Ilmu Kulit - Kelamin PDF
Ilmu Kulit - Kelamin PDF
Diagnosis Diferensial:
Dermatitis seboreika
Psoriasis
Pitiriasis rosea
Tinea Korporis
Bentuk khusus tinea korporis :
Tinea Imbrikata
Penyebab: Trichophyton concentricum
Klinis: lingkaran skuama konsentris. Bila
menahun menyerupai iktiosis
Tinea Favosa
Penyebab:
T.schoenleini, T.violaceum, M.gypseum
Khas : krusta seperti cawan (skutula), mengenai
badan dan kepala menyebabkan alopesia
permanen
Di Indonesia jarang.
Tinea Korporis
Sediaan basah KOH 10% Tatalaksana
(rambut), 20% (kulit), 30% DOC: Griseofulvin
(kuku) utk hancurkan Obat topikal:
epitel & debris sediaan
jernih. Dapat + zat warna, Bila lesi terbatas
mis: tinta parker blue- Vehikulum sesuai stadium
lesi
black. Mikroskop cahaya
pembesaran 100X & 400X Tinea unguium 1-2 kuku
dan tanpa kena bagian
Hifa sejati dan proksimal, + pengikiran
artrospora(segmen hifa bagian kuku yg rusak
menggembung dan dinding
menebal terpisah) Obat sistemik:
Media agar dekstrosa Lesi luas
Sabouraud Tdk resposnif thdp obat
topikal
Kronik berulang
Kandidosis
penyakit jamur bisa bersifat
Bentuk klinis:
Kandidosis intertriginosa: Lesi di
daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha,
akut/subakut disebabkan oleh genus intergluteal, lipat payudara, sela jari,
Candida glans penis, dan umbilikus berupa
bercak berbatas tegas, bersisik, basah,
Klasifikasi eritematosa. Dikelilingi oleh satelit
Kandidosis mukosa: kandidosis oral, berupa vesikel-vesikel dan pustul-
perleche, vulvovaginitis, balanitis, pustul kecil atau bula
mukokutan kronik, bronkopulmonar Kandidosis perianal: Lesi berupa
Kandidosis kutis: lokalisata, maserasi seperti dermatofit tipe basah
generalisata, paronikia & onikomikosis, Kandidosis kutis generalisata: Lesi
granulomatosa terdapat pada glabrous skin. Sering
Kandidosis sistemik: endokarditis, disertai glossitis, stomatitis, paronikia
meningitis, pyelonefritis, septikemia Pemeriksaan: KOH (selragi,
Reaksi id (kandidid) blastospora, hifa semu), kultur di
Faktor agar Sabouraud
Endogen: perubahan fisiologik Pengobatan: hindari faktor
(kehamilan, obesitas, iatrogenik, DM, predisposisi, antifungal (gentian
penyakit kronik), usia (orang tua &
bayi), imunologik violet 0,5-1%, nistatin, amfoterisin B,
Eksogen: iklim panas, kelembaban grup azole)
tinggi, kebiasaan berendam kaki,
kontak dengan penderita
95-96. Kusta/morbus Hansen
Penyakit infeksi kronik akibat infeksi
Mycobacterium leprae
Gejala klinis:
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Tuberculoid Lepromatous
Few well-defined hypopigmented Skin-colored or slightly
hypesthetic macules with raised edges erythematous papules/nodules.
and varying in size from a few
millimeters to very large lesions Lesions enlarge; new lesions occur
covering the entire trunk. and coalesce. Later: symmetrically
Erythematous or purple border and distributed nodules, raised plaques,
hypopigmented center. Sharply defined, diffuse dermal infiltrate, which on
raised; often annular; enlarge face results in loss of hair (lateral
peripherally. Central area becomes eyebrows and eyelashes) and
atrophic/depressed. leonine facies (lion's face).
Advanced lesions are anesthetic, devoid Bilaterally symmetric involving
of skin appendages (sweat glands, hair earlobes, face, arms, and buttocks,
follicles). test pinprick, temperature, or less frequently the trunk and
vibration
lower extremities.
Any site including the face.
May be a thickened nerve on the edge
More extensive nerve involvement
of the lesion; large peripheral nerve
enlargement frequent (ulnar).
Wolff K. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology, 5th ed. McGraw-Hill; 2007.
Tipe Lesi Batas Permukaan BTA Lepromin
I Makula Jelas Halus agak - +
hipopigmentasi berkilat,
anestesi
TT Makula eritematosa Jelas Kering - + kuat
bulat/lonjong, bagian bersisik,
tengah sembuh anestesi
BT Makula eritematosa Jelas Kering +/- + lemah
tidak teratur, mula- bersisik,
mula ada tanda anestesi
kontraktur
BB Plakat, dome-shaped, Agak Agak kasar, + -
punched-out jelas agak berkilat
BL Makula infiltrat merah Agak Halus + -
jelas berkilat
LL Makula infiltrat difus Tidak Halus + kuat -
berupa nodus simetri, jelas berkilat
saraf terasa sakit
Pausibasilar Multibasilar
Lesi kulit 1-5 lesi >5 lesi
(makula datar, papul Hipopigmentasi/eritema Distribusi lebih simetris
meninggi, nodus) Distribusi tidak simetris Hilangnya sensasi kurang
Hilangnya sensasi yang jelas
jelas
Kerusakan saraf Hanya satu cabang saraf Banyak cabang saraf
(menyebabkan hilangnya
sensasi/kelemahan otot
yang dipersarafi)
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
SSJ
Sindrom yang mengenai kulit, selaputlendir di orifisium, dan mata
dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat
Penyebab: alergi obat (>50%), infeksi, vaksinasi, graft vs host
disease, neoplasma, radiasi
Reaksi hipersensitivitas tipe 2
Trias kelainan
Kelainan kulit: eritema, vesikel, bula
Kelainan mukosa orifisium: vesikel/bula/pseudomembran pada
mukosa mulut (100%), genitalia (50%). Berkembang menjadi krusta
kehitaman
Kelainan mata: konjungtivitis
Komplikasi: bronkopneumonia, gangguan elektrolit, syok
Pengobatan: KS sistemik-oral, antibiotik, suportif
Epidermolisis </= 10%
TEN
SSJ leboh berat
Epidermolisis >30%
Demam (sering kali >39) dan flu-like illness 1-3 hari
sebelum lesi mukokutaneus muncul
Eritema yang berkonfluensi
Facial edema or central facial involvement
Lesi terasa nyeri
Palpable Purpura
Nekrosis kulit, dan blisters and/or epidermal detachment
Krusta/erosis pada membran mukosa, sore throat
Gangguan penglihatan karena ada keterlibatan mata
Pengobatan: KS sistemik-oral, antibiotik, suportif
Akne Vulgaris
Penyakit peradangan kronik folikel pilosebasea
Faktor: perubahan pola keratinisasi dalam folikel, produksi
sebum , terbentuknya fraksi asam lemak bebas,
peningkatan jumlah flora folikel (Propionibacterium acnes),
pembentukan circulating antibodies, peningkatan kadar
hormon androgen, stress psikis, faktor lain (usia, ras,
familial, makanan, cuaca)
Gejala klinis:
Predileksi: muka, bahu, dada atas, punggung atas
Erupsi kulit polimorfi:
Tak beradang: komedo, papula tidak beradang
Beradang: pustula, nodus, kista beradang
Derajat
Pengobatan
Topikal:
Iritan: sulfur, asam salisilat, peroksida benzoil, asam retinoat
Antibiotik: oksitetrasiklin, eritromisin
Antiinflamasi: hidrokortison, triamsinolon intralesi
Sistemik
Antibiotik: tetrasiklin, eritromisin, doksisiklin, trimethoprim
Obat hormonal: estrogen, siproteron asetat
Vitamin A
Antiinflamasi
Terapi oral (Sistemik) diberikan pada acne sedang-berat
Dermatitis Kontak
Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis kontak alergi
Reaksi peradangan kulit imunologik,
Reaksi peradangan kulit nonimunologik (tanpa diperantarai cellmediated immune response
didahului proses desensitisasi) (hipersensitivitas tipe IV)
Dapat diderita semua orang Mengenai orang yang kulitnya hipersensitif
Penyebab: hapten (alergen yang belum
Penyebab: bahan iritan diproses, lipofilik, sangat reaktif, mampu
Gejala: beragam tergantung sifat iritan menembus stratum korneum)
Fase: sensitisasi & elitisasi
Akut: kulit terasa oedih, panas, terbakar,
Gejala:
eritema edema, bula Akut: gatal, eritema, edema, papulovesikel,
Kronik: kulit kering, eritema, skuama, vesikel, bula
Kronik: kulit kering, skuama, papul,
hiperkeratosis, likenifikasi likenifikasi, fisur
Jenis: DD: DKI
Kategori mayor: DKI akut, DKI kumulatif Pemeriksaan: uji tempel
Antigen dibiarkan menempel selama 48 jam
(kronis) Pembacaan dilakukan 2 kali: pertama
Kategori lain: DKI lambat akut, reaksi dilakukan 15-30 menit setelah dilepas; kedua
dilakukan 72-96 jam setelah dilepas
iritasi, DKI traumatik, DKI eritematosa, Bila reaksi bertambah (crescendo) di antara
DKI subyektif kedua pembacaan, cenderung ke respons
alergi. Disesuaikan juga dengan keadaan
Pengobatan: menghindari pajanan, KS klinis.
Pengobatan: menghindari pajanan, KS
Uji tempel digunakan untuk membedakan DKA dengan DKI
Antigen dibiarkan menempel selama 48 jam
Pembacaan dilakukan 2 kali: pertama dilakukan 15-30 menit setelah
dilepas; kedua dilakukan 72-96 jam setelah dilepas
Bila reaksi bertambah (crescendo) di antara kedua pembacaan, cenderung
ke respons alergi. Disesuaikan juga dengan keadaan klinis.
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Psoriasis Vulgaris
Bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar berlapis-lapis dan
transparan
Predileksi: skalp, perbatasan skalp-muka, ekstremitas ekstensor (siku &
lutut), lumbosakral
Khas: fenomena tetesan lilin, Auspitz sign, Kobner sign
Patofisiologi:
Genetik: berkaitan dengan HLA
Imunologik: diekspresikan oleh limfosit T, sel penyaji antigen dermal,
dankeratinosit
Pencetus: stress, infeksi fokal, trauma, endokrin, gangguan metabolisme,
obat,alkohol, dan merokok
Tata laksana:
Topikal: preparat ter, kortikosteroid, ditranol, tazaroen, emolien, dll
Sistemik: KS, sitostatik (metotreksat), levodopa, etretinat, dll
PUVA (UVA + psoralen)
Skabies
Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis
Transmisi: kontak langsung (skin to skin), tidak langsung (pakaian)
Kelainan kulit akibat terowongan tungau atau karena garukan
penderita
Gejala:
Pruritus nokturna
Menyerang manusia secara kelompok
Adanya terowongan (kunikulus) yang berwarna putih/keabuan,
lurus/berkelok, panjang 1 cm, pada ujung didapatkan papul/vesikel.
Predileksi: sela jari tangan, pergelangan tangan bag volar, siku luar,
lipat ketiak depan, areola mammae, umbilikus, bokong, genitalia
eksterna, perut bawah
Ditemukan tungau
Obat: sulfur presipitat 4-20%, benzil benzoat 20-25%, gameksan 1%,
krotamiton 10%, permetrin 5%
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Sifilis
Treponema pallidum, kronik, bersifat sistemik
Dapat menyerang hampir semua organ, dapat menyerupai banyak
penyakit (the great imitator), mempunyai masa laten, dapat
ditularkan dari ibu ke janin
Stadium dini (menular)
Stadium I (sifilis primer): papul lentikular yang kemudian menjadi
ulkus dinding tidak bergaung, indolen, teraba indurasi, tidak ada
radang akut (ulkus durum) biasanya di genitalia eksterna. Seminggu
setelah afek primer terdapat pembesaran KGB inguinal
Stadium II (sifilis sekunder): 6-8 minggu sejak S I, dapat menyerupai
berbagai kelainan kulit (the great imitator), dapat memberi kelainan
pada mukosa, KGB, mata, hepar, tulang, saraf. Kelainan biasanya tidak
gatal, sering disertai limfadenitis generalisata
Sifilis laten dini: tidak ada gejala klinis, tetapi infeksi masih aktif. Tes
serologi darah (VDRL, TPHA) positif
Stadium rekuren: relaps dapat terjadi berupa kelainan kulit mirip sifilis
sekunder
Chancre of Primary Syphilis on
Labium
Longo DL. Harrisons principles of internal medicine, 18th ed. McGraw-Hill; 2012.
Condyloma Akuminata
Vegetasi oleh HPV tipe 6,11 bertangkai dan
permukaannya berjonjot
Transmisi melalui kontak langsung
Predileksi : daerah lipatan yang lembab (genitalia
eksterna, perineum)
UKK: vegetasi bertangkai berwarna
kemerahan/kehitaman, papilomatosa
Th/: Kemoterapi (podofilin, asam triklorasetat
atau 5-fluorourasil), Bedah listrik, Bedah beku
(N2, N2O cair), Bedah skalpel, Laser CO2,
Interferon,Imunoterapi
Duh tubuh
Trikomoniasis
Infeksi saluran urogenital bagian bawah oleh Trichomonas vaginalis, bisa
bersifat akut/kronik, penularan biasanya melalui hubungan seksual (dapat
juga melalui pakaian atau karena berenang)
Gejala klinis:
Pada wanita:
Sekret vagina seropurulen berwana kekuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak,
berbusa
Dinding vagina kemerahan, terdapat abses yang tampak sebagai granulasi berwarna
merah (strawberry appearance), dispareunia, perdarahan pascakoitus, perdarahan
intermenstrual
Pada laki-laki: gambaran klinis lebih ringan, mirip uretritis nongonore
Pemeriksaan:
Sediaan basah
Pemeriksaan pewarnaan Giemsa
Pengobatan:
Topikal: cairan irigasi (H2O, asam laktat), supositoria/gel trikomoniasudal
Sistemik: metronidazol (2 g single dose atau 500 mg x 7 hari), tinidazol
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Tatalaksana selain GO
CDC-dosis rekomendasi:
Metronidazole 500 mg orally twice a day for 7 days, OR
Metronidazole gel 0.75%,) intravaginally, once a day for 5
days, OR
Clindamycin cream 2% intravaginally at bedtime for 7 days
Keganasan Pada Kulit
Karsinoma sel basal
Berasal dari sel epidermal pluripoten. Faktor
predisposisi: lingkungan (radiasi, arsen, paparan sinar
matahari, trauma, ulkus sikatriks), genetik
Usia di atas 40 tahun
Biasanya di daerah berambut,invasif, jarang metastasis
Bentuk paling sering adalahnodulus: menyerupai
kutil,tidak berambut, berwarnacoklat/hitam, berkilat
(pearly),bila melebar pinggirannyameninggi di tengah
menjadiulkus (ulcus rodent) kadangdisertai
talangiektasis, terabakeras
Karsinoma sel skuamosa Melanoma maligna
Berasal dari sel epidermis. Etiologi belum pasti. Mungkin
Etiologi: sinar matahari, faktor herediter atau iritasi
genetik, herediter, arsen, berulang pada tahi lalat
radiasi, hidrokarbon, ulkus Usia 30-60 tahun
sikatrik Bentuk:
Usia tersering 40-50 tahun Superfisial: Bercak dengan
Dapat bentuk intraepidermal warna bervariasi, tidak teratur,
Dapat bentuk invasif: mula berbatas tegas, sedikit
mula berbentuk nodus keras, penonjolan
licin, kemudian berkembang Nodular: nodus berwarna biru
menjadi verukosa/papiloma. kehitaman dengan batas tegas
Fase lanjut tumor menjadi Lentigo melanoma maligna:
keras, bertambah besar, plakat berbatas tegas, coklat,
invasif, dapat terjadi ulserasi. kehitaman, meliputi muka
Metastasis biasanya melalui Prognosis buruk
KGB.