Anda di halaman 1dari 4

Perang Saudara China: Jalannya

Pertempuran dan Berdirinya RRC


Halaman all - Kompas.com
Aditya Jaya Iswara
6-7 minutes

Ilustrasi Perang Saudara China.(WIKIMEDIA COMMONS)

BEIJING, KOMPAS.com - Perang Saudara China (1945-1949) terjadi akibat perebutan


wilayah antara Nasionalis Kuomintang dengan Komunis.

Kuomintang di bawah Chiang Kai-shek dan Komunis pimpinan Mao Zedong bersaing
mengendalikan sumber daya vital dan pusat populasi di China utara dan Manchuria.

Mengutip Britannica, jalannya Perang Saudara China dapat dibagi ke tiga fase:

Baca juga: Kronologi Penyebab Perang Saudara China

1. Dari Agustus 1945 hingga akhir 1946, kaum Nasionalis dan Komunis berlomba-lomba
mengambil alih wilayah yang dikuasai Jepang, membangun kekuatan mereka, dan melakukan
banyak pertempuran terbatas sambil tetap melakukan negosiasi untuk penyelesaian damai.
2. Selama 1947 dan paruh pertama 1948, setelah keberhasilan awal Nasionalis, situasi
berbalik mendukung komunis.

3. Komunis memenangi serangkaian kemenangan besar yang dimulai pada akhir 1948 yang
mengarah pada berdirinya Republik Rakyat China.

Perebutan wilayah di Perang Saudara China


Tak lama setelah beredar kabar Jepang akan menyerang di Perang Dunia II, komandan
tentara Komunis, Zhu De, pada 11 Agustus memerintahkan pasukannya untuk pindah ke
wilayah yang dikuasai Jepang dan mengambil alih senjata Jepang, mengabaikan perintah
Chiang Kai-shek untuk tetap di tempat.

Amerika Serikat kemudian membantu Pemerintah China dengan menerbangkan banyak divisi
dari barat daya untuk menduduki kota-kota utama di timur, seperti Beiping, Tianjin,
Shanghai, dan ibu kota sebelum perang, Nanjing.

Angkatan Laut AS memindahkan pasukan China dari selatan ke kota-kota pesisir lainnya,
serta mendaratkan 53.000 marinir di Tianjin dan Qingdao untuk membantu melucuti senjata
dan memulangkan pasukan Jepang, tetapi juga sebagai penyeimbang bagi tentara Soviet di
Manchuria selatan.

Selanjutnya, Jenderal AS Douglas MacArthur memerintahkan semua pasukan Jepang di


China untuk menyerahkan senjata mereka hanya kepada pasukan pemerintah Nasionalis.

Mereka patuh dan kadang-kadang terlibat melawan pasukan Komunis China.

Baca juga: Dampak Perang Dunia II bagi Indonesia

Segera setelah menyerah, Komunis mengirim kader dan pasukan politik ke Manchuria (China
Timur Laut). Ini sudah direncanakan jauh-jauh hari.

Jenderal Lin Biao menjadi komandan pasukan, yang menggabungkan pasukan boneka dari
rezim Manchukuo Jepang sebelumnya dan mulai merekrut relawan.

Ia mendapatkan sebagian besar senjatanya dari peninggalan Jepang yang diambil alih oleh
Soviet.

Manchuria adalah daerah yang luas dengan populasi 40 juta orang, konsentrasi terbesar
industri berat dan kereta api di China, serta cadangan besar batu bara, besi, juga banyak
mineral lainnya.

Uni Soviet berjanji kepada Pemerintah Nasionalis bahwa mereka akan menarik pasukan
pendudukannya dalam waktu 90 hari setelah Jepang menyerah dan mengembalikan wilayah
itu ke China.

Namun, Nasionalis berhasrat mengendalikan Manchuria, yang sangat penting bagi masa
depan China sebagai kekuatan dunia.
Tentara Lin Biao kemudian berusaha memblokade masuknya pasukan Nasionalis dengan
menghancurkan jalur kereta api dan merebut daerah sekitar pelabuhan jalur masuk.

Tak lama setelahnya, kedua pihak terjebak dalam pertempuran sengit untuk masuk ke
Manchuria, meskipun negosiasi sedang berlangsung di Chongqing antara Mao Zedong dan
Chiang Kai-shek untuk penyelesaian damai.

Tentara Soviet menghindari keterlibatan langsung dalam Perang Saudara China, tetapi
mereka membongkar banyak mesin industri dan mengirimkannya ke Uni Soviet bersama
dengan ratusan ribu tawanan perang Jepang.

Baca juga: 10 Senjata Paling Mematikan dalam Perang Dunia I

Pada akhir 1945, kaum Nasionalis menempatkan beberapa tentara terbaik mereka yang dilatih
AS di Manchuria selatan, hingga ke utara Mukden (sekarang Shenyang), pusat kereta api
strategis tempat pasukan Nasionalis diangkut melalui udara.

Sementara itu, kekuatan komunis tersebar di berbagai provinsi dari barat ke laut.

Mereka menguasai sebagian besar jalur kereta api di utara jalur Longhai, yang merupakan
jalur suplai vital bagi tentara Nasionalis di daerah Tianjin-Beiping dan di Manchuria.

Pemerintah Nasionalis menguasai wilayah yang luas di selatan dan barat dan membangun
kembali otoritasnya di provinsi-provinsi kaya di lembah Yangtze yang lebih rendah dan di
beberapa kota penting di China utara. Mereka juga mengambil alih kendali sipil di Taiwan.

Penarikan pasukan pendudukan Soviet pada Maret–April 1946 juga memicu perebutan
wilayah.

Pasukan nasionalis menduduki Mukden (Shenyang) pada 12 Maret, sementara Komunis


mengonsolidasikan cengkeraman mereka di seluruh Manchuria utara.

Setelah pasukan pemerintah merebut Changchun pada 23 Mei, gencatan senjata 15 hari
diumumkan di Manchuria dari 6 Juni hingga 22 Juni.

Namun, pertempuran meningkat di tempat lain, ketika pasukan pemerintah dan Komunis
bentrok di Jehol (Chengde), Kiangsu utara (Jiangsu), timur laut Hopeh (Hebei), dan Shantung
tenggara (Shandong).

Baca juga: 5 Perang yang Masih Terjadi Saat Ini, termasuk Korea dan Yaman

Berdirinya Republik Rakyat China


Republik Rakyat China (RRC) adalah bentuk pemerintahan di pusat China daratan, yang
dibentuk oleh pemimpin Komunis China Mao Zedong dalam deklarasinya pada 1 Oktober
1949.

Pengumuman tersebut mengakhiri Perang Saudara China antara Komunis dan Nasionalis
Kuomintang.
Pembentukan RRC juga melengkapi proses panjang pergolakan pemerintahan di China yang
dimulai dengan Revolusi China pada 1911.

Jatuhnya pusat China daratan di tangan komunisme pada 1949 membuat Amerika Serikat
menangguhkan hubungan diplomatik dengan RRC selama beberapa dekade, seperti yang
dilansir dari Office of the Historian.

Baca juga: 4 Dampak Perang Dingin secara Global: Positif dan Negatif

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari
bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link
https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih
dulu di ponsel.

https://internasional.kompas.com/read/2021/11/23/152958970/perang-saudara-china-jalannya-
pertempuran-dan-berdirinya-rrc?page=all

Anda mungkin juga menyukai