Anda di halaman 1dari 3

Akhir-akhir ini beredar kabar bahwa Tiongkok berencana mengubah strategi pendekatan

reunifikasinya dengan Taiwan. Kabar itu diketahui mulai marak sejak tahun lalu ketika Presiden
Tiongkok Xi Jinping menunjuk Wang Huning sebagai anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis
Tiongkok (PKT) sekaligus Wakil Kepala Kelompok untuk Urusan Taiwan.
https://www.youtube.com/watch?v=aCaxtyXhznY&t=67s (Durasi: 00.10-00.35)

Itulah sebabnya, Wang disebut-sebut telah ditugasi Presiden Xi untuk mencari strategi baru
reunifikasi damai dengan Taiwan. Apalagi di tengah eskalasi tensi Tiongkok-Amerika Serikat,
kemudian menguatnya aktivitas militer di Selat Taiwan, dan desas-desus soal serangan Tiongkok ke
Taiwan pada tahun 2027 mendatang, membuat arah kebijakan soal Taiwan ini, menjadi isu yang
sangat penting dalam agenda sidang Kongres Rakyat Nasional yang dibuka pada awal Maret 2023.
Lantas seperti apa strategi tersebut? Mari kita ulas Bersama.

BUMPER

Seperti kita tau ketika sesi pembukaan sidang Kongres Rakyat Nasional Tiongkok pada 5 Maret yang
lalu, Perdana Menteri Li Keqiang telah menyampaikan laporan kerjanya. Dalam laporannya, Li
Keqiang mendorong proses re-unifikasi damai dengan Taiwan, dan secara bersamaan akan
mengambil langkah tegas untuk menolak kemerdekaan pulau tersebut.
https://www.youtube.com/watch?v=0a_TZeVMuYs (Durasi: 00.55-01.10)

Tiongkok kata Li Keqiang, harus menerapkan kebijakan partai untuk era baru dalam menyelesaikan
masalah Taiwan, dengan mematuhi “prinsip satu-Tiongkok” dan Konsensus 1992, serta mengambil
langkah tegas untuk menentang "kemerdekaan Taiwan" dengan mendorong re-unifikasi.
https://www.youtube.com/watch?v=0a_TZeVMuYs (Durasi: 00.05-00.20)

Menurutnya, orang Tionghoa di kedua sisi Selat Taiwan adalah satu keluarga yang diikat oleh darah
sehingga Tiongkok harus mengedepankan pertukaran dan kerja sama ekonomi serta budaya, untuk
meningkatkan sistem dan kebijakan yang berkontribusi pada kesejahteraan Taiwan.
https://www.youtube.com/watch?v=0a_TZeVMuYs (Durasi: 00.20-00.30)

Oleh karena itu, Deputi Kongres Rakyat Nasional, Li Yihu menegaskan, Tiongkok akan mempercepat
upaya re-unifikasi damai dengan Taiwan melalui dua langkah. Pertama, melawan pihak-pihak yang
mendukung independensi Taiwan.
http://eng.chinamil.com.cn/CHINA_209163/TopStories_209189/16207785.html Kata Deputi:
Reunifikasi Damai Dipercepat (SS paragraf 5 & 6 serta paragraf 13 – 16)

Kedua, Tiongkok akan terus mendorong re-unifikasi damai dengan Taiwan melalui strategi
pendekatan ke masyarakat sipil. Menurut Li Yihu, dengan strategi ini, akan mendorong pertukaran
komunikasi yang lebih intens antara warga Tiongkok dan Taiwan.

Itulah mengapa, meski Pemerintah Tiongkok sampai sekarang belum berencana berdiplomasi
langsung dengan Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen, Namun, dalam waktu dekat akan ada beberapa
kebijakan strategis yang dikeluarkan untuk mendorong aktivitas bersama warga Tiongkok dan Taiwan,
serta memperkuat relasi ekonomi dan budaya di kedua wilayah ini.
https://www.globaltimes.cn/page/202303/1286698.shtml Laporan Kerja Pemerintah Tentang
Taiwan: Partai Masih Berpegang Teguh Pada Reunifikasi Damai (SS paragraf 1 & paragraf 5 & 8)

Inilah yang disebut Tiongkok sebagai “satu negara dua sistem”. Artinya setelah re-unifikasi berhasil,
maka Taiwan akan tetap bisa mempertahankan sistem ekonomi, sistem politik, dan sistem sosialnya.
Taiwan juga akan tetap bebas mempertahankan sistem dan gaya hidup mereka. Hak-hak warga
negara lain yang beraktivitas di Taiwan juga tetap akan dijamin.
Li Yihu juga optimis isu ini bisa diselesaikan secara damai melalui pendekatan dari warga ke warga,
seperti yang terlihat bagaimana Tiongkok telah memperlakukan warga Taiwan ataupun Tiongkok
daratan secara sama rasa dan sama rata.
http://eng.chinamil.com.cn/CHINA_209163/TopStories_209189/16207785.html (SS paragraf 13 - 16,
gak usah judul & gambar)

Mengetahui hal tersebut, Wakil Kongres Rakyat Nasional ke-14 dari pulau Taiwan, Chen Yunying
mengajukan mosi tahun ini, untuk menyerukan orang-orang muda dari Taiwan mengunjungi
Tiongkok daratan, dan merasakan ikatan kekeluargaan. Mengingat, kaum muda di Taiwan adalah
kekuatan yang sangat diperlukan untuk re-unifikasi damai.
https://www.globaltimes.cn/page/202303/1286698.shtml (SS pragrf 9 & 10, gausa judul & gmbar)

Selain itu Chen Yunying juga menyarankan agar dimulai kembali lebih banyak penerbangan langsung
melintasi Selat Taiwan untuk mendorong lebih banyak anak muda dari Taiwan bekerja di daratan.
Apalagi banyak anak muda Taiwan, yang berharap untuk mengejar impian mereka di daratan.

Oleh karena itu dalam upaya menjaga tujuan dari strategi tersebut, Li Yihu menegaskan jika ada
kelompok separatis pendukung independensi Taiwan melakukan provokasi, maka Tiongkok akan
mengambil langkah agresif nondamai untuk mencapai tujuan re-unifikasi dengan Taiwan,
sebagaimana bunyi Pasal 8 Undang-Undang Antiseparatisme Tiongkok yang disahkan pada 2005 lalu.
http://eng.chinamil.com.cn/CHINA_209163/TopStories_209189/16207785.html (SS paragraf 5 & 6,
gak usah judul & gambar)

Namun, sepertinya Tiongkok akan kembali mendapat tantangan, ini terlihat dari sejumlah langkah
Amerika Serikat dengan Taiwan, seperti komunikasi yang semakin intens antara Madam Tsai Ing-wen
dan pejabat Amerika Serikat yang sempat membuat Tiongkok marah.

Apalagi diketahui, jika dalam waktu dekat ini akan ada lagi rencana pertemuan Ketua DPR, Amerika
Serikat Kevin McCarthy dengan Madam Tsai Ing-wen di Amerika Serikat. Tiongkok pun lantas kembali
mengingatkan untuk tidak menyeberangi garis merah utama dalam relasi Tiongkok-Amerika Serikat.
https://dunia.rmol.id/read/2023/03/07/565939/ketua-dpr-as-kevin-mccarthy-berencana-bertemu-
presiden-taiwan-di-amerika (SS paragraf 1 - 3)

Bahkan Menteri Luar Negeri Tiongkok yang baru, Qin Gang juga memperingatkan jika Washington
tidak menahan diri, maka konfrontasi AS-Tiongkok tak bisa dihindari. Menurutnya, isu mengenai
Taiwan adalah fondasi dasar politik hubungan AS-Tiongkok dan garis batas pertama yang tidak boleh
dilanggar dalam relasi kedua negara, karena isu Taiwan adalah urusan Tiongkok bukan urusan negara
lain. https://kabar24.bisnis.com/read/20230307/19/1634727/china-ingatkan-as-jangan-ikut-campur-
urusan-taiwan (SS paragraf 1 - 4)

Nah, terkait keterlibatan Amerika Serikat dalam isu tersebut, Li Yihu dengan tegas mengatakan siap
melawan negara mana pun yang mengintervensi urusan internal Tiongkok, entah itu untuk isu
Taiwan, Xinjiang, maupun Tibet. Dan Li Yihu berharap Amerika Serikat bisa mengubah sikapnya dan
tidak melihat Tiongkok sebagai musuh utama.

Karena menurutya, Tiongkok sebenarnya tidak ingin berperang dengan AS karena memiliki prinsip
diplomasi yang damai dengan negara lain. Namun jika AS terus menekan dan menantang Tiongkok,
maka Tiongkok siap melawan dan tidak takut dengan gaya provokasi yang seperti itu.
http://indonesian.cri.cn/1/2004/06/15/1@11237.htm (SS paragraf 3 & 4)

Apalagi diketahui baru-baru ini Amerika Serikat meningkatkan promosi sensasional yang
mengisyaratkan komitmen mereka untuk “mempertahankan Taiwan”, namun tindakan seperti itu
malah dianggap oleh para pengamat, tidak lebih dari membodohi Taiwan untuk mengikuti sikap anti-
Tiongkok dengan menggunakan Taiwan sebagai pion. Oleh karena itu meski banyak tantangan yang
akan dihadapi, Li Yihu tetap optimis Tiongkok akan sanggup melakukan re-unifikasi damai dengan
Taiwan. https:// /page/202303/1286698.shtml (SS pragrf 13, gausa jdul & gmbr)

Anda mungkin juga menyukai