Anda di halaman 1dari 5

KONFLIK YANG TERJADI DI SEMENANJUNG KOREA

Rena Dwita Anggraeni


Universitas Negeri Malang
Fakultas Ilmu Sosial
S1 Pendidikan Sejarah,
Offering B 2018
Email: renaanggrawardhani27@gmail.com
Abstrak: Perang Korea merupakan sebuah konflik perang saudara yang
menimpa bangsa Korea pada 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953. Perang
Korea juga dapat dikategorikan sebagai salah satu perang proxy yang
meletus saat terjadinya Perang Dingin, pasca berakhirnya Perang Dunia II.
Oleh karena sifatnya yang termasuk perang proxy, maka tentu saja perang
ini tidak hanya melibatkan dua pihak Korea yang saling bertikai, yaitu :
Korea Utara (Republik Demokratik Rakyat Korea) melawan Korea Selatan
(Republik Korea). Perang Korea juga ikut menyeret sekelompok negara
yang berdiri penyongkong di masing-masing pihak yang berkonflik. Korea
Utara yang menganut sistem komunis mendapat dukungan dari tetangga
mereka yang “sealiran”, yaitu : China dan Uni Soviet. Sedangkan Korea
Selatan yang cenderung kapitalis, mendapat sokongan dari Amerika Serikat
serta negara-negara PBB yang condong pada Blok Barat. Perang yang
berlangsung kurang lebih 3 tahun ini juga ikut andil dalam kehancuran
ekonomi kedua negara Korea pada awal 1950-an. Beberapa bangunan
hancur, kemiskinan ada dimana-mana akibat perang Korea pada saat itu.
Ironisnya, Perang Korea yang berakhir pada 27 Juli1953 tidak lantas
menjadi akhir dari perseteruan dua bangsa Korea, karena perjanjian yang
ditandatangani pada hari itu hanyalah sebatas status gencatan senjata saja.
Kata kunci: perang proxy, Amerika Serikat, Uni Soviet
Perang Korea merupakan sebuah konflik perang saudara yang menimpa bangsa Korea pada 25
Juni 1950 sampai 27 Juli 1953. Perang Korea juga dapat dikategorikan sebagai salah satu perang
proxy yang meletus saat terjadi Perang Dingin, pasca berakhirnya Perang Dunia II. Oleh karena
sifatnya yang termasuk perang proxy, maka tentu saja perang ini tidak hanya melibatkan dua
pihak Korea yang saling bertikai, yaitu : Koea Utara ( Republik Demokratik Rakyat Korea )
melawan Korea Selatan ( Republik Korea ). Peranng Korea juga ikut menyeret sekelompok
negara yang berdiri menjadi penyongkong di masing-masing pihak yang ber-konflik. Kora Utara
yang menganut sistem komunis mendapat dukungan dari tetangga mereka yag “sealiran”, yaitu:
China dan Uni Soviet. Sedangkan Korea Selatan yang cenderung kapitalis, mendapat sokongan
dari Amerika Serikat serta negara-negara PBB yang condong pada Blok Barat, seperti: Amerika
Serikat, Kanada, Australia, Inggris, Phillipina, dll. Perang Korea memiliki dampak yang sangat
besar. Pada saat berakhirnya peperangan, diperkirakan ada jutaan orang telah menjadi korban
tewas dari kedua belah pihak. Perang yang berlangsung selama lebih kurang 3 tahun ini juga ikt
andil dalam kehancuran ekonomi kedua negara Korea pada awal tahun 1950-an. Bangunan
gedung dan hampir semua infrastruktur telah hancur sebagai imbas peperangan, kemiskinan pun
makin merajalela. Dan ironisnya, Perang Korea yang berakhir pada 27 Juli 1953 tidak lantas
menjadi akhir dari kisah perseteruan dua bangsa Korea, karena perjanjian yang ditandatangani
pada hari itu hanyalah sebatas status gencatan senjata saja. Hingga kini potensi konflik yang
tersimpan di semenanjung Korea masih menjadi salah satu ancaman nyata bagi percaturan
politik global.

Awal mula dua Korea

Korea Selatan merupakan salah satu wilayah yang berada di kawasan Asia Timur.
Sebenarnya, wilayah Korea ini sejak dulu sering menjadi wilayah aneka dinasti kerajaan yang
berkuasa di China. Semenanjung Korea awalnya dikuasai Jepang, namun pasca kekalahan dalam
Perang Dunia II, semenanjung Korea akhirnya di bawah pengaruh Blok Barat dan Blok Timur
pada saat Perang Dingin. Pada saat itulah terjadi pembagian wilayah pada semenanjung Korea
(Aditama, A.dkk, 2012: 6). Kekaisaran Jepang yang lantas muncul sebagai sebuah kekuatan
baru di Asia Timur, lantas mulai tertarik untuk mendapatkan wilayah Korea. Seperti yang kita
ketahui sebelumnya, Jepang ini sangat ngeyel atau bisa dibilang sangat memegang prinsipnya
untuk menguasai Asia Timur Raya. Padahal sudah diketahui sebelumnya bahwa Jepang ini
sudah kalah pada saat Perang Dunia II, tetapi tetap saja Jepang ingin menguasai kawasan Asia
Timur. Dan sebelumnya Jepang ini sudah pernah terlibat konflik dengan Dinasti Qing yang
sebelumnya menguasai Korea, dan pada konflik tersebut Jepang menang dan bisa menguasai
wilayah Korea. Lalu ada Rusia juga yang pada saat itu menghambat kekuasaan Jepang terhadap
Korea.

Status korea yang secara penuh telah masuk ke dalam wilayah Jepang, telah
mengakibatkan banyak kaum intelektual dan kaum nasionalis Korea yang memutuskan untuk
kabur ke luar negeri. Bahkan ada juga yang membentuk Pemerintahan Sementara Korea di
Shanghai. Dari situ timbullah benih paham Komunisme yang mulai mendapat tempat di
masyarakat Korea. Saat itu Jepang menganggap bahwa wilayah jajahan mereka adalah di Korea
dan Taiwan adalah bagian dari kekisaran Jepang. Mengingat bahwa Jepang ini memiliki cita-cita
yang sedari dulu adalah ingin mnguasi wilayah di Asia atau biasa disebut sebagai Kawasan
Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Pada saat itu Minami Jiro yang sebagai gubernur
jenderal Jepang memerintahkan untuk pemberlakukan asimilasi semua kebudayaan Korea
dengan budaya Jepang. Sehingga banyak sekali budaya-budaya Korea yang “hilang”. Bahkan
untuk nama pun mereka harus ganti dengan nama seperti orang Jepang, bangsa Jepang banyak
mengambil sari-sari kebudayaan Korea. Bagi Jepang, Korea merupakan sebuah jajahan yang
sungguh-sungguh yang jumlahnya 30.000.000 orang, bahan-bahan mentah kaya yang terdapat di
Korea seperti batu bara, tembaga, emas, timah, tungsten dan besi, merupakan harta kekayaan
yang luar biasa (Lubis,2010: 115-116). Ironisnya, Jepang juga memberlakukan sistem kerja
paksa terhadap paksa sehingga pada saat itu bisa dibilang banyak sekali memakan korban jiwa..
Akibat dari banyaknya pengungsi terdidik tadi, akhirnya mereka ikut mempengaruhi pandangan
mereka terhadap sistem politik yang ada di China, yakni dimana ada paham nasionalis dan
paham komunis. Disini banyak sekali orang Korea yang lantas tertarik terhadap paham
nasionalis yang dipimpin oleh Yi Pom Sok maupun komunis yang dipipin Kim Il Sung yang
disetiap paham tersebut terbentuklah sebuah angkatan atau sebuah pasukan tentara.

Perang Dunia II berakhir dengan kekalahan Jepang. Pada tanggal 9 Agustus 1945, Uni
Soviet mendeklarasikan upaya pembebasan Korea dari Jepang. Pasukan tentara yang dipimpin
oleh Kim Il Sung tadi mendarat di Semenanjung Korea bagian Utara. Pada tanggal 8 September
1945, letnan jenderal John R Hodge bersama pasukan Amerika Serikat di Incheon untuk
menerima secara resmi kekalahan Jepang di wilayah Korea bagian Selatan.

Konflik antara negara Korea Selatan dan Korea Utara

Konflik kembali memanas setelah Uni Soviet membentuk kembali aliansinya sendiri
yang beranggotakan umumnya negara-negara yang perpahamannya komunis. Aliansi yang
dibentuk oleh Uni Soviet ini lantas diberi sebutan Blok Timur, sedangkan Amerika serikat
bersama kelompoknya diberi sebutan Blok Barat. Antara kedua blok ini terjadi perselisihan yang
menimbulkan era Perang Dingin dimana ini mereka menggunakan salah satu tipe yakni adalah
perang proxy. Perang proxy ini terjadi di Semenanjung Korea, dimana wilayah ini saling
mengklaim bahwa mereka adalah representasi sesungguhnya dari rakyat Korea. Disini Korea
Utara lebih agresif terhadap tetangga mereka di Selatan.

Mendapati Korea Selatan tengah terdesak oleh Korea Utara, para perwakilan Korea
Selatan di PBB lantas mengadukan kasus tersebut ke Dewan PBB. Dan disini Dewa PBB
memerintahkan kepada Korea Utara untuk segera mundur pada garis lintang 38 derajat sebagai
batas negara yang telah ditetapkan. Namun respon tersebut Korea Utara merasa acuh tak acuh
terhadap perintah yang dikeluarkan oleh Dewan PBB. Akhirnya Amerika Serikat mendapat
utusan atau mandat oleh PBB beserta 16 negara untuk menuju ke semenanjung Korea, yang pada
saat itu pimpinan PBB adalah Jenderal besar bernama Douglas MacArthur. Keberadaan
angkatan perang atau pasukan Amerika Serikat tidak hanya memberikan keamanan bagi Korea
Selatan dari Korea Utara, tetapi juga memastikan bahwa kebangkitan Jepang maupun
kepercayaan diri Tiongkok yang terus meningkat dapat diseimbangkan dengan kekuatan
Amerika Serikat ( Agustine, 2017: 2). Kedatangan Amerika Serikat tersebut membuahkan hasil
yang pada saat itu membebaskan Seoul dari Korea Utara. Namun semakin kesini, kedatangan
Amerika Serikat yang tujuan semula adalah untuk memperthankan posisi Korea Selatan tetapi
Amerika Serikat beralih tujuan dengan menghancurkan rezim komunis Korea Utara. Udara segar
di dapat oleh Korea Utara yang pada saat itu didesak oleh Amerika Serikat, China pun membawa
pasukan guna membantu negara sekutunya tersebut, yakni Korea Utara.

Korea Utara dan Korea Selatan tidak pernah menandatangani perjanjian perdamaian
secara resmi dan dengan demikian mereka secara resmi masih berperang, hanya gencatan senjata
yang dinyatakan. Pemerintah Korea Selatan menjadi didominasi oleh militeryna dan keadaan
yang relativ damai ini diselingi oleh pertempuran perbatasan da beberapa upaya pembunuhan (
Tambunan,2016: 4) . Pada saat itu, pertempuran garis depan yang berlangsung sengit berbiaya
besar, hingga memakan korban jiwa, lantas memunculkan ide antara kedua kubu untuk
menggelar perundingan. Pada 10 Juli 1951, sebuah perundingan gencatan senjatan dimulai
antara Amerika dan China. Beberapa perungdingan pun mengalami kebuntuan. Akhirnya pada
27 Juli1953, berhasil ditanda tangani perjanjian gencatan senjata di Panmunjom.
DAFTAR PUSTAKA

Aditama, A. dkk. 2012. Konflik di Semenanjung Korea dan Pengaruhnya Terhadap Keamanan
Internasional. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polittik. Dari
http://rachmat.staff.ugm.ac.id/kuliah/POLINT/Kelompok5.pdf
Aditama, O & Alvarendra, H.K. 2018. Perang-Perang Terhebat Sepanjang Sejarah.Yogyakarta:
Cemerlang Publishing
Agustine, P. 2017. Upaya-Upaya Kimchi Diplomacy di Amerika Serikat.Skripsi tdak diterbitkan.
Bandung : Faultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dari
http://repository.unpar.ac.id/handle/123456789/5618
Lubis, M. 2010. Catatan Perang Korea. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Tambunan. 2016. Analisis Peran Internasional Dalam Sengketa Semenanjung Korea.Semarang :
Fakultas Hukum. Dari
https://www.academia.edu/34695664/ANALISIS_PERAN_INTERNASIONAL_DAL
AM_SENGKETA_SEMENANJUNG_KOREA

Anda mungkin juga menyukai