NIM : 43122003
Prodi : Hubungan Internasionall
Tugas : Diplomasi
1. Latar Belakang
Konflik antara China dan Taiwan menjadi salah satu isu geopolitik yang paling kompleks
dan bergejolak di Asia Timur. Sejarah panjang hubungan antara kedua wilayah ini telah ditandai
ketegangan politik, perbedaan ideologi, dan persaingan militer. Di balik konflik ini, peran
Amerika Serikat turut berpengaruh secara signifikan. Berikut ini latar belakang konflik China
dan Taiwan serta kepentingan Amerika Serikat yang terlibat di belakangnya.
Latar Belakang Konflik China dan Taiwan Pada tahun 1949, setelah berlangsungnya
Perang Saudara China, Partai Komunis China di bawah kepemimpinan Mao Zedong berhasil
mengalahkan penguasa Nasionalis Kuomintang, yang dipimpin Chiang Kai-shek. Akibatnya,
pemerintahan Kuomintang melarikan diri ke pulau Taiwan dan mendirikan Republik China di
sana. Sejak saat itu, China dan Taiwan mengalami perpecahan politik yang menyebabkan
timbulnya konflik. China menganggap Taiwan sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayahnya
yang harus kembali diintegrasikan ke dalam Republik Rakyat China. Namun Taiwan berpegang
pada klaim kedaulatannya sebagai negara merdeka dengan identitas nasional tersendiri.
Persoalan ini mengakibatkan ketegangan dan mengganggu stabilitas di kawasan tersebut selama
beberapa dekade.
Awal Mula Konflik China dan Taiwan
Pada tahun 1925, Sun Yat-sen meninggal dunia. Posisi pemimpin KMT pun diganti oleh
Chiang Kai-shek. Chiang Kai-shek ini merupakan salah satu faktor yang nantinya memunculkan
konflik China dan Taiwan. Nah, Chiang Kai-shek ini adalah pendukung kuat pemerintahan
nasionalis di Tiongkok. Chiang Kai-shek juga melihat komunisme sebagai ancaman terhadap
stabilitas politik dan otoritas nasionalis yang sedang coba dibangun. Konflik antara China dan
Taiwan memiliki akar sejarah yang kompleks, yang bermula dari Perang Saudara Tiongkok
(1927-1950) dan berlanjut hingga hari ini.
Beberapa poin latar belakang yang signifikan meliputi:
Ekspedisi ke Utara
KMT berencana untuk melakukan Ekspedisi Utara (Northern Expedition). Ekspedisi ini
dilakukan pada tahun 1926 dan dibantu oleh PKC. Ekspedisi Utara ini bertujuan untuk
menyatukan China yang saat itu masih terpecah-pecah dan dikuasai oleh sejumlah warlord yang
beroperasi secara otonom. Nah, seiring berjalannya waktu, hubungan antara KMT dan PKT
semakin memburuk. Akhirnya, Chiang Kai-shek memanfaatkan ekspedisi ini untuk
menghilangkan pengaruh PKT dalam KMT.
Pada saat yang bersamaan, pemerintah Wuhan yang mendukung PKT mencabut
kewenangan Chiang Kai-shek dalam urusan luar negeri dan keuangan. Chiang memandang ini
sebagai ancaman terhadap otoritasnya. Akhirnya, ada tahun 1927, Chiang dan faksi konservatif
dalam KMT memutuskan untuk menindak keras PKT dan elemen-elemen sayap kiri dalam
KMT. Ratusan anggota PKT di Shanghai ditangkap dan dieksekusi.
Peristiwa ini merupakan puncak dari perpecahan antara KMT dan PKT dan menyebabkan
konflik bersenjata di antara kedua partai itu. Peristiwa ini juga mengakhiri aliansi antara KMT
dan PKC. Titik ini lah yang akhirnya memengaruhi dinamika politik dan membuat konflik China
dan Taiwan selama beberapa dekade mendatang.
Saran
Referensi