Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)


LUBUK BASUNG TAHUN 2011

Novia Wirna Putri*

ABSTRAK
Limbah cair yang berasal dari rumah sakit mengandung senyawa organik dan
anorganik yang cukup tinggi, senyawa kimia, mikroorganisme berbahaya yang dapat
menyebabkan penyakit terhadap kesehatan masyarakat maupun lingkungan. Berdasarkan
analisis visual di lapangan dan data hasil laboratorium bahwa limbah cair di RSUD Lubuk
Basung belum terkelola secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
sistem pengelolaan limbah cair di RSUD Lubuk Basung tahun 2011.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan cara pengumpulan data
yaitu wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi langsung ke lapangan untuk
mendapatkan gambaran tentang sistem pengelolaan limbah cair.
Hasil penelitian mengenai input pengelolaan limbah cair belum sepenuhnya
memadai. Kebijakan telah ada, namun tenaga dan dana masih belum memadai, sarana dan
prasarana belum berfungsi secara optimal. Aspek proses dalam pengelolaan limbah cair yaitu
tidak adanya perencanaan khusus, pengorganisasian dengan adanya pembagian tugas dan
tanggung jawab masing-masing pengelola, pelaksanaannya belum sepenuhnya sesuai
persyaratan, dan pengawasan dalam bentuk pemeriksaan sampel.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengelolaan limbah cair di RSUD Lubuk
Basung belum sepenuhnya memadai baik dari segi input, proses, maupun output. Disarankan
untuk melakukan upaya perbaikan terhadap masing-masing komponen agar pengelolaan
selanjutnya dapat lebih baik.

Kata Kunci : limbah cair, pengelolaan

ABSTRACT
Molten waste from hospitals contains organic and inorganic compound one high
enough, chemical compound, microorganism pathogen that can cause disease to society
health and also environmentally. Base analysis visual at the site and that laboratory result
data that molten waste at RSUD Lubuk Basung haven't most brings off optimal. To the effect
this research is subject to be analyse molten waste management system at Lubuk Basung
Hospital year 2011.
Observational method used was qualitative by data collected which is indepth
interview, study document, and direct observation until an overview about the application
management system of molten waste.
Observational result about input of molten waste management have been
inadequate. Policy have there is, but human and fund was still inadequate, as well as the
infrastructure was still inadequate. Aspect processes in molten waste management, there are
not specifically planning, organizing by task and accountability division each organizer,
implementation there are not in accordance with the regulation, and monitoring in shaped
probing sample.
Researcher can conclude that molten waste management at RSUD Lubuk Basung
was utterly is equal to good of input, process, and also output. Suggested to do repair effort
to each that component management here after gets better.

Keywords : molten waste, management


Pendahuluan terhadap 17 rumah sakit tersebut ditemui
Undang-Undang Kesehatan RI 5 rumah sakit yang semua parameter
Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan kualitas limbah cairnya (BOD5, COD,
bahwa upaya kesehatan lingkungan TSS, PO4, NH3, E.Coli) melebihi baku
ditujukan untuk mewujudkan kualitas mutu lingkungan, sedangkan 12 rumah
lingkungan yang sehat baik fisik, kimia, sakit hanya sebahagian parameternya
biologi, maupun sosial yang yang memenuhi baku mutu limbah cair.8
memungkinkan setiap orang mencapai Rumah Sakit Umum Daerah
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. (RSUD) Lubuk Basung merupakan rumah
Salah satu lingkungan yang sakit yang menghasilkan limbah non
memiliki potensi cukup besar untuk medis dan limbah medis. Pengelolaan
tercemar oleh unsur-unsur yang dapat limbah cair yang dilakukan oleh RSUD
menimbulkan dampak terhadap kesehatan Lubuk Basung mulai dari penyaluran
masyarakat adalah lingkungan rumah limbah cair ke Saluran Pembuangan Air
sakit. Rumah sakit dalam memberikan Limbah (SPAL), pengolahan limbah pada
pelayanan kesehatan kepada masyarakat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
secara langsung menghasilkan limbah. serta pengaliran ke badan air atau drainase
Salah satu limbah rumah sakit yang kota. Berdasarkan dokumen UKL/UPL
memiliki dampak potensial adalah limbah RSUD Lubuk Basung tahun 2011 bahwa
cair. Limbah cair yang berasal dari rumah pengelolaan limbah cair yang terdapat di
sakit mengandung senyawa organik dan rumah sakit ini belum terkelola secara
anorganik yang cukup tinggi, senyawa optimal.
kimia, mikroorganisme pathogen yang Hasil analisis data laboratorium
dapat menyebabkan penyakit terhadap pada tahun 2011 dan 2012 bahwa limbah
kesehatan masyarakat cair yang telah diproses melalui IPAL
Hasil Rapid Assestment tahun terbukti masih melebihi baku mutu yang
2002 yang dilakukan oleh Ditjen PPM telah ditetapkan oleh Kepmen LH No. 58
dan PL (Direktorat Jenderal Tahun 1995 yaitu; pH sebesar 3,85 (baku
Pemberantasan Penyakit Menular dan mutu 6-9), BOD5 sebesar 198,7 mg/l
Penyehatan Lingkungan) yang melibatkan (baku mutu <30 mg/l), Posfat sebesar 2,31
Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota mg/l (baku mutu <2); pH sebesar 6,06
terhadap keadaan sarana limbah yang (baku mutu 6-9), COD sebesar 200,1 mg/l
dilengkapi mesin pengolah limbah padat (baku mutu <80 mg/l), Posfat sebesar
Incinerator dan mesin Instalasi 0,138 mg/l (baku mutu <2), TSS sebesar
Pengolahan Air Limbah bahwa dari 226 mg/l (baku mutu <30 mg/l) (lampiran
jumlah 1476 Rumah Sakit di Indonesia, 1).
terdapat 648 (sekitar 43,9%) yang telah Hasil wawancara yang dilakukan
mempunyai incinerator dan sebanyak 36 dengan salah satu pengelola bagian IPSRS
% yang telah mempunyai mesin Instalasi (Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah
Pengolahan Air Limbah. Selain itu juga Sakit) bahwa pengelolaan limbah cair di
didapat hasil bahwa baru sekitar 52 % rumah sakit ini masih bermasalah
kualitas air limbah cair setelah melalui khususnya pada sarana dan prasarananya
proses pengelolaan yang memenuhi syarat yaitu Instalasi Pengolahan Air Limbah
(memenuhi baku mutu limbah cair). (IPAL) dimana limbah tidak mengalir dari
Pengawasan dampak lingkungan bak penyaring menuju bak aerasi,
yang dilakukan oleh Bapedalda Provinsi sehingga menyebabkan limbah tersebut
terhadap 17 rumah sakit dari 64 rumah merembes ke tanah permukaan.
sakit yang ada di Sumatera Barat dilihat Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
dari kualitas limbah cairnya menunjukkan tertarik melakukan penelitian tentang
bahwa tidak ada satupun dari semua analisis sistem pengelolaan limbah cair di
parameter yang diukur memenuhi baku Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk
mutu limbah cair. Pada hasil survei Basung Kabupaten Agam.
Metode
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yang dilakukan pada bulan
Februari-Juni 2012 di RSUD Lubuk Basung Kabupaten Agam. Informan pada penelitian ini
adalah pihak yang terkait dengan pengelolaan limbah cair rumah sakit. Data primer
didapatkan dari wawancara mendalam dengan informan serta observasi. Sedangkan data
sekunder didapatkan dengan metode telaah dokumen mengenai pengelolaan limbah cair.
Data diolah dan dianalisis dengan triangulasi data secara sumber dan metode.
Hasil dan Pembahasan untuk pengadaaan sarana dan prasarana,
Hasil penelitian tentang analisis biaya pemeliharaan, perawatan dan
sistem pengelolaan limbah cair di RSUD perbaikan sarana dan prasarana limbah
Lubuk Basung tahun 2011 yaitu: cair. Anggaran dana untuk pengelolaan
1. Komponen Input limbah ini masih tergabung dalam dana
1.1. Kebijakan pemeliharaan rumah sakit yang berasal
Berdasarkan kutipan informasi dari dari APBD (Anggaran Pendapatan
wawancara mendalam dan telaah Belanja Daerah). Dana untuk pengelolaan
dokumen yang dilakukan peneliti bahwa limbah cair belum mencukupi dan masih
kebijakan mengenai pengelolaan limbah tergabung ke dalam dana pemeliharaan
cair rumah sakit berpedoman kepada rumah sakit.
Permenkes Nomor 1204 Tahun 2004 1.4. Sarana dan prasarana
tentang Persyaratan Kesehatan Sarana dan prasarana yang dimiliki
Lingkungan Rumah Sakit dan UKL/UPL oleh RSUD Lubuk Basung berdasarkan
rumah sakit serta adanya SK Direktur. hasil observasi dan telaah dokumen
Dalam menetapkan baku mutu limbah cair seperti saluran pembuangan air limbah
rumah sakit berpedoman kepada Kepmen (SPAL), instalasi pembuangan air limbah
LH Nomor 58 Tahun 1995. (IPAL) yaitu bak-bak penampung untuk
1.2. Tenaga pengelola limbah, serta alat-alat pendukung seperti
Berdasarkan hasil wawancara pompa air untuk mengalirkan limbah
mendalam bahwa ketenagaan dalam menuju bak penyaring, serta adanya alat
pengelolaan limbah di RSUD Lubuk pelindung diri (APD) untuk melakukan
Basung dikelola oleh tenaga sanitasi yang pengelolaan limbah. SPAL rumah sakit
tergabung dalam ketenagaan bagian telah sesuai dengan persyaratan
IPSRS (Instalasi Penunjang Sarana Permenkes. IPAL rumah sakit belum
Rumah Sakit). Bidang IPSRS memiliki 8 memadai dalam hal kondisinya. Alat-alat
orang tenaga pengelola dalam pendukung sebagian belum dimiliki oleh
melaksanakan kegiatannya. Untuk rumah sakit.
pembagian tugas dan tanggung jawab 2. Komponen Proses
dalam pengelolaan limbah cair ditugaskan 2.1. Perencanaan
kepada satu orang tenaga sanitasi tetapi Wawancara dan telaah dokumen
dalam pelaksanaannya bekerja sama yang peneliti lakukan tentang perencanaan
dengan tenaga IPSRS lainnya. Dalam pengelolaan lingkungan di RSUD Lubuk
pengelolaan limbah cair belum memadai Basung bahwa rumah sakit telah memiliki
baik dalam hal jumlah maupun perencanaan awal yang tergabung ke
kualifikasinya, masih tergabung dalam dalam UKL/UPL rumah sakit dimana
bidang IPSRS secara umum, belum ada dalam UKL/UPL tersebut juga terdapat
tenaga khusus yang bertanggungjawab pengelolaan limbah cair rumah sakit.
penuh terhadap kegiatan pengelolaan Rumah sakit tidak memiliki perencanaan
limbah cair rumah sakit. khusus untuk pengelolaan limbah cair,
1.3. Dana tetapi tergabung ke dalam perencanaan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa tahunan bidang penunjang non medis.
anggaran dana untuk pengelolaan limbah
cair di RSUD Lubuk Basung digunakan
2.2. Pengorganisasian keluhan ketika bekerja. Pelaksanaan
Pengorganisasian dalam pengelolaan kegiatan pengelolaan limbah cair di
limbah ini adalah pengaturan anggota atau RSUD Lubuk Basung terdiri atas kegiatan
tenaga pengelola limbah dari segi jumlah pemantauan, pemeliharaan, perawatan
tenaga, pembagian tugas dan tanggung serta perbaikan terhadap sarana dan
jawab pengelola, dan pembagian jam prasarana limbah cair rumah sakit.
kerja tugas pengelola limbah. Tenaga Permasalahan dalam pengelolaan limbah
pengelola yang terdapat di RSUD Lubuk cair ini adalah belum terlaksananya
Basung tergabung ke dalam tenaga pengelolaan secara rutin dan belum ada
IPSRS. Tenaga IPSRS yang bertanggung pelaporan yang baik dari setiap hasil
jawab dalam kegiatan pengelolaan limbah kegiatan.
berjumlah satu orang namun dalam 2.4. Pengawasan
pelaksanaannya setiap tenaga IPSRS Berdasarkan hasil penelitian bahwa
saling bekerja sama untuk mengelola pengawasan pengelolaan limbah cair yang
setiap kegiatan termasuk pengelolaan dilakukan di RSUD Lubuk Basung dan
limbah rumah sakit. Jam kerja yang BPLH adalah berupa kegiatan
dimiliki oleh petugas dalam mengontrol pemeriksaan sampel terhadap kualitas
sarana dan prasarana dikontrol selama 24 limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan
jam dengan adanya 3 shift yang rumah sakit. BPLH memberikan surat
dilaksanakan bekerja sama dengan tenaga rekomendasi untuk melakukan tindak
IPSRS. RSUD Lubuk Basung telah lanjut atau evaluasi kinerja IPAL. Rumah
memiliki pembagian tugas dan tanggung sakit harus segera melakukan tindak lanjut
jawab untuk pengelolaan lingkungan dan atas hasil uji kualitas limbahnya karena
sarana prasarana yang tergabung ke dalam dari tiga kali pemeriksaan sampel tidak
bidang penunjang non medis khususnya ada yang memenuhi baku mutu yang telah
bagian IPSRS. disyaratkan.
2.3. Pelaksanaan
Berdasarkan hasil penelitian 3. Komponen Output
bahwa pelaksanaan kegiatan pengelolaan Penerapan dari kebijakan belum
limbah cair di RSUD Lubuk Basung sepenuhnya terlaksana, begitu juga
terdiri atas kegiatan pemantauan, dengan tenaga pengelola yang belum
pemeliharaan, perawatan serta perbaikan mencukupi. Anggaran dana telah
terhadap sarana dan prasarana limbah cair digunakan untuk biaya pembangunan
rumah sakit. Kegiatan pemantauan serta pemeliharaan dan perbaikan sarana
dilaksanakan secara rutin setiap hari untuk prasarana limbah namun anggaran dana
mengontrol limbah yang dialirkan ke yang ada belum mencukupi untuk
sarana prasarana limbah cair. Kegiatan pengelolaan limbah cair. Sarana dan
pemeliharaan dan perawatan dalam prasarana limbah masih belum berfungsi
bentuk pembersihan saluran serta bak-bak dengan baik khususnya IPAL. Hal ini
yang ada pada IPAL agar tidak terjadi terlihat pada hasil olahan limbah setelah
penyumbatan dalam pengalirannya. melalui IPAL yang masih di atas baku
Kegiatan perbaikan seperti perbaikan mutu limbah cair. Permasalahan tersebut
terhadap SPAL dan IPAL yang ada di menunjukkan bahwa belum adanya tindak
rumah sakit. Akan tetapi rumah sakit lanjut yang dilakukan rumah sakit
belum memiliki laporan atau berita acara terhadap permasalahan pengelolaan
dalam kegiatan pemeliharaan sarana dan limbah cair.
prasarana limbah cair. Berdasarkan hasil
wawancara mendalam pengelola telah Kesimpulan dan Saran
menggunakan alat pelindung diri dalam Berdasarkan tujuan dan hasil
melaksanakan pengelolaan limbah. Sejauh penelitian maka dapat ditarik kesimpulan
ini pengelola belum merasakan adanya sebagai berikut kebijakan mengenai
pengelolaan limbah cair rumah sakit terhadap kualitas limbah cair yang
berpedoman kepada Permenkes Nomor dihasilkan dari kegiatan rumah sakit.
1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Penerapan dari pengelolaan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan limbah cair pada aspek masukan dan
UKL/UPL rumah sakit serta adanya SK proses di RSUD Lubuk Basung masih
Direktur. Dalam menetapkan baku mutu belum sepenuhnya sesuai dengan teori
limbah cair rumah sakit berpedoman yang ada.
kepada Kepmen LH Nomor 58 Tahun Mengingat masih belum optimalnya
1995. Tenaga pengelola dalam pengelolaan limbah cair di RSUD Lubuk
pengelolaan limbah cair belum memadai Basung maka disarankan kebijakan yang
baik dalam hal jumlah maupun berkaitan dengan pengelolaan limbah
kualifikasinya, masih tergabung dalam perlu disosialisasikan melalui forum-
bidang IPSRS secara umum, belum ada forum resmi serta pemasangan pamflet
tenaga khusus yang bertanggungjawab tentang pengelolaan limbah agar diketahui
penuh terhadap kegiatan pengelolaan oleh seluruh pengelola khususnya tenaga
limbah cair rumah sakit. Dana untuk pengelola limbah agar dalam pelaksanaan
pengelolaan limbah cair belum mencukupi berpedoman terhadap peraturan yang telah
dan masih tergabung ke dalam dana ditetapkan. Jumlah tenaga pengelola
pemeliharaan rumah sakit. Sarana dan khususnya untuk pengelola limbah
prasarana yang ada adalah SPAL dan sebaiknya perlu ditambah minimal tiga
IPAL, dan alat-alat pendukung. SPAL orang sesuai dengan yang ditetapkan oleh
rumah sakit telah sesuai dengan Dirjen PPM dan PL dan Environment
persyaratan Permenkes. IPAL rumah sakit Protection Agency (EPA) tentang tenaga
belum memadai dalam hal kondisinya. sanitasi. Rumah sakit perlu mengadakan
Alat-alat pendukung sebagian belum pelatihan-pelatihan tentang pengelolaan
dimiliki oleh rumah sakit. Perencanaan limbah untuk mendapatkan pengalaman
dalam pengelolaan limbah cair rumah dan keterampilan yang lebih baik bagi
sakit terdapat dalam UKL/UPL rumah pengelola dalam melaksanakan
sakit. kegiatannya. RSUD Lubuk Basung
Perencanaan tahunan termasuk ke hendaknya menyusun anggaran dana yang
dalam perencanaan tahunan bidang terpisah untuk pengelolaan limbah cair
penunjang non medis. RSUD Lubuk setiap tahunnya agar semua kegiatan
Basung telah memiliki pembagian tugas tersebut dapat terlaksana dengan optimal
dan tanggung jawab untuk pengelolaan termasuk melakukan perbaikan IPAL
lingkungan dan sarana prasarana yang rumah sakit. IPAL seharusnya dilengkapi
tergabung ke dalam bidang penunjang non dengan alat pengukur debit limbah cair
medis khususnya bagian IPSRS. untuk mengetahui debit harian limbah
Pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah yang dihasilkan, dan bar screen untuk
cair di RSUD Lubuk Basung terdiri atas menyaring limbah cair. Disarankan agar
kegiatan pemantauan, pemeliharaan, upaya perbaikan terhadap kinerja IPAL
perawatan serta perbaikan terhadap sarana yang telah direncanakan rumah sakit
dan prasarana limbah cair rumah sakit. segera dilaksanakan agar proses
Permasalahan dalam pengelolaan limbah pengolahan air limbah dapat berjalan
cair ini adalah belum terlaksananya dengan baik sehingga tidak berdampak
pengelolaan secara rutin dan belum ada terhadap lingkungan di sekitarnya.
pelaporan yang baik dari setiap hasil Pelaksanaan pengelolaan limbah cair
kegiatan. Kegiatan pengawasan dilakukan sesuai dengan jadwal yang
pengelolaan limbah cair yang dilakukan di telah ada Seharusnya IPSRS membuat
RSUD Lubuk Basung dan BPLH adalah berita acara ataupun sistem pelaporan
berupa kegiatan pemeriksaan sampel yang jelas mengenai kegiatan pengelolaan
limbah cair di rumah sakit. Rumah sakit
harus segera melakukan tindak lanjut atas yang memenuhi baku mutu yang telah
hasil uji kualitas limbahnya karena dari disyaratkan.
tiga kali pemeriksaan sampel tidak ada

DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. Undang- 10. RSUD Lubuk Basung. 2011.
Undang Kesehatan RI Nomor 36 Dokumen UKL/UPL RSUD Lubuk
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Basung. Lubuk Basung; 2011.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 11. Chandra, Budiman. Pengantar
2009. Kesehatan Lingkungan. Jakarta:
2. Lutfi, Achmad. Pencemaran EGC; 2006.
Lingkungan [On Line]. Jakarta: 12. Subirosa, Boy. Sanitasi Air dan
Departemen Pendidikan Nasional; Limbah Pendukung Keselamatan
2004. Pasien Rumah Sakit. Jakarta:
3. Departemen Kesehatan RI. Salemba Medika; 2011
Permenkes Nomor 1204 Tahun 2004 13. Irwanto, Pondang. Faktor-Faktor
tentang Persyaratan Kesehatan Pendukung Kepemilikan IPAL
Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Departemen Kesehatan RI; 2004. Pada Rumah Sakit Yang Ada Di
4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kota Pematang Siantar Tahun 2003
Penatalaksanaan Pengelolaan Limbah [Skripsi]. Medan: FKM USU; 2003.
Padat dan Limbah Cair di Rumah 14. Anita Rahmawati, Agnes dan R.
Sakit. Jakarta: Departemen Azizah. Perbedaan kadar BOD,
Kesehatan RI; 2006. COD, TSS, dan MPN Coliform Pada
5. Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Air Limbah, Sebelum dan Sesudah
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Pengolahan di RSUD Nganjuk dalam
Rineka Cipta; 2004. Jurnal Kesling Volume 2 No.1 April
6. Syamsius N, Hery. Gambaran 2007 hal.97-110.
Pelaksanaan Prosedur Tetap 15. Departemen Kesehatan RI. Kepmen
Pengelolaan Limbah Cair Di Instalasi Lingkungan RI No. 58 Tahun 1995
Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit tentang Baku Mutu Limbah Cair
Umum Tanggerang Tahun 2009 Bagi Kegiatan Rumah Sakit. Jakarta:
[Skripsi]. Jakarta: FKM UI; 2009. Departemen Kesehatan RI; 1995.
7. Departemen Kesehatan RI. Menkes 16. Adisasmito, Wiku. Sistem
Membuka Lokakarya Penanganan Manajemen Lingkungan Rumah
Limbah Medis Tajam Pada Sakit. Jakarta : Grafindo Persada;
Pelayanan Kesehatan [On 2007.
Line].Jakarta: Departemen 17. Departemen Kesehatan RI. Surat
Kesehatan; 2003. Keputusan Menteri Kesehatan
8. Bapedalda Provinsi Sumatera Barat. Nomor 983 Tahun 1992 tentang
Gambaran Hasil Wasdal Pengelolaan Pedoman Rumah Sakit Umum.
Lingkungan Rumah Sakit di Provinsi Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
Sumatera Barat [Makalah]. Padang: 1992.
Bapedalda Provinsi Sumatera Barat; 18. Azwar, Azrul. Pengantar
2012. Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga.
9. Pencegahan, Penanganan, Jakarta: Binarupa Aksara; 2010.
Pengolahan Limbah Rumah Sakit 19. Muninjaya Gde. Manajemen
[On Line]. Dari Kesehatan. Jakarta: EGC; 2004.
http://www.klinikmedis.com [28 20. Nespita, Willia. Pelaksanaan
April 2012] Pengelolaan Limbah Medis Cair di
RSUD Adnaan WD Payakumbuh
Tahun 2009 [Skripsi]. Padang: 22. Satori, Djamaan dan Aan Komariah.
PSIKM UNAND; 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.
21. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Bandung: Alfabeta; 2009.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta; 2002.

Anda mungkin juga menyukai