Anda di halaman 1dari 3

Perang Korea

Perang Korea adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan yang terjadi sejak
25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953. Perang ini juga disebut perang proksi / proxy war (Perang
proksi / perang fraksi adalah perang antar dua negara atau aktor non-negara yang terjadi
karena dorongan atau mewakili pihak lain yang tidak terlibat langsung di pertempuran.) antara
Amerika Serikat bersama sekutu PBB-nya dengan komunis Republik Rakyat Tiongkok yang
bekerja sama dengan Uni Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea
Utara dan Korea Selatan.

Sekutu utama Korea Selatan:


- Amerika Serikat,
- Kanada,
- Australia,
- Britania Raya, meskipun banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah bendera PBB.

Sekutu Korea Utara:


- Republik Rakyat Tiongkok menyediakan kekuatan militer,
- Uni Soviet menyediakan penasihat perang, pilot pesawat, dan juga persenjataan untuk
pasukan Tiongkok
- Korea Utara.
Pendudukan Jepang (1910–1945)

1. PENDUDUKAN JEPANG
Setelah mengalahkan Dinasti Qing Tiongkok yang dipimpin oleh Kaisar Gojong, Kekaisaran
Jepang menduduki Kekaisaran Korea. Satu dekade kemudian, saat mengalahkan Kekaisaran
Rusia pada Perang Rusia-Jepang, Jepang menjadikan Korea sebagai protektorat-nya (negara
yang dilindungi oleh Jepang) melalui Perjanjian Eulsa pada tahun 1905, kemudian
menganeksasinya melalui Perjanjian Aneksasi (Dicabut semua wewenang Korea dalam
administrasi urusan dalam negeri) pada tahun 1910.

Sejak saat itu banyak kaum nasionalis dan intelektual yang melarikan diri. Beberapa dari
mereka membentuk Pemerintahan Sementara Korea, dipimpin oleh Syngman Rhee, di
Shanghai pada tahun 1919, dan menjadi pemerintahan dalam pengasingan yang hanya
diakui oleh sedikit negara. Antara tahun 1919 hingga 1925, kaum komunis Korea memulai
pemberontakannya terhadap Jepang.

Korea dianggap sebagai bagian dari Kekaisaran Jepang bersama dengan Taiwan, yang
merupakan bagian dari Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Pada tahun 1937,
Gubernur-Jenderal Jirō Minami memerintahkan dilakukannya asimilasi budaya Jepang terhadap
23,5 juta penduduk koloni dengan melarang bahasa, sastra, dan budaya Korea, dan
menggantinya dengan budaya Jepang, serta memerintahkan orang Korea mengganti nama
mereka menjadi nama Jepang.
Pada tahun 1938, pemerintahan kolonial menjalankan sistem kerja paksa; hingga 1939, 2,6
juta orang Korea bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja paksa; pada tahun 1942, pria-pria
di Korea dipaksa menjadi tentara Jepang. Selama Perang Dunia II, tentara Jepang
memanfaatkan makanan, ternak, dan logam dari Korea untuk tujuan perang. Pendudukan
Jepang di Korea dan Taiwan itu tidak diakui oleh negara kekuatan dunia pada akhir perang.

Pada tahun berikutnya, Amerika Serikat dan Soviet membuat perjanjian untuk membagi Korea
menjadi dua, tanpa melibatkan pihak Korea. Korea saat itu diwakili oleh kolonel Amerika
Serikat Dean Rusk dan Charles Bonesteel. Dua tahun sebelumnya, di Konferensi Kairo
(November 1943), Nasionalis Tiongkok, Britania Raya, dan Amerika Serikat memutuskan
bahwa Korea harus menjadi negara merdeka, "pada waktunya"; Stalin pun setuju. Pada bulan
Februari 1945, di Konferensi Yalta, Sekutu gagal mendirikan perwalian Korea sebagaimana
diwacanakan pada tahun 1943 oleh presiden Amerika Serikat, Franklin Delano Roosevelt dan
Perdana Menteri Inggris Winston Churchill.

Sesuai perjanjian AS-Soviet, Uni Soviet mendeklarasikan perang pembebasan Korea dari
Jepang pada tanggal 9 Agustus 1945, dan, pada tanggal 10 Agustus, Tentara Merah
(Angkatan bersenjata yang mayoritasnya adalah kaum buruh dan petani) berhasil
menduduki Korea bagian utara, dengan pendaratan amfibi di bagian utara paralel ke-38. Soviet
juga berhasil mengusir tentara Jepang dan masuk melalui Manchuria.

2. PERTEMPURAN OSAN
Pertempuran Osan adalah pertempuran besar pertama antara AS dan Korea Utara di
Perang Korea. Pada 5 Juli 1950, Task Force Smith menyerang Korea Utara di Osan, namun
karena tidak membawa senjata yang mampu menghancurkan tank Korea Utara, mereka gagal,
dengan total 180 orang tewas, terluka, atau tertangkap. Korea Utara maju ke Selatan, memaksa
Divisi ke-24 AS mundur ke Taejeon, yang di kemudian hari juga berhasil dikuasai Korea Utara
pada Pertempuran Taejon. Pada bulan Agustus, Korea Utara berhasil menekan Korea
Selatan dan tentara AS ke kota Pusan, di Korea Tenggara. Dalam serangan itu, Korea Utara
menghabisi akademisi Korea Selatan dengan membunuh pegawai negeri dan kaum intelektual.

3. PERANG DINGIN KOREA


Salah satu dampak yang signifikan dari kebijakan kontainmen Amerika Serikat adalah
pecahnya Perang Korea. Pada bulan Juni 1950, Tentara Rakyat Korea Utara di bawah arahan
dari Kim Il-Sung menginvasi Korea Selatan. Joseph Stalin “merencanakan, mempersiapkan,
dan memulai” invasi tersebut, menyusun “rencana perang dengan rinci” yang kemudian
dikirimkan kepada Korea Utara. Untuk mengejutkan Stalin, Dewan Keamanan PBB
mendukung dan memfasilitasi pertahanan di Korea Selatan, meskipun Soviet kemudian
menolak kerja sama sidang sebagai protes karena Taiwan yang diberi kursi tetap di dewan,
bukannya Komunis Tiongkok.

Personel militer gabungan PBB yang terdiri:


- Korea Selatan,
- AS,
- Britania Raya,
- Turki,
- Kanada,
- Australia,
- Prancis,
- Afrika Selatan,
- Filipina,
- Belanda,
- Belgia,
- Selandia Baru, dan negara-negara lainnya bersatu untuk menghentikan invasi ini.

Efek lain dari Perang Korea adalah mendorong NATO untuk mengembangkan struktur militer.
Banyak yang ketakutan bahwa perang ini akan meningkat menjadi perang besar dengan
Komunis Tiongkok, atau bahkan menjadi perang nuklir. Pandangan yang berbeda mengenai
perang ini sering kali menimbulkan ketegangan dalam hubungan Britania–Amerika. Karena
alasan ini, Britania mengambil langkah cepat untuk meredakan konflik dengan mencetuskan ide
mengenai mempersatukan Korea di bawah naungan PBB dan penarikan semua pasukan
asing.

Meskipun Tiongkok dan Korea Utara sudah lelah akibat perang yang berkelanjutan dan siap
untuk mengakhirinya pada tahun 1952, Stalin bersikeras bahwa mereka harus terus berjuang,
dan gencatan senjata baru disetujui pada tahun 1953 setelah kematian Stalin. Pemimpin
Korea Utara Kim Il Sung kemudian menciptakan kediktatoran yang sangat terpusat dan brutal
di Korea Utara, memberikannya kekuasaan tak terbatas dan menghasilkan sebuah kultus
kepribadian yang tak tertembus berdekade-dekade lamanya. Di Korea Selatan, pemimpin korup
Syngman Rhee yang mendapat dukungan dari AS menerapkan sistem pemerintahan
totaliter. Setelah Rhee digulingkan pada tahun 1960, Korea Selatan jatuh di bawah masa
pemerintahan militer yang berlangsung sampai pembentukan kembali sistem multi-partai pada
tahun 1987.

4. AKHIR PERANG
Perang ini berakhir pada 27 Juli 1953 saat Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok, dan
Korea Utara menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden Korea Selatan, Syngman
Rhee, menolak menandatanganinya namun berjanji menghormati kesepakatan gencatan
senjata tersebut. Namun secara resmi, perang ini belum berakhir sampai dengan saat ini.

Anda mungkin juga menyukai