Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH PEMINATAN

KONFLIK CINA PADA MASA PERANG DINGIN

KELAS: XII IPS 6


NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

1. GEDE ELLO JEVA HERDANA (6)


2. HANNA SERGINIA CHRISTIE (09)
3. I PUTU RICHIE SANJAYA (13)
4. I WAYAN MAHARDICKA SAPUTRA (15)
5. KOMANG MAHESA WANGSA PUJANGGA (18)
6. SANG BAGUS PUTU ARNAWA (35)
Latar Belakang

Perang ini merepresentasikan perpecahan ideologis antara pihak


Komunis PKT dan KMT yang menyangkut Nasionalisme, dan
berlangsung terputus-putus.

Konflik ini berujung menghasilkan dua negara de facto (diakui),


Republik Tiongkok di Taiwan dan Republik Tiongkok.

Rakyat China menganggap Taiwan sebagai bagian tak terpisahkan


dari wilayahnya yang harus kembali diintegrasikan ke dalam Republik
Rakyat China. Namun Taiwan berpegang pada klaim kedaulatannya
sebagai negara merdeka dengan identitas nasional tersendiri.
Persoalan ini mengakibatkan ketegangan dan mengganggu stabilitas
di kawasan tersebut selama beberapa dekade. pemimpin Amerika
Serikat, China, dan Inggris menandatangani Deklarasi Kairo pada 1
Desember 1943. Dalam deklarasi itu, ketiga pihak mengakui bahwa
"seluruh wilayah yang dicaplok Jepang dari China, seperti Manchuria,
Taiwan, dan Kepulauan Penghu, harus dikembalikan ke China."
Namun pada waktu yang sama, dua partai politik besar tengah
memperebutkan kekuasaan atas Negeri Tirai Bambu. Kedua partai itu
adalah partai Nasionalis Kuomintang (KMT) dan Partai Komunis China
(PKC).

Kedua partai itu terlibat perang sipil dalam Perang Dunia II. AS, yang
mendukung KMT, sempat mencoba menengahi konflik kedua partai
tersebut pada 1945. Namun, keduanya seringkali bentrok dan
melanggar gencatan senjata, membuat AS kemudian meninggalkan
upaya perdamaian kedua partai. KMT dan PKC terus berperang
sampai pada pemimpin PKC, Mau Sejak 1949 sampai Perang Dingin,
Taiwan sempat menerima pengakuan internasional sebagai ROC,
terlebih kala itu AS meluncurkan kampanye anti-komunis. Namun,
RRC mendapatkan cukup suara di Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1971, membuat ROC harus bubar, pun
mengakui RRC sebagai perwakilan China dalam badan itu.

Awal mula
Pada tahun 1925, Sun Yat-sen meninggal dunia. Posisi
pemimpin KMT pun diganti oleh Chiang Kai-shek. Chiang Kai-
shek ini merupakan salah satu faktor yang nantinya
memunculkan konflik China dan Taiwan. Chiang Kai-shek ini
adalah pendukung kuat pemerintahan nasionalis di Tiongkok.

Perang Saudara
Perang Saudara China (1945-1949) terjadi akibat perebutan
wilayah antara Nasionalis Kuomintang dengan Komunis.

Kuomintang di bawah Chiang Kai-shek dan Komunis pimpinan


Mao Zedong bersaing mengendalikan sumber daya vital dan pusat
populasi di China utara dan Manchuria.

Perang Saudara China dapat dibagi ke tiga fase:

1. Dari Agustus 1945 hingga akhir 1946, kaum Nasionalis dan


Komunis berlomba-lomba mengambil alih wilayah yang
dikuasai Jepang, membangun kekuatan mereka, dan melakukan
banyak pertempuran terbatas sambil tetap melakukan
negosiasi untuk penyelesaian damai.

2. ⁠Selama 1947 dan paruh pertama 1948, setelah keberhasilan


awal Nasionalis, situasi berbalik mendukung komunis.

3. Komunis memenangi serangkaian kemenangan besar yang


dimulai pada akhir 1948 yang mengarah pada berdirinya
Republik Rakyat China.

Sejarah Republik Taiwan


Pemukim pertama Taiwan adalah orang-orang suku Austronesia, yang
diperkirakan berasal dari Cina selatan. Pulau itu pertama kali muncul
dalam catatan Tiongkok pada 239 M, ketika seorang kaisar mengirim
pasukan ekspedisi untuk menjelajahi daerah tersebut. Taiwan atau
Formosa sempat menjadi pangkalan Vereenigde Oostindische
Compagnie (VOC) pada tahun 1624-1661. Namun, sejak tahun 1683
hingga 1895, Taiwan dikuasai oleh Dinasti Qing. Sejak abad ke-17,
mengutip Britannica, para pendatang dari Tiongkok mulai banyak
berdatangan ke Taiwan, termasuk mereka yang melarikan diri dari
konflik maupun kekacauan politik. Sebagian besar pendatang itu
merupakan orang Tionghoa Hoklo dari provinsi Fujian (Fukien) atau
Tionghoa Hakka dari Guangdong. Keturunan mereka kini mendominasi
populasi di Taiwan. Kekuasaan Dinasti Qing berakhir menjelang abad
19. Pada 1895, Kekaisaran Qing kalah di perang Cina-Jepang pertama
sehingga harus menyerahkan Taiwan kepada Kaisar Meiji. Setelah
Perang Dunia Kedua, Jepang menyerah dan melepaskan kendali atas
wilayah yang telah diambilnya itu. Republik China (ROC) mulai
memerintah Taiwan dengan persetujuan dari AS dan Inggris sejak 1945.
ROC merupakan nama negara Tiongkok modern yang berdiri pada 1912
dan mewarisi sebagian besar wilayah Kekaisaran Dinasti Qing. Setelah
perang saudara di Tiongkok daratan dimenangkan oleh Partai Komunis
China pada 1949, sekitar 1,5 juta pendukung partai Kuomintang yang
dipimpin Chiang Kai-shek lari ke Taiwan. Lalu, mereka membentuk
pemerintahan ROC yang mengelola Formosa dan beberapa pulai di
sekitarnya. Berdasarkan catatan Lindsay Maizland di CFR (Council on
Foreign Relations), kelompok dari partai Kuomintang mendominasi
politik Taiwan selama beberapa dekade. Padahal, populasi mereka
cuma 14 persen dari mayoritas penduduk pulau tersebut. Setelah
Chiang Kai-shek berkuasa selama 25 tahun di Taiwan dan meninggal
pada 1975, Yen Chia-kan mengisi kursi presiden selama 2 tahun. Baru
pada tahun 1978, putra Chiang Kai-shek, yakni Chiang Ching-kuo
menduduki posisi itu hingga 1988. Berkebalikan dengan sang ayah yang
diktator, Chiang Ching-kuo mengizinkan demokratisasi jalan di Taiwan.
Keputusannya bukan tanpa alasan. Saat ia berkuasa, gerakan
demokrasi berkembang di Taiwan dan mendesak agar pemerintahan
otoriter diakhiri.

Perpecahan Tiongkok dan Unisoviet


Perpecahan Tiongkok-Soviet adalah memburuknya hubungan
antara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dengan Uni Soviet
selama Perang Dingin. Penyimpangan mulai tumbuh antara
kedua negara dari sekitar tahun 1956, tetapi secara rahasia.
Dari tahun 1961, komunis Tiongkok secara terbuka menyatakan
Uni Soviet sebagai “The Revisionist Traitor Group of Soviet
Leadership”, dan perpecahan Tiongkok-Soviet mulai terjadi.
Konfrontasi mencapai puncaknya pada akhir tahun 1960-an dan
berlanjut hingga akhir tahun 1980-an dengan runtuhnya Uni
Soviet. Perpecahan ini menyebabkan pecahnya gerakan
komunis internasional.

Akhir dari konflik tiongkok dan Cina


Perang sipil di Tiongkok dengan pertempuran antara pasukan
yang loyal kepada pemerintah Republik Tiongkok pimpinan
Kuomintang (KMT), dan pasukan yang loyal kepada Partai
Komunis Tiongkok (PKT).[9] Perang ini dimulai pada bulan
Agustus 1927, bersamaan dengan Ekspedisi Utara Chiang Kai-
Shek, dan secara esensial berakhir ketika pertempuran aktif
utama berhenti pada tahun 1950.[10] Konflik ini pada akhirnya
menghasilkan dua negara de facto, Republik Tiongkok di Taiwan
dan Republik Rakyat Tiongkok di Tiongkok daratan, masing-
masing secara resmi mengklaim sebagai pemerintahan
Tiongkok yang sah.

Anda mungkin juga menyukai