Anda di halaman 1dari 4

Bella N.

Meitasari / 070912097 1 Geopolitik dan Geostrategi, tugas 4

Geopolitics of China

Geopolitik disuatu kawasan akan selalu mengalami dinamika dan fluktuasi sesuai keadaan dan kondisi yang sedang terjadi, juga berdasarkan kepentingan dan juga sangat dipengaruhi oleh fase jatuh bangunnya rezim dan supremasi seperti telah dipelajari dan dibahas pada bab sebelumnya. Setelah perang dingin berakhir, keadaan dunia yang semula berada dalam situasi bipolar seketika digantikan oleh sistem multipolar akibat adanya dominasi dan kendali Amerika Serikat dalam sistem internasional. pada era perang dingin, kekuatan hardpower menjadi indikator utama dalam kekuatan geopolitik suatu negara, sehingga saat itu keberadaan Amerika sebagai negara dengan hardpower yang luar biasa menjadikannya negara utama yang mendominasi sistem internasional. Namun sejak era abad 21 keadaan tersebut mulai berubah, sumber daya gas alam dan minyak menjadi komoditas yang strategis yang turut menentukan geopolitik dan strategi suatu negara, singkatnya, kekuatan ekonomi sangat mempengaruhi geopolitik negara tersebut. Oleh karenanya, kemudian di abad ini mulai bermunculan negara-negara dengan sumber daya alam dan perekonomian yang tinggi mulai muncul sebagai pesaing Amerika Serikat. Sebut saja misalnya China, yang mana merupakan aktor dengan kapabilitas strategis ekonomi pasca liebralisasi ekonomi yang dicanangkan pada 2005 lalu, memiliki kepentingan nasional yang kompleks sekaligus komprehensif demi menjamin proyeksi sphere of influence di berbagai kawasan seperti Afrika, Asia Tengah dan Semenanjung Korea. Strategi China dalam tatanan dunia internasional ini dikemas dalam tiga poin utama yang biasa dikenal dengan string of pearl, yakni pengiriman minyak dan gas, kelancaran jalur perdagangan, dan adanya motivasi untuk sphere of influence. Dalam hal ini China memandang bahwa pelabuhan merupakan sarana yang strategis bagi usaha perluasan pengaruh dan usaha-usaha dalam mencapai kepentingan ekonomi bahkan politik. China yang mengkonsentrasikan diri pada bidang ekonomi perlahan terus meningkatkan kuantitas produksi yang besar, hingga China dikenal sebagai produsen dunia serta pasar terbesar di dunia dalam hal perdagangan dan industri (Thun, 2008). Dalam komitmen dan usahanya guna memperluas dan meningkatkan perekonomiannya, China juga mengambil beberapa langkah dengan bekerjasama dan menjalin hubungan yang intens dengan negara-negara di beberapa kawasan, seperti Afrika misalnya. China sendiri telah menjalin hubungan yang cukup baik dengan Afrika sejak abad ke 20 dimana pada tahun

Bella N. Meitasari / 070912097 2 Geopolitik dan Geostrategi, tugas 4

1950an china sempat memiliki hubungan dengan Afrika melalui pemberian bantuan militer. Selain itu, di tahun 80an, china juga memberikan bantuan teknis dalam pembangunan jalan kereta api yang menghubungkan Tanzania dan Zambia dengan mengirimkan beberapa tenaga ahli. Selain itu, pada tahun 1996 China juga tercatat sebagai investor utama sudan dalam hal minyak melalui perusahaan minyaknya, China National Petroleum Coorporation. Yang saat ini masih terus berlangsung hingga tercatat saham china saat ini di perusahaan minyak asal afrika Greater Nile Protelium sudah hampir mencapai 40 persen. Hal ini dilakukan China sebagai upayanya dalam memenuhi kebutuhan energinya dimana dengan cara ini, maka Chima tidak akan kesulitan mengimpor minyak dari afrika yang kira-kira jika diperhitungkan lebih dari sepertiga kebutuhan minyak China disuplai oleh negara-negara tersebut. Namun agaknya hal ini tidak hanya menguntungkan china saja, namun harga minyak yang terus melambung tinggi juga membuat negara-negara afrika ini tidak dapat dipungkiri ikut diuntungkan dengan impor minyak china yang tidak pernah berhenti ini. Diumumkannya pembentukan hubungan Strategic Partnership China dan Afrika dalam FOCAC atau Forum on China-Africa Cooperation di bidang ekonomi politik pada 2006, menunjukkan semakin eratnya hubungan kedua negara ini, sekaligus menegaskan posisi penting China dimata negara-negara Afrika (Dw-World, 2007). Alasan China terlihat agak mengistimewakan kawasan Afrika pada dasarnya tentunya disertai alasan dan kepentingan yang kuat di kawasan ini. Sebagian besar negara-negara di kawasan Afrika ini pada dasarnya merupakan negara penghasil minyak dimana minyak saat ini sangat diperlukan China dalam memenuhi kebutuhan energinya. Selain itu, negara-negara Afrika dinilai China sebagai pasar yang strategis dalam memasarkan prosuk-produk industrinya. Selain itu, kedekatan China dengan negara-negara Afrika secara politik, ditujukan China untuk memperkuat bargaining positionnya di dunia internasional, baik untuk mendukung usaha-usahanya masuk dalam rezim-rezim internasional, institusi maupun organisasi-organisasi internasional yang ada dan dibutuhkan oleh China. Namun, perlu diingat bahwa meskipun Afrika merupakan kawasan yang penting bagi China terutama menyangkut suplai minyak sebagai upaya pemenuhan kebutuhan energinya, tidak lantas Afrika merupakan satu-satunya kawasan tempat China bergantung dalam hal ini dan melancarkan geostrateginya. Asia Tengah, juga merupakan kawasan penting bagi China dalam geopolitik dan geostrateginya terutama dalam kepentingan pemenuhan kebutuhan energi, mengingat kazakstan, salah satu negara dika wasan ini dilewati pipa gas yang menghubungkan kawasan Asia tengah menuju provinsi Xin Jiang di China. Selain itu,

Bella N. Meitasari / 070912097 3 Geopolitik dan Geostrategi, tugas 4

terbentuknya Shanghai Cooperation Organization pada tahun 2001 lalu yang juga banyak dianggotai oleh negara-negara kawasan asia tengah juga disinyalir sebagai upayanya memperluas sphere of influence serta proyeksi strategis China di kawasan tersebut serta upayanya mengisi kekosongan kekuasaan pasca keruntuhan Uni Soviet (Gross, 1988). Secara keseluruhan geopolitik dan geostrategi China di berbagai kawasan terkait dengan sumberdaya alam sebagai komoditas ekonomi dunia dapat diperoleh melalui

pemahaman strategi String of Pearl China, yakni manifestasi peningkatan pengaruh geopolitik China melalui usaha untuk meningkatkan akses pelabuhannya serta,

mengembangkan hubungan diplomatik, dan modernisasi kekuatan militer yang memanjang dari Laut China Selatan melewati Selat Malaka, Samudra Hindia, hingga ke Teluk Arab (Pherson, 2011). Membentuk akses jalur laut dan pelabuhan-pelabuhan strategis dari selat hormus, samudera hindia, selat malaka dan laut china selatan. Pelabuhan-pelabuhan strategis dan penting yang dimaksud diantaranya adalah pelabuhan-pelabuhan yang terletak di Pakistan yakni pelabuhan Gwadar Port, Sri Lanka dengan pelabuhan Hambantota Port nya, Bangladesh Pelabuhan Kontainer di Chittagong, dan Thailan di Kra Istmus. Geopolitik dan geostrategi yang dilancarkan oleh China tersebut semata-mata ditujukan untuk melancarkan proses perdagangannya dengan membuka dan memperlancar akses jalur perdagangan internasional selebar-lebarnya, sebagai upaya memperlancar proses impor minyak dan gas dalam upaya memenuhi kebutuhan energi juga kepentingan perluasan pengaruh di kawasankawasan tersebut. Sedangkan mengenai geopolitik dan geostrategi China di semenanjung Korea yang juga teramat penting bagi China adalah, dilakukan China dengan melibatkan diri dalam hubungan dua negara di kawasan tersebut yang memang terus memanas, yakni keterlibatan China dalam hubungan Korea Utara dan Korea Selatan. Dalam hal ini, China memang cenderung terlihat berpihak pada Korea Utara walaupun sebenarnya China Selalu mengedepankan strategi-strategi tertentu agar tidak terlihat benar-benar berada di salah satu pihak tertentu negara yang sedang berkonflik dan sebisa mungkin berperan sebagai penengah yang tidak terlalu agresif. Pada dasarnya, strategi dan tujuan China di kawasan ini sendiri masih erat kaitannya dengan kepentingannya untuk menghalau Amerika Serikat bahkan menyingkirkan AS dari kawasan Asia, mengingat selama ini AS masuk di kawasan ini dengan strategi pembelaannya terhadap Korea Selatan. Dengan tersingkirnya AS dari kawasan ini tentu akan semakin memperkuat pengaruh China di kawasan Asia Timur. Kemudian juga mempertahankan Korea Utara sebagai buffer zone nya dari pengaruh AS di

Bella N. Meitasari / 070912097 4 Geopolitik dan Geostrategi, tugas 4

Asia Timur terutama dari kawasan Korea Selatan dan Jepang. Kepentingannya menyingkirkan AS dari kawasan ini tentunya juga sangat berkaitan dengan konfliknya dengan Taiwan yang disebabkan oleh deklarasi dan keinginan taiwan sebagai negara yang merdeka dan terpisah dari China yang selama ini juga didukung oleh AS. Keluarnya AS dari Asia Timur tentunya diharapkan China dapat memungkinkan terwujudnya kebijakan One China Policy nya untuk menyatukan kembali taiwan dengan China daratan

(http://www.dw.de). Dari berbagai penjelasan diatas kemudian dapat disimpulkan bahwa, geopolitik dan geostrategi China yang dilancarkan di berbagai kawasan diatas tetap berdasarkan pada tiga kepentingan utama pertama, kepentingan pemenuhan energi, dua yakni kepentingan jalur dagang, dan ketiga kepentingan penyebaran pengaruh. Semuanya dilakukan China dengan cukup hati-hati dan strategi khusus yang tidak mencolok, memikat negaranegara di kawasan penting tersebut dengan berbagai bantuan ekonomi dan sosial seperti banyak dilakukannya di kawasan afrika dan asia tenggara misalnya. Dimana hal ini tentunya sesuai dengan motonya yakni Pleased everybody but stay egoist. Bantuan yang diberikan china tersebut tentunya bernilai sangat banyak, namun tidak akan membuat China bangkrut, karena hal-hal yang diperoleh China dari berbagai kawasan tersebut tentunya jauh lebih banyak dibanding apa yang diberikannya.

Referensi:

China

diharapkan

perannya

dalam

konflik

Korea.

[online]

dalam

http://www.dw.de/dw/article/0,,6288664,00.html (Diakses tanggal 12 Juni 2012) Christopher J. Pehrson, String of Pearls: Meeting the challenge of chinas rising power across the Asian littoral Dw-World, 2007, Hubungan China-Afrika Lebih Untungkan China, [online] dalam http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,3042763,00.html (Diakses tanggal 12 Juni 2012) Gross, John. 1988. The NewYork Times, edisi 26 agustus

Anda mungkin juga menyukai