Anda di halaman 1dari 3

Adji Isni Ulfaidah

14/362598/KG/9895

Resume Jurnal dengan Judul

Komunikasi dengan anak dan orang tua: rekomendasi untuk dokter gigi
pediatrik pada pendekatan yang berpusat dengan anak-orang tua.

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk seseorang dalam
menyampaikan pesan. Adapun kemampuan berkomunikasi ini sangat penting bagi dokter
gigi. Terkhusus dokter gigi pediatri yang harus berkompeten dan memiliki keterampilan
dalam berkomunikasi agar nantinya dapat memberikan perawatan yang berpusat kepada
pasien anak dan orang tua yang datang ke klinik untuk melakukan perawatan gigi.

Menurut Adair (2004) keterampilan berkomunikasi merupakan alat yang paling


penting untuk mencapai tujuan mereka yang secara efektif dan efisien melakukan perawatan
gigi yang diperlukan serta untuk menanamkan pada anak sikap positif terhadap perawatan
gigi. Komunikasi yang baik akan memungkinkan dokter gigi pediatrik untuk membuat anak
dapat bersikap positif dalam perawatan gigi, meningkatkan interaksi dengan orang tua, dan
memungkinkan untuk anak dan orangtua dalam mendapatkan pengalaman perawatan gigi
yang lebih baik. Dengan menggunakan strategi ini dapat dipastikan bahwa dokter gigi
pediatrik akan dilengkapi dengan pengetahuan untuk mengidentifikasi jenis hubungan ibu
dan anak, keterampilan komunikasi yang efektif, keterampilan bernegosiasi, dan yang
terakhir pemecahan masalah. Dalam kasus ini dokter gigi pediatrik membantu orang tua dan
anak-anak dalam mengatasi kecemasan mereka serta mengurangi kecenderungan perilaku
yang tidak pantas, sehingga sangat penting untuk memberitahukan kesulitan yang mungkin
ada dalam hubungan orangtua dan anak. Orang tua dikatakan merupakan kunci untuk
memastikan psikologis, sosial, dan kognitif pengembangan mental anak-anak mereka. Ibu
cemas dan agresif cenderung menjadi emosional serta lalai, tidak mendengar kata-kata dan
kebutuhan anak-anak mereka. Akibatnya ada ketidakcocokan antara orangtua dan anak. Oleh
karena itu, ketika anak-anak membombardir orangtua mereka dengan perilaku negatif dalam
upaya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tua mereka, orangtua pun
merespon dengan negatif pula berupa permusuhan yang mengakibatkan kepatuhan anak
kurang dan dapat mengganggu perilaku. Dengan demikian, anak-anak gelisah memandang
baru situasi sebagai ancaman dan memilih untuk berperilaku menghindar. Maka dari itu
dokter gigi pediatrik harus dapat mengakui agresif dan cemas hubungan orangtua dan anak
karena ini akan membantu untuk mencegah perilaku orangtua yang mengganggu agar dapat
melaksanakan perawatan dengan baik serta memberikan pengalaman baik bagi orangtua
maupun anak.

Disarankan agar orang tua diajarkan metode pendekatan pemecahan masalah dengan
penurunan interaksi penolakan, peningkatan hubungan kekeluargaan, serta komunikasi yang
searah antara orangtua dan anak serta dengan perawatan kesehatan yang profesional.
Tampaknya bahwa dokter gigi spesialis yang efektif dan menentukan perilaku keterampilan
pemecahan masalah akan dapat membantu anak-anak gelisah dan orang tua mereka
menerima perawatan kesehatan gigi karena intervensi pemecahan masalah yang mengurangi
kegelisahan orangtua dan anak dapat meningkatkan keefektifan, dan kepuasan perawatan
medis.

Keterampilan bernegosiasi dan persiapan anak juga sangat penting bagi dokter gigi
untuk membangun suatu hubungan, dapat memberikan penjelasan yang dapat dipahami,
menanamkan kepercayaan, dan mengurangi antisipatif kecemasan pada orang tua dan anak.
Perlunya keterampilan bernegosiasi dibutuhkan dalam mendiskusikan rencana pengobatan
dengan anak dan orangtua mereka serta kepuasan perawatan. Strategi yang diakui dan serta
efektif negosiasi yaitu wawancara motivasi, oleh karena itu dokter gigi harus mengikuti
pelatihan dan menguasai kemampuan dalam wawancara motivasi dan intervensi berbasis
komunikasi karena keterampilan ini dapat mengaktifkan ke dokter gigi pediatrik
mempersiapkan orang tua dan anak-anak untuk perawatan gigi.
Daftar Pustaka :

Freeman, R Communicating with children and parents: recommendations for a child-parent-


centred approach for paediatric dentistry. International journal paediatric dentistry; 2008: 9.

Anda mungkin juga menyukai