PEPERANGAN GERILYA Dosen Kolonel Laut (P) Ruby Alamsyah, M.Tr.Opsla., M.Han., CIPA., CBHRM. MK Sejarah Perang (IDU109-TE-1-D) Kelas CHO-2 | Semester 1/2021 | Pertemuan Ke-09 Lingkup Bahasan
1. Sejarah Singkat Perang Saudara Cina
2. Konflik Kaum Nasionalis & Komunis 3. Perang Saudara Cina setelah PD II 4. Long March PKC 5. Peperangan Gerilya Referensi • Lan, Joe, N. 1952. Tiongkok Sepandjang Abad. Jakarta: Balai Pustaka • Seeger Elizabeth. Sedjarah Tiongkok Selajang Pandang. Terjemahan oleh Ong Pok kiat. Jakarta: J.B Wolters • Sutopo, F.X. 2009. China Sejarah Singkat. Yogyakarta: Garasi • Taniputera, Ivan. 2008. History of China. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA SEJARAH SINGKAT PERANG SAUDARA CINA PETA NEGARA RRC SEKARANG Sejarah Singkat Perang Saudara Cina
• Perang Saudara Cina adalah perang saudara yang
terjadi antara pemerintah Republik Cina (ROC) yang dipimpin Kuomintang (KMT) dan Partai Komunis Tiongkok (CPC) yang berlangsung tidak terus menerus antara tahun 1927 dan 1949. 22 th
• Perang tersebut umumnya dibagi menjadi dua fase
dengan jeda: dari Agustus 1927 hingga 1937, Aliansi KMT-CPC runtuh selama Ekspedisi Utara, dan Nasionalis menguasai sebagian besar Cina. • Dari tahun 1937 hingga 1945, permusuhan ditunda, dan Front Bersatu kedua pihak bertempur melawan invasi Jepang ke Cina dengan bantuan dari Sekutu Perang Dunia II.
• Perang saudara dilanjutkan setelah kekalahan
Jepang, dan CPC mendapatkan keuntungan pada fase terakhir perang dari 1945 hingga 1949, yang umumnya disebut sebagai Revolusi Komunis Cina. • Pada akhirnya, kaum nasionalis di bawah Chiang Kai- shek melarikan diri ke Pulau Taiwan untuk mendirikan Negara Republik Cina, sementara komunis di bawah Mao Tse-tung mendirikan Republik Rakyat Cina.
• Akibat perang saudara ini, lebih dari delapan juta
orang tewas. Sebagian besar warga sipil terbunuh karena penyakit, kelaparan, dan pembalasan yang dilakukan oleh satu pihak di daerah-daerah yang dianggap bersahabat dengan yang lain. • Fase awal perang saudara sebagian besar adalah pemberontakan oleh pasukan komunis Cina melawan pemerintah nasionalis Cina.
• Awalnya komunis hanya bisa lolos dari kehancuran total
setelah "Long March" ke tempat perlindungan di provinsi Shanxi. Namun setelah PD Dunia II, ketika pasukan Soviet di Manchuria dan Korea menyerahkan senjata-senjata Jepang yang ditangkap, surplus senjata Soviet diserahkan ke pasukan Mao, keadaan berbalik, dan nasionalis Cina akhirnya dipaksa keluar dari daratan Cina. KONFLIK KAUM NASIONALIS DAN KOMUNIS Nasionalis VS Komunis
• Awal abad ke-19, Cina dibawah sebuah kekaisaran yang
dipimpin oleh sebuah dinasti asing yang bernama dinasti Manchu yang sudah berkuasa selama kurang lebih 200 tahun.
• Di daerah selatan Cina terdapat seorang anak muda yang
bernama Sun Yat Sen yang telah mendapatkan ide-ide barat yang dipelajari selama ia di Eropa. Ia kemudian mendirikan suatu perkumpulan yang bernama Zonggou Dongmenghui dan menyebarkan gagasannya untuk mendirikan pemerintahan baru Cina menggantikan dinasti Manchu yang dianggap tidak pantas lagi memerintah Cina. • Setelah berhasil mendirikan pemerintahan Republik di Cina, dalam masa transisi itu pemahaman komunis yang dibawa oleh orang-orang Rusia mulai masuk ke dalam pemikiran rakyat Cina. • Rakyat Cina sendiri mulai tidak mempercayai Partai Koumintang dalam menjalakankan pemerintahan karena terdapat berbagai masalah seperti banyaknya praktik korupsi. • Hal ini dimanfaatkan PKC untuk berusaha menguasai pemerintahan Cina. • Menyadari akan hal itu, Chiang Kai Shek berusaha untuk menyingkirkan kaum komunis, sehingga terjadilah konflik antara kaum nasionalis dan kaum komunis yang sama-sama ingin memperebutkan kekuasaan di Cina. • Pada tahun 1922 pemerintah Uni Soviet mengirimkan Abraham Adolf Joffe untuk membicarakan tentang persetujuan mengenai daerah yang pernah dirampas dari Cina yang akan dikembalikan. • Dr. Sun Yat Sen menerima tawaran tersebut dan ia berpendapat bahwasanya komunis tidak cocok diterapkan di Cina. Dengan demikian terjadilah hubungan antara Pemerintah Koumintang dan Uni Soviet. • Lalu pemerintahan nasionalis mengirimkan misi yang diketuai oleh Chiang Kai Shek ke Uni Soviet untuk belajar mengenai birokrasi pemerintahan dan sebagai balasannya Uni Soviet mengirimkan Borodin dan Jenderal Blucher ke Cina untuk mengatur kembali biroraksi Partai Koumintang dan mengajar di Akademi Militer Whampoa. • Juni 1924 setelah keputusan Kongres Nasional, Kaum Komunis diperbolehkan untuk bergabung kedalam Koumintang dengan syarat bahwa mereka akan tunduk kepada asas-asas Koumintang. • 1925 Dr Sun Yat Sen wafat dan digantikan oleh Chiang Kai Sek yang tidak suka dengan kaum komunis dan berusaha untuk menyingkirkan kaum komunis dari Koumintang karena ia menganggap bahwa kaum komunis dapat membahayakan persatuan negeri serta mengirim kembali Borodin dan Jenderal Blucher ke Uni Soviet. • Hal ini memicu konflik antara kaum komunis dengan kaum nasionalis. • 1927 Mao Zedong terpilih menjadi pemimpin PKC dan melalui Tentara Merah di bawah pimpinan Zhou Enlai dan Zhu De mengadakan perebutan kekuasaan di Nanchang yang berhasil digagalkan oleh Kuomintang. • Akibatnya kemudian adalah terjadinya peristiwa yang disebut dengan Shanghai Massacre, yaitu pembunuhan massal atau pembersihan terhadap kaum komunis yang dilakukan oleh Kuomintang. • Sisa-sisa anggota PKC mundur ke daerah-daerah yang tidak mudah diakses dan mulai menyadari bahwa kedudukannya di Propinsi Jiangsi tidak dapat dipertahankan lagi. • Mereka lalu mengundurkan diri dan mengadakan perjalanan panjang yang dikenal dengan peristiwa Long March pada tahun 1934 ke wilayah Yanan dan tiba secara bergelombang di wilayah tersebut antara tahun 1935-1936. • Pada saat itu Jepang sedang melakukan ekspansi ke wilayah utara Cina sehingga pada tanggal 1 agustus 1935 PKC menyerukan agar rakyat Cina bersatu melawan Jepang. • Februari 1937 PKC menyatakan untuk bergabung dengan pemerintahan nasional dan meleburkan Tentara Merah dengan Tentara Nasional dalam menghadapi agresi militer Jepang. • Pertikaian antara kaum Komunis dan kaum Nasionalis berhenti dan bersatu untuk menghadapi Jepang. Cina Tahun 1929, KMT Masih Menguasai Sebahagian Besar Wilayah Cina CHIANG KAISEK & MAO ZEDONG PERANG SAUDARA CINA SETELAH PD II Perang Pasca PD II
• PD II berakhir dan Jepang menyerah, pertikaian
kaum nasionalis dan kaum komunis berlanjut. • Chiang Kai Shek sendiri merasa khawatir dengan Tentara Merah yang menguasai daerah pedesaan yang sangat luas sehingga ia meminta bantuan AS. • Tahun 1945 Presiden Truman mengutus Jenderal George Marshall untuk bertindak sebagai perantara. • Namun sepeninggal Marshall pertempuran kembali terjadi dengan skala yang semakin meluas. • 1947: pemerintahan nasionalis berhasil merebut kota Yanan dari pihak komunis. • Meskipun pada awalnya terdesak, keadaan segera berbalik ketika kaum komunis menerapkan politik land reform. • 1948: Tentara Merah berhasil merebut kota-kota yang dikuasi oleh kaum nasionalis seperti kota Jinan, Changchun, Mukden, dan Xuzhou. • 1949: Beiping jatuh ke tangan Komunis, nama kota dirubah menjadi Beijing. • Tentara Merah melancarkan serangannya ke wilayah selatan dan memaksa pemerintahan Nasionalis memindahkan ibukotanya dari Nanjing ke Kanton. • Tentara Merah berhasil merebut kota Taiyuan dan Nanjing, kemudian Hangou, Sanghai, dan Qingdao. Tentara Merah (PLA) Memasuki Beijing Dampak Perang
• 1 Oktober 1949: Mao Zedong memproklamasikan
berdirinya Republik Rakyat China (RRC), dg ibukota Beijing. • 14 Oktober: Kanton berhasil dikuasai Tentara Merah dan selanjutnya Chongqing serta Propinsi Yunnan dan Hainan. • Pemerintah nasionalis tidak memiliki wilayah lagi di Cina daratan. Kaum nasionalis melarikan diri ke Pulau Formosa (Taiwan). • 7 Desember 1949: Chiang Kai Shek menyatakan Kota Taipei sebagai ibukota sementara Republik Cina di Pulau Taiwan. MAO ZEDONG MEMPROKLAMIRKAN BERDIRINYA PRC Kondisi Pasca Perang
• Jumlah korban: lebih dari 5 juta jiwa.
• Mao Zedong memerintahkan pembagian tanah pada petani miskin dan merencanakan pembangunan nasional dengan didukung Uni Soviet. • Perang Korea tahun 1950: AS mengirim armada militernya ke selat Taiwan untuk mencegah adanya kontak senjata. AS juga giat menjual senjata ke Taiwan yang mengundang protes dari pihak RRC. Akhir Dari Perang
• Sampai saat ini tidak ada gencatan senjata atau
perjanjian damai yang pernah ditandatangani, dan terdapat perdebatan mengenai apakah perang saudara ini telah berakhir secara resmi. • Hubungan Lintas Selat telah terhalang oleh ancaman militer dan tekanan politik dan ekonomi, khususnya atas status politik Taiwan, dengan kedua pemerintahan secara resmi berpegang pada "kebijakan Satu Cina". • RRC secara aktif masih mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan terus mengancam Republik Cina dengan invasi militer jika mereka secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan dengan mengganti namanya dan mendapatkan pengakuan internasional sebagai "Republik Taiwan". • Sebaliknya, Republik Cina membalas dengan mengklaim Tiongkok daratan, dan mereka berdua melanjutkan pertarungan atas pengakuan diplomatik. • Saat ini perang sepertinya terjadi pada front politik dan ekonomi dalam bentuk hubungan lintas selat; namun, kedua negara de facto terpisah ini memiliki hubungan ekonomi yang erat. People's Republic of China Republic of China LONG MARCH PKC Long March PKC 9.000 Km
• Dimulai 16 Oktober 1934.
• Berangkat dari markas mereka Provinsi Jiangxi, 86 ribu tentara, 15 ribu personel dan 35 perempuan. • Long March (1934-1935) dipimpin Mao Zedong, Zhou Enlai. • Senjata dan perlengkapan tersandang, amunisi dan persenjataan yang lebih berat dibawa dengan gerobak yang ditarik kuda. • Lapar dan haus menjadi sahabat setia dalam perjalanan yang serasa tak berujung itu. • Pergerakan tidak mudah, dengan jumlah banyak mudah dilacak musuh, sehingga harus mengendap- endap, bergerak lebih cepat hanya pada malam hari tanpa penerangan apapun, kalau lokasi aman barulah menyalakan obor. • Bagi Mao taktik politik ini adalah opsi terbaik untuk mengacaukan musuh. • Sedikitnya 24 sungai diseberangi dan 18 gunung didaki. • Di Sungai Xiang (Provinsi Hunan): dihadang Tentara Nasionalis, butuh seminggu untuk menerobosnya, namun 50 ribu pasukannya tewas. LONG MARCH PIHAK KOMUNIS 1934 – 1935 DARI JIANG XI HINGGA SHAN XI • Pertempuran itu terjadi pada November 1934, karena kalah perang, jabatan Mao sebagai ketua dicabut. • Januari, dia mendapat kembali pengaruhnya dan melancarkan strategi baru yang lebih rumit. Pasukan dipencarkan, tidak ada lagi perang muka ketemu muka. Jalur yang diambil bahkan benar-benar membingungkan Kuomintang. • Tujuan utama PKC satu, Provinsi Shaanxi yang terletak di barat laut daratan China. • Di sanalah pasukan Jepang sedang melebarkan sayap kekuasannya ke Cina. • Mao mengambil kesempatan ini untuk menggelorakan dua lemparan batu sekaligus, kalahkan partai pesaing dan pukul mundur penjajah. • Setahun berlalu: PKC dapat bertahan, masih ada beberapa pertempuran kecil, banyak serangan udara, namun pasukan tidak berkurang banyak. • Empat dari lima benteng pertahanan Nasionalis berhasil mereka robohkan. Namun benteng terakhir di Shaanxi gagal diserbu. • 20 Oktober 1935, long march PKC berakhir: hanya 4.000 pasukan yang bertahan sampai akhir perjalanan. • Selanjutnya Mao memimpin perjuangan kemerdekaan melawan kolonialisme Jepang dan menang pada 1945. PEPERANGAN GERILYA PRINSIP PEPERANGAN GERILYA MAO
•Kebijakan Mao Zedong: kaum tani sebagai
pendukung utama revolusi. •Gerilyawan: tidak bisa efektif atau bahkan bertahan, tanpa dukungan rakyat yang kuat dan terorganisir dengan baik. •Mobilisasi dukungan rakyat: tugas politik, bukan tugas militer. MAO ZEDONG “… Untuk mencapai kemenangan, kita harus gigih dalam Perang Perlawanan, dalam front persatuan dan dalam perang yang berlarut. Namun semua itu tidak terpisahkan dari mobilisasi rakyat. Menginginkan kemenangan namun mengabaikan mobilisasi rakyat seperti ingin 'pergi ke selatan tetapi mengemudikan kereta ke utara', dan hasilnya pasti akan kehilangan kemenangan ”. “Jika kami [China] menyampaikan bahwa strategi gerilya adalah satu-satunya strategi yang mungkin bagi orang-orang yang tertindas, kami berarti terlalu melebih-lebihkan pentingnya pertempuran gerilya ... Namun jika kami tidak menempatkan operasi gerilya yang sesuai di tempat yang tepat, kami tidak dapat menghargainya secara realistis. Operasi gerilya yang berkorelasi dengan operasi pasukan reguler kami akan menghasilkan kemenangan.” 8 Penekanan MAO Bagi Pasukannya Ketika Berhadapan Dengan Rakyat
1. Bicaralah Dengan Sopan
2. Bayar Secara Adil Untuk Apa Yang Anda Beli 3. Kembalikan Semua Yang Anda Pinjam 4. Bayar Semua Yang Anda Rusak 5. Jangan Memukul Atau Mengumpat Orang 6. Jangan Merusak Tanaman 7. Jangan Mengambil Kebebasan Wanita 8. Jangan Memperlakukan Tawanan Dengan Buruk. PERANG REVOLUSIONER MULTI-ECHELON
• Perang revolusioner: merupakan jalan bagi masyarakat
miskin berbasis agraria untuk memobilisasi sarana politik dan militer dalam mengalahkan penguasa. • Strategi dan taktik: 1. Ketika musuh menyerang, kita mundur. 2. Ketika musuh berhenti, kita mengganggu. 3. Ketika musuh berusaha menghindari pertempuran, kita menyerang. 4. Ketika musuh mundur, kita mengejar. PERANG REVOLUSIONER MULTI-ECHELON
• Perang revolusioner: merupakan jalan bagi masyarakat
miskin berbasis agraria untuk memobilisasi sarana politik dan militer dalam mengalahkan penguasa. • Strategi dan taktik: 1. Ketika musuh menyerang, kita mundur. 2. Ketika musuh berhenti, kita mengganggu. 3. Ketika musuh berusaha menghindari pertempuran, kita menyerang. 4. Ketika musuh mundur, kita mengejar. • Orientasi peperangan secara umum: Psikologis • Dasar-dasar peperangan: penggunaan pengelabuan, sulit dipahami, dan tidak dapat diprediksi. • Untuk mengalahkan musuh dan memungkinkan pasukan yang lebih lemah untuk menang, diperlukan: penghematan pasukan; dan pendekatan tidak langsung. • Doktrin Mao: gerilyawan tani yang menjatuhkan kekuatan lokal konvensional yang didukung Eropa atau pasukan lokal yang dibantu Eropa dalam perang kucing melawan tikus dengan beberapa pertempuran kecil. • Aksi gerilya: tidak menentukan tetapi berkembang secara alami, dan diperlukan; merupakan upaya yang digunakan oleh suatu bangsa yang lebih lemah dalam persenjataan dan peralatan militer dalam melawan bangsa penyerang yang lebih kuat. • Peperangan gerilya adalah cara untuk melemahkan kekuatan musuh sambil membangun kekuatan kita dalam merebut kemenangan besar di masa depan. • Meskipun tidak tepat untuk mencampuradukkan cara konvensional dengan operasi gerilya, tetapi juga tidak tepat untuk menganggap bahwa ada jurang pemisah di antara keduanya. Strategi tiga tahap Mao: 1. Tahap Permulaan: mengorganisasi, mengkonsolidasi dan memelihara kekuatan; 2. Tahap peperangan gerilya: melakukan aksi tempur langsung, mencari dukungan rakyat (melakukan ekspansi progresif), pembentukan pasukan pertahanan wilayah dan milisi (juga sebagai unsur cadangan dari pasukan gerilya); 3. Tahap penghancuran musuh: sebagai upaya ofensif terakhir; pertempuran yang dilakukan hampir tingkat peperangan konvensional dan akan menjadi prioritas utama dari semua upaya yang ada. Kerja sama di antara pasukan gerilya dan regular: 1. Tingkat strategis: pasukan gerilya digunakan di daerah-daerah terpencil untuk mengalihkan perhatian pasukan musuh dari area perang utama. 2. Tingkat operasional: pasukan gerilya bekerja sama dengan pasukan reguler dalam melakukan kampanye militer besar; mereka digunakan untuk menyerang jalur pendekat vital pasukan musuh. 3. Tingkat taktis: pasukan gerilya bertanggung jawab menjalin kerjasama erat dengan pasukan reguler; fungsi utamanya untuk mengganggu transportasi musuh, mengumpulkan informasi, dan bertindak sebagai pos terdepan dan penjaga. • Semua orang, laki-laki maupun perempuan, usia 16 hingga 45 tahun harus diorganisir ke dalam unit pertahanan diri, yang dasarnya adalah sukarela. Tanggung jawab mereka adalah tugas keamanan lokal, mengamankan informasi tentang musuh, menangkap pengkhianat, dan mencegah penyebaran propaganda musuh. • Ketika penduduk setempat menjadi lebih terorganisir dan berpengalaman, unit pertahanan diri menjadi bagian penting dari pasukan cadangan. Organisasi- organisasi ini berguna untuk tujuan menanamkan pengetahuan militer dan politik kepada rakyat, menjaga ketertiban di belakang, dan mengisi kembali organisasi pasukan reguler. • Dalam taktik konvensional, penyebaran pasukan mengundang kehancuran; dalam perang gerilya, taktik ini sangat diinginkan baik untuk membingungkan musuh maupun untuk memberikan kesan bahwa gerilya ada di mana-mana. • Pertarungan yang menentukan: andalkan imajinasi, gangguan, kejutan, dan mobilitas untuk menciptakan situasi kemenangan sebelum melakukan pertempuran. Serangan dilakukan dengan mendadak, tajam, ganas, dan berdurasi pendek. • Komponen vital dari strategi: bukan untuk mendapatkan dukungan pasif dari masyarakat lokal, tetapi untuk mengorganisasi mereka untuk mendukung operasi tempur di berbagai tingkatan. SEKIAN & TERIMA KASIH