyi dengan iringan musik biasa, atau tap dance. Untung lah sejak awal 2012 marshal
Kim Jong Un membentuk band baru bernama moranbong musik yang terdiri dari beberapa gadis
muda dan cantik yang bisa memainkan musik dan memiliki suara yang bagus.
Geografi Korea

Peta Korea.

Geografi Korea adalah geografi negeri Korea yang terletak di Asia Timur yang memiliki luas
wilayah 221.925 km.[1] Korea memiliki panjang garis pantai 173.000 km dan 3000 buah pulau. [1]
[2]
Semenanjung Korea berbatasan dengan Manchuria (Republik Rakyat Tiongkok) dan Provinsi
Maritim Rusia di sebelah utara.[1] Di sebelah timur, barat dan selatan, Korea dikelilingi lautan. [1]
Di sebelah barat, Laut Kuning memisahkannya dengan Cina.[1] Di sebelah selatan terbentang
kepulauan Jepang yang mengelilingi Korea.[1]

Walaupun luas Korea hanya separuh daripada negara bagian Kalifornia di Amerika Serikat,
populasi Korea Selatan yang 50 juta jiwa jika digabungkan dengan jumlah penduduk Korea Utara
maka akan menjadi 70 juta jiwa. [1] Hanya sekitar 20 persen wilayah Korea yang bisa ditanami,
namun tanahnya subur dan iklimnya menguntungkan.[1]

Bentang alam
Baekdusan, gunung tertinggi di Semenanjung Korea.

Korea memiliki 6 dataran utama, yakni Dataran Barat Laut, Pegunungan Utara, Dataran
Rendah Pesisir Timur, Pegunungan Tengah, Dataran Selatan dan Dataran Barat Daya.

Dataran Barat Laut: terbentang di pesisir barat Korea bagian utara. Dataran Barat Laut memiliki
bentang alam yang datar dan menjadi konsentrasi wilayah pertanian Korea Utara. Selain itu,
daerah ini juga menjadi pusat perindustrian utama dan kota Pyongyang berada di wilayah ini.
Dataran Barat Laut merupakan daerah setengah populasi Korea Utara tinggal.

Pegunungan Utara: adalah daerah yang bersisian dengan Dataran Rendah Barat Laut.
Pegunungan ini mencakup hampir sebagian besar wilayah Korea Utara dan masih tertutup hutan
lebat. Wilayah ini juga merupakan sumber mineral dan hasil hutan.

Baekdusan (Gunung Baekdu), gunung tertinggi di Korea, berada di jajaran Pegunungan Utara
dengan tinggi 2.744 meter dari permukaan laut. Gunung Baekdu berada di perbatasan antara
Korea Utara dengan Republik Rakyat Tiongkok. Sedangkan, Sungai Yalu, sungai terpanjang di
Korea, mengalir dari pegunungan ini ke arah barat menuju Laut Kuning dengan panjang 789 km.
Sungai Duman mengalir menuju Laut Timur dan menjadi batas alam dengan Republik Rakyat
Tiongkok. Wilayah pegunungan ini memiliki populasi yang jarang.

Dataran Rendah Pesisir Timur: melingkupi hampir separuh pesisir timur Korea Utara. Wilayah
ini terdiri atas dataran rendah yang sempit di antara Pegunungan Utara dan Laut Jepang.
Penduduk di daerah ini sebagian besar bekerja sebagai petani, nelayan dan pekerja di pabrik-
pabrik.

Pegunungan Tengah: rangkaian ini memanjang dari bagian selatan Korea Utara dan berbaris di
sepanjang bagian tengah dan timur Korea Selatan. Sekitar populasi Korea Selatan yang tinggal
di wilayah ini sebagian besar bekerja sebagai petani dan nelayan. Lahan pertanian tersebar di
lembah-lembah sungai, sisi perbukitan dan pesisir. Wilayah pegunungan tengah sebagian
besarnya masih diselimuti hutan.

Dataran Selatan: melingkupi keseluruhan wilayah pesisir selatan Korea Selatan. Daerah ini
terdiri atas lahan-lahan pertanian penting dan meliputi dataran-dataran rendah yang dipisihakan
oleh bukit-bukit rendah. Pusat perindustrian terpenting di wilayah ini adalah kota Busan, kota
terbesar kedua di Korea Selatan. Di wilayah ini mengalir Sungai Nakdong (532 km) yang
bermuara ke Selat Korea.

Dataran Barat Daya: melingkupi sebagian besar wilayah pesisir sebelah barat Korea Selatan.
Wilayah yang merupakan konsentrasi setengah populasi Korea Selatan ini terdiri atas dataran
rendah dan bukit-bukit. Dataran ini umumnya adalah lahan pertanian dan daerah industri penting.
Sungai utama yang mengaliri dataran ini adalah Sungai Han, yang berhulu dari pegunungan timur
dan bermuara ke Laut Kuning.

Iklim

Terdapat 4 jenis musim yang berbeda, yakni musim semi, musim panas, musim gugur dan musim
dingin.[1] Suhu rata-rata musim dingin adalah sedikit di bawah -3 di wilayah selatan dan 11 di
utara.[1] Musim semi dan musim gugur lebih singkat dan musim panas membawa hujan lebat. [1]
Musim dingin membawa massa air dingin dari Siberia dengan hujan salju.[1]

Topografi Korea Selatan

geografi Topografi Korea Selatan Korea Selatan menempati bagian selatan Semenanjung Korea ,
yang membentang sekitar 1.100 km ( 680 mil ) dari daratan Asia . Semenanjung pegunungan ini
diapit oleh Laut Kuning di sebelah barat , dan Laut Jepang ( Laut Timur ) di sebelah timur .
Ujung selatan terletak di Selat Korea dan Laut Cina Timur . Negara , termasuk semua pulau,
terletak di antara garis lintang 33 dan 39 N , dan bujur 124 dan 130 E. Luas total adalah
100.032 kilometer persegi ( 38,622.57 sq mi ) . [ 69 ] Korea Selatan dapat dibagi menjadi empat
wilayah utama: bagian timur pegunungan tinggi dan dataran pantai yang sempit , sebuah wilayah
barat dataran luas pantai , alur sungai , dan bukit-bukit , sebuah wilayah barat daya pegunungan
dan lembah , dan wilayah tenggara yang didominasi oleh cekungan luas Sungai Nakdong . [ 70 ]
Medan Korea Selatan kebanyakan bergunung-gunung , yang sebagian besar tidak subur . Dataran
rendah , terutama yang terletak di barat dan tenggara , membuat hanya 30 % dari total luas
lahan . Sekitar tiga ribu pulau , sebagian kecil dan tidak berpenghuni , terletak di lepas pantai
barat dan selatan Korea Selatan . Jeju -do adalah sekitar 100 kilometer ( sekitar 60 mil ) di lepas
pantai selatan Korea Selatan . Ini adalah pulau terbesar di negara itu , dengan luas 1.845
kilometer persegi ( 712 sq mi ) . Jeju juga merupakan tempat titik tertinggi Korea Selatan :
Hallasan , gunung berapi , mencapai 1.950 meter ( 6.398 kaki) di atas permukaan laut . Pulau-
pulau paling timur dari Korea Selatan termasuk Ulleungdo dan Liancourt Rocks ( Dokdo ) ,
sedangkan Marado dan Socotra Batu adalah pulau paling selatan Korea Selatan . [ 70 ] Korea
Selatan memiliki 20 taman nasional dan tempat-tempat alam populer seperti Boseong Tea
Fields , Suncheon Bay Ecological Park , dan taman nasional pertama Jirisan . [ 71 ] iklim Artikel
utama: Iklim Korea Selatan Seoul Grafik Iklim ( penjelasan ) J F M A M J J A S O N D 22 2 -6
24 4 -4 46 10 1 77 18 7 102 23 13 133 27 18 328 29 22 348 30 22 138 26 17 49 20 10 53 12 3 25
4 -3 Rata-rata max . dan min . suhu dalam C Total curah hujan di mm Sumber : [ 72 ] [ acara ]
konversi Imperial Korea Selatan cenderung memiliki iklim benua lembab dan iklim subtropis
lembab , dan dipengaruhi oleh monsun Asia Timur , dengan curah hujan lebih berat di musim
panas selama musim hujan pendek yang disebut jangma ( ) , yang dimulai akhir Juni
sampai akhir Juli . Winters bisa sangat dingin dengan suhu minimum turun di bawah -20 C ( -4
F ) di wilayah pedalaman negara : di Seoul , rata-rata Januari kisaran suhu -7 sampai 1 C ( 19-
34 F ) , dan rata-rata Agustus kisaran suhu 22-30 C ( 72-86 F ) . Musim dingin suhu lebih
tinggi di sepanjang pantai selatan dan cukup rendah di bagian dalam pegunungan . [ 73 ] Musim
panas bisa nyaman panas dan lembab , dengan suhu melebihi 30 C ( 86 F ) di sebagian besar
negara . Korea Selatan memiliki empat musim yang berbeda , musim semi , musim panas ,
musim gugur dan musim dingin . Musim semi biasanya berlangsung dari akhir Maret sampai
awal Mei , musim panas dari pertengahan Mei hingga awal September , musim gugur dari
pertengahan September sampai awal November , dan musim dingin dari pertengahan November
sampai pertengahan Maret . Curah hujan terkonsentrasi di bulan-bulan musim panas Juni hingga
September . Pantai selatan tunduk pada akhir topan musim panas yang membawa angin kencang
dan hujan lebat . Curah hujan tahunan rata-rata bervariasi dari 1.370 milimeter ( 54 in) di Seoul
untuk 1.470 milimeter ( 58 in) di Busan . Ada topan sesekali yang membawa angin kencang dan
banjir . lingkungan Artikel utama: Lingkungan Korea Selatan Air terjun di Pulau Jeju Selama 20
tahun pertama lonjakan pertumbuhan Korea Selatan , banyak upaya dilakukan untuk
melestarikan lingkungan . [ 74 ] industrialisasi Unchecked dan pembangunan perkotaan telah
mengakibatkan deforestasi dan penghancuran berkelanjutan lahan basah seperti Songdo Tidal
Flat. [ 75 ] Namun , ada upaya terakhir untuk menyeimbangkan masalah ini , termasuk
pemerintah menjalankan $ 84000000000 lima tahun proyek pertumbuhan hijau yang bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi energi dan teknologi hijau . [ 76 ] [ 77 ] Strategi ekonomi berbasis
hijau adalah perbaikan komprehensif ekonomi Korea Selatan , memanfaatkan hampir dua persen
dari PDB nasional . [ 76 ] Inisiatif penghijauan termasuk upaya seperti jaringan nasional sepeda ,
energi surya dan angin , menurunkan kendaraan sangat bergantung pada minyak , dukungan .
siang dan penggunaan luas dari teknologi ramah lingkungan seperti LED dalam elektronik dan
pencahayaan [ 78 ] negara ini - sudah dunia yang paling kabel - berencana untuk membangun
jaringan generasi berikutnya nasional yang akan menjadi 10 kali lebih cepat dari fasilitas
broadband untuk mengurangi penggunaan energi . [ 78 ] Program standar portofolio terbarukan
dengan sertifikat energi terbarukan berjalan 2012-2022 . [ 79 ] Sistem Kuota mendukung besar ,
generator terintegrasi secara vertikal dan utilitas listrik multinasional , jika hanya karena
sertifikat ini biasanya dinyatakan dalam satuan satu megawatt - jam . Mereka juga lebih sulit
untuk merancang dan mengimplementasikan daripada tarif Feed- in . [ 80 ] Sekitar 350 mikro
perumahan gabungan panas dan tenaga unit di mana dipasang pada tahun 2012 . [ 81 ] Air keran
Seoul baru-baru ini menjadi aman untuk diminum , dengan pejabat kota branding itu Arisu
dalam upaya untuk meyakinkan masyarakat . [ 82 ] Upaya juga telah dibuat dengan proyek
penghijauan . Proyek multi-miliar dolar lainnya adalah pemulihan Cheonggyecheon , sungai
yang mengalir melalui pusat kota Seoul yang sebelumnya telah diratakan oleh jalan bebas
hambatan. [ 83 ] Salah satu tantangan utama adalah kualitas udara , dengan hujan asam , sulfur
oksida , dan badai debu kuning tahunan menjadi masalah tertentu . [ 74 ] Hal ini diakui bahwa
banyak dari kesulitan ini adalah hasil dari kedekatan Korea Selatan ke China , yang merupakan
pencemar udara utama . [ 74 ] Korea Selatan adalah anggota dari Antartika - Environmental
Protocol , Traktat Antartika , Keanekaragaman Treaty , Protokol Kyoto ( membentuk Kelompok
Integritas Lingkungan ( EIG ), mengenai UNFCCC , [ 84 ] dengan Meksiko dan Swiss ) ,
Desertifikasi , Spesies Langka , Modifikasi Lingkungan , Limbah berbahaya , Hukum Laut ,
Marinir Dumping , Comprehensive Nuclear - Test- Ban Treaty ( tidak berlaku ) , Perlindungan
lapisan Ozon , Polusi Kapal , Tropical Timber 83 , Tropical Timber 94 , Wetlands , dan Ikan Paus
.[5]

GEOMORFOLOGI
Terkait dengan kondisi geomorfologinya, Korea Selatan memiliki bentuk topografi yang relatif
kasar dengan gunung, rangkaian pegunungan dan dataran yang sempit di bagian timur. Gunung
tertinggi di Korea Selatan adalah Hallasan (1.950 m) yang berada di Pulau Jeju. Terdapat 3
rangkaian pegunungan utama di Korea Selatan, yakni Taebaek, Sobaek dan Jiri. Hanya 30 %
daratan Korea Selatan yang merupakan dataran rendah, karena sebagian besar wilayahnya adalah
dataran tinggi dan pegunungan. Dataran rendah sebagian besar terletak di pesisir barat dan di
lembah-lembah sungai utama. Dataran rendah yang terpenting adalah dataran rendah Sungai Han
yang mencakup DKI Seoul, dataran rendah Pyeongtaek di pesisir barat, Lembah Sungai Geum,
Lembah Sungai Nakdong, dataran Yeongsan dan Honam di barat daya. Dataran rendah di pesisir
timur lebihsempit.

Dilihat dari kondisi perairan darat atau kondisi air permukaan, dari luas total Korea Selatan yang
berupa perairan yaitu sekitar 2,800 km. Perairan tersebut meliputi Sungai Nakdong yang
merupakan sungai terpanjang, yakni 521 km. Kemudian disusul oleh Sungai Han yang mengalir
melewati Seoul panjangnya adalah 514 km. Sungai penting lainnya adalah Sungai Geum,
panjangnya 401 km, Sungai Imjin dan Bukhan yang berhulu dari Korea Utara, serta Sungai
Seomjin. Sungai-sungai utama di Korea Selatan mengalir dari utara ke arah selatan atau dari
timur kebarat.

Korea Selatan memiliki banyak pulau-pulau kecil di lepas pantai perairannya. Pulau terbesar
adalah Jeju-do, yang terletak pada bagian selatan semenanjung dengan luas 1.825 km. Pulau
penting lainnya adalah Ulleung di Laut Jepang dan Ganghwa di perairan sebelah barat. Walau
sebagian besar pesisirnya memiliki garis yang rata, pantai selatan dan baratnya berteluk-teluk
dan mempunyai dataran berlumpur yang luas.

Korea Selatan beriklim sedang karena negara ini berada dalam kawasan curah hujan Asia Timur.
Pengaruh masa udara dari dataran Asia lebih besar terhadap cuaca di Korea Selatan
dibandingkan pengaruh dari Samudera Pasifik.

Korea Selatan memiliki empat musim yang berbeda; musim semi, panas, musim gugur dan
musim dingin. Musim semi biasanya berlangsung dari akhir Maret sampai awal Mei, musim
panas dari pertengahan Mei hingga awal September, musim gugur dari pertengahan September
sampai awal November, dan musim dingin dari pertengahan November sampai pertengahan
Maret.
copas dari : dinikyuhyun.blogspot.com
Musim dingin rata-rata berlangsung 3 bulan dengan kondisi cuaca kering. Sementara musim
panas singkat, namun sangat panas, basah dan lembap. Cuaca terbaik muncul pada musim semi
dan musim gugur. Di DKI Seoul suhu rata-rata bulan Januari adalah 5 C sampai 2,5 C; di
bulan Juli berkisar dari 22.5 C sampai 25 C. Pulau Jeju yang terletak pada bagian paling
selatan, menerima iklim yang lebih hangat daripada daratan utama, berkisar dari 2,5 C di bulan
Januari dan 25 C pada bulan Juli.

Hujan terjadi pada bulan-bulan musim panas Juni hingga September. Pantai selatan tunduk pada
akhir musim panas topan yang membawa angin kencang dan hujan lebat. Curah hujan tahunan
rata-rata bervariasi dari 1.370 milimeter (54 inci) di Seoul untuk 1.470 milimeter (58 inci) di
Busan.

Majunya Korea Selatan dengan pesat pada empat dekade terakhir ini menunjukkan bahwa
semangat Korea Selatan untuk terus mengembangkan negaranya sangat tinggi. Hal ini menjadi
perhatian yang luar biasa ketika negara yang 40 tahun lalu masih merupakan negara miskin kini
menjadi salah satu macan Asia yang siap mengusai dunia. Negara yang minim sumber daya alam
sseperti halnya Jepang menjadi negara maju yang bahkan tanpa memiliki sumber daya minyak
bumi mereka bisa mengekspor minyak keluar negeri.

Banyak negara yang mulai belajar dari Korea Selatan. Para Ahli dan pakar banyak memprediksi
bahwa negara Korea Selatan pada beberapa dekade kedepan akan menjadi negara ke dua di dunia
setelah Amerika Serikat yang menguasai perekonomian Internasional. Hal ini berdasarkan
perkembangan Korea Selatan yang signifikan.
Melihat kenyataan yang ada, kita dapat belajar banyak dari Korea. Negara yang merdeka tahun
1945 tersebut kini menjadi salah satu negara maju yang patut diacungi jempol karena
perjuangannya. Semangat yang patut untuk di jadikan pembelajaran dalam membangun negara
kita sendiri. Negara yang miskin akan sumber daya dan juga sempit bahkan tidak subur mampu
menjadi negara kaya dan disegani. Dari segala kemajuan tersebut kuncinya adalah pendidikan
dan juga kedisiplinan yang selalu menjadi prioritas utama masyarakat Korea Selatan.

Terkait dengan kondisi geomorfologinya, Korea Selatan memiliki bentuk topografi yang relatif
kasar dengan gunung, rangkaian pegunungan dan dataran yang sempit di bagian timur. Gunung
tertinggi di Korea Selatan adalah Hallasan (1.950 m) yang berada di Pulau Jeju. Terdapat 3
rangkaian pegunungan utama di Korea Selatan, yakni Taebaek, Sobaek dan Jiri. Hanya 30 %
daratan Korea Selatan yang merupakan dataran rendah, karena sebagian besar wilayahnya adalah
dataran tinggi dan pegunungan. Dataran rendah sebagian besar terletak di pesisir barat dan di
lembah-lembah sungai utama. Dataran rendah yang terpenting adalah dataran rendah Sungai Han
yang mencakup DKI Seoul, dataran rendah Pyeongtaek di pesisir barat, Lembah Sungai Geum,
Lembah Sungai Nakdong, dataran Yeongsan dan Honam di barat daya. Dataran rendah di pesisir
timur lebih sempit.

Dilihat dari kondisi perairan darat atau kondisi air permukaan, dari luas total Korea Selatan yang
berupa perairan yaitu sekitar 2,800 km. Perairan tersebut meliputi Sungai Nakdong yang
merupakan sungai terpanjang, yakni 521 km. Kemudian disusul oleh Sungai Han yang mengalir
melewati Seoul panjangnya adalah 514 km. Sungai penting lainnya adalah Sungai Geum,
panjangnya 401 km, Sungai Imjin dan Bukhan yang berhulu dari Korea Utara, serta Sungai
Seomjin. Sungai-sungai utama di Korea Selatan mengalir dari utara ke arah selatan atau dari
timur ke barat.

Korea Selatan memiliki banyak pulau-pulau kecil di lepas pantai perairannya. Pulau terbesar
adalah Jeju-do, yang terletak pada bagian selatan semenanjung dengan luas 1.825 km. Pulau
penting lainnya adalah Ulleung di Laut Jepang dan Ganghwa di perairan sebelah barat. Walau
sebagian besar pesisirnya memiliki garis yang rata, pantai selatan dan baratnya berteluk-teluk
dan mempunyai dataran berlumpur yang luas.

Korea Selatan beriklim sedang karena negara ini berada dalam kawasan curah hujan Asia Timur.
Pengaruh masa udara dari dataran Asia lebih besar terhadap cuaca di Korea Selatan dibanding
pengaruh dari Samudera Pasifik.

Korea Selatan memiliki empat musim yang berbeda; musim semi, panas, musim gugur dan
musim dingin. Musim semi biasanya berlangsung dari akhir Maret sampai awal Mei, musim
panas dari pertengahan Mei hingga awal September, musim gugur dari pertengahan September
sampai awal November, dan musim dingin dari pertengahan November sampai pertengahan
Maret.
copas dari : dinikyuhyun.blogspot.com
Musim dingin rata-rata berlangsung 3 bulan dengan kondisi cuaca kering. Sementara musim
panas singkat, namun sangat panas, basah dan lembap. Cuaca terbaik muncul pada musim semi
dan musim gugur. Di DKI Seoul suhu rata-rata bulan Januari adalah 5 C sampai 2,5 C; di
bulan Juli berkisar dari 22.5 C sampai 25 C. Pulau Jeju yang terletak pada bagian paling
selatan, menerima iklim yang lebih hangat daripada daratan utama, berkisar dari 2,5 C di bulan
Januari dan 25 C pada bulan Juli.

Hujan terjadi pada bulan-bulan musim panas Juni hingga September. Pantai selatan tunduk pada
akhir musim panas topan yang membawa angin kencang dan hujan lebat. Curah hujan tahunan
rata-rata bervariasi dari 1.370 milimeter (54 inci) di Seoul untuk 1.470 milimeter (58 inci) di
Busan.

Majunya Korea Selatan dengan pesat pada empat dekade terakhir ini menunjukkan bahwa
semangat Korea Selatan untuk terus mengembangkan negaranya sangat tinggi. Hal ini menjadi
perhatian yang luar biasa ketika negara yang 40 tahun lalu masih merupakan negara miskin kini
menjadi salah satu macan Asia yang siap mengusai dunia. Negara yang minim sumber daya alam
sseperti halnya Jepang menjadi negara maju yang bahkan tanpa memiliki sumber daya minyak
bumi mereka bisa mengekspor minyak keluar negeri.
Banyak negara yang mulai belajar dari Korea Selatan. Para Ahli dan pakar banyak memprediksi
bahwa negara Korea Selatan pada beberapa dekade kedepan akan menjadi negara ke dua di dunia
setelah Amerika Serikat yang menguasai perekonomian Internasional. Hal ini berdasarkan
perkembangan Korea Selatan yang signifikan.

Melihat kenyataan yang ada, kita dapat belajar banyak dari Korea. Negara yang merdeka tahun
1945 tersebut kini menjadi salah satu negara maju yang patut diacungi jempol karena
perjuangannya. Semangat yang patut untuk di jadikan pembelajaran dalam membangun negara
kita sendiri. Negara yang miskin akan sumber daya dan juga sempit bahkan tidak subur mampu
menjadi negara kaya dan disegani. Dari segala kemajuan tersebut kuncinya adalah pendidikan
dan juga kedisiplinan yang selalu menjadi prioritas utama masyarakat Korea Selatan.

Sekilas Musim di Korea

Korea memiliki empat musim, yaitu musim hujan dan musim panas di pertengahan tahun, dan
musim dingin dari bulan November sampai bulan Maret. Pulau Jeju yang terletak di pesisir
pantai Selatan tergolong ke dalam wilayah paling hangat dan paling basah di negeri Korea.
Waktu yang paling ideal untuk berkunjung ke Korea adalah di antara bulan-bulan musim gugur,
yaitu bulan September sampai November.

Selama kurun waktu musim gugur, iklim di Korea cukup hangat, cuaca pun cerah, langit
berwarna biru, dengan dedaunan yang sangat menakjubkan dan sangat menarik. Musim dingin
yang sangat dingin dan kering merupakan waktu yang bagus untuk berkunjung ke Korea jika
Anda tertarik dengan olah-raga musim dingin, karena Korea memiliki banyak tempat untuk olah-
raga ski. Musim semi yang dimulai pada bulan April hingga Mei juga sangat indah dengan bunga
Sakura yang bermekaran. Namun, musim ini tergolong musim yang padat untuk berkunjung ke
Korea, sehingga Anda perlu memesan terlebih dahulu untuk dapat memastikan akomodasi yang
tersedia. Bulan-bulan musim panas sangatlah lembab juga panas dan agak ramai, karena ketika
musim hujan sudah tiba maka banyak kegiatan yang harus disesuaikan dengan fluktuasi hujan
yang lebat.
Perbedaan Empat Musim

Iklim Korea tergolong ke dalam iklim benua jika dilihat dari temperatur dan angin yang bertiup
dan curah hujan. Iklim Korea dibedakan menjadi empat jenis musim, yaitu: musim semi, musim
panas, musim gugur, dan musim dingin.

Musim Semi

Musim Semi dimulai sejak akhir bulan Maret sampai awal bulan Mei. Suhu yang ringan dan
menyegarkan menjadikan musim semi sebagai musim yang ideal untuk menyaksikan bunga
Sakura bermekaran, bunga Forsythia, bunga Azaleas, dan bunga Magnolias dan Lilacs yang
bermekaran pada puncak musim Semi.
Musim Panas

Musim Panas dimulai pada bulan Juni hingga Agustus, dan puncak musim panas adalah bulan
Agustus dengan suhu sekitar 23 hingga 26 derajat celcius. Keringnya musim dingin dan musim
semi seakan menghilang selama musim panas tiba karena suhu musim panas sangat tinggi dan
lembab. Cuaca musim panas umumnya cukup pengap sehingga sangat tidak nyaman. Selama
tahun ini penggunaan AC dan kipas angin meningkat. Cuaca sangat panas menjelang akhir bulan
Juli hingga akhir bulan Agustus. Seiring dengan tingkat kelembaban yang tinggi, orang
merasakan lebih panas. Umumnya, antara akhir bulan Juni hingga pertengahan bulan Juli di
Korea sudah masuk musim Hujan. Selama musim hujan di Korea tidak ada terik panas, dan
untuk beberapa minggu biasanya berawan disertai hujan yang sering hingga tiga minggu.
Frekuensi hujan disebut Jangma, dan angin topan secara langsung bisa mengakibatkan kerusakan
pada tanaman. Pada musim panas, banyak terdapat buah-buahan di antaranya adalah buah
Semangka, Melon, buah Persik, dan juga terdapat banyak sayuran. Selain itu, wilayah
pegunungan tertutup oleh tanaman hijau. Untuk menghindari teriknya panas matahari, orang
Korea biasanya pergi memanjat gunung, pergi ke pesisir pantai, atau pergi ke daerah lembah
untuk menikmati waktu liburan musim Panas.

*Jangma

Jangma adalah istilah untuk hujan di musim panas. Fenomena ini muncul karena hujan musiman
di Asia Timur yang datang dari arah Timur ke Barat. Curah hujan selama Jangma menunjukkan
persentasi yang signifikan dibanding curah hujan tahunan di Korea. Musim ini terjadi tidak lama
setelah masa penanaman padi, sehingga curah hujan cukup berpengaruh terhadap hasil panen
padi.

Musim Gugur

Musim Gugur di Korea dimulai pada bulan September hingga bulan November. Udara di musim
gugur dingin juga kering, dan langit biru dengan sedikit awan. Orang Korea menyebut musim
gugur dengan sebutan Cheon-go-mabi. Panasnya musim panas sepertinya masih bersisa di bulan
September. Udaranya panas pada waktu siang, tetapi udara di pagi hari dan sore dingin. Pada
bulan Oktober, terdapat sedikit curah hujan dan tingkat kelembaban di udara pun menurun,
sehingga cuacanya kering dan menyenangkan. Di akhir musim panas hingga awal musim gugur,
angin topan muncul dari arah Pasifik Selatan. Musim gugur merupakan musim yang indah
dengan dedaunan yang berjatuhan. Pohon Gingko dan pohon Maple berubah warna daunnya
menjadi kuning dan merah di seluruh Korea. Selama musim gugur, masyarakat Korea senang
pergi memanjat gunung untuk menikmati pemandangan indah yang diciptakan oleh dedaunan di
musim gugur. Pegunungan dan dedaunan yang berjatuhan di musim gugur di seluruh wilayah
Korea mengundang ramai orang datang selama musim gugur ini. Musim gugur juga dikenal
sebagai musim panen yang melimpah, di antaranya panen padi, ubi, buah apel, buah persik, dan
buah Jujube.
*Cheongomabi

Istilah Cheongomabi artinya adalah langit tinggi dan kuda yang menjadi gemuk. Istilah
Cheongomabi banyak menggambarkan musim gugur. Pada musim ini, langit sangat biru dan
jernih juga bersih, sehingga sangat bagus untuk pergi tamasya, dan musim panen membuat
banyak makanan untuk dimakan.

Musim Dingin

Musim Dingin di Korea biasanya dimulai antara bulan Desember hingga bulan Februari, dengan
suhu terdingin yang muncul pada bulan Januari yang mencapai minus 3 hingga 6 derajat Celcius.
Hari-hari dengan suhu paling rendah biasanya terjadi antara pertengahan dan akhir bulan Januari.
Di musim dingin, hari-hari menjadi lebih pendek, sinar matahari muncul lambat dan matahari
tenggelam lebih awal. Biasanya siklus tiga hari dingin yang diikuti empat hari hangat yang
disebut dengan istilah Samhansaon selalu berulang selama musim dingin.

Daerah pegunungan di provinsi Gangwon-do turun hujan salju sejak awal musim dingin, dengan
suhu yang semakin dingin dan kering karena angin yang bertiup berasal dari Siberia. Antara
bulan Desember hingga bulan Februari terdapat liburan hari-hari besar, yaitu: hari Natal, hari
Tahun Baru, dan hari Tahun Baru Imlek. Sementara antara bulan Februari hingga awal bulan
Maret adalah masa untuk wisuda dan awal masuk sekolah. Untuk daerah pedesaan, selama
musim dingin lahan pertanian berhenti istirahat sejenak sampai tiba masa bercocok-tanam di
musim semi, dan beberapa jenis sayuran tumbuh dan dikembangkan di dalam rumah kaca.
Antara bulan November hingga Desember biasanya dilakukan persiapan pembuatan Kimchi
dengan skala besar yang bisa dikonsumsi sepanjang musim dingin. Proses persiapan Kimchi
dengan skala besar ini disebut Gimjang.

* Fenomena Samhansaon (Tiga hari dingin dan empat hari hangat)

Samhansaon adalah istilah yang merujuk fenomena tiga hari dingin yang diikuti empat hari
hangat. Iklim seperti ini sering terjadi di wilayah Timur-laut Cina dan Korea selama musim
dingin. Fenomena ini berlanjut dengan siklus tujuh hari dengan tekanan benua yang tinggi dan
kuat kemudian menjadi melemah. Rata-rata tingginya tekanan dengan siklus naik dan siklus
turun terjadi selama 3 sampai 4 hari, sehingga fenomena ini disebut Samhansaon (tiga hari
dingin dan empat hari hangat). Walaupun perubahan iklim umumnya terjadi dalam siklus 7 hari,
hal ini menjadi sulit untuk diprediksi yang disebabkan oleh perubahan iklim.

*Gimjang

Gimjang adalah istilah yang merujuk pada persiapan pembuatan Kimchi dalam skala besar
sehingga bisa dikonsumsi selama musim dingin. Persiapan Kimchi dalam skala besar adalah
momen istimewa khususnya di dalam kehidupan rumah-tangga masyarakat Korea, dan biasanya
dilakukan antara akhir musim gugur dan awal musim dingin. Kimchi yang dibuat selama periode
ini dinamakan Gimjang Kimchi. Sawi putih Korea menjadi bahan utama pembuatan Kimchi, dan
bumbunya terbuat dari sayur lobak, udang kecil basah, bawang putih, bawang bombai, jahe,
garam, ikan asin, cabe merah bubuk. Gimjang Kimchi disimpan dengan hati-hati untuk
persediaan musim dingin.

Perkembangan Industri di Korea Selatan

Setelah sebelumnya membahas mengenai perekonomian Korea Selatan secara umum, kini kita
akan mengupas lebih detil tentang perkembangan sektor perindustrian Korea Selatan yang
menurut banyak studi dikategorikan sebagai sebuah pencapaian yang fenomenal.
Industri di Korea Selatan secara umum berorientasi pada pasar ekspor. Konsep internasionalisasi
industri ini memang menjadi visi pemerintah negara Korea Selatan dalam upaya menjadikan
Korea Selatan sebagai penguasa pangsa pasar di sektor perindustrian berskala global.

Salah satu upaya pemerintah Korea Selatan dalam memacu peningkatan sektor perindustrian
adalah dengan memperkenalkan konsep universitas riset (research universities) beserta pusat
penelitian (research center) yang secara aktif melakukan penelitian-penelitian. Salah satu
contohnya adalah Korea Technology Transfer Center (KTTC) yang didirikan pada 2000.

Angka statistik menunjukkan bahwa perkembangan teknologi Korea Selatan, yang ditunjang
dengan strategi, transfer teknologi, dan komersialisasi teknologi telah mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Hal ini cukup beralasan, sebab pemerintah negara Korea Selatan menyediakan
dana dalam jumlah besar untuk investasi pada riset dan pengembangan (research and
development/R&D).

Pada 2004 saja, pemerintah Korea Selatan menggelontorkan dana sebear US$ 22 miliar untuk
pengembangan teknologi. Hasilnya adalah: Korea Selatan memiliki lebih dari 300 ribu ilmuwan
berpengaruh dalam sektor perindustrian. Selain itu, hasil riset-riset tersebut juga diterapkan oleh
industri-industri besar Korea Selatan (Chaebol) yang beberapa diantaranya telah menguasai
pangsa pasar dunia (Young Roak Kim, Technology Commercialization in Republic of Korea,
2001).
Menilik kebelakang, sejarah awal perkembangan perindustrian di Korea Selatan dimulai pada era
1950 dan awal-awal 1960an, dimana pada saat itu industri-industri lebih terkonsentrasi pada
model industri manufaktur sederhana, yang strateginya meniru model yang sudah ada di pasaran
namun dengan memberikan harga yang lebih terjangkau.

Kemudian di era 1960 sampai awal 1970an, pemerintah negara Korea Selatan mulai
mengembangkan industri-industri baru yang lebih modern, dengan mulai menggarap pasar
ekspor secara terbatas. Hal ini diikuti dengan reformasi kebijakan ekonomi dan perindustrian
melalui instrumen fiskal dan moneter, antara lain dengan memberikan subsidi pajak, memberikan
kredit dengan suku bunga yang terjangkau, dan aturan yang mendukung lainnya.

Era 1970an ditandai dengan didirikannya industri-industri berat, seperti peralatan pertahanan
dan keamanan, industri baja dan perkapalan, dan industri otomotif. Selain itu, untuk menyaingi
Jepang dalam sektor perindustrian, pemerintah Korea Selatan membangun infrastruktrur yang
lebih teratur dan terhubung diberbagai lini.

Pemerintah negara Korea Selatan juga memberikan insentif pada kelompok industri besar
(Chaebol) agar bisa berkembang dengan lebih cepat. Di era inilah mulai terlihat kemajuan-
kemajuan industri-industri besar Korea Selatan yang di kemudian hari berkembang menjadi
perusahaan multinasional yang diperhitungkan oleh para pesaing.

Kemudian era riset dan pengembangan (R&D) sendiri baru mulai muncul diawal-awal 1980
hingga 1990an, dimana industri-industri terus mengalami kemajuan, dan pada akhirnya
menjelma menjadi raksasa-raksasa yang menguasai berbagai lini usaha di pasar internasional.

Akan tetapi, terjadinya krisis moneter dipertengahan 1997 membuat kondisi perekonomian
Korea Selatan terpuruk, sehingga banyak perusahaan besar menghadapi kekurangan likuiditas
dan akhirnya mengalami kebangkrutan. Era ini merupakan era kelam dalam sejarah
perekonomian modern, karena krisis tersebut bukan hanya menimpa Korea Selatan, namun juga
banyak negara lain di kawasan Asia, seperti Malaysia, Thailand, dan Indonesia.
Setelah melakukan berbagai restrukturisasi utang dan meminta bantuan pada organisasi the
International Monetary Fund (IMF), Korea Selatan mampu melakukan recovery kondisi
perekonomian dalam negeri. Meskipun masih menyisakan banyak persoalan, terutama
meningkatnya angka pengangguran, pemerintah Korea Selatan berhasil keluar dari krisis yang
mendera negeri itu dalam waktu relatif singkat.

Di kurun waktu 2000an sektor perindustrian Korea Selatan mengalami kebangkitan, tak lama
kemudian pemerintah Korea Selatan berhasil melunasi pinjamannya kepada IMF. Kemampuan
Korea Selatan mengatasi krisis ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari kalangan
internasional.

Bacaan berikut bisa menjadi sumber referensi mengenai perkembangan industri di Korea
Selatan, Financial Crisis and Transformation of Korean Business Groups: The Rise and Fall
of Chaebols, by Sea-Jin Chang, 2006.

Hingga kini, banyak industri Korea Selatan telah menguasai pasar global, contohnya industri
peralatan elektronika (televisi, lemari pendingin), industri telekomunikasi (smartphones, tablets),
industri otomotif, dan industri besar lainnya. Merk-merk terkenal dari industri-industri tersebut
tentunya akrab di telinga kita, antara lain: Samsung, LG Electronics, Hyundai, Daewoo, serta
KIA.

Sebagai penutup, meskipun dalam sejarah perkembangannya, sektor perindustrian Korea Selatan
sempat mengalami keterpurukan akibat krisis ekonomi, serta menyisakan persoalan domestik
berupa peningkatan angka pengangguran, namun patut dicatat bahwa negeri ini telah berhasil
membangun sektor perindustrian hingga mampu menjadi pemenang dalam pasar persaingan
global. **

Strategi Ekspor Bawa Kemajuan Perekonomian Korea Selatan

20 Mei 2013, 09:09 WIB

Oleh: Ika
4010

Korea Selatan mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam empat dekade terakhir.
Kebijakan pemerintah yang mengalihkan orientasi ekonomi dari pertanian ke industri
perdagangan menjadi salah satu kunci kesuksesan yang dicapai oleh negara gingseng ini.

Awalnya perekonomian Korea Selatan dibangun dengan berorientasi pada sektor pertanian
kemudian beralih ke sektor industri perdagangan. Hal ini menjadikan perekonomian Korea
Selatan tumbuh pesat dari negara miskin dengan perekonomian lemah menjadi negara yang kuat
pertumbuhan ekonominya, papar Prof. Kangyong Lee, The Korean International Cooperation
Agency (KOICA) Jumat (17/5) saat memberikan Kuliah Umum Korean Economics
Strategy Development di hadapan mahasiswa Fakulta Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.

Kangyong menyebutkan usai perang dunia dua, Korea Selatan berada dalam keterpurukan.
Bahkan termasuk dalam salah satu negara miskin di dunia. Dengan perekonomian yang masih
mengandalkan bidang pertanian membuat kondisi ini masih terus berlanjut hingga satu dekade
berikutnya. Namun, dengan sikap kepemimpinan yang kuat dan pemerintahan yang bersih Korea
Selatan kini dapat menjadi negara yang kuat perekonomiannya.

Kebijakan yang dibuat pemerintah dengan berorientasi pada pasar ekspor terutama
manufaktur merupakan salah satu strategi yang mampu menjadikan Korea Selatan dalam kondisi
yang lebih baik dari sebelumnya, imbuhnya.

Selain menerapkan strategi ekspor, Kangyong menambahkan bahwa pemerintah juga berhasil
mengajak kalangan pengusaha Korea Selatan untuk bersama-sama memajukan bangsa. Alhasil,
melalui sektor industri inilah, Korea Selatan kini mampu menguasai pasar dunia. Berbagai
produk elektronik mulai dari ponsel, televisi, LCD hingga semikonduktor seperti Samsung dan
LG dapat bersaing berebut kue pasar dunia. Demikian halnya di bidang otomotif, Hyundai dan
KIA bisa tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan otomotif besar dunia.

Jiwa kewirausahaan masyarakat Korea Selatan yang tumbuh dengan kuat, menurut Kangyong
menjadi salah satu faktor yang turut berkontribusi dalam kesuksesan pembangunan ekonomi
Korea Selatan. Selain itu juga dukungan kuat pemerintah terhadap pendidikan, penelitian dan
pembangunan sumber daya manusia. (Humas UGM/Ika)

Faktor-faktor Kemajuan Korea Selatan: Visi, Tekun, Finansial

Untuk kita-kita yang lahir di tahun 1980-an, mungkin saat masih remaja lebih sedikit mendengar
negara Korea, baik itu Korea Selatan (Korsel) maupun Korea Utara (Korut). Saat itu, 90-an
sampai awal 2000-an, lebih banyak mendengar Hongkong atau Taiwan. Contohnya nonton film
Andi Lau yang endingnya selalu ngenes, seringnya mati, dan banyak film lainnya dari
Hongkong.
Atau nonton film Meteor yang ada Tomingse-Sancai dan segerombol anggota F4 dari Taiwan.
Tapi sekarang, kedua negara tersebut tercover oleh Korea Selatan yang semakin maju hampir di
segala bidang. Padahal enam dekade lalu, Korea Selatan tercabik perang saudara dan penduduk
yang hidup dalam kemiskinan. Tapi kini, Korea Selatan menjadi salah satu Macan Asia dalam
perekonomiannya.

Kok bisa ya?

Dikutip dari Liputan6

Melesatnya ekonomi Korea Selatan memang membuat dunia kagum. Tanpa memiliki sumber
daya alam seperti minyak atau hutan dan geografisnya yang keras tidak membuat Korea tak bisa
apa-apa.

Selepas perang saudara dengan Korea Utara yang berlangsung 1950-1953, Korea Selatan terus
bangkit membangun ekonominya hingga menjadi negara maju seperti sekarang ini.

Profesor Seong-Kon Kim, PhD yang pernah menjadi dekan di Seoul National University
memberikan penjelasan tentang kunci suksesnya ekonomi Korea kepada peserta The 2nd
ASEAN-ROK (Republic of Korea), Next Generation Opinion Leaders Program. Sebuah program
dari Korea Foundation selama 15-21 Nopember 2015 yang diikuti perwakilan jurnalis dari 10
negara ASEAN.

Profesor Seong-Kon menyebut tiga kunci yang menjadi kesuksesan Korea Selatan menjadi
negara dengan ekonomi yang maju.

1. Pemimpin yang punya visi


Usai perang saudara, pemimpin Korea Selatan memutuskan untuk lebih meningkatkan
perekonomian yang bisa mengangkat derajat hidup warganya dan tidak terlalu fokus pada
ekonomi militer seperti yang dilakukan tetangganya Korea Utara yang memperkuat ekonomi
untuk kepentingan militer.

Sejak tahun 1960, Korea memutuskan menjadi negara industri dengan fokus pada 3 hal yakni
elektronik, otomotif dan perdagangan produk keduanya ke seluruh dunia, kata Profesor Seong-
Kon.

2. Bangsa yang tekun

Minimnya sumber daya alam membuat bangsa Korea tidak dimanjakan oleh alamnya.
Sebaliknya menghadapi iklim yang ekstrem, orang Korea harus bisa bertahan. Ketekunan yang
dimiliki orang Korea berbuah menjadi budaya kerja yang pantang menyerah dan pentingnya
sebuah ketekunan untuk menjadi sukses.

3. Bantuan finansial dari Amerika (Marshall Plan)

Amerika yang menjadi sekutu dan yang membantu Korea Selatan saat perang saudara diakui
Profesor Seong-Kon memiliki peran penting di awal-awal kebangkitan Korea. Menurut Profesor
Seong-Kon, sebagai bangsa yang baru saja terpuruk setelah perang, memiliki sekutu yang bisa
membantu sektor keuangan sangat diperlukan. Namun bantuan keuangan ini tidak membuat
Korea terjebak dalam lingkaran hutang seperti yang dialami banyak negara berkembang.

Bantuan yang diberikan Amerika tidak hanya finansial melainkan juga transfer teknologi dan
pengetahuan yang akhirnya sangat berguna untuk Korea dalam pengembangan industrinya.

Terbukti dengan 3 kunci itu, ekonomi Korea kini menjadi sangat maju. Produk teknologi Korea
diakui dunia seperti KIA, Samsung, LG, industri perkapalan, industri baja, kereta api cepat (KTX
Bullet Train) dan banyak lagi.

Korea kini menduduki peringkat 8 dunia untuk perdagangannya setelah Amerika, China, Jerman,
Jepang, Prancis, Belanda dan Inggris. Orientasi ekonomi pada ekspor menjadi salah satu
pendongkraknya.
Besaran atau ukuran ekonomi Korea Selatan juga menduduki peringkat 12 dunia. Sebagai negara
yang menganut paham demokratis, Korea berhasil mengangkat kesejahteraan warganya yang
pada 2015 memiliki pendapatan per kapita 28 ribu dolar AS per tahun. Bahkan sebagian besar
kelompok masyarakatnya punya pendapatan per kapita 50 ribu dolar per tahun.

Industri MICE

Maraknya aktivitas ekonomi membuat Korea banyak mengadakan pameran atau acara-acara
dengan kelas internasional. Efeknya, bisnis MICE (Meeting, Incentive, Convention, and
Exhibition) ikut tumbuh subur.

Salah satu pameran yang digelar adalah ASEAN Trade Fair 2015 yang berlangsung 18-21
Nopember 2015 di Coex, Seoul Korea. Pameran ini diikuti 10 anggota ASEAN yang bertujuan
meningkatkan volume perdagangan, investasi, pariwisata serta memperkaya pertukaran budaya.
Masing-masing negara menyajikan produk lokalnya untuk mengambil peluang di pasar Korea
serta kesempatan mendapatkan investor.

Ada 10 perusahaan dari Indonesia yang ikut pameran ini yakni PT Fruit-Ing Indonesia, PT
Garudafood Putra Putri Jaya, PT Indo American Seafoods, PT Indokom Citra Persada, PT Insan
Citraprima Sejahtera, PT Kampung Kearifan Indonesia, PT Manohara Asri, PT Mushroom
Factory Indonesia, PT Pondan Pangan Makmur Indonesia, PT Toba Surimi Industries.

Sekjen ASEAN Korea Centre Kim Young-sun mengatakan ASEAN sangat penting sebagai
partner Korea, karena kumpulan negara ini memiliki pangsa ekonomi yang besar.

Korea juga ingin memperkecil kesenjangan dengan ASEAN dengan melakukan capacity
building dan integrasi yang lebih baik dengan ASEAN, ujar Kim Young-sun.

Tak cuma marak acara pameran perdagangan, Korea juga berhasil menjadi tuan rumah Piala
Dunia bersama Jepang pada 2002 dan tuan rumah pesta Olimpiade pada 2018. Perlombaan
olahraga tingkat dunia seperti ini tak ayal ikut meningkatkan industri MICE negeri ginseng.

Ekonomi K-Pop
Keberhasilan di bidang industri rupanya membuat penduduk Korea menjadi lebih kreatif.
Industri seni seperti film, drama TV dan musik K-Pop menjadikan bisnis kreatif ini menyumbang
banyak pendapatan negara.

Keberhasilan Hallyu atau Korean Wave, dimulai sejak tahun 1993 ketika pertama kali drama
Korea masuk ke televisi di China. Drama Korea yang moderen tapi juga tetap mengusung nilai-
nilai tradisional Korea ternyata sangat kena dengan kebutuhan hiburan masyarakat China.

Setelah dari China, gelombang budaya Korea juga marak di negara Asia lainnya mulai dari
Jepang, Vietnam, Indonesia, Filipina dan hampir semua negara di Asia Tenggara.

Gelombang budaya Korea mencapai puncaknya ketika beberapa artis Korea mampu menembus
Amerika, Inggris, Prancis, ujar Profesor Seong-Kon.

K-Pop dengan deretan kelompok musik seperti Girls Generation, Super Junior, Big Bang sampai
penyanyi Psy dengan lagu Gangnam Style, mampu menyihir pencinta musik global. Psy sampai
diundang Presiden AS Barack Obama.

Artis Korea pun bisa menembus perfiliman Hollywood seperti Claudia Kim yang berperan
sebagai Dr Helen Co di film Avengers 2. Ada juga aktor Stephen Yeon yang bermain di serial TV
Walking Dead. Sementara film kartun Pororo mendulang untung hingga 100 juta dolar AS per
tahun.

Pemerintah Korea kini memberikan dukungan yang besar kepada para seniman film maupun
musik karena industri kreatif ini memberikan pemasukan devisa yang besar.
Tak cuma kecantikan dan ketampanan artis dan aktor Korea yang membuat orang-orang di
belahan dunia lain ingin menirunya. Gaya busana dan make up ala Korea kini menjadi idola
kaum wanita.

Pariwisata Melejit

Imbas dari keberhasilan drama Korea salah satunya adalah banyak turis yang datang ke Korea.
Tempat-tempat indah dan menawan dalam drama TV membuat orang-orang dari belahan dunia
penasaran melihat langsung Korea.Tempat-tempat seperti dalam film Winter Sonata di Pulau Jeju
atau drama lain di seputaran Seoul dengan pemandangan metropolitan dan istana kerajaan
menjadi daya tarik wisatawan.

Saat ini wisatawan dari China menduduki peringkat nomor satu kunjungan ke Korea yang
mencapai 10 juta per tahun. Bayangkan negara dengan penduduk hanya 50 juta itu bisa meraup
devisa besar dari sektor pariwisatanya dari belanja turisnya.

Turis tak cuma jalan-jalan, mencoba makanan korea atau membeli make up Korea. Kecantikan
orang Korea yang kini sudah sangat akrab dengan operasi plastik, membuat banyak orang
memilih Korea sebagai tempat operasi plastik.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Korea Selatan

Korea yang dulunya bersatu, pada tahun 1948 pecah 2 menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.
Korea Utara yang berpaham komunis, sedang Korea Selatan adalah negara presidential seperti
negara demokrasi lainnya.

Korea Selatan merupakan bagian dari negara di Asia yang memiliki kecanggihan teknologi
yang paling maju saat ini. Bahkan mendapat julukan Macan Asia seperti saudaranya negara
Jepang.
Kemajuan yang dibangun bukan hanya untuk penyelengaraan teknologi Informasi, namun juga
sarana perhubungan semua terintegrasi cukup memakai semacam ID Card dapat dipergunakan
untuk pembayaran berbagai jenis layanan: belanja, bayar listrik, telepon hingga kendaraan
umum.

Penggunaan kartu serba guna ini disamping sebagai KTP, namun juga kredit card. Aplikasi
yang tersedia disemua sudut kota sehingga mengurangi resiko kehilangan uang dan juga
sebagai pelacak lokasi apabila dinyatakan hilang.

Industri otomotif dan elektronik bermunculan dari negara ini dan mendapat sambutan baik
semua produknya. Pengguna di Indonesia sudah mengenal poduk-produk seperti produk mobil
KIA, Hyundai, produk elektronik LG. Bagi dunia internet, maka korealah juaranya. Internet
dengan mudah diakses diseluruh sudut kota dan yang lebih hebatnya gratis dan wus wus.. wus..
cepat!!!

Keamanan dan kenyamanan pengguna fasilitas umum sangat diutamakan, kebanyakan warga
setempat lebih menyukain menggunakan kendaraan umum untuk bepergian dibanding
kendaraan pribadi. Berangkat ke kantor hingga bertamasya penggunaan kendaraan umum
sudah tersedia lengkap dan nyaman.

Arsitektural korea mencapai keemasan dengan suksesnya pelaksanaan Korean Air Show 2009.
Dimana lahan yang dipakai adalah diatas laut hingga proses pembangunannya mendapat
perhatian khusus dari NGC (National Geographic Channel) dalam acaranya yang bertajuk
World Biggest Building.

Disamping teknologi juga kesenian dan budaya korea sering mengadakan kunjungan kenegara-
negara didunia juga mengadakan pagelaran seni dari seluruh dunia untuk tampil di Korea. Seni
peran baik itu drama, cinema maupun sinetron banyak digemari di Indonesia dan negara lain.

Kemajuan teknologi yang diraih Korea bukan hasil temuan begitu saja, namun kerjasama
pemerintah dan lembaga-lembaga independen yang begerak dalam pengembangan kemajuan
teknologi berjalan serasi. Dan masyarakatpun menunjang sarana tersebut dengan ikut menjaga
dan merawatnya.
Korsel nyata-nyata telah berhasil memerdekaan dirinya dari belenggu kemiskinan ilmu
pengetahuan dan ketidakmampuan teknologi. Tak diragukan, Korsel telah menjadi salah satu
negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan dalam waktu sekitar 30 tahun telah
beralih menjadi negara industri. Suatu proses yang lumayan singkat ditandai sejak
dicanangkannya Rencana Pembangunan Ekonomi Lima Tahun pada tahun 1962 yang perlahan
namun pasti meningkatkan nilai ekspor dan GNP.

Karakteristik inovasi iptek Korea Selatan

Kaitan langsung antara industrialisasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), maka
boleh dikatakan perkembangan industri di suatu negara merupakan cerminan dari
perkembangan inovasi iptek. Sedangkan Korsel justru memiliki karakteristik terbalik yaitu
perkembangan inovasi merupakan cerminan dari perkembangan industri. Dengan demikian bisa
dikatakan industri Korsel tumbuh lebih dahulu kemudian menyediakan acuan bagi arah
perkembangan inovasi teknologi. Kecenderungan ini mungkin agak serupa dengan Jepang
maupun Taiwan yang melakukan lompatan industri kemudian mencoba mengurai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menjadi pijakan industri tersebut.

Perlu ditekankan pula model pengambilalihan atau akuisisi teknologi demi industrialisasi
dimulai dengan kebijakan alih teknologi dari luar. Korsel memiliki dua tujuan dalam program
ini yaitu, memulai proses alih teknologi dari luar dan meningkatkan kapasitas daya serap
domestik dalam hal mencerna, memodifikasi dan mengembangkan teknologi asing. Pada saat itu
Korsel hampir secara keseluruhan bergantung pada teknologi dari luar.

Perlu dicatat dalam hal ini adalah pola kebijakan penggunaan lisensi asing (foreign licensing)
dalam menjalankan praktek akuisisi teknologi asing, berbeda dengan cara beberapa negara di
kawasan Asia Tenggara yang menerapkan kebijakan investasi asing langsung (foreign direct
investment). Tentu saja penggunaan foreign licensing bukanlah yang dominan karena pada saat
awal Korsel tegak kembali, dia tidak cukup memiliki uang untuk membeli lisensi asing.
Disamping itu, Korsel mendapat keuntungan berupa pembelajaran teknologi, penataan produksi
maupun pembuatan barang-barang orisinil yang diperoleh dari pembelian lisensi asing untuk
industri ringan pengganti barang-barang impor.
Karakteristik yang juga unik adalah tumbuh dan berkembangnya berbagai lembaga ilmu
pengetahuan dan teknologi nasional yang menjadi inkubator atau lembah silicon ala Korsel.

Evolusi inovasi iptek di Korea Selatan

Korsel juga menderita segala kekurangan setelah dijajah Jepang. Selepas perang saudara,
modal awal yang dimiliki Korsel adalah lembaga penelitian dan pengembangan pertahanan
nasional dan badan penelitian energi atom yang didirikan tahun 1959. Pada tahun 1960-an
Korsel mulai belajar dari negara lain terutama Amerika Serikat dalam mengembangkan riset
bidang industri ringan. Pada periode 1970 an, Korsel mulai berkonsentrasi pada
pengembangan industri mesin dan industri kimia. Pada periode tersebut pemerintah Korsel
mendirikan badan riset pemerintah (Government Research Institute, GRI) dalam bidang
permesinan dan kimia.

Sementara kita sekarang sedang mengalami fenomena brain drain (Brain Drain ke Negara
Maju Terus Meningkat, www.detik.com, 20 Juli 2007), Korsel semenjak tahun 1970-an sudah
mencoba mengantisipasi keadaan tersebut. Pada masa tersebut, bermacam-macam lembaga
riset didirikan (ditandai dengan berdirinya Korea Institute of Science & Technology pada tahun
1966), dengan berbagai kekhususan bidang penelitian demi membantu industri menyerap dan
menerapkan teknologi. Lahirnya pusat-pusat penelitian tersebut (kini tak kurang dari 22
lembaga riset bekerja secara sinergis) mengundang kembali para ilmuwan yang tersebar di
berbagai negara lain untuk memberikan sumbangsih pikiran dan tenaga membantu kalangan
industri dalam menerapkan teknologi baru disamping itu mengembangkan kemampuan bidang
teknologi ala Korsel. Walaupun demikian, uniknya baru pada periode 1980-an Korsel mulai
terlihat aktif dan serius mengembangkan inovasi riset asli bangsa sendiri. Jika dihitung hingga
masa sekarang, maka 20 tahun waktu yang diperlukan oleh Korsel untuk mencapai keadaan
seperti sekarang boleh dikatakan bukan evolusi melainkan revolusi.

Faktor umum penggerak evolusi iptek Korea Selatan

Terlepas dari masalah peran Amerika Serikat yang demikian besar di masa awal pembangunan
kembali korsel setelah perang saudara, (presiden Science & Technology Policy Institute, STEPI
Korea Selatan sempat menunjukkan ekspresi ketidaksenangan ketika menanggapi pernyataan ini
dalam sebuah seminar), namun Korsel sendiri sesungguhnya juga mencanangkan program riset
dan pengembangan ala Korsel yang disebut Indigious R&D for Technological
Competitiveness. Program ini mulai aktif semenjak tahun 1980 disaat pertumbuhan industri
Korsel semakin pesat dan kompleks dan negara-negara maju yang sebelumnya adalah rekanan
bisnis mulai memandang Korsel sebagai pesaing kuat.

Secara umum, faktor-faktor yang telah mempengaruhi perkembangan inovasi iptek Korsel
adalah penerapan secara sinergis strategi pemerintah dan kaum industriawan untuk senantiasa
mencari sumber-daya, pasar maupun teknologi di luar Korsel (outward looking), kebijakan
pembangunan dengan target industrialisasi, kebijakan dengan orientasi industri besar,
tersedianya sumber daya manusia yang memadai, dan pembangunan infrastruktur iptek yang
dimotori oleh pemerintah. Tak pelak kekuatan menonjol dari perkembangan inovasi Korsel
adalah komitmen kuat pemerintah terhadap pengembangan iptek berbasis teknologi nasional
ditunjukkan dengan membidani lahirnya puluhan pusat riset yang menjadi tenaga penggerak
alias driving force bagi dinamika evolusi perkembangan iptek Korsel.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia

Kegiatan ilmiah di Indonesia dimulai pada abad ke-16 oleh Jacob Bontius, yang mempelajari
flora Indonesia dan Rompiusdengan karyanya yang terkenal berjudul Herbarium Amboinese.
Pada akhir abad ke-18 dibentuk Bataviaasch Genotschap van Wetenschappen. Dalam tahun
1817, C.G.L. Reinwardt mendirikan Kebun Raya Indonesia (S\'land Plantentuin) di Bogor. Pada
tahun 1928 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Natuurwetenschappelijk Raad voor
Nederlandsch Indie. Kemudian tahun 1948 diubah menjadi Organisatie voor
Natuurwetenschappelijk onderzoek (Organisasi untuk Penyelidikan dalam Ilmu Pengetahuan
Alam, yang dikenal dengan OPIPA). Badan ini menjalankan tugasnya hingga tahun 1956.

Pada tahun 1956, melalui UU no. 6 tahun 1956 pemerintah Indonesia membentuk Majelis Ilmu
Pengetahuan Indonesia (MIPI) dengan tugas pokok:

Membimbing perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Memberi pertimbangan kepada pemerintah dalam hal kebijaksanaan ilmu pengetahuan.

Kemudian pada tahun 1962 pemerintah membentuk Departemen Urusan Riset Nasional
(DURENAS) dan menempatkan MIPI didalamnya dengan tugas tambahan: membangun dan
mengasuh beberapa Lembaga Riset Nasional. Dan tahun 1966 pemerintah merubah status
DURENAS menjadi Lembaga Riset Nasional (LEMRENAS).

Pada bulan Agustus 1967 pemerintah membubarkan LEMRENAS dan MIPI dengan SK Presiden
RI no. 128 tahun 1967, kemudian berdasarkan Keputusan MPRS no. 18/B/1967 pemerintah
membentuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan menampung seluruh tugas
LEMRENAS dan MIPI, dengan tugas pokok sebagai berikut:

Membimbing perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berakar di Indonesia agar
dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia pada khususnya dan umat manusia
pada umumnya.

Mencari kebenaran ilmiah di mana kebebasan ilmiah, kebebasan penelitian serta kebebasan
mimbar diakui dan dijamin, sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Mempersiapkan pembentukan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (sejak 1991 tugas pokok ini
selanjutnya ditangani oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi dengan Keppres no. 179 tahun
1991).

Sejalan dengan perkembangan kemampuan nasional dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, organisasi lembaga-lembaga ilmiah di Indonesia telah pula mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Oleh sebab itu dipandang perlu untuk mengadakan peninjauan dan
penyesuaian tugas pokok dan fungsi serta susunan organisasi LIPI sesuai dengan tahap dan
arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka Keppres no. 128 tahun 1967,
tanggal 23 Agustus 1967 diubah dengan Keppres no. 43 tahun 1985, dan dalam rangka
penyempurnaan lebih lanjut, tanggal 13 Januari 1986 ditetpkan Keppres no. 1 tahun 1986
tentang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan terakhir dengan Keppres no. 103 tahun
2001

Perbandingan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Di Korea dan Indonesia


Bicara tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Korea dan di Indonesia dapat
kita lihat dari berbagai segi dari bidang tersebut. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
bagian terpenting dalam perkembangan suatu Negara, terutama di era globalisasi seperti saat
ini, dimana segala sesuatunya menjadi serba transparan.

Di era globalisasi seperti sekarang ini dibutuhkan segala sesuatu yang dapat mempermudah
manusia dalam melakukan aktifitas. segala sesuatunya dilakukan dengan prinsip kepraktisan
dan tidak mengenyampingakan keamanannya.

Di Korea perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat. Korea sekarang
berdiri sejajar dengan Negara-negara maju lainnya. Korea dapat seperti sekarang ini tidak
lepas dari lembaga-lembaga riset yang dimilikinya. Korea memiliki belasan lembaga riset yang
selalu melakukan penelitian untuk menemukan hal-hal atau sesuaut yang baru. Berbeda halnya
dengan Indonesia, lembaga penelitian di Indonesia bisa dikatakan jauh dari cukup.

Perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi suaut Negara tidak lepas dai kualitas yang
dimiliki oleh manusianya. Sumber daya menusia yang dimiliki harus dapat dimanfaatkan sebaik
mungkin. Salah satu penunjangnya ialah lembaga pendidikan, khususnya dalam hal ini
Universitas atau Perguruan Tinggi.

Sebenarnya, dalam hal jumlah sumber daya manusia, Indonesia tidak kalah dari Korea.
Indonesia yang mememiliki jumlah penduduk lebih dari dua ratus juta jiwa seharusnya dapat
lebih maju di bandingkan Korea yang memilki jumlah penduduk yang lebih sedikit. Namun, hal
unu berbanding terbalik. Ini kurangnya perhatian pemerintah dalam pemanfaatan sumber daya
manusia yang dimiliki.

Secara kualitas memang tidak semua sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia berada di
bawah sumber daya manusia yang dimiliki korea. Hal ini dapat kita buktikan dengan banyaknya
putra-putri Indonesia yang mendapatkan pengahargaan dalam ajang internasional, terutama
dalam bidang sains. Namun sekali lagi yang dipertanyakan adalah perhatian pemerintah
terhadap mereka. Bisa jadi dengan pemanfaatan sumber daya menusia yang baik, kelak
Indonesia dapat berdiri sejajar dengan Negara maju seperti Korea dan Jepang.

Anda mungkin juga menyukai