Hubungan kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia setelah Amerika Serikat
yakni Tiongkok dan Jepang kian memanas. Hal ini dipicu oleh pernyataan Mantan Perdana
Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang tidak menginginkan invasi Tiongkok terhadap Taiwan.
Pernyataan Abe dianggap telah mendeklarasikan dukungan kemerdekaan bagi Taiwan, yang
sangat ditentang oleh Tiongkok.
Polemik Jepang-Tiongkok
Polemik Jepang-Tiongkok telah dimulai semenjak Restorasi Meiji 1868, yang membuat
Jepang mengalami modernisasi dan merubah kedekatannya dengan Tiongkok. Jepang melakukan
ekspansi wilayah dan intervensi terhadap Tiongkok hingga adanya perang besar yang diakhiri
kekalahan Tiongkok pada 1945. Jejak historis ini menjadikan hubungannya tidak stabil hingga
sekarang bahkan memunculkan isu-isu sensitif yang melibatkan keduanya, seperti: Isu Taiwan,
HAM—genosida Uighur, isu perairan teritorial. hingga kerjasama militer dengan Amerika
Serikat.
Akhir-akhir ini, ketegangan kedua negara akan sengketa kepulauan Senkaku atau Diaoyu
Dao selama bertahun-tahun kembali memuncak. Meski Jepang lebih dulu mengklaim lebih dulu
sejak 1895, namun Tiongkok tetap bersikeras mengklaim kedaulatan atas kepulauan tersebut
dengan berdalih landasan historis yang menunjukkan kepulauan Senkaku/Diaoyu sebagai bagian
dari pertahanan pesisir Dinasti Ming China abad ke-16 hingga ke-17. Melansir dari nippon.com,
pada 19 November 2021 Tiongkok mengirim empat kapal patroli memasuki perairan Jepang
Barat Daya—tepatnya kepulauan Senkaku, yang mana insiden serupa telah terjadi sebanyak 30
kali di tahun yang sama.
Selain konflik yang melibatkan kedua pihak secara langsung, terdapat tindakan-tindakan
politik dari Tiongkok maupun Jepang yang memperburuk hubungan bilateral keduanya. Jepang
yang memiliki kedekatan dengan Amerika Serikat—kompetitor Tiongkok dalam persaingan
strategi memperebutkan pengaruh atau hegemoni hingga mencapai puncaknya pada perang
dagang di 2018, meski tidak secara terbuka menunjukkan keberpihakannya, kerap melakukan
kerjasama yang menguatkan aliansi Jepang-Amerika Serikat. Beberapa waktu lalu, Jepang
mengekspansi hubungan militer dengan Amerika Serikat dengan membayar US$9,33 miliar
untuk pemeliharaan militer AS sampai 2026 yang masih berkaitan dengan kekhawatiran akan
meningkatnya kekuatan militer Tiongkok.
Kedekatan Jepang-Amerika Serikat telah dibangun sejak 1858 dan sempat terputus
namun melakukan rekonstruksi pada 1952. Hubungan diplomatik ini berlandaskan pada
kepentingan krusial keduanya, yakni pemeliharaan stabilitas kawasan Indo-Pasifik; promosi
kebebasan politik dan ekonomi; eskalasi HAM dan demokrasi; serta perluasan kesejahteraan
bagi masyarakat internasional terutama warga negara keduanya, yang membuat kerjasama
semakin erat dan di saat yang sama menimbulkan tendensi bagi Tiongkok untuk tidak beraliansi
dengan Jepang.