Hsslimantara 141003034818 Phpapp02
Hsslimantara 141003034818 Phpapp02
BAB 10
HIDROGRAF SATUAN SINTETIS LIMANTARA
diperlukan serangkaian data antara lain data tinggi muka air (rekaman AWLR),
data pengukuran debit, data hujan harian dan data hujan jam-jaman dari ARR.
Data tersebut seringkali sulit diperoleh atau bahkan tidak tersedia sama sekali.
Untuk membuat hidrograf banjir pada sungai-sungai yang tidak ada atau
Karakteristik atau parameter tersebut antara lain waktu untuk mencapai puncak
Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) yang telah dikembangkan oleh para pakar
antara lain HSS Snyder, HSS Nakayasu, HSS SCS, HSS Gama I, HSS
DAS, 67 Sub DAS), Bali (2 DAS, 13 Sub DAS), Lombok (1 DAS, 5 Sub DAS) dan
3. Panjang sungai diukur sampai titik terdekat dengan titik berat DAS (Lc)
Luas DAS (A) diperkirakan dengan mengukur daerah itu pada peta DAS. Jika
dihitung per-satuan luas, banjir yang terjadi di daerah dengan luas yang kecil
akan lebih besar dibandingkan banjir yang terjadi di sungai dengan DAS yang
3
lebih luas.. Hal ini disebabkan karena di DAS yang kecil, air hujan mudah
mencapai sungai sedangkan pada DAS yang luas kemungkinan terdapat danau,
rawa, kolam, tanah yang porous (misalnya pasir) dan lain-lain, yang dapat
menahan air hujan. Luas DAS dipandang berpengaruh besar terhadap debit
puncak. DAS yang kecil memiliki tanggapan yang berbeda dengan DAS yang
Panjang sungai (L) merupakan jarak dari outlet ke batas daerah aliran, yang
diukur sepanjang saluran aliran utama. Semakin panjang sungai, maka jarak
antara tempat jatuhnya hujan dengan outlet semakin besar, sehingga waktu yang
diperlukan air hujan untuk mencapai outlet lebih lama dan akan menurunkan
debit banjir. Hal ini disebabkan karena makin panjang sungai makin banyak
3. Panjang sungai diukur sampai titik terdekat dengan titik berat DAS (Lc)
Lc merupakan panjang sungai dari outlet sampai titik berat DAS dan diukur
sepanjang aliran utama. Parameter ini didasarkan pada penelitian Gupta (1967),
antara lain dalam upayanya untuk mengaitkan besarnya debit puncak dengan
faktor-faktor fisik DAS. Untuk DAS yang cenderung menyempit di bagian hilir,
maka titik berat DAS akan terletak hampir ke hulu. Walaupun Lc cenderung
panjang, namun dengan kondisi DAS menyempit ke bagian hilir, maka akan
mempercepat naiknya debit puncak (waktu untuk mencapai debit puncak relatif
4
singkat). Sebaliknya untuk DAS yang mempunyai lebar cenderung merata dari
hulu ke hilir, maka titik berat DAS akan terletak hampir di tengah DAS. Dalam hal
ini walaupun Lc relatif pendek, dengan kondisi DAS yang lebar, akan
memperlambat naiknya debit puncak (waktu untuk mencapai debit puncak relatif
lama).
puncak (Qp). Dengan kemiringan yang curam akan mempercepat waktu untuk
dan akan menghasilkan liku resesi hidrograf yang curam, sehingga menjadikan
waktu dasar hidrograf menjadi pendek. Dalam banyak kasus, kemiringan DAS
yang landai justru menghasilkan debit puncak yang lebih besar. Taylor dan
dengan akar kemiringannya. Jadi, jika sungai dengan kekasaran Manning yang
S = (Si/N)2 .. Si E / L
dengan
Di dalam DAS terdapat hutan dan beberapa bagian tegalan, sawah, dan
0,035 sedangkan untuk hutan atau semak belukar sebesar 0,07. Dengan
persamaan garis linier pada 2 titik yaitu pada kondisi tidak terdapat hutan dan
n = 0,035 (1 + Af/A)
dengan
6
Af = luas hutan
A = luas DAS
Berdasarkan rumus di atas, jika luas hutan 100% (DAS seluruhnya berupa
jika tidak ada hutan sama sekali (dalam arti Af = 0), maka akan diperoleh
jalannya air hujan yang melimpas. Sedangkan untuk sawah dan tegalan hanya
ditumbuhi tanaman yang relatif kecil dan dianggap tidak cukup kuat dalam
dianggap tidak cukup kasar untuk menghambat jalannya air hujan yang
Qp = 0,042.A0,451.L0,497.Lc0,356.S-0,131.n0,168
dengan
Lc = panjang sungai dari outlet sampai titik terdekat dengan titik berat
DAS (km)
Qn = Qp. [(t/Tp)]1,107
dengan
Qt = Qp.100,175(Tp t)
dengan
Qp = 0,042.A0,451.L0,497.Lc0,356.S-0,131.n0,168
[ L ]2 [ T ]-1 = [ L ]2 [ T ]-1
Qn = Qp. [(t/Tp)]1,107
[ L ]2 [ T ]-1 = [ L ]2 [ T ]-1 x 1
[ L ]2 [ T ]-1 = [ L ]2 [ T ]-1
Qt = Qp.e0,175(Tp t)
ln Qt = 0,175 (Tp t) x ln Qp
ln [ L ]2 [ T ]-1 = 1 x ln [ L ]2 [ T ]-1
[ L ]2 [ T ]-1 = [ L ]2 [ T ]-1
9
HSS Limantara dapat diterapkan pada DAS lain yang memiliki kemiripan
Untuk memperkirakan waktu puncak banjir (Tp) bisa dipakai rumus seperti
Tp = tg + 0,8 tr
dengan:
dengan:
10
= parameter hidrograf
tr = 0,5 x tg sampai 1 x tg
Contoh Soal
Parameter Sub DAS Garang (Jawa Tengah) berada dalam kisaran spesifikasi
teknik HSS Limantara, antara lain: A = 73,5 km 2; L = 34,264 km; Lc = 22,16 km;
S = 0,0129 dan n = 0,0506. Akan dicari HSS nya dan Hidrograf Banjirnya
Penyelesaian:
L= 34,264 km
Jadi:
- Qp = 0,042.A0,451.L0,497.Lc0,356.S-0,131.n0,168
= 5,452
Qn = Qp. [(t/Tp)]1,107
= 5,452 [(t/3,187)1,107
Qt = Qp.100,175(Tp t)
= 5,452 x 100,175(3,187-t)
Keterangan:
Q (m3/dt)
t (jam)
Q (m3/dt)
t (jam)
15
16