Anda di halaman 1dari 72

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hubungan antara Amerika Serikat dengan Indonesia terbentuk pada

saat revolusi ketika Indonesia masih berjuang mendapatkan kemerdekaan.

Dukungan kuat Amerika Serikat diberikan kepada Indonesia hanya pada saat

Peristiwa Madiun 1948, ketika pemerintah Indonesia dibawah ancaman

komunis.

Pada saat periode parlementer, ketika Masyumi sedang berkuasa,

hubungan antara Indonesia dengan Amerika Serikat dapat dikatakan baik.

Suatu perjanjian aliansi militer dengan Amerika Serikat dilaksanakan, akan

tetapi tidak bertahan lama. Ketika pemerintahan Indonesia lebih condong ke

kiri dan lebih bersifat militant dan nasionalistik, hubungan antara Indonesia

dengan Amerika Serikat memburuk. Kelompok-kelompok kepentingan dalam

pemerintahan Indonesia yang anti Soekarno dan anti-komunis mendapatkan

bantuan dari Amerika Serikat untuk merobohkan pemerintahan pusat. Namun

usaha tersebut gagal dan semakin memperburuk hubungan antara Indonesia

dengan Amerika Serikat.1

Ketika kudeta pada tahun 1965 gagal dan militer muncul sebagai

pemenang, hubungan antara Indonesia dengan Amerika Serikat membaik.

Keadaan ekonomi Indonesia pada saat itu merosot drastis karena percobaan
1
https://frenndw.wordpress.com/category/fun-essays/page/2/#_ftn12 [Diakses pada tanggal
7 Oktober 2017 pukul 7:07 WIB]

1
2

kudeta yang dilakukan. Pada saat itu Indonesia ditafsir mengalami inflasi

sampai dengan 900%. Pemerintahan yang baru pada saat itu yang dipimpin

oleh Soeharto mempunyai tugas yang berat untuk menstabilkan perekonomian

domestik. Usaha pertama Soeharto pada saat itu adalah dengan meninggalkan

politik berdikari Soekarno dan mulai membuka diri untuk dunia luar. Promosi

untuk berinvestasi di Indonesia dikeluarkan oleh Soeharto. Indonesia berharap

bahwa investasi asing terutama negara-negara barat akan memperbaiki

perekonomian nasional. Pada tahun 1967 Indonesia mengeluarkan undang-

undang tentang investasi yang banyak memberikan kemudahan bagi barat.

Soeharto juga sangat berharap menerima bantuan dana dari barat. Sehingga

pada tahun 1967 dibentuk Inter Governmental Group for Indonesia (IGGI)

yang terdiri dari Australia, Jepang, Jerman, Belanda, Inggris dan Amerika

Serikat. Sampai pada tahun 1973, Amerika Serikat merupakan penyumbang

dana terbesar dalam IGGI. Sampai kemudian pada tahun 1998 digantikan oleh

Jepang. Selama pemerintahan Soeharto, kerja sama ekonomi antara Indonesia

dengan Amerika Serikat berjalan dengan baik dan progresif disamping

kerjasama Indonesia dan Jepang. Ini dikarenakan Amerika kemudian memiliki

kepercayaan pada Indonesia seketika ia berhasil mengatasi kudeta komunisme

PKI tahun 1965.

Hubungan yang baik antara Indonesia-Amerika Serikat tidak dapat

dikatakan sebagai suatu aliansi. Karena Indonesia masih mengadakan

hubungan diplomatik dengan Hanoi dan Indonesia tidak pernah setuju dengan

penempatan pangkalan militer asing di Asia Tenggara. Contohnya, Indonesia


3

tidak pernah setuju dengan keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di

Filipina. Namun, Indonesia juga tidak bisa mengusir negara adidaya itu dari

Asia Tenggara. Pada tahun 1971, Indonesia menerima konsep Zona

Perdamaian, Kebebasan, dan Netralitas (ZOPFAN) yang mengingatkan negara

adidaya untuk menghargai kemerdekaan dan netralitas negara-negara Asia

Tenggara. Kemudian pada tahun 1987 dalam pertemuan ASEAN, Indonesia

mengusulkan Zona Bebas Nuklir di Asia Tenggara (SEANWFZ). Hal ini

langsung ditolak oleh Amerika Serikat karena akan merusak kepentingan

Amerika Serikat dalam hubungannya dengan USSR. Tapi, Indonesia

mempunyai tujuan tersendiri yaitu untuk memperbesar perannya di Asia

Tenggara.

Meskipun politik luar negeri Indonesia bersifat independent, tetapi

secara ekonomi kelihatan bahwa Indonesia sangat bergantung pada AS.

Terlihat dari jumlah ekspor Indonesia yang terus naik dari tahun ketahun.

Kemudian bantuan yang diberikan Amerika Serikat mencapai US$ 885juta.

Hal ini menyebabkan Indonesia tidak dapat memusuhi Amerika Serikat.

Sehingga terkadang Indonesia mengalah terhadap permintaan Amerika

Serikat. Contohnya, pada tahun 1978 Indonesia membebaskan tahanan politik

kudeta 1965 yang merupakan usulan dari AS mengenai hak asasi manusia dan

perumusan hak cipta intelektual yang melarang beredarnya kaset bajakan.

Amerika Serikat tidak bisa terlalu keras menekan Indonesia karena hal

tersebut akan mempengaruhi hubungan. Amerika Serikat juga berhati-hati

dalam mengaitkan bantuan dengan isu-isu HAM. Contohnya, peristiwa


4

penembakan Dili Nopember 1991, Amerika Serikat tidak senang terhadap isu

tersebut dari segi HAM, tapi juga harus berhati-hati dalam menanggapinya.

Dalam isu HAM ini, negara-negara Eropa khususnya Belanda meminta

Indonesia segera menyelidiki dan menyelesaikan masalah ini. Kemudian

dilakukan dan hasilnya perwira-perwira militer yang bersalah atas pelanggaran

HAM dimutasikan. Hal ini tidak memuaskan Belanda. Indonesia marah dan

akhirnya membubarkan IGGI yang diketuai Belanda dengan persetujuan dari

Amerika Serikat dan Jepang sebagai negara pendonor terbesar. Terlihat jelas

bahwa pengaruh Amerika Serikat terhadap Indonesia sangat besar. Ini

dikarenakan ekonomi Indonesia bergantung pada Amerika Serikat. Dalam

masa pemerintahan Clinton, Amerika Serikat selalu menekan Indonesia untuk

menyelesaikan kasus pelanggaran HAM, kasus Timor Timur dan kondisi kerja

yang buruk dari Indonesia. Indonesia mau tak mau menuruti permintaan

tersebut karena apabila tidak kemudahan-kemudahan ekspor Indonesia ke

Amerika Serikat atau Generalized System of Preference (GSP) akan dicabut

oleh Amerika Serikat.

Hubungan antara Amerika Serikat dengan Indonesia menjadi penting

bagi Indonesia karena:

1. Amerika Serikat mampu menjamin stabilitas dan keamanan dikawasan

Asia Pasifik.

2. Dengan terjaminnya keamanan, maka Indonesia dapat fokus pada

kepentingan lainnya seperti ekonomi.

3. Dengan adanya hubungan yang baik dengan Amerika Serikat maka

Indonesia dan ASEAN dapat memengaruhi keputusan Amerika Serikat.


5

Tujuan Indonesia dan ASEAN adalah untuk perkembangan regional

mereka. Contoh bidang ekonomi, peranan ASEAN dalam APEC sangat

penting karena Amerika Serikat sangat fokus dan perhatian terhadap

kawasan Asia Tenggara.

4. Kehadiran Amerika Serikat akan mengimbangi kekuatan politik ekonomi

yang dimiliki Jepang.

5. Investasi dari Amerika Serikat mendorong perekonomian lokal.

6. Keuntungan dari segi pendidikan.

Setelah terjadi reformasi di Indonesia 1998, hubungan antara Indonesia

dengan Amerika Serikat yang utama masih tentang kerjasama dibidang

ekonomi, Indonesia mengalami krisis ekonomi pada saat itu. Kemudian pada

tahun 2000an hubungan diantara keduanya lebih fokus pada keamanan

bersama atau dunia dikarenakan deklarasi Amerika Serikat tentang ‘war on

terrorism’. Hal ini terjadi terkait dengan bangkitnya aksi-aksi terorisme,

Amerika Serikat menerima serangan teroris pada tahun 2001 yang

menghancurkan WTC. Isu-isu utama dalam hubungan diantara Indonesia

dengan Amerika Serikat selalu berubah sesuai dengan periode pemerintahan

dan kondisi dunia saat itu. Tapi, bargaining position dari Amerika Serikat

lebih besar dari Indonesia. Indonesia selalu mendapat tekanan dari Amerika

Serikat untuk mengikuti apa yang dilakukan dan diminta oleh Amerika

Serikat. Karena dengan cara itulah Indonesia dapat memenuhi kepentingannya

yang mempunyai sifat interdependen dengan Amerika Serikat.

Secara garis besar hubungan Indonesia dan Amerika Serikat

dikelompokkan ke dalam beberapa era yakni hubungan dimasa perang


6

kemerdekaan, hubungan ketika perang dingin, pada masa sekarang. Fluktuasi

hubungan Indonesia-Amerika Serikat terus menerus terjadi pada dua masa

pertama, sementara hubungan dimasa sekarang lebih banyak mengarah pada

kestabilan dan kerjasama yang didasarkan pada persamaan pandangan politik

terhadap isu tertentu. Meskipun dalam beberapa hal keduanya memiliki

perbedaan pandangan yang sangat fundamental berkaitan dengan isu konflik

Timur Tengah.2

Pada era globalisasi dewasa ini, ancaman dalam bidang keamanan

menjadi semakin kompleks dan berkembang, diantaranya: terorisme

internasional, pengembangan senjata pemusnah massal, kriminal terorganisasi,

cybercrime, kelangkaan energi, degradasi lingkungan dan berbagai resiko

keamanan yang terkait dengannya, bencana alam ataupun bencana yang

disebabkan oleh manusia sendiri, dan lain sebagainya.3

Untuk menghadapi ancaman-ancaman seperti tersebut diatas, akan

dibutuhkan interaksi dalam bentuk kerjasama yang luas dengan kemampuan

yang mantap antar negara-negara di dunia, sehingga diharapkan mampu

melakukan langkah-langkah pendekatan terhadap isu-isu keamanan

internasional melalui kerjasama dalam bidang pertahanan keamanan.

Berbicara tentang pertahanan dan keamanan tentunya tidak dapat dilepaskan

dari kekuatan militer sebagai subjek pertahanan dan keamanan.Saat ini

bangsa-bangsa di dunia telah menyadari pentingnya kekuatan militer sebagai

subjek pertahanan yang multi-dimensional atau tidak hanya dapat berperan


2
https://frenndw.wordpress.com/category/fun-essays/page/2/#_ftn12, [Diakses pada
tanggal 6 Oktober 2017 pukul 7:07 WIB]
3
Buku Putih Pertahanan,Kemhan, 2008, Hlm : 25
7

sebagai kekuatan bersenjata semata tetapi juga berperan sebagai keyfactor

dalam menampilkan eksistensi dan integritas serta kedaulatan suatu negara

dalam berbagai aspek baik ideologi, politik, sosial budaya bahkan ekonomi.

Hal ini dapat kita lihat dengan jelas saat ini yaitu bahwa pada

umumnya negara dengan kekuatan militer yang besar dan disegani memiliki

daya tawar diplomasi yang tinggi, atau dengan kata lain dapat dikatakan

bahwa kekuatan militer berbanding lurus dengan nilai tawar diplomasi. Pada

grafik perbandingan belanja militer dunia tahun 2008, dapat terlihat dengan

jelas bahwa beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, China, Rusia dan

Eropa bersatu memberikan “sumbangan” yang cukup fantastis dalam

pembelanjaan bidang militernya yang sudah tentu dan telah terbukti saat ini

bahwa hal tersebut memiliki dampak yang sangat signifikan dalam diplomasi

internasional.

Berangkat dari hal itulah maka dapat kita cermati bahwa sejak

runtuhnya Uni Soviet yang menandai berakhirnya perang dingin, dengan

Amerika Serikat sebagai negara adikuasa, “kutub–kutub” baru telah

bermunculan dan mulai mengaktualisasikan dirinya untuk dikenal sebagai

salah satu kekuatan yang juga harus diperhitungkan. Cina, Korea Selatan,

Korea Utara dan Jepang dalam aspek geopolitik telah muncul sebagai sosok

kekuatan baru yang patut diperhitungkan dari kawasan Asia Pasifik. Selain itu

Turki di Asia Barat Daya, Perancis dan Jerman sebagai perwakilan dari Eropa

Barat, serta Israel dan Iran dari Timur Tengah menandai bahwa

pengembangan kekuatan militer dan keamanan masih tetap menjadi isu


8

“panas” yang harus dapat dikendalikan sepenuhnya bagi keselamatan dan

kesejahteraan umat manusia. Hal tersebut menjadi begitu penting karena tanpa

kendali dan pengikat yang kuat maka pengembangan kekuatan militer niscaya

akan berubah menjadi malapetaka menuju Perang Dunia Ketiga.4

Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 menyebabkan Presiden

Soeharto turun dan digantikan oleh Presiden Habibie. Dalam masa jabatan

Presiden Habibie yang singkat (selama satu tahun), pemerintah Indonesia atas

desakan asing memberikan referendum kepada rakyat Timor-Timur untuk

menentukan masa depan negaranya. Hasil dari referendum tersebut adalah

merdekanya Timor-Timur dari Indonesia. Setelah referendum yang

dimenangkan oleh rakyat Timor-Timur, Kopasus dan kelompok militer yang

pro Indonesia melancarkan aksi-aksi yang menyebabkan terjadinya

pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) berat di Timor-Timur. Akibat dari

kekacauan yang disebabkan oleh Kopasus dan kelompok paramilitary Timor-

Timur, terjadi exodus besaran-besaran warga Timor-Timur yang menghindari

konflik di negaranya. Banyak masyarakat Timor-Timur yang menjadi korban

akibat tindakan dari Kopasus dan kelompok paramilitary Timor-Timur pro

Indonesia.

Akibat dari perbuatan Kopasus, Amerika Serikat menjatuhkan

embargo senjata terhadap Indonesia. Semasa embargo senjata berlangsung,

Indonesia mengalami kesulitan untuk mendapatkan suku cadang dan

perawatan untuk operasional kendaraan tempur, baik Angkatan Darat, Laut

4
http://www.tniad.mil.id/index.php/2016/01/tinjauan-optimalisasi-kerjasama-militer-tni-ad-
menuju-world-class-army/ [Diakses pada tanggal 25 April 2016 pukul 7:07 WIB]
9

dan Udara. Angkatan Udara yang paling terpengaruhi oleh kebijakan embargo

senjata Amerika Serikat terhadap Indonesia. Pesawat angkut dan pesawat

tempur yang dimiliki Indonesia terpaksa dihanggarkan. Tidak lama setelah

Indonesia diembargo senjata oleh Amerika Serikat, Indonesia mengalami

masalah konflik etnis dikepulauan Maluku. TNI mengalami kesulitan dalam

bidang logistik akibat diberlakukannya embargo senjata oleh Amerika Serikat.

Amerika Serikat mulai memperbaiki hubungan dengan Indonesia,

penelitian ini menunjukkan bahwa alasan Amerika Serikat memperbaiki

hubungan tersebut adalah:

1) Peristiwa Bom Bali dan Terorisme

Peristiwa bom Bali satu dan bom Bali dua merupakan awal mula

perbaikan hubungan Indonesia dan Amerika Serikat terutama dalam

bidang militer. Presiden Bush ketika bertemu dengan Presiden Megawati

di Bali mengungkapkan keinginanya untuk memberikan bantuan dalam

penanggulangan tindak terorisme di Indonesia. Bencana Tsunami di Aceh

juga membantu untuk memperbaiki hubungan militer antara Indonesia dan

Amerika Serikat. Usaha untuk memulihkan hubungan Indonesia dengan

Amerika Serikat dilakukan tidak hanya oleh pihak Indonesia, tetapi oleh

pihak internal Amerika Serikat. Perusahaan-perusahaan asing terus melobi

pemerintah Amerika Serikat agar melanjutkan kembali hubungan

militernya dengan Indonesia. Lockheed Martin dan Boeing yang sudah

memiliki kontrak kerja dengan Indonesia terpaksa menghentikan

sementara produksi alutsista dikarenakan kebijakan embargo senjata.


10

2) Perubahan Indonesia ke arah Demokrasi Liberal

Pada bulan November tahun 2005 Amerika Serikat secara resmi mencabut

embargo senjata terhadap Indonesia. Alasan Amerika Serikat mencabut

embargo senjata terhadap Indonesia, bahwa Amerika Serikat merasa dalam

kurung waktu embargo senjata, Indonesia terlah banyak mengalami

perubahan yang baik. Indonesia telah menjadi negara yang lebih

demokratis, hal ini ditunjukkan dengan berhasilnya diselenggarakan

pemilu tahun 2004 secara jujur dan adil. Selain perubahan politis yang

dialami oleh Indonesia, Amerika Serikat juga merasa bahwa Indonesia

merupakan negara yang menjadi sasaran serangan teroris. Peristiwa Bom

Bali satu dan dua, serta serangkaian aksi-aksi terorisme yang terjadi

Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia merupakan mitra kerja global

dalam menangani terorisme di Asia Tenggara.

3) Kerjasama untuk kemanusiaan

Bencana Tsunami Aceh yang terjadi pada akhir tahun 2004 juga

merupakan sebuah revitalisasi bagi hubungan bilateral antar kedua negara.

Atas dasar kemanusiaan Amerika Serikat mencabut sebagian (partially

lifting) embargo senjatanya terhadap Indonesia Amerika Serikat membuka

kembali jalur FMS (Foreign Military Sales) untuk suku cadang pesawat

C-130 Hercules untuk membantu upaya penanggulangan bencana.

Amerika Serikat juga memberikan bantuan sumber daya manusia yang

berasal dari U.S Marines untuk membantu TNI dalam hal penanggulangan

bencana di Aceh.
11

4) Adanya Cina sebagai the New Emerging Power

Naiknya Cina sebagai salah satu New Emerging Power dikawasan Asia

Pasifik menjadi sebuah kekhawatiran Amerika Serikat. Amerika Serikat

merasa perlu mencari sekutu dalam menanggapi permasalah di era baru

ini. Indonesia yang memiliki prioritas dan orientasi politik yang sama dan

memiliki kebijakan politik bebas aktif (sehingga tidak memihak blok atau

negara manapun) merupakan sasaran tepat bagi Amerika Serikat dijadikan

mitra kerja.5

Keempat hal diatas merupakan alasan utama Amerika mencabut

embargo senjata terhadap Indonesia. Apa pengaruh pencabutan senjata

tersebut pada Indonesia? Penelitian ini menunjukkan beberapa pengaruh

pencabutan senjata tersebut sebagai berikut:

1) Terbukanya jalur diplomasi bilateral dengan lebih baik yang

memungkinkan kerjasama militer. Pengaruh dari pencabutan embargo

Amerika Serikat terhadap Indonesia adalah jalur diplomasi yang

sebelumnya terputus antara kedua negara sekarang sudah kembali terbuka.

Amerika Serikat mulai membuka kembali pelatihan militer IMET

(International Military Educationand Training) bagi perwira Indonesia

untuk bersekolah di Amerika Serikat. Hasil dari IMET adalah perwira

Indonesia dapat mengenyam pendidikan militer yang lebih advanced

dengan staff pengajar dan fasilitas pendidikan yang lebih bagus

dibandingkan di Indonesia. Selain kembali terbukanya IMET bagi perwira


5
http://atdikbud-usa.org/2016/10/hubungan-amerika-serikat-dengan-indonesia-sebulum-
dan-sesudah-embargo-senjata-dikaji-dalam-didang-militer/ [Diakses pada tanggal 11 Oktober
2016 pukul 7:07 WIB]
12

Indonesia, Amerika Serikat juga kembali melangsungkan latihan militer

bersama yang dijuluki Garuda Shield. Program Garuda Shield sudah

berlangsung sejak tahun 2006. Tujuan dari program tersebut adalah

meningkatkan kerjasama antara anggota CPX (Command Post Exercise)

kedua negara. Latihan bersama Garuda Shield meliputi taktik-taktik

perang serta pengunaan alut sista buatan Ameika Serikat.

Selain melatih kecakapan tentara Indonesia untuk berperang, Garuda

Shield juga mengajarkan cara-cara penanggulangan bencana.

2) Terbukanya jalur FMS

Pengaruh lain dari dicabutnya embargo senjata terhadap Indonesia oleh

Amerika Serikat adalah kembali terbukanya jalur FMS (Foreign Military

Sales) untuk kepentingan pemutakhiran alut sista Indonesia. Seperti yang

dikatakan oleh Kolonel Wajariman, jumlah pengiriman senjata Amerika

Serikat telah meningkat signifikan dari tahun 2006 hingga 2012, hal

tersebut terbukti dari meningkatnya biaya kirim alut sista dari puluhan ribu

U.S.$ pada tahun 2006-2007 menjadi ratusan ribu U.S.$ pada tahun 2009-

2012. Amerika Serikat juga telah bersedia menghibahkan sejumlah 28 unit

pesawat tempur F-16 kepada Indonesia, pesawat tersebut merupakan

pesawat preservasi Amerika Serikat yang sudah tidak digunakan lagi oleh

Angkatan Udara Amerika Serikat. Kelanjutan hubungan militer antara

Indonesia dengan Amerika Serikat juga membawa dampak positif bagi

perusahaan alut sista Amerika Serikat.Indonesia sangat bergantung dengan


13

perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendapatkan suku cadang serta

perawatan untuk tempur.

3) Hubungan yang kembali baik dengan Kopasus

Dalam hal hubungan Amerika Serikat dengan Kopasus, juga mengalami

perbaikan setelah dicabutnya embargo senjata terhadap Indonesia.Amerika

Serikat masih menyimpan reservasi untuk Kopasus. Reservasi Amerika

Serikat menyebabkan pada tahun 2005 ketika embargo senjata secara

resmi dicabut oleh Amerika Serikat, Kopasus masih terkena dampak

embargo tersebut. Pada kujungan Secretary of Defense Amerika Serikat

Robert Gates ke Jakarta, embargo terhadap Kopasus mulai perlahan mulai

dicabut. Amerika Serikat akan mencabut embargo senjata terhadap

Kopasus secara perlahan mengkaji progress yang dilakukan oleh Kopasus.

Namun sebenarnya Amerika Serikat mengerti pentingnya Kopasus dalam

upaya mencegah terorisme di Indonesia.

4) Terbukanya kerja sama anti terosrisme

Dalam hal menanggulangi penyebaran terorisme di Indonesia, AS dan

Indonesia telah mengadakan kerjasama melalui IMET dan Garuda Shield

untuk melatih TNI menghadapi bahaya terorisme dikawasan Asia Pasifik.

Pembukaan kembali hubungan Amerika Serikat dengan Kopasus juga

didasari bahwa Kopasus merupakan pasukan khusus Indonesia yang

menangani permasalahan terorisme, sehingga cepat atau lambat

pemerintah Amerika Serikat harus kembali melanjutkan hubungan.

Pemasangan instalasi radar di wilayah Indonesia juga telah dilakukan oleh

Amerika Serikat. Pemasangan radar dilepas pantai Sulawesi dan Selat


14

Malaka bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pengawasan Indonesia

terhadap tindakan-tindakan terorisme yang terjadi di wilayah Tri-Border

Regional antara Indonesia Malaysia dan Filipina.

Ke empat hal diatas merupakan pengaruh langsung dari dihapuskannya

embargo senjata terhadap Indonesia. Dari sisi lain sebenarnya terlihat bahwa

kedekatan kembali Amerika Serikat terhadap Indonesia setelah diangkatnya

embargo senjata menunjukkan bahwa bantuan-bantuan yang diberikan

Amerika Serikat kepada Indonesia merupakan salah satu bentuk dari kebijakan

security cooperation yang bertujuan untuk mempromosikan dan

mempertahankan kepentingan pertahanan dan keamanan Amerika Serikat

yang berupa kebijakan politik serta strategi pertahanan dan keamananya.

Selain itu, kebijakan security cooperation juga digunakan untuk melindungi

asset-asset Amerika Serikat yang terdapat di Indonesia seperti FreePort

McMoran di Papua dan Exxon Mobile di Aceh.6

B. Perumusan Masalah

Dalam perumusan masalah ini penulis akan membahas hubungan

kerjasama Indonesia dan Amerika dibidang keamanan militer yaitu:

Bagaimana hubungan bilateral Amerika Serikat–Indonesia dalam bidang

pertahanan–keamanan dimasa pemerintahan Joko Widodo?

C. Pembatasan Masalah

6
Ibid
15

Dalam penulisan outline penulis hanya membatasi masalah pada

hubungan bilateral Amerika Serikat–Indonesia dalam bidang pertahanan–

keamanan dimasa pemerintahan Joko Widodo.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan penulisan penelitian ini yaitu untuk mengetahui

hubungan bilateral Amerika Serikat–Indonesia dalam bidang pertahanan–

keamanan dimasa pemerintahan Joko Widodo.

Kegunaan penelitian ini bagi penulis adalah untuk mengetahui sejauh

mana perkembangan kerjasama dalam bidang keamanan militer antara

Indonesia dengan Amerika Serikat, dan penulis juga mengharapkan bahwa

penulisan ini juga dapat memberikan informasi atau masukan-masukan yang

bermanfaat bagi para akademisi dan para pembaca umumnya dalam

memahami hubungan kerjasama Indonesia dengan Amerika dalam bidang

keamanan militer.

E. Kerangka Teori

Oleh sebab itu penulis juga akan memberikan penjelasan mengenai

‘teori’ dalam penyusunan outline ini supaya lebih jelas dan terarah

berdasarkan teori atau metode yang digunakan dalam penelitian outline ini.

Untuk itu teori teori adalah suatu pandangan atau persepsi tentang apa yang

terjadi.7 Untuk menjelaskan teori yang akan digunakan dalam penulisan ini

maka kita lihat terlebih dahulu definisi hubungan internasional itu sendiri.

Teori Hubungan Internasional

7
Mohtar Mas’oed, ilmu hubungan internasional disiplin dan metodologi, (Jakarta, LP3S,
1990), hlm.185.
16

Menurut Sprout & Sprout, dalam bukunya Umar S.Bakry Hubungan

Internasional membahas mengenai aktor-aktor (negara, pemerintah, dan lain-

lain) yang bertujuan mencapai maksud-maksud tertentu dengan menggunakan

sarana-sarana (diplomasi, pemaksaan, persuasi) yang dikaitkan dengan

power.8

Teori Neorealisme

Neorealisme atau realisme klasik atau realisme terstruktural adalah

sebuah pemikiran yang dibuat oleh Kenneth Waltz pada bukunya yang

berjudul “Theory of International Politics” yang diterbitkan pada tahun 1979.

Dalam bukunya ia mengatakan, “struktur internasional bertindak sebagai

pengekang perilaku negara, sehingga hanya negara yang kebijakan-

kebijakannya berada dalam cakupan yang diharapkan dapat bertahan. ”Teori

ini mengubah teori Realisme sebelumnya.

Teori neorealisme sendiri adalah perspektif atau paradigma turunan

dari realisme, neorealisme menganggap bahwa negara merupakan aktor utama

dan tidak ada yang lebih tinggi dari negara, dan neorealisme melihat sistem

pemerintahan adalah jahat atau anarki. Neorealisme aktornya juga tidak

berbeda dengan realisme klasik, perbedaannya hanya terletak pada sistem itu

sendiri.

Menurut pandangan neorealisme, negara melakukan kerjasama

berdasarkan pada self-interest yang digunakan untuk memenuhi tujuan

survival-nya. Namun, neorealisme memandang secara pesimis terhadap hasil


8
Umar S Bakry, pengantar hubungan internasional , (jakarta, jayabaya university press,
1999), hlm.3.
17

dari kerjasama (Dugis, 2014). Realisme percaya bahwa kerjasama tidak akan

terjadi bila negara tidak menginginkannya (Baylis dan Smith, 2001 Neo-dalam

Jones, 2007).9

Struktur neorealisme adalah struktur internasional dalam konsep

neorealisme adalah pertama anarki internasional, negara sebagai ‘unit serupa’,

perbedaan kapabilitas negara serta adanya negara besar lebih dari satu dimana

terdapat hubungan antar negara-negara tersebut.

Kedua, dalam sistem yang demikian, kepentingan utama negara adalah

keberlangsungannya sendiri, sehingga negara akan memaksimalisasi power

mereka khususnya kekuatan militer. Karena power tersebut bersifat zero-sum,

negara menjadi ‘posisionalis defensif’, sehingga Struggle for Power adalah

karakteristik permanen hubungan internasional dan konflik bersifat endemik.

Sedangkan konsep kunci dari neorealisme adalah pertimbangan

kekuatan, pengulangan internasional, dan konflik internasional yang berupa

perang dan perubahan internasional. Oleh karena itu, tidak ada otoritas sentral

untuk memaksakan tata tertib dan karena itu, kerjasama antar negara menjadi

sulit atau bahkan tidak mungkin sama sekali. Kalaupun ada, itupun dibawah

kondisi hegemoni suatu negara dominan yang menggunakan power-nya untuk

menciptakan dan memaksakan peraturan institusional.10

Teori Kepentingan Nasional

9
http://alfinzulfikar-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-97055 Teori%20Hubungan
%20Internasional-, NEOREALISME%20DAN%20NEOLIBERALISME%20DALAM
%20HUBUNGAN%20INTERNASIONAL.html, [Diakses pada tanggal 5 Oktober 2016 pukul
19.30 WIB]
10
http://heisei7ir.blogspot.com/2016/10/perbandingan-teori-neorealism-dan.html, [Diakses
pada tanggal 5 Oktober 2016 pukul 09.30 WIB]
18

Dalam penulisan ini konsep yang dipakai adalah Konsep Kepentingan

Nasionsal. Menurut Thomas W. Robinson dalam bukunya James N.

Rosenau.11

Konsep Kepentingan Nasional Morgenthau:

Morgenthau memandang kepentingan nasional menjadi subyek sebagai

berikut: Kepentingan nasional dari sebuah negara, dan tingkat kepentingan

bersama antara 2 negara atau lebih. Dibawah kepentingan nasional dari sebuah

negara kita dapat membentuk kelompok berdasarkan beberapa kepentingan

sebagai berikut:

(1) Tingkat dari keunggulan kepentingan,

(2) Tingkat ketetapan dari kepentingan dan

(3) Tingkat dari keadaan umum suatu kepentingan.

Sebagai contoh sebuah kepentingan dapat dirancang sebagai hal yang

utama, tetap, dan spesifik, ataupun sekunder.

Dibawah ini ada 6 kepentingan nasional:

1. Kepentingan Utama (Primary Interest), terdiri dari perlindungan terhadap

keberadaan identitas negara, politik, dan budaya suatu negara serta

ketahanan terhadap pelanggaran dari “luar”. Kepentingan ini tidak akan

pernah dapat dikompromikan ataupun dijual. Semua negara memegang

kepentingan ini dan harus selalu mempertahankannya.

11
Thomas W. Robinson. “National Interest” dalam James N. Rosenau, Internasional
Politics and Foreign Policy, Jakarta, 2016, hlm. 13
19

2. Kepentingan Sekunder (Secondary Interest), melindungi warga negara

mereka yang berada diluar negeri dan menjaga “kekebalan-kekebalan”

yang pantas untuk para diplomat-diplomat negara.

3. Kepentingan Tetap, kepentingan yang berlangsung dalam periode yang

lama, contohnya: Inggris selama berabad-abad memiliki ketertarikan pada

kebebasan untuk berlayar dilaut.

4. Kepentingan Variabel, kepentingan ini sangat berbeda dari kepentingan

utama dan kepentingan tetap. Sebagai contoh Inggris pada tahun 1938

memilih untuk menghormati acara-acara tertentu dengan tegas mengenai

keamanan di Czechoslovakia bukan sebagai bagian dari kepentingan

mereka.

5. Kepentingan Khusus, muncul karena kepentingan umum, contoh

penguasaan sumberdaya alam & sumber daya manusia, pajak, dan

distribusi perdagangan. Sebagai contoh: secara sejarah Inggris telah

menghormati kemerdekaan “Low Countries” (negara-negara lemah)

sebagai sebuah prasyarat mutlak untuk menjaga keseimbangan kekuatan

dibenua Eropa. Kita juga memiliki 3 “kepentingan nasional”.12

6. Kepentingan Identik, secara nyata terjadi antara dua negara atau lebih yang

memiliki kepentingan nasional yang sama. Contoh: Inggris dan Amerika

memiliki keyakinan bahwa benua Eropa tidak didominasi oleh satu

kekuatan tertentu.

7. Kepentingan Komplementer, kepentingan antara negara-negara yang

walaupun tidak sama tapi saling melengkapi dan dapat membentuk dasar
12
Ibid. hlm. 85.
20

perjanjian dalam masalah-masalah tertentu. Inggris mempunyai suatu

kepentingan dalam menjaga kemerdekaan Portugal dari Spanyol yang

berarti untuk mengontrol wilayah Samudera Atlantik, sementara Portugal

memiliki kepentingan terhadap kekuatan maritim Inggris sebagai

perlawanan Spanyol.

8. Kepentingan Yang Berlawanan, dewasa ini kepentingan yang berlawanan

dapat terjadi melalui diplomasi, kejadian-kejadian diacara-acara penting.

Ada juga kemungkinan kepentingan identik dapat bertransformasi menjadi

kepentingan yang berlawanan.

Menurut K.J. Holsti proses kerjasama atau kolaborasi terbentuk dari

perpaduan keanekaragaman masalah nasional, regional, dan global yang

muncul dan memerlukan perhatian dari lebih satu negara. Masing-masing

pemerintah saling melakukan pendekatan yang membawa usul

penanggulangan masalah, melakukan tawar-menawar, atau mendiskusikan

suatu masalah, mengumpulkan bukti-bukti tertulis untuk membenarkan suatu

usul atau yang lainnya dan mengakhiri perundingan dengan suatu perjanjian

atau pengertian yang memuaskan semua pihak. Istilah kerjasama dapat

menimbulkan satu citra akan suatu organisasi internasional yang bekerja keras

menyelesaikan masalah-masalah biasa atau ahli-ahli teknis dalam lapangan

yang membantu pihak lain meningkatkan produktivitasnya.13 Menurut K.J.

Holsti kerjasama adalah:

13
KJ Holsti, Politik Internasional Kerangka Analisa, (Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 1987),
hlm.209
21

1. Pandangan bahwa dua atau lebih kepentingan nilai atau tujuan saling

bertemu dan dapat menghasilkan sesuatu, dipromosikan, atau dipenuhi

oleh semua pihak.

2. Pandangan atau harapan dari suatu negara bahwa kebijakan yang

diputuskan oleh negara lainnya akan membantu negara itu untuk mencapai

kepentingan dan nilai-nilai lainnya.

3. Persetujuan atau masalah tertentu antara dua negara atau lebih dalam

rangka memanfaatkan persamaan kepentingan atau benturan kepentingan.

4. Aturan resmi atau tidak resmi mengenai transaksi dimasa depan yang

dilakukan untuk melaksanakan persetujuan.

5. Transaksi antar negara untuk memenuhi persetujuan mereka.

Kerjasama dapat terjadi dalam konteks yang berbeda. Kebanyakan

transaksi dan interaksi kerjasama terjadi secara langsung diantara dua negara

yang menghadapi masalah atau hal tertentu yang mengandung kepentingan

bersama. Usaha-usaha kerjasama lain dijalankan dalam berbagai organisasi

internasional dan lembaga internasional. Beberapa organisasi internasional,

seperti PBB, didasarkan atas kedaulatan setiap anggota, mereka tidak dapat

bertindak tanpa izin pihak-pihak yang terlibat dalam suatu isu, dan perjanjian

untuk bekerjasama biasanya hanya dibuat sesuai dengan keinginan anggota

yang paling sedikit bekerjasama.

Jumlah lembaga multinasional yang dirancang untuk mengembangkan

tujuan ekonomi, teknik atau diplomatik-militer atau mengurus masalah

bersama telah tumbuh pesat dan karena kadar masalah yang membutuhkan
22

manajemen atau penyelesaian multilateral terus meningkat, maka jumlah

organisasi internasional dapat diharapkan akan bertambah lebih cepat lagi.14

14
Ibid. hlm. 210-211.
23

F. Skema Pemikiran

Hubungan Bilateral Indonesia dengan Amerika Serikat

Latar belakang hubungan kerjasama Indonesia dengan


Amerika di bidang Militer

Kepentingan Indonesia-Amerika Serikat dalam


pertahanan dan keamanan pada masa pemerintahan
Joko Widodo

Keuntungan yang didapat Indonesia dari kerjasama Indonesia-


Amerika Serikat di bidang militer, yaitu:

1. Terbukanya jalur diplomasi bilateral dengan lebih baik


yang memungkinkan kerjasama militer
2. Terbukanya jalur FMS
3. Hubungan yang kembali baik dengan Kopassus
4. Terbukanya kerjasama anti terorisme

Hubungan Indonesia-Amerika Serikat dalam kerjasama


bilateral di bidang pertahanan-keamanan di era Jokowi
membaik
24

G. Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah definisi yang menggambarkan konsep

dengan menggunakan konsep lain.

1. Keamanan Nasional: Kemampuan suatu bangsa untuk melindungi nilai–

nilai nasionalnya dari ancaman luar.

2. Pertahanan Nasional: Keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam

mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan

hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung

maupun tidak langsung untuk menjamin kehidupan bangsa.

3. Kerjasama: Melakukan kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh dua pihak

atau lebih yang mendatangkan keuntungan bersama.

4. Militer: Angkatan bersenjata dari suatu negara dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan angkatan bersenjata.

5. Indonesia: Negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan

berada diantara benua Asia dan Australia serta antara samudera Pasifik

dan samudera Hindia.

6. Amerika: Sebuah negara republik konstitusional federal yang terdiri dari

lima puluh negara bagian dan sebuah distrik federal.

7. Ancaman: Segala sesuatu yang membahayakan kedaulatan nasional,

integrasi wilayah, keselamatan warga negara dan kehidupan demokrasi,

serta membahayakan ketertiban dan perdamaian regional dan

internasional, baik yang bersifat konfensional maupun non konvensional.


25

8. Hambatan: Halangan, rintangan yang dialami suatu negara dalam

menertibkan keamanan dan pertahanan yang berasal dari dalam maupun

dari luar.

9. Tantangan: Ajakan berkelahi (perang) dari suatu negara ke negara yang

satu atau lainnya yang dapat mengakibatkan konflik atau perpecahan antar

negara.

10. Bilateral: Timbal balik antara dua pihak. Melakukan kerjasama antar dua

negara.

H. Metodologi Penelitian

Untuk mempermudah penulis dalam menganalisa data, penelitian ini

menggunakan metode penelitian analisa data sekunder ini digunakan dengan

memanfaatkan data yang sudah ada (sudah tersedia). Jenis penelitian yang

dipergunakan dalam penulisan ini yaitu penelitian deskriptif yaitu penelitian

yang dipergunakan untuk menggambarkan secara tepat sifat–sifat keadaan

atau gejala.

Adapun teknik pengumpulan data dalam penulisan ini menggunakan

teknik pengumpulan data kepustakaan (library research), yaitu dapat

diperoleh dari buku–buku, koran, jurnal–jurnal, website di internet, dan

sumber–sumber lain yang berhubungan dengan tulisan ini. Penulisan ini

menggunakan metode analisis data secara kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis

dengan pendekatan induktif.


26

Penelitian ini bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai

bahan penjelas dan berakhir dengan teori. Landasan teori dimanfaatkan

sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan. Teori

juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian

dan sebagai pembahasan hasil.15

I. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan outline skripsi ini disusun dalam lima bab, setiap

bab meliputi hal–hal sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, kerangka teori, skema pemikiran, kerangka

konsep, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : KAPABILITAS PERTAHANAN MILITER

INDONESIA

Pada bab ini diuraikan mengenai kapabilitas pertanahanan

militer Indonesia.

15
Moh Nazir, Ph.D, Metode Penelitian, Ghlmia Indonesia, 1999. Hlm. 63.
27

BAB III : HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA – AMERIKA

SERIKAT ERA SOEKARNO - SBY

Pada bab ini diuraikan mengenai Hubungan Bilateral

Indonesia – Amerika Serikat Era Soekarno - SBY.

BAB IV : HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA – AMERIKA

SERIKAT ERA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO

Pada bab ini dibahas mengenai keuntungan yang diperoleh

dari adanya hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat

pada militer terbukanya jalur diplomasi bilateral dengan lebih

baik yang memungkinkan kerjasama militer, terbukanya jalur

FMS, Hubungan yang kembali baik dengan Kopasus, dan

terbukanya kerjasama antiterorisme.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan mengenai kesimpulan yang mengacu

kepada permasalahan yang penulis bahas pada bab

sebelumnya.
28

BAB II

KAPABILITAS PERTAHANAN MILITER INDONESIA

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekuatan militer

terkuat bahkan kekuatan militer Indonesia mengalahkan Australia dan Iran.

Kekuatan militer Indonesia berada diatas kedua negara tersebut, jika ditinjau

kedua tersebut memiliki teknologi militer tercanggih  bahkan lebih canggih dari

pada senjata yang dimiliki oleh Indonesia. Kekuatan militer Iran telah mampu

untuk menciptakan rudal dan teknologi nuklir. Kemampuan rudalnya telah

mampu menjangkau belahan dunia lain. Sampai sekarang AS masih belum berani

menyerang Iran, terlepas apakah itu skenario dari AS dan Iran. Australia bisa

dikatakan selalu dilengkapi dengan teknologi militer tercanggih yang dibeli dari

AS. Australia saat ini sedang  melakukan pengembangan dengan Jepang untuk

menciptakan kapal selam tercanggih. Kapal selam yang di ciptakan ini akan

menjadi kapal selam masa depan Australia.

Lalu bagaimana dengan kekuatan militer Indonesia saat ini, kabarnya Alat

Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) terbaru Indonesia datang dari rencana

pembelian SU 35 Rusia. Kabar pembelian Alutsista terbaru Indonesia ini menarik

perhatian dunia. Tentu hal ini bukan  menjadi satu-satunya tolak ukur kekuatan

militer suatu negara. Yang menjadi tolak ukur terhadap kekuatan militer suatu

negara adalah sumber daya manusianya (SDM). Oleh karena itu penting untuk

melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hasil riset

menempatkan Indonesia sebagai negara yang memiliki kekuatan militer yang

28
29

tangguh dengan posisi ke 12 mengalahkan Iran dan Australia. Indonesia memiliki

pasukan elit dan telah menunjukan kebolehannya dengan memperoleh banyak

mendali emas dalam berbagai ajang termasuk ajang menembak. Hebatnya militer

Indonesia menggunakan senjata yang nyaris buatan dalam negeri. Dengan

keberhasilan ini militer Indonesia menunjukan bahwa Indonesia tidak kalah dari

negara lain ditambah kemampuan dari skill individu dari pasukan elit Indonesia

dalam menggunakan senjata buatan Indonesia. Di kawasan Asia-Pasifik kekuatan

militer Indonesia menempati posisi ke 9.16

Pada tahun 2011, Obama secara tegas menjadikan kawasan Asia Pasifik

sebagai fokus utama kekuatan militer Amerika Serikat. Dalam dua puluh tahun

kedepan, 2/3 kekuatan Amerika Serikat akan dikonsentrasikan di kawasan Asia

Pasifik. Amerika Serikat mengambil langkah cepat dengan membuat pangkalan-

pangkalan militer baru di Darwin dan Pulau Cocos, Australia. Selain persaingan

antara Amerika Serikat dan Tiongkok, terdapat India yang juga membangun

kekuatan militer di kawasan barat Indonesia serta fakta kerjasama Five Power

Defence Arangement antara Singapura, Malaysia, Inggris, Australia, dan Selandia

Baru.

Melihat konstelasi kekuatan militer yang terdapat di Kawasan Asia Pasifik

dan potensi konflik di Laut China Selatan, Indonesia seperti terjebak di antara

kekuatan besar. Jika Indonesia tidak mempersiapkan pembangunan kekuatan

militer dengan matang, maka besar kemungkinan Indonesia akan menjadi arena

konflik diantara kekuatan-kekuatan besar. Untuk menghindari hal tersebut

16
Alexa ‘’Man Behind The Gun.’’ Dalam http://tribunindo.com/man-behind-the-gun-
tolak-ukur-kekuatan-militer-indonesia/, [Diakses pada tanggal 5 Oktober 2015 pukul 19.30 WIB]
30

Indonesia wajib meningkatkan kapasitas pertahanan dengan melakukan

modernisasi alutsista dan memaksimalkan strategi pertahanan. Namun,

pembangunan kapasitas pertahanan Indonesia seringkali menimbulkan kecurigaan

dari negara-negara Kawasan Asia Pasifik.

Agar proses pembangunan kekuatan militer Indonesia tidak menimbulkan

kecurigaan yang berlebih, hal yang harus dilakukan adalah:

1. Menuntaskan reformasi TNI sesuai dengan UU No 34 Tahun 2004 tentang

Tentara Nasional Indonesia. Militer sepenuhnya berkonsentrasi untuk

mengamankan negara dan menghilangkan kepentingan di bidang sosial,

ekonomi, dan politik.

2. Membangun kapasitas militer harus disertai peningkatan anggaran

pertahanan yang proporsional sesuai dengan pertumbuhan ekonomi sehingga

tidak mengganggu keuangan negara.

3. Membangun model industri pertahanan strategis yang sesuai dengan

karakteristik industri pertahanan di Indonesia. Dibandingkan dengan model

industri autarki yang dengan memenuhi seluruh kebutuhan militer yang akan

menimbulkan kecurigaan negara lain, model industri pertahanan niche lebih

cocok karena tidak sepenuhnya kebutuhan militer diproduksi di dalam negeri.

4. Indonesia sudah saatnya membangun mitra strategis dalam pertahanan.

Strategi yang paling aman untuk membangun mitra strategis adalah dengan

memanfaatkan ASEAN.

Model industri militer autarki merupakan model industri pertahanan yang

mengandalkan produksi dalam negeri tanpa tergantung dengan negara lain.


31

Model industri militer niche merupakan model industri pertahanan yang

sebagian produksi mengandalkan produksi dalam negeri dan sebagian lainnya

mengandalkan dari luar negeri.17

Melihat begitu besarnya potensi konflik yang mengepung Indonesia,

upaya pembangunan kapasitas pertahanan tidak lagi hanya menjadi wacana

semata, pemerintah Indonesia perlu memprioritaskan pembangunan di sektor

pertahanan sehingga dalam dua puluh tahun ke depan kekuatan militer Indonesia

dapat menjawab tantangan geopolitik di Kawasan Asia Pasifik.

Indonesia sebagai negara yang luas daerahnya adalah lautan harus

menyadari bahwa orientasi militer Indonesia harus  dipusatkan di perairan  dalam

hal  ini angkatan laut. Berbatasan dengan 10 negara lain dan  kurangnya armada

laut untuk menjaga NKRI menjadi ancaman nyata. Untuk menanggulangi

ancaman tersebut TNI harus  memperkokoh angkatan laut, ditunjang dengan

angkatan udara yang mumpuni. Untuk menjaga daerah perairan dibutuhkan

armada udara yang cukup untuk menjaga negara dari serangan luar. Dan sebagai

penunjang terakhir adalah angkatan darat yang harus siap menjaga daratan dari

ancaman luar. Namun pada kenyataannya proporsi pasukan tentara Indonesia

masih terfokus di angkatan darat. Jumlah prajurit angkatan laut hanya sekitar

68.000-an kemudian angkatan udara 27.000-an dan sisanya adalah prajurit

angkatan darat.

Kapal selam Indonesia kini berjumlah 7 kapal (baru tercatat 2 kapal selam

oleh Global fire power), padahal untuk menjaga perairan yang luas, idealnya
17
Sa’dan Mubarok, S.I.P ‘’Kapabilitas Pertahanan Indonesia Dalam Menjawab Tantangan
Geopolitik Dunia.’’http://cepp.fisip.ui.ac.id/2015/10/20/kapabilitas-pertahanan-indonesia-dalam-
menjawab-tantangan-geopolitik-dunia/, [Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015 pukul 10.30 WIB]
32

Indonesia harus mempunyai 12 kapal selam. Dalam peningkatan dan modernisasi

kementrian pertahanan (APBN) matra darat dan laut mempunyai proporsi yang

sama yakni 21% dan udara 17%. Hal itu membuktikan pemerintah belum

mengoptimalkan penguatan angkatan laut sebagai kekuatan militer utama. Intinya,

paradigma pembangunan kekuatan militer Indonesia harus berawal dari

menggalang kekuatan di laut (TNI-AL), kemudian di udara (TNI-AU), dan di

darat (TNI-AD). Kemudian terus mengembangkan  “Green-water navy” yaitu

membangun angkatan laut dengan harapan pada tahun 2024 Indonesia mempunyai

274 kapal perang yang terdiri dari 110 kapal perang, 66 kapal patrol, dan 98 kapal

pendukung lainnya. Hal tersebut sejalan dengan cita-cita Presiden untuk

menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.18 Reformasi TNI yang

merupakan buah dari perjuangan 17 tahun yang lalu. TNI yang sekarang bukan

lagi mengedepankan kekerasan atau tindakan represif,  tapi TNI yang menjunjung

tinggi supremasi sipil dan humanisme sejalan dengan UU No.3 Tahun 2002

tentang pertahanan Negara  dan UU No.34 tahun 2004 tentang TNI.

Program pembinaan kemampuan pengembangan teknologi industri

pertahanan dalam negeri sangat mendapat perhatian dari pemerintah baik dari

Menteri Pertahanan maupun Presiden RI, agar Indonesia mampu mewujudkan dan

mencapai cita-cita kemandirian industri pertahanan. Untuk mempercepat

kemandirian industri pertahanan, maka pemerintah melalui Kementerian

Pertahananan terus melakukan berbagai upaya diantaranya dengan

mengoptimalkan kesepakatan – kesepakatan kerja sama di bidang industri

18
BEMFEBUI ‘’Kekuatan Militer Indonesia.’’http://bemfebui.com/official/kekuatan-
militer-indonesia/[Diakses pada tanggal 30 Oktober 2015 pukul 19.30 WIB]
33

pertahanan yang telah dicapai dengan pihak dan mitra luar negeri dalam hal ini

negara sahabat. Dalam mengimplementasikan kesepakatan–kesepakatan kerja

sama industri pertahanan tersebut, Kemhan juga akan terus melakukan upaya

koordinasi dengan kementerian/lembaga di dalam negeri, maupun dengan

perwakilan atau keduataan negara sahabat atau Kemhan negara sahabat yang telah

menjalin berkerjasama di bidang industri pertahanan.

Sementara itu upaya lainnya dalam rangka mempercepat kemandirian

industri pertahanan adalah saat ini Kemhan sedang menyusun pemetaan atau

gambaran industri pertahanan dalam negeri untuk lima sampai sepuluh tahun

mendatang. Dengan pemetaan tersebut, maka kedepannya industri pertahananan

dalam negeri akan lebih memiliki arah yang jelas. Kemhan selaku pembuat

kebijakan juga terus melakukan komunikasi dan sinergi baik dengan pihak

produsen industri pertahanan dalam negeri maupun pihak pengguna dalam hal ini

TNI. Karena menurutnya yang terpenting dalam pembuatan produk – produk Alat

Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Apalhankam) adalah bagaimana produk

tersebut dapat diproduksi dengan kualitas terbaik, dibeli dan digunakan oleh

pengguna dalam rangka terus memberikan apresiasi, keyakinan dan kepercayaan

atas karya putera – puteri Indonesia19

Revolusi Mental adalah gerakan seluruh masyarakat, yang merupakan

gagasan Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo. Demikian disampaikan

Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap Brigjen TNI Asep Setia Gunawan

19
‘’Kemhan Lakukan Upaya Percepatan Kemandirian Industri
Pertahanan.’’https://www.kemhan.go.id/2017/09/08/kemhan-lakukan-upaya-percepatan-
kemandirian-industri-pertahanan.html, [Diakses pada tanggal 08 September 2017 pukul 19.30
WIB]
34

selaku Wakil Komandan Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan 2017

pada pembukaan sosialisasi gerakan nasional revolusi mental di Aula Kodim

1707/Merauke. Tim Ekspedisi NKRI Subkorwil-3/Merauke bersama tim

sosialisasi dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan Republik Indonesia (PMK) melakukan sosialisasi revolusi mental

yang diikuti pelajar, mahasiswa dan organisasi kepemudaan di wilayah Merauke.

Brigjen TNI Asep Setia Gunawan mengharapkan, dengan gerakan revolusi

mental secara nasional dapat menjadikan Indonesia berdaulat, berdikari dan

berkepribadian selaras dengan nawacita Presiden Joko Widodo. Kementerian

Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia,

bekerja sama dengan Tim Ekspedisi NKRI koridor Papua Bagian Selatan 2017,

menggelar sosialisasi revolusi mental di seluruh wilayah Ekspedisi NKRI Koridor

Papua Bagian Selatan di Kabupaten Merauke, Asmat, Mappidan Boven Digoel.

Nilai-nilai revolusi mental ditetapkan dalam lima gerakan perubahan yaitu

gerakan Indonesia melayani, gerakan Indonesia bersih, gerakan Indonesia tertib,

gerakan Indonesia mandiri dan gerakan Indonesia bersatu.20

Dalam era Presiden Jokowi nampaknya kebijakan militer Indonesia

mengenai pasang surut yang mengharuskan untuk mulai berhati-hati dalam

mengenakan strategi pertahanan. Karena pasalnya setahun kepemimpinan Joko

Widodo-Jusuf Kalla, upaya penguatan sistem pertahanan dinilai belum terlihat.

Bahkan, kebijakan pemerintah dalam hal tersebut dianggap tidak selaras dengan

visi misi pertahanan yang dipaparkan selama masa kampanye Pilpres 2014 lalu.
20
Nathan Daniel ‘’ Tim Ekspedisi NKRI Sosialisasikan Gerakan Nasional Revolusi
Mental.’’https://tniad.mil.id/2017/09/tim-ekspedisi-nkri-sosialisasikan-gerakan-nasional-revolusi-
mental/, [Diakses pada tanggal 5 September 2017 pukul 19.30 WIB]
35

Pada poin kelima visi misi Jokowi-JK disebutkan, pemerintah berjanji

menguatkan sistem pertahanan dengan pemenuhan kebutuhan pertahanan melalui

peningkatan kesejahteraan prajurit dan penyediaan alutsista secara terpadu dengan

anggaran pertahanan 1,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB/GDP).

Pemerintah mengajukan anggaran sebesar Rp 95 triliun pada Rancangan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Anggaran tersebut

turun Rp 7 triliun dari anggaran 2015 yang mencapai Rp 102 triliun. Pada poin

ketujuh visi misi disebutkan, pemerintah ingin membangun TNI yang berorientasi

pada kekuatan laut. Dengan demikian, kemampuan TNI diharapkan dapat setara

dengan negara-negara di kawasan regional Asia Timur dan kekuatannya

disegani.21 Namun dengan permasalahn anggaran yang ada, kebijakan militer pak

Jokowi perlahan-lahan sudah mulai terlihat hasilnya,militer Indonesia tertarik

untuk membeli senjata-senjata ampuh Rusia. Militer Indonesia ingin kembali pada

satu waktu di mana tentaranya ditakuti dunia dan dihormati sekutunya berkat

senjata canggih yang dimiliki.

Pada bulan Maret 2016, Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard

Ryacudu, mengumumkan Moskow dan Jakarta pada April ini menekan kontrak

untuk pengiriman 10 pesawat jet tempur Su-35 Flanker Rusia untuk menggantikan

armada F-5 Tiger buatan Amerika Serikat. Namun, pengiriman 10 pesawat jet

tempur Su-35 itu dilaporkan baru bisa terlaksana tahun 2018 karena Indonesia

21
Dani Prabowo ‘’Kebijakan Pertahanan Jokowi-JK Dinilai Tak Selaras dengan Visi
Misi.’’http://nasional.kompas.com/read/2015/10/20/07210101/Kebijakan.Pertahanan.Jokowi-
JK.Dinilai.Tak.Selaras.dengan.Visi.Misi, [Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015 pukul 19.30
WIB]
36

ikut antre bersama beberapa negara yang juga membeli pesawat jet tempur

canggih itu.22

Tak hanya itu peluang kebijakan militer dalam bekerja sama pun semakin

terbuka lebar dengan negara Asia lainnya. Kebijakan pertahanan Jepang terbaru

untuk makin memperkuat militernya secara mandiri memberikan peluang di

bidang kerjasama militer dengan Indonesia, khususnya terkait transfer teknologi

militer. Seperti diketahui, usai Perang Dunia II Jepang mengadopsi konstitusi

yang didikte Amerika dengan kebijakan pertahanan low-profile, di mana negara

itu tidak secara resmi memiliki militer namun disebut dengan pasukan bela diri

Jepang. Amerika menjamin payung perlindungan secara militer jika Jepang

menghadapi invasi negara lain.

Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menetapkan kebijakan

untuk lebih meningkatkan profil pertahanan Jepang pada September 2015.

Kebijakan baru ini dibuat untuk melindungi kepentingan nasional Jepang dan

sebagai upaya Jepang menjaga tatanan serta stabilitas regional. Kebijakan terbaru

ini didorong oleh adanya pergerakan dua negara, yakni Tiongkok dan Korea Utara

yang semakin agresif. Di antaranya Tiongkok dengan mengklaim wilayah

teritorial di sekitar Laut Cina Selatan, serta Korea Utara dengan aksi-aksi

provokatifnya, seperti peluncuran nuklir, dan penenggelaman kapal laut Korea

Selatan.23

22
Muhaimin ‘’Ingin Kembali Ditakuti Dunia, Indonesia Tertarik Beli Senjata
Rusia.’’https://international.sindonews.com/read/1099288/41/ingin-kembali-ditakuti-dunia-
indonesiatertarik-beli-senjata-rusia-1460074520, [Diakses pada tanggal 5 Oktober 2016 pukul
11.30 WIB]
23
Siti Arpiah ‘’Peluang Militer Indonesia Dalam Kebijakan Baru
Jepang.’’http://www.beritasatu.com/politik/350175-peluang-militer-indonesia-dalam-kebijakan-
baru-jepang.html
37

Disamping itu rasanya kita perlu menaruh perhatian lebih terhadap prestasi

bidang kemiliteran negara yang semakin meningkat. Walaupun status Indonesia

masih dalam kategori negara yang berkembang, namun Indonesia menaruh

perhatian khusus terhadap pasukan dan kekuatan militer sebagai ujung tombak

pertahanan negara dalam menjaga kedaulatan wilayah NKRI dari ancaman asing

maupun domestik. Berbicara tentang kekuatan militer Indonesia, ternyata sangat

membanggakan. Selain prestasi pasukan militer Indonesia yang telah dikenal di

kalangan militer lain dari berbagai belahan dunia. Pada tahun 2017 ini posisi

peringkat kekuatan militer Indonesia masih menempati kekuatan no. 1 di Asia

Tenggara, dan sedikit turun di posisi ke-14 dunia menurut hasil riset lembaga non

profit Global Fire Power. Data berikut adalah kekuatan militer baik dari segi

personil maupun persenjataan yang dimiliki oleh militer Indonesia menurut GFP.

Data kekuatan militer Indonesia yang dihimpun oleh GFP meliputi kekuatan

personil, sistem persenjataan darat, sistem persenjataan udara, sistem persenjataan

laut, produksi minyak, serta kekuatan finansial sebagai pendukung.

MANPOWER

 Populasi Penduduk : 255,993,674

 Manpower Tersedia: 130,000,000

ANGKATAN DARAT

 Tanks: 468

 Armored Fighting Vehicles (AFVs): 1,089

 Self-Propelled Guns (SPGs): 37

 Towed-Artillery: 80
38

 Multiple-Launch Rocket Systems (MLRSs): 86

ANGKATAN UDARA

 Pesawat: 420

 Jet Tempur Penyerang: 35

 Pesawat Fixed-Wing Attack: 58

 Pesawat Transportasi: 170

 Pesawat Latih: 108

 Helicopter: 152

 Helicopter Serang: 5

ANGKATAN LAUT

 Total Naval Strength: 221

 Aircraft Carriers: 0

 Frigates: 6

 Destroyers: 0

 Corvettes: 10

 Submarines: 2

 Coastal Defense Craft: 66

 Mine Warfare: 12

SUMBER MINYAK

 Produksi Minyak: 789,800 bbl/hr

 Kosumsi Minyak: 1,660,000 bbl/hr


39

 Cadangan Minyak: 3,693,000,000 bbl

FINANCIAL (dalam USD)

 Budget Pertahanan: $6,900,000,00024

Lembaga internasional Global Firepower Index merilis ranking kekuatan

militer dunia terbaru yang disaring dari 106 negara. Penetapan ranking ini

berdasarkan pertimbangan dari sejumlah faktor dan latar belakang. Beberapa

kriteria yang dimasukkan sepereti anggaran negara untuk kekuatan militer tiap

tahun, jumlah personel militer, pesawat tempur, kapal selam, kapal induk, tank,

dan sumber daya alam. Berdasar pertimbangan itu terdapat 25 negara yang

menduduki ranking sebagai negara terkuat secara militer. Posisi ranking nomor

satu masih dipegang oleh AS, kedua Rusia, ketiga China, keempat India, dan

kelima Perancis.

Sebagai negara yang kekuatan militernya nomor satu di dunia AS

memiliki personel 2.500.000 orang, 8.848 tank, 13.444 pesawat tempur, 19 kapal

induk, dan 75 kapal selam. Kekuatan militer AS dari segi jumlah kapal induk dan 

pesawat tempur memang di atas angin karena negara-negara lainnya tidak ada

yang memiliki pesawat tempur hingga 4000 unit dan kapal induk hingga 5 unit.

Jumlah tank AS memang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah tank yang dimiliki

oleh Rusia (15.398), tetapi dalam peperangan moderen kekuatan dan kemenangan

perang masih ditentukan oleh kekuatan superioritas udara. Rusia hanya memiliki

24
Nabila Kids ‘’ Daftar Kekuatan Militer Indonesia Tahun 2017, Terkuat di Asia
tenggara.’’http://www.info-news.xyz/2017/03/daftar-kekuatan-militer-indonesia-tahun-2017.html ,
[Diakses pada tanggal 03 Maret 2017 pukul 19.30 WIB]
40

3.547 pesawat tempur jadi masih kalah jauh dibanding pesawat tempur yang

dimiliki oleh AS.

TNI Indonesia dalam perhitungan ranking menduduki posisi nomor 14.

Sesuai data yang dilansir Global Firepower Index, Indonesia mempunyai 876.000

personil militer, 468 tank, 420 pesawat tempur, dan 2 unit kapal selam. Posisi

Indonesia saat ini ternyata ada di atas posisi Korea Utara. Korea Utara berada

di peringkat 25. Padahal, negara yang dikenal paling berani menggertak AS ini

punya armada perang jauh lebih banyak dari Indonesia. Korut tercatat punya

4.200 tank, 944 pesawat tempur, 70 kapal selam. Jumlah personelnya pun terbesar

di dunia, yakni 5,2 juta orang. Cukup janggal sebenarnya kenapa Global Fire

Index menempatkan ranking Indonesia jauh berada di atas Korut. Pasalnya

anggaran militer Korut tahun 2017 ini sebesar 7,5 milliar dollar dan Indonesia

hanya 6,9 milliar dollar. Apalagi jumlah tank, pesawat tempur dan kapal selam

Korut juga jauh lebih besar dibandingkan Indonesia. Tapi Global Fire Index

memberikan alasan bahwa persenjataan yang dimiliki Korut sudah ketinggalan

jaman terutama pesawat tempur dan kapal selam. Selain itu sumber daya alam

Korut sangat buruk, dibandingkan sumber daya alam Indonesia yang masih "subur

dan makmur". Faktor lain adalah, kepemilikan senjata nuklir tidak digunakan

untuk menilai ranking. Karena  jumlah rudal nuklir masing-masing negara

dirahasiakan.25

25
Sierra ‘’ Mengejutkan, Ranking Militer Indonesia Sekarang di Atas Korea
Utara.’’http://bangka.tribunnews.com/2017/04/17/mengejutkan-ranking-militer-indonesia-
sekarang-di-atas-korea-utara?page=3, [Diakses pada tanggal 17 April 2017 pukul 19.30 WIB]
41

BAB III

HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA – AMERIKA SERIKAT ERA

SOEKARNO - SBY

Hubungan antara suatu negara dengan negara yang lainnya adalah bukti

bahwa setiap negara saling membutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan

mencapai tujuan negara. Semakin meningkatnya kompleksitas hubungan

internasional, maka setiap negara tidak dapat bebas dari ketergantungannya

dengan negara lain. Dalam hubungan ini, negara merupakan subjek utama yang

memiliki intensitas keterlibatan yang tinggi. Hubungan antar bangsa yang

berlangsung dapat dilihat dari jumlah negaranya, dimulai dari tingkat hubungan

yang paling sederhana yaitu hubungan bilateral yang menyangkut dua negara,

hingga ke tingkat hubungan multilateral yang berhubungan lebih dari dua negara.

Sekecil apapun bentuk hubungan yang dilakukan, apabila telah melewati

batas negara maka hal tersebut dapat dikatakan hubungan internasional. Jika

dilihat dari jumlah negara yang melakukan intreraksi maka hubungan bilateral

merupakan hubungan yang paling sederhana karena hanya menyangkut dua

negara. Hubungan bilateral dapat terjadi karena disebabkan oleh letak geografis,

sumber kekayaan alam, kependudukan dan tenaga kerja, politik, ekonomi, militer,

dan keamanan. Menurut Didi Krissna dalam Kamus Politik Internasional,

hubungan bilateral adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang

saling mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua belah pihak

atau dua negara.26 Kerjasama bilateral antara dua negara memiliki prinsip yang
26
Didi Krisna, 1993, Kamus Politik Internasional, PT Grasindo, Jakarta. Hlm. 18

41
42

saling menguntungkan, saling menghargai, dan saling menghormati satu sama lain

dalam langkah pengambilan kebijakan di negaranya masing-masing.27

Kerjasama bilateral merupakan keinginan atau niat baik negara-negara

yang menjalin hubungan, dari situasi yang kurang baik menuju ke situasi yang

lebih baik dan situasi tersebut sulit terwujud tanpa adanya kerjasama.

Terselenggaranya hubungan bilateral tidak terlepas dari tercapainya beberapa

kesepakatan antara dua negara yang melakukan hubungan hubungan kerjasama

yang terjadi antara dua negara di dunia ini yang pada dasarnya tidak terlepas dari

kepentingan nasional masing-masing negara. Kepentingan nasional merupakan

unsur yang sangat vital yang mencakup kelangsungan hidup bangsa dan negara,

kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi.28

Di Indonesia, hubungan internasional yang terjalin, baik dalam kerjasama

bilateral maupun multilateral dengan negara-negara lain di dunia merupakan

akibat dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.29 Namun politik bebas

aktif ternyata tidak selamanya mutlak, karena pada penerapannya terdapat pula

penyimpangan yang terjadi. Amerika Serikat merupakan salah satu partner

penting dalam kerjasama bilateral yang dilakukan oleh Indonesia. Hubungan

bilateral Indonesia dan Amerika Serikat sudah lama terjalin, walaupun terdapat

pasang surut dan perbedaan pandangan yang cukup signifikan pada masa

beberapa pemerintahan presiden yang ada.

27
Mestoko, Sumarsono, Indonesia dan Hubungan Antarbangsa, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta, 1985
28
Jack Plano C dan Roy Olton, 1990, Kamus Hubungan Internasional, Abardin, Bandung,
hlm. 7
29
http://www.lintasjari.com/396/politik-luar-negeri-indonesia-bebas-aktif/ , [Diakses pada
tanggal 5 Oktober 2017 pukul 19.30 WIB]
43

Di awal kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus

1945, sejumlah negara di dunia tidak mengakui eksistensi Indonesia. Oleh karena

itu, pada saat itu segala kebijakan yang dikeluarkan dan pelaksanaan politik luar

negerinya seluruhnya diarahkan untuk memperoleh pengakuan di mata dunia

internasional. Banyak upaya yang dilakukan untuk mendapatkan pengakuan

internasional, baik melalui jalan diplomasi maupun tindakan militer.

Belanda mendapat desakan dari PBB setelah Indonesia melakukan

diplomasi. Ditambah lagi terdapat tekanan militer TNI untuk menerima Perjanjian

Roem-Van Roijen yang dimulai pada tanggal 14 April 1949 dan akhirnya

ditandatangani pada 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Pertemuan Roem-

Van Roijen ini dimaksudkan untuk menyelesaikan beberapa masalah mengenai

kemerdekaan Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada

tahun yang sama.

Hasil dari pertemuan Roem-Van Roijen ini adalah:

1. Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya

2. Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar

3. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta

4. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan

membebaskan semua tawanan perang.30

Sebuah pertemuan lain diadakan pada tanggal 22 Juni 1949 dan

menghasilkan keputusan sebagai berikut:

1. Kedaulatan akan diserahkan kepada Indonesia secara utuh dan tanpa syarat

sesuai perjanjian Renville pada 1948.


30
https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Roem-Roijen
44

2. Belanda dan Indonesia akan mendirikan sebuah persekutuan dengan dasar

sukarela dan persamaan hak.

3. Hindia Belanda akan menyerahkan semua hak, kekuasaan, dan kewajiban

kepada Indonesia.

Akhirnya Belanda mengakui pembentukan Republik Indonesia Serikat

sebagai hasil Konferensi Meja Bundar pada 27 Desember 1949. 31 Dalam tahap

pendewasaannya, Indonesia mengalami berbagai masalah yang timbul di dalam

negerinya sendiri. Salah satunya adalah yang terjadi di Irian Barat, dimana

Indonesia harus melawan Belanda yang mengakui wilayah tersebut dan

mempertahankan wilayah tersebut sebagai wilayah negaranya. Indonesia pada saat

itu melakukan berbagai cara agar mendapatkan bantuan baik dari Blok Timur

maupun Blok Barat.

Pada saat itu Uni Soviet dan negara-negara Eropa Timur memberikan

bantuan ekonomi dan bantuan militer, dan hal ini memicu Amerika Serikat dan

secara politis menekan Amerika Serikat untuk memberikan konsesi terhadap

tuntutan Indonesia atas Irian Barat. Hasilnya, Indonesia mendapatkan

kemenangan politik atas Irian Barat pada saat itu. Hasil dari suksesnya diplomasi

yang ditopang oleh tindakan militer menyebabkan Indonesia mendapatkan

dukungan dari pihak Amerika Serikat dan Uni Soviet. Namun hal tersebut tidak

sesuai dengan politik luar negeri Indonesia yang saat itu bebas aktif, dimana

Indonesia tidak mendukung salah satu pihak baik Blok Barat maupun Blok Timur.

31
Hassan Wirajuda, 2004, Percikan Pemikiran Diplomasi Indonesia, PT Gramedia Pustakan
Utama, Jakarta, hlm. 6
45

Hubungan Indonesia dan Amerika Serikat telah terbina sejak sebelum Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Kemudian, pada 28 Desember 1949,

Amerika Serikat membuka Kedutaan Besar Amerika di Jakarta dan menunjuk

Horace Merle Cochran sebagai Duta Besar Amerika Serikat yang pertama untuk

Indonesia. Dan pada 20 Februari 1950, Pemerintah Indonesia menunjuk Dr. Ali

Sastroamidjojo sebagai Duta Besar Indonesia yang pertama untuk Amerika

Serikat.

Dengan ini, Indonesia dan Amerika Serikat memiliki landasan yang kuat

dalam melakukan kerjasama untuk kepentingan kedua belah pihak yang

berlandaskan pada adanya shared values atau nilai-nilai dasar yang dihormati

bersama, yakni demokrasi, good governance, penghormatan hak asasi manusia

(HAM), serta masyarakat yang plural dan toleran. Berdasarkan landasan tersebut,

Indonesia mengharapkan tercapainya hubungan yang lebih luas dan mendalam

dengan Amerika Serikat di masa mendatang, berdasarkan prinsip equity, mutual

respect, dan mutual benefit.32

Pada tahun 1952, Amerika Serikat yang diwakili Horace Merle Cochran

mengadakan perjanjian bantuan militer dan ekonomi dengan Menteri Luar Negeri

Indonesia pada saat itu, Ahmad Subardjo. Melalui bantuan tersebut, Amerika

Serikat menarik Indonesia ke dalam program mutual security act yang bertujuan

untuk membantu pembangunan negara miskin dan menahan pengaruh dan

penyebaran ideology komunis.33

32
http://rizaasyiyah.blogspot.co.id/2016/05/peran-amerika-dalampembentukan-negara.html ,
[Diakses pada tanggal 5 Mei 2016 pukul 19.30 WIB]
33
https://www.academia.edu/19537001/Sejarah_Hubungan_Kerjasama_Indonesia_dan_Am
erika, [Diakses pada tanggal 4 Oktober 2016 pukul 10.00 WIB]
46

Pokok dari Mutual Security Act berupa pertukaran nota keuangan antara

kedua negara. Hasil dari pertukaran nota tersebut yaitu pemerintah Amerika

Serikat akan memberikan bantuan dalam bidang ekonomi dan militer.34 Namun

dalam kerjasama tersebut terdapat sebuah poin yang membatasi kebebasan politik

luar negeri Indonesia. Kerjasama tersebut dinilai sangat merugikan politik luar

negeri bebas aktif yang dianut oleh Indonesia. Kebijakan menteri luar negeri

Indonesia tersebut pada akhirnya dianggap tidak lagi sejalan dengan politik luar

negeri bebas aktif.

Pada tahun 1957, hubungan pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat

sempat renggang dikarenakan adanya operasi HAIK oleh presiden Dwight D.

Eisenhower.35 Amerika Serikat berpikir bahwa Soekarno adalah seorang pro-

komunis, sehingga Amerika Serikat mendukung pemberontakan beberapa kolonel

militer di Sumatera dan Sulawesi. Ditambah lagi Amerika Serikat tidak menyukai

Soekarno dikarenakan oleh Gerakan Non Blok yang tidak memihak salah satu

kekuatan di era perang dingin.

Operasi HAIK yang diperintahkan oleh Eisenhower kepada CIA memiliki

tujuan utama untuk menjatuhkan Soekarno.36 CIA memasok persenjataan untuk

para pemberontak dan mereka menyusun rencana intervensi militer. Pada awalnya

Amerika Serikat tidak terlibat secara langsung dalam pertempuran, namun pada

tahun 1958 akhirnya mereka memutuskan untuk menyediakan dukungan dari

udara secara langsung ke pemberontak. CIA menggunakan pesawat tua bekas

34
https://en.wikipedia.org/wiki/Mutual_Security_Act
35
Kerry B. Collison, Merdeka Square, Sid Harta Publishers, hlm. 64
36
http://sdiiisip2016.blogspot.co.id/2016/09/, [Diakses pada tanggal 5 September 2016
pukul 19.30 WIB]
47

Perang Dunia II tipe pengebom B-26 yang dilengkapi dengan 12,7 mm machine

gun yang diletakkan di moncong dan sayap pesawat. Tanda sebagai pesawat

Amerika dihilangkan dan seluruh pesawat dicat hitam.CIA menggunakan 6 pilot

Amerika dari angkatan udara mereka.

Ketika kapal pemburu Angkatan Laut dan Mustang Angkatan Udara

melancarkan serangan terhadap kaum pemberontak, salah satu pesawat

PERMESTA terbakar jatuh dan menyebabkan tertangkapnya pilot salah satu

pesawat PERMESTA berkewarganegaraan Amerika Serikat bernama Allen

Pope.37

Dengan tertangkapnya Allen Pope, Amerika Serikat berusaha agar

pilotnya dibebaskan. Bagi Soekarno, hal tersebut merupakan suatu kesempatan

bagus untuk melakukan tawar menawar dengan Amerika Serikat. Saat itu

Eisenhower berusaha dengan maksimal untuk mendekati Soekarno agar pilotnya

yang ditangkap tentara Indonesia segera dibebaskan. Bahkan Eisenhower juga

sempat mengundang Soekarno ke Amerika Serikat. Namun selama bertahun-

tahun Indonesia tidak juga membebaskan Allen Pope38.

Setelah kursi kepresidenan Amerika Serikat beralih ke John F. Kennedy,

situasi antara Indonesia dan Amerika Serikat mulai mencair.John F. Kennedy

mengerti kondisi Indonesia yang ingin merebut Irian Barat dari Belanda.Oleh

karena itu John F. Kennedy mengajak Soekarno untuk mengunjungi pabrik

pesawat Lockheed di Burbank, California. Disana Soekarno dibantu dalam

37
https://garudamiliter.blogspot.co.id/2017/02/sejarah-allen-lawrence-pope.html, [Diakses
pada tanggal 02 Februari 2017 pukul 09.30 WIB]
38
https://malemminggu.wordpress.com/2016/09/20/ketika-amerika-serikat-terpaksa-tunduk-
kepada-indonesia/[Diakses pada tanggal 20 September 2016 pukul 19.30 WIB]
48

pembelian 10 pesawat Hercules tipe B yang terdiri dari 8 pesawat kargo dan 2

pesawat tanker. Hercules dari Amerika pada akhirnya menjadi cikal bakal lahirnya

armada Hercules bagi AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia). Pada saat itu

Soekarno mampu membuat Amerika Serikat menghentikan embargo dan

memberikan dana bagi Indonesia. Indonesia juga mendapatkan 37.000 ton beras

dan ratusan persenjataan perangkat perang.

Presiden Amerika pada saat itu, John F. Kennedy juga membantu

Indonesia dalam penyelesaian masalah Irian Barat melalui perjanjian New York.39

Perjanjian ini dilatar belakangi oleh usaha Indonesia untuk merebut Papua Barat

dari tangan Belanda, dimana masalah Papua Barat yang seharusnya diselesaikan

dalam tempo satu tahun sejak KMB tak kunjung terselesaikan hingga tahun 1961.

Melalui perjanjian New York, John F. Kennedy mendorong Belanda untuk

melakukan perundingan dengan Indonesia dengan ancaman bahwa Amerika

Serikat tidak akan memberikan bantuan Marshall Plan lagi kepada Belanda jika

Belanda menolak perundingan tersebut.40

Bantuan John F. Kennedy atas masalah Irian Barat juga didasari oleh

ketakutan Amerika Serikat yang tidak ingin Uni Soviet semakin campur tangan

dalam persoalan Irian Barat. Akhirnya pada 15 Agustus 1962 diperoleh perjanjian

New York yang berisi penyerahan Papua Barat dari Belanda melalui UNTEA

(United Nations Temporary Executive Authority) dan pada 1 Mei 1963, Papua

Barat kembali menjadi bagian dari Indonesia.

39
http://evieekayuliati1.blogspot.co.id/2016/05/keterlibatan-amerika-serikat-
dengan_3948.html, [Diakses pada tanggal 5 Mei 2016 pukul 11.30 WIB]
40
http://sdiiisip2016.blogspot.co.id/2016/09/dinamika-diplomasi-indonesia-as-agetha.html ,
[Diakses pada tanggal 09 September 2016, pukul 10.10 WIB]
49

Sejak kematian John F. Kennedy, hubungan antara Indonesia dan Amerika

Serikat kembali renggang. John F. Kennedy digantikan oleh wakilmya, Lyndon

Baines Johnson dan ia melanjutkan kebijakan yang dijalankan oleh Eisenhower

dan berniat untuk menjatuhkan Soekarno. Sejak pemerintahannya, Lyndon Baines

Johnson memangkas dana bantuan kepada Indonesia. Soekarno juga melancarkan

kampanye anti-Amerika. Oleh karena itu, Uni Soviet melancarkan bantuan yang

lebih besar kepada Indonesia sehingga menyebabkan kedekatan yang lebih erat

antara Soekarno terhadap Uni Soviet. Karena hal inilah maka Lyndon Baines

Johnson pada akhirnya mendorong adanya operasi CIA yang memicu adanya

G30S-PKI pada tahun 1965 sehingga pada akhirnya Soekarno jatuh dan

digantikan oleh Soeharto.41

Sejak Indonesia dipimpin oleh Soeharto, hubungan Indonesia dan Amerika

mulai terjalin baik lagi. Soeharto merupakan jendral TNI yang pro kebijakan

Amerika Serikat. Keterbukaan Soeharto akan demokrasi dan liberalisasi disambut

baik oleh Amerika Serikat. Bagi Amerika Serikat, yang terpenting adalah negara-

negara di dunia tidak menganut paham komunisme.

Soekarno yang sebenarnya anti barat sangat berbeda dengan Soeharto yang

relative lebih mendekatkan diri dengan barat (khususnya Amerika Serikat). Hal

ini dikarenakan Amerika Serikat mampu membantu Indonesia untuk menumpas

G30S-PKI dan memberantas bibit-bibit komunisme, dan Soeharto menginginkan

dukungan militer dan politik.

41
https://www.merdeka.com/dunia/cia-akhirnya-membuka-arsip-g30s-1965-siapa-
gulingkan-soekarno.html, [Diakses pada tanggal 02 September 2017 pukul 08.30 WIB]
50

Di tahun 1966, Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan

Amerika Serikat menyetujui suatu program bantuan militer sejumlah 6.000.000

USD. Pada saat itu bantuan dibatasi pada peralatan, perlengkapan, dan pelatihan

yang membantu program pembangunan ekonomi, termasuk program aksi demi

kepentingan umum dari angkatan bersenjata dan transportasi militer yang

dibutuhkan. Hal ini merupakan bentuk bantuan militer Amerika Serikat terhadap

Indonesia.42

Ketika Amerika Serikat berada di bawah kepemimpinan Richard Milhous

Nixon, hubungan bilateral Indonesia dan Amerika Serikat berada di puncaknya.

Terdapat bantuan ekonomi yang tinggi dari Amerika Serikat, bantuan militer

berupa pelatihan militer, dan kunjungan antar kepala pemerintahan. Kebijakan

luar negeri Nixon juga sejalan dengan kebijakan luar negeri Indonesia.43

Pada tahun 1974, terdapat sebuah partai di Timor Timur yang disinyalir

berkiblat pada aliran komunisme, yang bernama Fretilin. Presiden Nixon

digantikan oleh Ford dan Amerika Serikat mengalami masa peralihan, terutama

karena Perang Vietnam, kekalahan Amerika Serikat di tahun 1975, dan krisis

Watergate. Presiden Gerald Rudolph Ford memperkuat hubungannya dengan

negara-negara Asia Pasifik untuk memulihkan keadaannya. Pada tahun 1976,

Ford mengunjungi Indonesia, namun pada saat itu Indoensia sedang mengalami

krisis disintegrasi dalam negeri, dimana terjadi kasus Timor Timur.

http://mymil.forums2u.com/t1063p75-untold-story-of-indonesia
42

http://amaliamastur-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-170629-Studi%20Strategis
43

%20Indonesia%20II,HUBUNGAN%20INDONESIA%20DENGAN%20AMERIKA
%20SERIKAT.html, [Diakses pada tanggal 29 Juni 2017 pukul 13.45 WIB]
51

Dalam kasus Timor Timur, Soeharto ingin mencegah penyebaran ideologi

komunisme di wilayah tersebut, sehingga Soeharto meminta Amerika untuk

memberikan restu untuk meyerang Timor Timur. Dengan adanya lampu hijau dari

Henry Kissinger, menteri luar negeri Amerika Serikat pada saat itu, akhirnya

Operasi Saroja dimulai, dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh

komunisme di wilayah tersebut.44

Amerika Serikat (dan Australia) pada saat itu tidak menginginkan Partai

Fretilin yang beraliran komunisme berkuasa di Timor Timur. Bantuan militer

Amerika Serikat ke Indonesia pada saat itu menggelembung dari jumlah yang

sebelumnya disetujui oleh kongres untuk keperluan-keperluan pertahanan. Selama

periode 1975-1979, TNI Angkatan Udara membeli beberapa pesawat tempur dari

Amerika Serikat.

Di era Jimmy Carter, kebijakan luar negeri Amerika Serikat berubah dari

bentuk east-west confrontation menjadi north-south relation dengan lebih

berfokus pada hak asasi manusia.45 Di era Carter tidak terdapat kerjasama militer

antara Indonesia dengan Amerika Serikat.

Ketika kursi kepresidenan Amerika Serikat digantikan oleh Ronal W.

Reagan, Amerika Serikat mengubah kebijakan luar negerinya. Kebijakannya tidak

lagi north-south relations, dan sifatnya lebih radikal. Di era presiden Reagan

terdapat hal-hal yang menyangkut hubungan multilateral dan bersifat regional di

Asia Pasifik. Diantaranya adalah keengganan Administrasi Reagan dalam

https://id.wikipedia.org/wiki/Operasi_Seroja
44

http://amaliamastur-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-170629-Studi%20Strategis
45

%20Indonesia%20II-HUBUNGAN%20INDONESIA%20DENGAN%20AMERIKA
%20SERIKAT.html, [Diakses pada tanggal 29 Juni 2017 pukul 13.45 WIB]
52

meningkatkan kemampuan militer, melalui SEA-NWTZ dari ASEAN. Namun

pada tahun 1982 jumlah bantuan militer Amerika Serikat untuk Indonesia

berjumlah 40.000.000 USD, dan di tahun 1983 berjumlah 50.000.000 USD.

Di era Bush (1989-1993), pada pertengahan tahun 1990-an, militer

Amerika Serikat mengirimkan sejumlah jenderalnya ke Jakarta dan bahkan

menempatkan pesawat perangnya ke bandara Jakarta untuk kunjungan

persahabatan sambil memelihara akses militer dengan Indonesia. Indonesia juga

mengirimkan puluhan perwiranya ke Amerika Serikat setiap tahun untuk program

pertukaran dan pelatihan di Amerika Serikat. Namun banyak terdapat ganjalan

juga pada hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat di bidang pertahanan.

Pemerintah Indonesia pernah membatalkan rencana pembelian pesawat tempur

F16 dari Amerika Serikat. Keterlibatan militer Indonesia dalam program

International Military Education and Training (IMET) juga ditarik mundur. Hal

ini dilakukan karena pemerintah Amerika Serikat dianggap terlalu ikut campur

dalam urusan politik dalam negeri Indonesia. Apalagi Amerika Serikat selalu

mengaitkan pembelian pesawat tempur dengan berbagai pelanggaran hak asasi

manusia yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia (khususnya Timor Leste).

Menurut Amerika Serikat, terjadinya kerusuhan dan pelanggaran HAM di

beberapa wilayah Indonesia tidak terlepas dari campur tangan militer.

Setelah insiden Dili pada 12 November 1991, pemerintah Amerka Serikat

untuk membatalkan program bantuannya yang didukung oleh Kongres. Indonesia

mendapatkan sanksi sebanyak tiga kali dari pemerintah Amerika Serikat, antara

lain:
53

1. Amerika Serikat membatalkan program bantuan militer IMET kepada

Indonesia

2. Pemerintah Amerika Serikat melakukan hak veto atas penjualan pesawat

tempur F5 buatan Amerika Serikat dari Yordania kepada Indonesia

3. Pemerintah Amerika Serikat melarang penjualan berbagai jenis senjata

mematikan yang dapat digunakan oleh pasukan pengendali massa apabila

terjadi demonstrasi atau kerusuhan

Ketika Soeharto lengser dan digantikan oleh BJ Habibie, hubungan

Indonesia dan Amerika Serikat rapuh dikarenakan intervensi militer yang

dilakukan Indonesia terhadap Timor Timur untuk mencegah gerakan separatism

yang muncul. Amerika Serikat juga turun tangan dalam menangani hal tersebut

melalui International Force for East Timor (INTERFET) milik PBB. Melalui

INTERFET, Amerika Serikat memantau proses referendum Timor Timur dan

menunjuk Australia sebagai penengah. Baik sebelum maupun setelah referendum,

terjadi aksi kekerasan yang kemudian memojokkan pemerintahan Habibie.

Setelah referendum dimenangkan oleh Timor Timur, Kopassus dan

kelompok Militia yang pro Indonesia melancarkan aksi-aksi yang menyebabkan

terjadinya pelanggaran HAM berat di Timor Timur. Terjadi exodus besar-besaran

warga Timor Timur yang menghindari konflik di negaranya dikarenakan

kekacauan yang disebabkan oleh Kopassus dan kelompok paramilitary Timor

Timur. Banyak masyarakat Timor Timur yang menjadi korban. Akibat dari

tindakan Kopassus inilah akhirnya Amerika Serikat menjatuhkan embargo senjata

terhadap Indonesia.
54

Selama embargo berlangsung, Indonesia mengalami kesulitan untuk

mendapatkan suku cadang dan perawatan untuk operasional kendaraan tempur

Angkatan Darat, Laut, dan Udara. Karena embargo inilah pesawat tempur dan

pesawat angkut Indonesia terpaksa dihanggarkan. Tidak lama setelah Indonesia

diembargo, Indonesia mengalami masalah konflik etnis di kepulauan Maluku, dan

akhirnya sebagai dampak diberlakukannya embargo senjata oleh Amerika Serikat,

TNI mengalami kesulitan dalam bidang logistic.

Di era Megawati, hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat

diperbaiki melalui upaya reformasi militer yang bertujuan untuk memulihkan citra

baik TNI dan Indonesia paska pelanggaran HAM yang dilakukan TNI. Di tahun

2000, Amerika Serikat mengijinkan Indonesia untuk membeli suku cadang

peralatan militer untuk kepentingan non-perang, seperti suku cadang pesawat

Hercules C-130 yang digunakan untu mengangkut bantuan kemanusiaan ke Aceh.

Di era Megawati, Amerika meyatakan perang terhadap terorisme karena

terjadinya peristiwa 9/11, dimana sebuah pesawat Boeing 767 menabrak World

Trade Centre yang menjadi pusat perekonomian Amerika Serikat. Presiden

Amerika Serikat saat itu, George W. Bush, secara tegas mendeklarasikan

kebijakan negaranya untuk memerangi terorisme dan mencari dukungan

internasional terhadap kebijakan tersebut.

Indonesia mendukung kebijakan Amerika Serikat untuk memerangi

terorisme. Hal ini terlihat pada upaya-upaya dalam memerangi terorisme yakni

melalui kerjasama bilateral, regional maupun internasionaI. Salah satu contohnya

adalah di level internasional melalui Counter Terrorism Committee (CTC), yang


55

merupakan bukti dukungan Indonesia terhadap kebijakan anti terorisme Amerika

Serikat. Di dalam negeri sendiri juga dibentuk tenaga yang khusus menangani

teroris yang sering kali disebut dengan Densus 88. Tenaga teroris itu dibentuk dan

berhasil setelah terjadinya berbagai aksi teror sampai pengeboman di kedutaan

Australia di Kuningan hingga pengeboman di dua hotel Internasional, JW Marriot

dan Ritz Carlton. Dalam era Megawati, Bush menyambut baik dikeluarkannya

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 2002

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme pada 18 Oktober 2002, Perpu

No 2/2002 tentang Pemberlakuan Perpu No 1/2002 serta instruksi Presiden

(Inpres) No 4/2002 yang memberi tugas kepada Menko Polkam Susilo Bambang

Yudhoyono untuk menyusun kebijakan komprehensif memerangi terorisme dan

Inpres No 5/2002 yang menugasi Kepala Badan Intelijen (BIN): AM

Hendropriyono untuk mengkoordinasikan unsur-unsur intelijen untuk mengatasi

terorisme.

Di tahun 2002, Kementrian Pertahanan Amerika Serikat kembali

meneruskan program International Military Education and Training (IMET)

senilai 600.000 USD yang sempat dihentikan Amerika Serikat dari tahun 1999

karena insiden Timor Timur.

Indonesia dan Amerika Serikat pernah mengadakan dialog bersama untuk

mengadakan kerjasama dalam bidang keamanan. Dialog tersebut diadakan pada

19 September 2001 oleh Presiden George W. Bush dan Presiden Megawati

Soekarnoputri di Washington DC. Dialog ini menyediakan tempat bagi pejabat

pemerintahan dari departemen masing-masing negara yang berkaitan dengan


56

masalah keamanan dan pertahanan secara berkala dan bertukar pandangan

mengenai masalah situasi keamanan regional, kebijakan keamanan nasional,

pembajakan, reformasi militer, daerah kebijakan kontra-terorisme, dan proses

anggaran. Sebagai hasil dari dialog ini, masing-masing pihak diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman, persepsi, serta kebijakan tentang isu-isu strategis dan

keamanan.

Pada 25 April 2002, diadakan dialog I yang disepakati antara Indonesia

dan Amerika Serikat. Masing-masing delegasi kedua Negara sepakat bahwa

dialog ini membangun kunci kepercayaan untuk memperkuat perdamaian dan

stabilitas regional. Dari pihak atau delegasi Amerika Serikat sendiri mengganggap

bahwa dialog ini amatlah penting, dan berjanji bahwa Amerika Serikat akan

mencari cara untuk terus dapat membantu Indonesia seperti bekerja untuk

memperkuat demokrasi dan melaksanakan reformasi.

Masing-masing negara menunjukkan presentasinya, dimana keduanya

sepakat bahwa serangan 11 September 2001, merupakan kebutuhan untuk fokus

pada upaya bersama dalam melawan terorisme internasional dan ancaman trans-

nasional lainnya, selain itu mereka berbagi pandangan bahwa masih ada konflik

regional lama yang perlu dikelola dan diselesaikan secara damai. Pada akhir

dialog I tersebut, kedua delegasi menyatakan bahwa dialog sebagai salah satu

pilar penting dalam hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat dan

menghargai semangat terbuka dan konstruktif yang ditunjukan oleh seluruh

peserta dialog, kemudian, mengambil sebuah kesepakatan bahwa akan

mengadakan putaran kedua perundingan resmi pada awal tahun 2003.


57

Dialog II diakan pada awal tahun 2004, tepatnya pada 23 April di

Washington DC, lanjutan dari pertemuan pertama, pada dialog II ini pembicaraan

lebih meninjau situasi kemanan internasional dari Asia Pasifik pada waktu itu.

Selain itu, membahas upaya masing-masing untuk kontra terhadap aksi terorisme

dan sepakat tentang perlunya untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi

manusia. Pemerintah Amerika Serikat menghargai upaya pemerintah Indonesia

dalam mereformasi TNI dan pernyataan TNI yang akan menjaga profesionalisme

serta berkomiten untuk tetap netral dalam pemilihan umum yang sedang

berlangsung saat itu.

Delegasi Amerika Serikat juga memberikan paparan beberapa aspek

strategis keamanan nasional mereka serta perubahan bentuk pertahanan global

Amerika Serikat, sedangkan Indonesia menjelaskan soal kemanan nasional dan

isu kontra teroris regional. Dalam kesepakatan itu juga, delegasi Indonesia

meminta klarifikasi mengenai kebijakan Amerika Serikat terhadap Selat Malaka

dan delegasi Amerika Serikat memberikan jaminan akan menghormati kedaulatan

Indonesia atas air dan memperjelas konsep Maritim Regional Security Initiative

(MRSI) dan Amerika Serikat juga setuju untuk terus berkonsultasi dengan

Indonesia dan negera-negara regional lainnya.

Selama pemerintahan Megawati, sejak 2001 hingga 2004, CFR

menyebutkan pemerintah AS telah memberikan bantuan militer senilai $23,2 juta.

Di era Soesilo Bambang Yudhoyono, terdapat peningkatan program tukar

menukar pendidikan, pelatihan yang sifatnya militer ke militer. Program pelatihan


58

militer direvitalisasi meskipun pada saat itu embargo senjata belum dicabut oleh

Amerika Serikat.”

Pada bulan November tahun 2005, Amerika Serikat secara resmi mencabut

embargo senjata terhadap Indonesia. Pencabutan embargo senjata terhadap

Indonesia karena Amerika Serikat merasa bahwa dalam kurung waktu embargo

senjata dilakukan, Indonesia telah banyak mengalami perubahan yang baik.

Indonesia telah menjadi negara yang demokratis, hal ini ditunjukan dengan

berhasilnya diselenggarakan pemilu tahun 2004 secara jujur dan adil.

Selain perubahan politis yang dialami Indonesia, Amerika Serikat juga

merasa Indonesia merupakan negara yang menjadi sasaran serangan teroris.

Peristiwa bom bali satu dan dua, serta aksi-aksi terorisme yang terjadi di

Indonesia menunjukan bahwa Indonesia merupakan mitra kerja global dalam

menangani terorisme di Asia Tenggara. Bom bali satu dan bom bali dua

merupakan awal mula perbaikan hubungan Indonesia dan Amerika Serikat

terutama dalam bidang militer.

Faktor terakhir dari dicabutnya embargo adalah karena penghentian

bantuan persenjataan oleh Amerika Serikat tidak hanya merugikan Indonesia

tetapi juga merugikan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. Dengan adanya

embargo, para pemasok persenjataan Amerika Serikat ke Indonesia sangat

dirugikan.

Ketika embargo senjata resmi dicabut oleh Amerika Serikat, Kopasus

masih terkena dampak dari embargo. Pada kujungan Secretary of Defense

Amerika Serikat Robert Gates ke Jakarta, embargo terhadap Kopasus mulai


59

perlahan mulai dicabut. Amerika Serikat akan mencabut embargo senjata terhadap

Kopasus secara perlahan sembari mengkaji progress yang dilakukan oleh

Kopasus.

Pembukaan kembali hubungan Amerika Serikat dengan Kopasus juga

didasari bahwa kopasus merupakan pasukan khusus Indonesia yang menangani

permasalahan terorisme, sehingga cepat atau lambat pemerintah Amerika Serikat

harus kembali melanjutkan hubungan.Pemasangan instalasi radar di wilayah

Indonesia juga telah dilakukan oleh Amerika Serikat. Pemasangan radar di lepas

pantai Sulawesi dan Selat Malaka bertujuan untuk meningkatkan jangkauan

pengawasan Indonesia terhadap tindakan-tindakan terorisme yang terjadi di

wilaya Tri-Border Region antara Indonesia Malaysia dan Filipina.

Di tahun 2006, Kementrian Luar Negeri Amerika Serikat mengucurkan

dana sebesar 6.000.000 USD melalui Antiterrorism Assistance Program untuk

melatih dan mempersenjatai Densus 88 yang dibentuk pasca-Bom Bali.

Di tahun 2014, Amerika Serikat menjual arsenal-arsenal militernya kepada

Indonesia. Diantaranya F-16 Fighting Falcon Block 52ID bekas pakai Angkatan

Udara Cadangan Nasional Amerika Serikat.

BAB IV
60

HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA – AMERIKA SERIKAT ERA

PEMERINTAHAN JOKO WIDODO

Jika dilihat dari gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh presiden Joko

Widodo, dalam hal pendekatan yang dilakukan oleh Joko Widodo, ia akan

melakukan hubungan bilateral dengan negara-negara yang mampu memberikan

keuntungan bagi rakyat indonesia. Presiden Jokowi juga berteman dengan semua

negara, kecuali jika kedaulatan dan kepentingan negara Indonesia diusik, maka

Indonesia tidak akan kompromi dengan hal tersebut.

Kebijakan luar negeri di era Joko Widodo diutamakan untuk kepentingan

nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Presiden Joko

Widodo juga menekankan kemitraan yang erat yang dilakukan terhadap negara

yang dinilai akan memberi banyak manfaat bagi kepentingan nasional. Kebijakan

bebas aktif di era Joko Widodo juga dianggap bersifat pragmatis.46

Sejak tahun 2009, model kemitraan Amerika Serikat dan Indonesia

merupakan model comprehenship partnership, yaitu mitra komprehensif, dimana

dalam bentuk kemitraan ini lebih banyak pihak Amerika Serikat yang

diuntungkan dan justru pihak Indonesia yang lebih banyak menanggung rugi dari

kemitraan ini. Sedangkan sejak tahun 2015, model bilateral Indonesia dengan

Amerika Serikat diubah menjadi strategic partnership yang berarti mitra strategis,

dengan harapan dapat menghasilkan kerja sama yang lebih menguntungkan kedua

belah pihak. Kemitraan strategis dalam hubungan internasional merupakan suatu

46
http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-VII-3-I-P3DI-
Februari- 2015-16.pdf diakses pada tanggal 14 Agustus 2017.
60
61

bentuk kerjasama antara dua atau lebih negara yang bekerjasama untuk mencapai

tujuan yang signifikan secara strategis yang saling menguntungkan.

Terdapat kerjasama antara Departemen Pertahanan Amerika Serikat

dengan kementrian Pertahanan Indonesia yang dinamakan DIRI (Defense

Institution Reform Initiative). Terdapat penandatanganan Action Plan 2015 yang

disaksikan Sekretaris Jendral Kementrian Pertahanan, Letjen TNI R. Ediwan

Prabowo dan wakil duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Kristen F. Bauer

pada 7 Januari 2015 di Kantor Kemhan, Jakarta.

Penandatanganan Action Plan 2015 ini dilakukan untuk mempererat

kerjasama antara kedua negara di bidang pertahanan dalam rangka peningkatan

Confidence Building Measures (langkah membangun kepercayaan) dan

peningkatan sistem pertahanan di Indonesia.

DIRI (Defense Institutional Reform Initiative) adalah sebuah komitmen

jangka panjang antara Departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan

Kementrian Pertahanan Indonesia sebagai hasil nyata dari kemitraan

komprehensif yang berlangsung antara Pemerintah Amerika Serikat dengan

Pemerintah Indonesia.

Untuk mempererat hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat ke tingkat

yang lebih tinggi lagi, Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang baru bertemu

dengan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamzard Ryacudu. Di tahun 2015 juga

terdapat penandatanganan kerangka kerjasama pertahanan antara Indonesia

dengan Amerika Serikat yang diharapan dapat meningkatkan kualitas hubungan

kedua negara ke level yang lebih tinggi dan lebih konkrit. Dalam hal ini misi
62

kerjasama kemaritiman dan pengadaan alutsista, termasuk di dalamnya Transfer

of Technology (ToT)

Pada 12 Mei 2015, menteri pertahanan RI Ryamizard Ryacudu melakukan

pertemuan dengan menhan Amerika Serikat Ashton Carter di Pentagon,

Washington DC. Pertemuan tersebut terfokus dalam dua hal, yakni pertukaran

informasi dan intelijen termasuk bidang cyber dalam hal penanganan terorisme

maupun pejuang teroris asing (Foreign Terrorist Fighters) serta Teknologi

Pertahanan.

Pada pertemuan tersebut, menteri pertahanan RI menyampaikan keinginan

Indonesia untuk menjadi perhatian khusus Amerika Serikat yaitu percepatan

pengiriman pesawat F-16 dan Helikopter Apache yang telah disepakati dalam

kontrak pengadaan. Hal ini akan menjadi salah satu indikator untuk

meningkatkan hubungan pengadaan alut sista dan kerjasama industri pertahanan

kedua negara. Kedua, sudah saatnya Indonesia dan AS dapat melakukan latihan

operasi khusus untuk menghadapi ancaman terorisme antara Kopassus Indonesia

dan pasukan khusus Amerika Serikat. Menhan RI menyampaikan agar kiranya

rencana latihan tersebut dapat dimasukkan ke dalam agenda bilateral kerjasama

kedua negara.

Menteri pertahanan Indonesia juga bertemu dengan Admiral Michele

Howard, Kasal Amerika Serikat (Chief of US Naval Operations) untuk membahas

kerjasama keamanan maritime termasuk pertukaran pengalaman maupun

pertukaran infrastruktur/pelatih.
63

Menteri pertahanan Indonesia juga mengunjungi pabrik Boeing di

Philadelphia yang memproduksi berbagai jenis helicopter tempur (Apache dan

Chinook) dan menyampaikan keinginan Indonesia untuk membeli 4 buah

helicopter Chinook.

Pada 25 Oktober 2015, Joko Widodo mengadakan kunjungan ke Amerika

Serikat dengan beberapa kepentingan, salah satunya adalah untuk memperkuat

hubungan keamanan bilateral. Terdapat harapan agar kedua negara mengeluarkan

pernyataan bersama yang menjadi dasar langkah untuk menciptakan pertahanan

lebih strategis dan kerjasama keamanan.

Indonesia berusaha menciptakan kembali kerjasama sepenuhnya dengan

Amerika Serikat, namun hal ini dibatasi karena masalah pelanggaran hak asasi

manusia dan kebudayaan impunitas yang dianggap memiliki angkatan bersenjata.

Indonesia dan Amerika Serikat juga bekerjasama untuk menghambat

langkah ISIS dan sengketa territorial antara sejumlah negara Asia Tenggara dan

Cina.47 Dengan adanya lebih dari 200 juta penduduk muslim di Asia Tenggara, hal

ini memicu organisasi teroris untuk memperluas jaringan teroris di wilayah Asia

Tenggara.

Dengan itu maka terjalin kerjasama antara Kementrian Pertahanan

Indonesia dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Presiden Barack Obama

dan Joko Widodo menegaskan komitmen mereka untuk memperdalam kerjasama

di beberapa bidang seperti kerjasama maritim, penjagaan perdamaian, bantuan

47
http://www.dw.com/id/jokowi-di-as-pererat-hubungan-ekonomi-dan-pertahanan/a-
18801292
64

kemanusiaan dan bantuan bencana, pertahanan penelitian bersama dan

pengembangan, melawan ancaman transnasional, dan profesionalisasi militer.

Pada 29 Agustus 2016, terdapat kunjungan kehormatan yang dilakukan

oleh United States Secretary of the Air Force, Mrs. Deborah Lee James, di kantor

kementrian pertahanan, Jakarta. Kedua pihak membicarakan mengenai upaya

peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara, khususnya antara angkatan

udara dari kedua negara. Salah satu yang sudah menjadi komitmen Amerika

Serikat dalam upaya meningkatkan kerjasama pertahanan kedua negara terutama

di bidang pelatihan dan pendidikan untuk personel Angkatan Udara.

Pada 30 Januari 2017, terdapat kunjungan yang dilakukan oleh duta besar

Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr. ke kementrian

pertahanan RI di Jakarta. Pada kunjungan tersebut dubes AS menyampaikan

komitmennya untuk melanjutkan upaya peningkatan kerjasama antara AS dan

Indonesia khususnya kerjasama di bidang pertahanan yang sudah berjalan sangat

baik. Bagi Amerika Serikat, Indonesia merupakan mitra strategis bagi Amerika

Serikat dan selama ini hubungan kerjasama Indonesia dan Amerika Serikat

berjalan dengan baik dan erat.

Selain kerjasama di bidang alutsista, kedua negara juga memiliki

kerjasama yang erat di bidang bantuan kemanusiaan dan penanggulangan

bencana, dan hal ini perlu diingkatkan lagi. Menurut menteri pertahanan

Indonesia, kedua Negara perlu meningkatkan kerjasama di bidang bantuan

kemanusiaan dan penanggulangan bencana. Karena itu perlu kesiapan dan

kerjasama yang erat.


65

Pada 28 Februari hingga 2 Maret 2017, Indonesia dan Amerika Serikat

bekerja sama menyelenggarakan kegiatan seminar tentang pertahanan maritim

yang berjudul “Maritime Defense Littoral Environment” yang dilakukan oleh

kementrian pertahanan RI bersama Mabes TNI AL dengan US Naval

Postgraduates School (NPS) serta US War College. Hal ini dilakukan dengan

tujuan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, berbagi pengalaman, serta

membangun kerjasama akademik dalam rangka meningkatkan sumber daya

manusia maritim Indonesia di masa depan.

ISIS sendiri merupakan gerakan terorisme yang sedang berusaha

meluaskan jaringannya di seluruh dunia dengan cara membangun basis, terutama

di Asia Tenggara. Karenanya hal ini menjadi fokus perhatian Amerika Serikat

sehingga Amerika Serikat mendesak untuk adanya kerjasama internasional dalam

rangka war on terrorism. Melalui APEC (Asia-Pasific Economic Cooperation),

ASEAN (Associaton of Southeast Asian Nations), ARF (ASEAN Regional

Forum), dan PIF (Pacific Islands Forum), Amerika Serikat mengampanyekan

perang untuk melawan terorisme dengan menempatkan Australia sebagai

kordinator dalam war on terrorism.

Amerika Serikat menempatkan Indonesia sebagai perioritas karena

keberadaan Abu Bakar Ba’’Asyir sebagai pemimpin JI (Jamaah Islamiyah).

Menurut Amerika Serikat, terorisme di Indonesia sama halnya dengan terorisme

di Timur Tengah, yakni adanya keinginan sekelompok golongan keagamaan

ekstremis dan radikal untuk mengganti sistem politik di Indonesia dengan ideologi

Islam.
66

Dalam hal penanggulangan terorisme, Presiden Joko Widodo

menyampaikan apresiasinya kepada komitmen Amerika Serikat untuk tidak

memusuhi Islam dan bekerjasama dengan negara muslim untuk memerangi

terorisme. Hal ini sesuai dengan hasil Riyadh Summit pada bulan Mei 2017 yang

lalu.

Presiden Joko Widodo menginginkan kerjasama penanggulangan

terorisme melalui pertukaran informasi intelijen, penghentian aliran dana,

pemberdayaan masyarakat moderat dan penyebaran kontra narasi yang dilakukan

antara Amerika Serikat dan Indonesia.

Pada 11 Juli 2017, kepala Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT)

Indonesia, Komjen Suhardi Alius melakukan pertemuan bilateral dengan Asisten

Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Keamanan Nasional dan Penanggulangan

Terorisme, Thomas P. Bossert, di Gedung Putih, Washington DC sebagai tindak

lanjut dari pertemuan sebelumnya pada bulan Juni 2017 antara menteri luar negeri

Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi dengan Thomas P. Bossert.

BNPT, menyatakan ketertarikannya dalam program deradikalisasi yang

sudah dijalankan oleh Indonesia. Keinginan Administrasi Donald Trump untuk

membuat strategi penanggulangan terorisme AS yang baru akan memperhatikan 4

elemen utama dalam program deradikalisasi di Indonesia yakni melalui

identifikasi, rehabilitasi. Untuk menanggulangi masalah terorisme sendiri,

Indonesia sangat berbeda dengan Amerika Serikat. Indonesia dianggap mampu

mengadili para pelaku terorisme secara lebih terbuka ketimbang Amerika Serikat

yang menerapkan pengadilan tertutup seperti halnya sekarang di Guatanamo.


67

Pentingnya upaya untuk menyeimbangkan antara penggunaan pola hard

approach (pendekatan keras) dan soft approach (pendekatan lembut) dalam

penanggulangan terorisme tersebut. Menurut kepala edukasi, dan re-integrasi

khusus untuk peningkatan kerja sama antar kedua negara dalam penanggulangan

terorisme, Kepala BNPT juga menyampaikan bahwa perlu adanya payung hukum

antar kedua negara dalam menanggulangi terorisme.48

Di hari yang sama pada kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat tersebut,

Kepala BNPT juga melakukan pertemuan bilateral dengan Secretary for

Homeland Security (Menteri Keamanan Nasional AS), John F. Kelly. Pertemuan

tersebut dilakukan di Departemen Keamanan Nasional, Amerika Serikat. Dalam

pertemuan dengan Kelly tersebut, mantan Sekrtetaris Utama (Sestama) Lemhanas

RI ini mengatakan bahwa banyak negara seperti Uni Eropa yang saat ini

mengalami panic mode akibat dari radikalisme dan violent extremisme. Dan yang

menjadi salah satu perhatian utama Departemen Keamanan Nasional AS adalah

pertukaran informasi mengenai data penumpang udara (passengers information).

Hal ini berdasarkan informasi intelijen bahwa ISIS berkeinginan untuk melakukan

serangan utamanya melalui maskapai penerbangan serta sebagai mode

transportasi dari FTF.49

Pada tahun ini Angkatan Darat Indonesia dan Amerika Serikat juga

memulai latihan bersama penggunaan helikopter Apache tahun ini. Duta Besar AS

untuk Indonesia, Joseph R Donovan, mengatakan latihan ini dilakukan sebagai


48
BW ‘’ AS ingin belajar penaggulangan terorrisme dari Indonesia.’’ Dalam
http://www.beritasatu.com/nasional/441217-as-ingin-belajar-penanggulangan-terorisme-dari-
indonesia.html [Diakses pada tanggal 1 Oktober 2017 pukul 18:00 WIB]
49
‘’Amerika ingin belajar masalah penanggulangan terrorisme dari Indonesia.’’ Dalam
http://www.tribunnews.com/nasional/2017/07/12/amerika-ingin-belajar-masalah-penanggulangan-
terorisme-dari-indonesia?page=3 [Diakses pada tanggal 1 Oktober 2017 pukul 18:15 WIB]
68

komitmen penguatan kerja sama militer antar kedua negara. Dikenal dengan misi

Garuda Shield. Garuda Shield merupakan latihan bersama militer AS-Indonesia

yang dilakukan selama dua minggu dengan tujuan meningkatkan kemampuan

perang angkatan darat kedua negara.

Tak hanya kapabilitas perang, Donovan menuturkan, latihan bersama ini

juga penting dilakukan untuk memperkuat koordinasi militer kedua negara, dalam

menghadapi tak hanya ancaman militer saja, tapi juga bencana alam di kawasan.

Selain Garuda Shield, Donovan mengtakan, sudah lebih dari 200 latihan gabungan

dilakukan militer Indonesia-AS. Salah satunya yakni latihan Cope West yang

dilangsungkan di Manado pada November 2016 lalu.50

Pada bulan lalu Amerika Serikat kembali gelar latihan militer dengan

Tentara Nasional Indonesia. Ada dua latihan besar yang melibatkan Angkatan

Laut AS (US Navy) dan TNI AL. Dua latihan besar yang dimaksud

adalah Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) dan Southeast Asia

Cooperation and Training (SEACAT). CARAT ini merupakan latihan militer

tahunan, yang hanya melibatkan Angkatan Laut kami dengan TNI AL. Sedangkan

SEACAT merupakan latihan gabungan maritim dengan negara-negara mitra kami

di Asia Tenggara, termasuk dengan Indonesia. Dua latihan ini berlangsung dalam

waktu yang cukup berdekatan. SEACAT berlangsung selama 21 hingga 30

Agustus 2017 dengan beragam latihan maritim di Singapura, Brunei Darussalam,

50
‘’Amerika serikat siap gelar latihan militer bersama TNI’’ dalam
https://lancercell.com/2017/08/21/amerika-serikat-siap-gelar-latihan-militer-bersama-tni/
[Diaksespada tanggal 2 Oktober 2017 pukul 12:00 WIB]
69

dan Filipina. Sedangkan CARAT dengan Indonesia dilaksanakan pada 7 hingga

13 September 2017 di perairan Surabaya, Jawa Timur.

Pada latihan mendatang, AS mengerahkan sekitar 500 personel Angkatan

Laut dan Marinir. Kehadiran mereka juga akan diperkuat dengan tiga kapal

perang yang dilengkapi dengan helikopter, serta satu unit pesawat P8 Poseidon.

Pesawat varian dari Boeing 737 ini digunakan Angkatan Laut AS untuk berbagai

fungsi, seperti pertempuran anti-kapal selam, operasi darat, dan patroli laut.     

Menurut Gabrielson, CARAT adalah latihan rutin antara militer AS dan

TNI Angkatan Laut yang mencakup sejumlah bidang, di antaranya peperangan

anti-kapal selam, operasi tempur terbatas, dan patroli maritim. Di ajang itu,

personel militer kedua negara juga bertukar pikiran dalam seminar dan terlibat

dalam kegiatan-kegiatan sosial. Gabrielson juga bertemu dengan Sekretaris

Jenderal ASEAN, Le Luong Minh, untuk membicarakan kerjasama secara

regional di Asia Tenggara. Dia pun mengakui kemampuan TNI AL yang semakin

meningkat.51

Pada periode presiden Trump dan Jokowi sekarang hubungan kerjasama

militer keduanya semakin berjalan mulus dan meningkat Trump telah memulai

suatu era pemerintahan baru di Amerika dengan sejumlah kebijakan kontroversial

yang sedang mendapat kecaman dari warga negara Amerika sendiri. Kontroversi

Trump diprediksi akan terus berlanjut, terutama menyangkut kebijakan luar negeri

Amerika dalam bidang politik, keamanan, dan perdagangan. 

Indonesia sebagai negara yang mempunyai pengaruh yang begitu besar di


51
Renne R.A Kawilarang ‘’ Militer AS bersiap gelar dua latihan bersama TNI AL .’’ dalam
http://www.viva.co.id/berita/dunia/946855-militer-as-bersiap-gelar-dua-latihan-besar-dengan-tni-
al [Diakses pada tanggal 7 Oktober 2017 pukul 7:07 WIB]
70

kawasan Asia Tenggara dan memiliki hubungan kemitraan yang dekat dengan

Amerika juga tidak akan lepas dari kontroversi Trump, terutama menyangkut isu

terorisme, hubungan militer, dan perdagangan.

Pada prinsipnya, mereka mempunyai visi masa depan untuk membangun

kemitraan yang lebih strategis lagi dengan Indonesia di era pemerintahan Jokowi

dan Presiden Donald Trump. Visi ini terutama didorong oleh kenyataan bahwa

Indonesia mempunyai pengaruh yang begitu signifikan di era komunitas ASEAN

dan merupakan negara demokrasi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia.

 Demikian juga seharusnya sikap Indonesia ke depan, yaitu dengan tetap memilih

sebagai negara yang mengedepankan perdamaian dan pendekatan persuasif dalam

mengatasi konflik atau permasalahan yang terjadi di tingkat internasional.

Pendekatan prinsip perdamaian yang dijalankan Indonesia juga setidaknya

perlu disertai dengan sikap kritis, jika di masa yang akan datang Pemerintah

Amerika Serikat yang dipimpin Trump lebih mengedepankan perang dalam

mengatasi persoalan. Sikap kritis pemerintah Indonesia diperlukan mengingat

langkah militer dengan segala bentuknya lebih banyak menimbulkan implikasi

negatif terhadap kehidupan masyarakat sipil.


71

BAB V

KESIMPULAN

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat sejak awal

kemerdekaan hingga era Joko Widodo sempat mengalami pasang surut. Hal ini

dikarenakan perbedaan kebijakan antara presiden-presiden yang menjabat. Mulai

dari era (Founding Father) Soekarno yang dengan politik berdikarinya membuat

Amerika Serikat tidak menyukai Indonesia. Dengan lengsernya Soekarno,

kebebasan untuk investasi di Indonesia yang dibuka oleh Soeharto meningkatkan

kerjasama antara Indonesia dengan Amerika Serikat.

Semasa sanksi embargo yang dijatuhkan Amerika Serikat, Indonesia

mengalami kesulitan merawat peralatan tempur terutama jet temput TNI AU yang

bergantung kepada suku cadang dari Amerika Serikat. Amerika Serikat pada

akhirnya resmi mencabut embargo senjata terhadap Indonesia pada bulan

November tahun 2005 bahwa Amerika Serikat melihat Indonesia mengalami

perubahan yang baik dan menjadi negara yang lebih demokratis dengan

terselenggaranya pemilu di tahun sebelumnya. Indonesia menjadi negara sasaran

serangan teroris dengan terjadinya peristiwa bom Bali 1&2 membuat Indonesia

sebagai mitra kerja dunia global dalam penanggulangan terorisme di kawasan

Asia Tenggara.

Dengan serangkaian aksi-aksi terorisme dan bencana yang melanda

Indonesia, Amerika Serikat kembali mempererat hubungan bilateral antara dua

negara dengan kerjasama militer yang melibatkan tentara dari kedua negara

7
1
72

melakukan pelatihan militer bersama (Joint Exercises) dan pertukaran angkatan

bersenjata untuk disekolahkan. Melalui FMS (Foreign Military Sales), Indonesia

mendapat hibah dari Amerika Serikat berupa uang, alutsista ataupun suku cadang

yang dapat memperpanjang umur alutsista Indonesia. Dan dengan terbuka

kembali FMS, negara Indonesia dapat memodernisasi peralatan perangnya

sehingga tidak ketinggalan jaman.

Pada masa pemerintahan Joko Widodo, dengan slogan “Revolusi Mental”,

Indonesia merubah model dari kerjasama bilateral dengan Amerika Serikat dari

Comprehensive Partnership menjadi Strategic Partnership, dimana sebelumnya

dengan kerjasama Comprehensive Partnership, negara Indonesia merasa

dirugikan dengan kebijakan bilateral yang diberlakukan oleh Amerika Serikat

kepada Indonesia. Dengan Strategic Partnership ini, pemerintahan Joko Widodo

ingin mencapai kerjasama dalam bidang pertahanan dan keamanan yang lebih

signifikan secara strategis dan lebih menguntungkan kedua belah pihak.

Pemerintahan Joko Widodo juga menegaskan untuk memperdalam kerjasama

seperti di bidang maritim, ancaman trans-nasional, bantuan manusia dan bantuan

bencana, penjagaan perdamaian dan penanggulangan terorisme.

Pada periode Joko Widodo sekarang ini, hubungan kerjasama bilateral

dalam pertahanan dan keamanan dengan Amerika Serikat semakin membaik dan

meningkat.

Anda mungkin juga menyukai