Makalah SIAKD Kel V
Makalah SIAKD Kel V
DAERAH
Oleh:
KELOMPOK V
KELAS F
Asriana : 214200169
FAKULTAS EKONOMI
1
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim,
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan kami kesempatan
menyelesaikan makalah ini. Karena atas kuasa-Nyalah sehingga kami
masih diberi kesehatan untuk menyelesaikan makalah ini. Meskipun
menghadapi banyak hambatan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem
Informasi Akuntansi Keuangan Daerah, yang pembahasannya terkait
tentang prosedur pengeluaran gaji, taspen, kenaikan gaji
berkala,kekurangan gaji, dan kenaikan pangkat, serta uang duka.
penulis
2
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
2
3. Tunjangan apa saja yang terdapat dalam penggajian?
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Pengertian Prosedur gaji
1. Pengertian Prosedur
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih,
yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam
transaksi organisasi yang terjadi berulang-ulang.
2. Pengertian Gaji
Gaji adalah pengeluaran untuk kompensasi yang harus dibayarkan
kepada pegawai pemerintah berupa gaji pokok ditambah dengan
tunjangan-tunjangan yang sah yang berhak diterima oleh penerima
gaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2005.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1992 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.
3. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-31/PB/2009 tentang
perubahan atas Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-
39/PB/2008 tentang Tunjangan Beras dalam Bentuk Natura dan
Uang.
4. Besaran tunjangan umum diatur dalam Peraturan Pemerintah
No.12 Tahun 2006.
5. Undang-undang No. 8 tahun 1974 jo Undang-undang No. 43 Tahun
1999 tentang pokok-pokok kepegawaian
6. PP No. 99 tahun 2000 jo PP No. 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan
pangkat Pegawai Negeri Sipil
7. PP No. 9 Tahun 2003 tentang wewenang pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian PNS
8. Kep. Ka. BKN No. 12 Tahun 2001 tanggal 17 juni 2002 tentang
ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 99 Tahun 2000
tentang kenaikan pangkat.
5
9. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang No. 28 Tahun 2007.
10. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor
36 Tahun 2008.
11. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
541/KMK.04/2000 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo
Pembayaran dan Penyeroran Pajak, Penentuan Tempat
Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan
Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan
Pembayaran Pajak.
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-254/PMK.03/2008
tentang Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan
Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak
Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak
Penghasilan.
13. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor PER-57/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara
Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal
21/26.
14. Surat Edaran Dirjen Anggaran Nomor SE-2/A/522/0193 tanggal
Januari 1993 tentang Pembayaran Gaji Pokok Baru bagi Pegawai
Negeri Sipil dan Pejabat Negara
C. Daftar Gaji
Adapun daftar gaji terdiri dari:
1. Gaji Pokok
Gaji pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada
pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang beasrnya
ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
2. Tunjangan Keluarga
6
Tunjangan Keluarga adalah tunjangan yang diberikan kepada
pegawai negeri yang memiliki keluarga. Tunjangan keluarga
merupakan salah satu dari unsur gaji.
Tunjangan keluarga terdiri atas Tunjangan Istri/Suami dan
Tunjangan Anak.
Untuk mendapatkan tunjangan keluarga, pegawai harus
membuat Keterangan untuk Mendapatkan Pembayaran Tunjangan
Keluarga yang dikenal dengan KP.4.
a. Tunjangan Istri/Suami
Tunjangan Istri/Suami adalah tunjangan yang diberikan
kepada pegawai negeri yang memiliki istri atau suami.
Tunjangan istri/suami merupakan salah satu unsur gaji.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tunjangan
istri/suami adalah diberikan untuk satu istri/suami yang sah dari
pegawai negeri, yang dibuktikan dengan akta nikah dari Kantor
Urusan Agama atau Kantor Catatan Sipil; besarnya adalah 10%
dari gaji pokok; dihentikan pada bulan berikutnya setelah terjadi
perceraian atau suami/istri meninggal dunia;
b. Tunjangan Anak
Tunjangan Anak adalah tunjangan yang diberikan kepada
pegawai negeri yang mempunyai anak (anak kandung, anak tiri
dan anak angkat). Tunjangan anak merupakan salah satu dari
unsur gaji.
3. Tunjangan Jabatan Struktural
Tunjangan jabatan struktural merupakan tunjangan jabatan
yang diberikan kepada pegawai negeri yang menduduki jabatan
jabatan struktural sesuai dengan peraturan perundangan dan
ditetapkan dengan surat keputusan dari pejabat yang berwenang.
Ketentuan pembayaran tunjangan jabatan structural:
a. Besaran tunjangan jabatan struktural dibedakan menurut tingkat
eselon jabatan.
b. Tunjangan jabatan struktural sekaligus menentukan batas usia
pensiun bagi yang bersangkutan.
4. Tunjangan Jabatan Fungsional
7
Tunjangan Jabatan fungsional adalah tunjangan yang diberikan
kepada pegawai negeri berdasarkan kedudukan yang menunjukkan
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai
Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian/dan atau
keterampilan tertentu serta bersifat mandiri
5. Tunjangan Beras
Tunjangan beras atau Tunjangan Pangan adalah tunjangan
yang diberikan kepada pegawai negeri dan anggota keluarganya
dalam bentuk natura (beras) atau dalam bentuk inatura (uang)
dengan besaran sesuai ketentuan yang berlaku.Tunjangan beras
diberikan kepada pegawai negeri dalam bentuk natura (beras) dan
inatura (uang). Besaran tunjangan beras diberikan sebanyak 10
kg/orang/bulan atau setara dengan itu yang diberikan dalam bentuk
uang dengan besaran harga beras per kg-nya ditetapkan oleh
Menteri Keuangan. Banyaknya jumlah orang yang dapat diberikan
tunjangan beras adalah pegawai yang bersangkutan ditambah
jumlah anggota keluarga yang tercantum dalamdaftar gaji.
6. Tunjangan Umum
Tunjangan Umum adalah tunjangan yang diberikan dalam
rangka meningkatkan mutu, prestasi, pengabdian dan semangat
kerja bagi calon pegawai negeri sipil dan pegawai negeri sipil yang
tidak menerima tunjangan jabatan struktural atau tunjangan jabatan
fungsional atau tunjangan yang dipersamakan dengan tunjangan
jabatan. Tambahan tunjangan umum diberikan jika calon pegawai
negeri sipil dan pegawai negeri sipil menerima penghasilan (gaji
pokok, tunjangan keluarga, tunjangan beras dan tunjangan umum)
kurang dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah); Bagi PNS yang
memiliki Tunjangan Kompensasi Kerja (Tunjangan Bahaya Radiasi
bagi Pekerja Radiasi, Tunjangan Kompensasi Kerja bagi Pegawai
Negeri yang ditugaskan di Bidang Persandian, Tunjangan bahaya
Nuklir bagi PNS di Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional,
8
Tunjangan Pengelolaan Arsip Statis bagi PNS di lingkungan Arsip
Nasional Republik Indonesia dan tunjangan Bahaya Radiasi bagi
PNS di Lingkungan Badan Pengawas badan Tenaga Nuklir)
kepadanya tetap diberikan Tunjangan Umum, sepanjang
penghasilan PNS yang bersangkutan belum mencapai jumlah Rp.
1000.000,- (satu juta rupiah). Tunjangan umum bagi pegawai
negeri yang diperbantukan, dibayarkan oleh instansi tempat
pegawai negeri yang bersangkutan bekerja; Tunjangan umum bagi
pegawai negeri yang dipekerjakan tetap dibayarkan oleh instansi
induknya.
Besarnya Tunjangan Umum :
1) Gol IV = Rp190.000,-
2) Gol III = Rp185.000,-
3) Gol II = Rp180.000,-
4) Gol I = Rp175.000,-
7. Tunjangan Pajak Penghasilan Pasal 21
Tunjangan pajak penghasilan atau biasa di sebut dengan PPh
Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan
dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,
jasa,dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak
dalam negeri. saat ini PPh pasal 21 harus menjadi perhatian bagi
wajib pajak yang dikenakan PPh pasal 21.
8. Pembulatan
Pembulatan (pada gaji) adalah angka yang diperlukan dalam
perhitungan pembayaran gaji pegawai untuk memudahkan
penyelesaian administrasi pembayaran gaji. Angka pembulatan
sebagai salah satu unsur perhitungan penghasilan bruto yang
harus dicantumkan pada lajur yang telah tersedia dalam daftar gaji.
Angka pembulatan dicantumkan agar gaji yang diterima pegawai
jumlah bersihnya menjadi bulat, dengan ketentuan sebagai berikut:
Unsur penghasilan diadakan pembulatan ke atas menjadi satuan
rupiah (Rp 1); Unsur potongan diadakan pembulatan ke bawah
menjadi nol rupiah (Rp 0); Jumlah akhir dibulatkan ke atas menjadi
9
ratusan rupiah (Rp 100). Dalam menentukan besarnya gaji
diperhatikan kemampuan keuangan negara, selain itu harus pula
memperhatikan keadaan tempat di mana pegawai negeri itu
dipekerjakan.
10
berkalanya ditunda lagi tiap-tiap kali paling lama untuk waktu 1
(satu) tahun;
7. Apabila tidak ada alasan lagi untuk penundaan, maka kenaikan gaji
berkala tersebut diberikan mulai bulan berikutnya dari masa
penundaan itu;
8. Penundaan kenaikan gaji berkala dilakukan dengan surat
keputusan pejabat yang berwenang;
9. Masa penundaan kenaikan gaji berkala dihitung penuh untuk
kenaikan gaji berkala berikutnya.
E. Tunjangan Khusus
Tunjangan khusus adalah tunjangan yang diberikan kepada guru
yang ditugaskan di daerah khusus, kawasan perbatasan, dan pulau
kecil terluar oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sebagai
kompensasi atas kesulitan hidup yang dihadapi dalam melaksanakan
tugas di daerah khusus, baik guru PNS maupun guru bukan PNS yang
memenuhi kriteria. Tunjangan khusus Papua diberikan dengan latar
belakang bahwa pegawai berkedudukan di suatu daerah yang angka
indeks kemahalannya lebih besar daripada angka indeks kemahalan
daerah tertentu yang ditunjuk sebagai dasar (standar).
F. Gaji
1. Gaji 80% yaitu gaji yang didapatkan oleh CPNS dimana gajinya
didapatkan dengan gaji pokok dikalikan dengan 80%
2. Gaji 100% yaitu gaji yang didapatkan oleh PNS dengan secara
utuh yaitu 100% dari gaji pokok
3. Gaji/Pensiun/Tunjangan Bulan Ketiga Belas atau pupuler dengan
sebutan Gaji Ketiga Belas atau Gaji Tiga Belas adalah
gaji/pensiun/tunjangan ekstra yang diberikan kepada pegawai
negeri, pejabat negara, dan penerima pensiun/tunjangan
bersamaan dengan pemberian gaji induk/pensiun/tunjangan bulan
Juli.
4. Gaji 14 atau THR merupakan pengganti dari kenaikan gaji PNS
setiap tahunnya.Namun besaran THR lebih kecil dari gaji ke-13,
yakni satu kali gaji pokok. Sedangkan untuk gaji ke-13 meliputi gaji
11
pokok, tunjangan jabatan, dan tunjangan lain, seperti penghasilan
PNS yang biasa diterima setiap bulan.
5. Remunerasi adalah total kompensasi yang diterima oleh pegawai
sebagai imbalan dari jasa yang telah dikerjakannya. Biasanya
bentuk remunerasi diasosiasikan dengan penghargaan dalam
bentuk uang (monetary rewards), atau dapat diartikan juga sebagai
upah atau gaji
6. Honorarium atau Honor atau Honoraria adalah pembayaran atas
jasa yang diberikan pada suatu kegiatan tertentu Dalam konteks
belanja pegawai, honorarium adalah uang yang diberikan kepada
guru/dosen tidak tetap atau pegawai honorer yang akan diangkat
menjadi pegawai negeri. Bagi Guru/Dosen Tidak Tetap, adalah
honorarium adalah tunjangan jasa yang diberikan kepada
Pengajar/Guru/Dosen yang memberikan pelajaran pada suatu
Sekolah/Perguruan/Fakultas di luar tugas pokoknya di mana dalam
memberikan pelajaran tersebut diangkat dan ditunjuk dengan surat
keputusan oleh instansi bersangkutan menurut ketentuan yang
berlaku dan dalam waktu tertentu.
7. Sertifikasi
Sertifikasi profesional, kadang hanya disebut dengan sertifikasi
atau kualifikasi saja, adalah suatu penetapan yang diberikan oleh
suatu organisasi profesional terhadap seseorang untuk
menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk melakukan
suatu pekerjaan atau tugas spesifik. Sertifikasi biasanya harus
diperbaharui secara berkala, atau dapat pula hanya berlaku untuk
suatu periode tertentu. Sebagai bagian dari pembaharuan
sertifikasi, umumnya diterapkan bahwa seorang individu harus
menunjukkan bukti pelaksanaan pendidikan berkelanjutan atau
memperoleh nilai CEU (continuing education unit). Jadi Guru yang
sudah mendapat Sertifikat Pendidik berarti Guru tersebut sudah di
anggap profesional dalam menciptakan sistem dan praktik
pendidikan yang berkualitas. Sehingga Guru yang sudah mendapat
12
Sertifikat Pendidik diharapkan mampu membawa perubahan
pendidikan menjadi pendidikan yang berkualitas baik dari segi
proses maupun outputnya.
Tujuan Sertifikasi Guru adalah menentukan kelayakan guru
dalam melaksanakan tugas sebagai Pemegang peranan Penting
dalam pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Dengan Guru yang bersetifikat Pendidik melalui program Sertifikasi
guru merupakan salah satu langkah pemerintah dalam membangun
pendidikan yang berkulitas dan berkompeten baik di saat sekarang
atau di masa yang akan datang
G. Kekurangan Gaji
Kekurangan Gaji adalah kekurangan pembayaran gaji seseorang
pegawai negeri karena adanya kenaikan besaran komponen gaji,
sedangkan pembayaran gajinya atas dasar kenaikan besaran
komponen gaji tersebut tidak dilaksanakan tepat waktunya sesuai
dengan berlakunya perubahan besaran komponen penghasilan
tersebut. Kenaikan besaran komponen gaji ditetapkan dengan surat
penetapan/keputusan seperti kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala,
penyesuaian harga beras, dan lain-lain.
H. Uang Duka
Uang Duka Wafat adalah uang yang diberikan Pemerintah kepada
ahli waris Pegawai Negeri yang meninggal dunia biasa atau bukan
dalam dan karena menjalankan tugas
Uang Duka Wafat dibayarkan kepada ahli waris dengan besaran 3
x gaji terakhir PNS/ASN yang meninggal. Sama dengan UDT, UDW
juga dibayarkan oleh PT Taspen setelah ahli waris mengajukan klaim
ke PT Taspen.
Uang Duka Wafat (UDW) diberikan satu paket bersamaan dengan
Jaminan Kematian (JKM) lainnya sesuai PP 70/2015 yaitu santunan
sekaligus, biaya pemakaman, dan bantuan beasiswa (beasiswa hanya
diberikan bagi peserta yang kepesertaannya minimal sudah 3 tahun).
13
Ketentuan-ketentuan yang menyangkut pembayaran uang duka
wafat adalah sebagai berikut:
1. Dibayarkan kepada ahli waris sebesar tiga kali penghasilan
(seluruh penghasilan kecuali tunjangan pajak) sebulan tanpa
potongan;
2. Pembayaran uang duka wafat didasarkan pada surat kematian
yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang serendah-
rendahnya camat atau surat keterangan yang menyatakan pegawai
bersangkutan meninggal dunia/Visum dari Rumah Sakit
Uang Duka Tewas adalah uang yang diberikan kepada ahli waris
dari pegawai negeri yang tewas. Uang Duka Tewas adalah salah satu
manfaat dari Program Jaminan Kecelakaan Kerja. Seperti pernah saya
tuliskan sebelumnya mengenai JKK dan JKM bagi ASN, bahwa
manfaat JKK terdiri atas:
1. Perawatan;
2. Santunan; dan
3. Tunjangan cacat.
Ketentuan-ketentuan yang menyangkut pembayaran uang duka
tewas adalah sebagai berikut:
1. Uang duka tewas dibayarkan sebesar enam kali penghasilan
terakhir (seluruh penghasilan kecuali tunjangan pajak) sebulan
tanpa potongan;
2. Pembayaran uang duka tewas didasarkan pada surat keputusan
pejabat yang berwenang setelah mendapat persetujuan dari Kepala
Badan Kepegawaian Negara tentang pemberian uang duka tewas.
Adapun urut-urutan ahli waris penerima uang duka tewas adalah:
1. PNS/ASN yang tewas dan meninggalkan istri yang sah atau suami
yang sah, ahli waris yang menerima adalah istri yang sah atau
suami yang sah;
2. PNS/ASN yang tewas dan tidak meninggalkan istri yang sah atau
suami yang sah, ahli waris yang menerima adalah Anak; atau
3. PNS/ASN yang tewas dan tidak meninggalkan istri yang sah, suami
yang sah atau Anak, ahli waris yang menerima adalah Orang Tua.
Ada perbedaan pengertian antara tewas dan wafat. Menurut PP 70
Tahun 2015 yang menggantikan PP 12 Tahun 1981, pengertian tewas
adalah:
14
1. Meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas
kewajibannya; atau
2. Meninggal dunia dalam keadaan yang ada hubungannya dengan
dinas, sehingga kematian itu disamakan dengan meninggal dunia
dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya; atau
3. Meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung
jawab ataupun sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu;
Sedangkan wafat adalah meninggalnya PNS di luar 3 poin kriteria
di atas. Besaran Uang Duka Tewas bagi PNS/ASN yang meninggal
dan dinyatakan tewas adalah sebesar 6 kali gaji terakhir, dan
pembayarannya dilakukan dengan cara ahli waris mengajukan
klaim ke PT Taspen bersamaan dengan Fasilitas Jaminan
Kecelakaan Kerja lainnya.
I. Kenaikan Pangkat
Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas
prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap Negara,
serta sebagai dorongan kepada Pegawai Negeri Sipil untuk lebih
meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya.
Adapun golongan dan pangkat sesuai dengan tingkat pendidikan yang
diakui antara lain:
1. Pegawai baru lulusan SD atau sederajat = I/a
2. Pegawai baru lulusan SMP atau sederajat = I/b
3. Pegawai baru lulusan SMA atau sederajat = II/a
4. Pegawai baru lulusan D1/D2 atau sederajat = II/b
5. Pegawai baru lulusan D3 atau sederajat = II/c
6. Pegawai baru lulusan S1 atau sederajat = III/a
7. Pegawai baru lulusan S2 sederajad/S1 Kedokteran/S1 Apoteker =
III/b
8. Pegawai baru lulusan S3 atau sederajat = III/c
Struktur Golongan dan Pangkat PNS di Indonesia sampai IIIa
yakni:
1. Golongan Ia = Pangkat Juru Muda
2. Golongan Ib = Pangkat Juru Muda Tingkat 1
3. Golongan Ic = Pangkat Juru
4. Golongan Id = Pangkat Juru Tingkat 1
5. Golongan IIa = Pangkat Pengatur Muda
6. Golongan IIb = Pangkat Pengatur Muda Tingat 1
7. Golongan IIc = Pangkat Pengatur
15
8. Golongan IId = Pangkat Pengatur Tingkat 1
9. Golongan IIIa = Pangkat Penata Muda
10. Golongan IIIb = Pangkat Penata Muda Tingkat 1
11. Golongan IIIc = Pangkat Penata
12. Golongan IIId = Pangkat Penata Tingkat 1
13. Golongan IVa = Pangkat Pembina
14. Golongan IVb = Pangkat Pembina Tingkat 1
15. Golongan IVc = Pangkat Pembina Utama Muda
16. Golongan IVd = Pangkat Pembina Utama Madya
17. Golongan IVe = Pangkat Pembina Utama
Penjelasan terkait struktur golongan dan pangkat
a. Juru
Juru merupakan jenjang kepangkatan untuk PNS golongan
I/a hingga I/d. Apabila dilihat dari persyaratan golongannya,
maka yang menempati golongan ini adalah mereka dengan
pendidikan formal jenjang sekolah dasar, sekolah lanjutan
pertama, atau yang setingkat. Dari ketentuan tersebut dapat
diasumsikan bahwa pekerjaan-pekerjaan di tingkat kepangkatan
juru baru membutuhkan kemampuan dasar dan belum menuntut
suatu ketrampilan bidang ilmu tertentu. Dapat dikatakan bahwa
juru merupakan pelaksana pembantu (pemberi asistensi) dalam
bagian kegiatan yang menjadi tanggung jawab jenjang
kepangkatan di atasnya (pengatur).
b. Pengatur
Pengatur merupakan jenjang kepangkatan untuk PNS
Golongan II/a hingga II/d dengan sebutan secara berjenjang:
pengatur muda, pengatur muda tingkat I, pengatur, dan
pengatur tingkat I. Jika dilihat dari persyaratan golongannya
maka yang menempati golongan ini adalah mereka dengan
pendidikan formal jenjang sekolah lanjutan atas hingga diploma
III, atau yang setingkat. Dari ketentuan tersebut dapat
diasumsikan bahwa pekerjaan-pekerjaan di tingkat kepangkatan
pengatur sudah mulai menuntut suatu ketrampilan dari bidang
ilmu tertentu, namun sifatnya sangat teknis. dengan demikian
pada tingkatan ini, pengatur adalah orang yang melaksanakan
16
langkah-langkah realisasi suatu kegiatan yang merupakan
operasionalisasi dari program instansinya.
c. Penata
Penata merupakan jenjang kepangkatan untuk PNS
Golongan III/a hingga III/d dengan sebutan secara berjenjang:
penata muda, penata muda tingkat I, penata, dan penata tingkat
1. Jika dilihat dari persyaratan golongannya maka yang
menempati golongan ini adalah mereka dengan pendidikan
formal jenjang S1 atau Diploma IV ke atas, atau yang setingkat.
Dari ketentuan tersebut dapat diasumsikan bahwa pekerjaan-
pekerjaan di tingkat kepangkatan penata sudah mulai menuntut
suatu keahlian bidang ilmu tertentu dengan lingkup pemahaman
kaidah ilmu yang telah mendalam. dengan pemahamannya
yang komprehensif tentang sesuatu maka penata bukan lagi
sekedar pelaksana, melainkan sudah memiliki tanggung jawab
menjamin mutu proses dan keluaran kerja tingkatan pengatur.
d. Pembina
Pembina merupakan jenjang kepangkatan untuk PNS
Golongan IV/a hingga IV/e dengan sebutan secara berjenjang:
pembina, pembina tingkat I, pembina utama muda, pembina
utama madya dan pembina utama. Sebagai jenjang tertinggi,
kepangkatan ini tentunya diperoleh sesudah melalui suatu
perjalanan karier yang panjang sebagai PNS. Ini berarti
pekerjaan pada kelompok kepangkatan pembina semestinya
bukan saja menuntut suatu keahlian bidang ilmu tertentu yang
mendalam, namun juga menuntut suatu kematangan dan
kearifan kerja yang sudah diperoleh sepanjang masa kerjanya.
dengan demikian, pembina adalah model peran bagi jenjang-
jenjang di bawahnya guna keperluan membina dan
mengembangkan kekuatan sumberdaya untuk jangkauan
pandang ke depan.
17
Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh Surat Tanda Tamat
Belajar/Ijazah yang lebih tinggi dapat dinaikkan pangkatnya secara
bertahap dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh Surat Tanda Tamat
Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau yang
setingkat, yang masih berpangkat Juru Muda golongan ruang l/a
atau Juru Muda Tingkat I golongan ruang l/b dapat dinaikkan
pangkatnya menjadi Juru golongan ruang /lc;
2. Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh Surat Tanda Tamat
Belajar /Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Diploma I atau yang
setingkat, Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Guru
Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II, Ijazah Sarjana Muda, Ijazah
Akademi atau Ijazah Diploma III yang masih berpangkat Juru Muda
golongan ruang I/a sampai dengan Juru Tingkat I golongan ruang
I/d dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Muda golongan
ruang II/a, Pengatur Muda Tingkat I golongan ruang II/b, atau
Pengatur golongan ruang II/c sesuai dengan ljazah yang diperoleh;
3. Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh ljazah Sarjana (SI) atau
ljazah Diploma IV, ljazah Dokter, ljazah Apoteker, ljazah Magister
(S2), atau ljazah lain yang setara dan ljazah Doktor (S3) yang
masih berpangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a sampai
dengan Pengatur Tingkat I golongan ruang II/d dapat dinaikkan
pangkatnya menjadi Penata Muda golongan ruang III/a Penata
Muda Tingkat I golongan ruang III/b, atau Penata golongan ruang
III/c sesuai dengan ljazah yang diperoleh.
Jenis jenis kenaikan pangkat terdiri dari;
1. Kenaikan Pangkat Reguler
Kenaikan Pangkat Reguler adalah penghargaan yang
diberikan kepada PNS yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan tanpa terikat pada jabatan. Kenaikan Pangkat Reguler
dapat diberikan kepada PNS termasuk PNS yang :
a. Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki
jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu;
18
b. Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi
induk dan tidak menduduki jabatan;
c. Sepanjang tidak melampaui pangkat atasan langsungnya.
Kenaikan Pangkat Reguler diberikan pada PNS setingkat lebih
tinggi apabila :
a. Sekurang-kurangnya telah 4 ( empat ) tahun dalam pangkat
terakhir
b. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dalam 2 (dua) tahun
terakhir sekurang-kurangnya bernilai baik.
Kenaikan Pangkat Reguler yang dalam penilaian prestasi kerja
terdapat unsur penilaian yang bernilai cukup atau kurang, tidak
dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya.
2. Kenaikan Pangkat Pilihan
Kenaikan Pangkat Pilihan adalah kepercayaan dan
penghargaan yang diberikan kepada PNS atas prestasi kerjanya
yang tinggi.
a. Kenaikan Pangkat Pilihan Bagi PNS yang menduduki jabatan
struktural atau jabatan fungsional tertentu.
b. Kenaikan Pangkat yang menduduki jabatan tertentu, yang
pangkatnya ditetapkan dengan Keppres.
c. Kenaikan Pangkat Bagi PNS Yang Menunjukkan Prestasi Luar
Basa Baiknya.
d. Kenaikan Pangkat Bagi PNS Yang Menemukan Penemuan Baru
Yang Bermanfaat Bagi Negara.
e. Kenaikan Pangkat Bagi PNS Yang Diangkat Menjadi Pejabat
Negara.
f. Kenaikan Pangkat Bagi PNS Yang Memperoleh STTB / Ijasah /
Diploma.
g. Kenaikan Pangkat Bagi PNS Yang Melaksanakan Tugas Belajar
Dan Sebelumnya menduduki Jabatan Struktural Atau Jabatan
Fungsional Tertentu.
h. Kenaikan Pangkat Bagi PNS Yang Telah Selesai Mengkuti Dan
Lulus Tugas Belajar.
i. Kenaikan Pangkat Bagi PNS Yang Dipekerjakan Atau
Diperbantukan Di Luar Instansi Induknya Yang Diangkat Dalam
19
Jabatan Pimpinan Yang Telah Ditetapkan Persamaan
Eselonnya Atau Jabatan Fungsional Tertentu
SP2D
Penjelasan:
20
3. Jika kelengkapan dokumen dinyatakan lengkap dan sah PPK-
SKPD menyiapkan SPM-LS untuk ditandatangani oleh PA/KPA jika
dinyatakan tidak lengkap maka PPK menolak untuk menerbitkan
SPM-LS dan selanjutnya mengembalikan SPP-LS kepada
bendahara pengeluaran untuk dilengkapi dan diperbaiki. PPK-
SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-LS yang diterima
kedalam register penolakan SPP, Namun apabila SPP-LS diterima
maka akan diterbitkan SPM-LS untuk disampaikan ke KPPN
21
5. Kemudian di Kas Daerah mencairkan uang di Bank yang telah
ditentukan untuk dipindah bukukan ke rekening masing-masing
pegawai yang bersangkutan sebagai imbalan dari hasil kerja
pegawai.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
TUNJANGAN (SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth.
SKPD ..
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor . Tahun ....... tentang Penjabaran
APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Gaji dan Tunjangan sebagai
berikut:
a. Urusan Pemerintahan : .
b. SKPD : .
c. Tahun Anggaran : .
(terbilang: )
22
(terbilang: )
Bendahara Pengeluaran
Nama Lengkap)
NIP.
23
Pengisian disertai dengan jumlah terbilang dari dana SPD
yang belum dicairkan tersebut.
b. Ringkasan SPP-LS
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
TUNJANGAN (SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
Nomor : Tahun .
RINGKASAN
24
RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD
RINGKASAN SPD
Urut
1.
2.
I-II. Rp ..
RINGKASAN SP2D
SP2D Peruntukan UP .
SP2D Peruntukan GU .
SP2D Peruntukan TU .
JUMLAH III. Rp ..
II-III Rp .
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
25
2) Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD diisi
dengan jumlah dana Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/
DPAL-SKPD untuk satu tahun anggaran yang bersangkutan.
26
8) Pada kolom di samping kanan LS Pengadaan Barang dan
Jasa diisi dengan jumlah belanja LS Pengadaan Barang dan
Jasa berdasarkan SPJ terkait.
c. Rincian SPP-LS
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
TUNJANGAN (SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
RINCIAN
BULAN: ..
Nomor urut Kode. Rekening Uraian Jumlah
(rincian objek) Rp
1
2
3
4
5
27
6
7
8
9
Jumlah
, ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
28
8) Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan
nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi
NIP bendahara pengeluaran.
29
3. SPP-TU adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara
pengeluaran untuk permintaan tambahan uang persediaan guna
melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifat mendesak dan tidak
dapat digunakan untuk pembayaran Iangsung dan uang
persediaan.
K. Taspen
1. Mengisi formulir
2. Melampirkan
30
Setelah mengisi formulir yang diberikan, para pensiun diwajibkan
mengembalikan formulir tersebut dengan melampirkan:
31
5. Setelah peserta melengkapi dokumen-dokumen tersebut maka
peserta pensiun dapat langsung mengambil pensiunnya dengan
cara:
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
33
(PA/KPA) menerima SPP-LS pembayaran gaji dan tunjangan.
Kemudian PPK-SKPD mencatat SPP-LS yang diterima ke dalam
register SPP-LS. PPK-SKPD atas nama PA/KPA meneliti
kelengkapan dokumen SPP-LS.
34
e. Kemudian di Kas Daerah mencairkan uang di Bank yang
telah ditentukan untuk dipindah bukukan ke rekening masing-
masing pegawai yang bersangkutan sebagai imbalan dari hasil
kerja pegawai.
DAFTAR PUSTAKA
Bkd.2015.Pengeluaran gaji(online),
(http://bkd.sumedangkab.go.id/profile/index.php?
35
option=com_content&view=article&id=80&Itemid=182 diakses tanggal 14
November 2016)
DAFTAR PERTANYAAN
Pertanyaan :
Jawaban:
36
MP= 2,5% x MK x PhDP
37