Oleh :
1 Hafezd Herlando L 9 Nia Fernika
2 Irma Mutiara Sari 10 Nurainah
3 Kurnia Afriyanti 11 Retno Sunartanti
4 Lesdi Dian Mayasari 12 Seneng Wahyuti
5 Murtaqiyatul Ulfah 13 Sri Rosnindar
6 Nana Susanti 14 Tri Martini
7 Neny Agustiani 15 Ewin Nahwiyah
8 Ni Putu Ari Widayani
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL (COVER) .........................................................................
i
KATA PENGANTAR.........................................................................................
ii
DAFTAR ISI......................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................
1
B. Tujuan ...............................................................................................
2
C. Manfaat...............................................................................................
2
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................
1
B. Saran...................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, angka kekerasan terhadap perempuan (KtP), cenderung
meningkat. Dalam Lembar Fakta Catatan Tahunan yang dirilis setiap
tahun oleh Komnas Perempuan, tercatat ada sebanyak 279.760 kasus
KtP pada sepanjang tahun 2013. Dari jumlah tersebut, 96%
diantaranya merupakan kekerasan dalam rumah tangga dan juga
kekerasan dalam masa pacaran. Namun ironisnya, tingginya angka
kekerasan yang terlapor tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan
lembaga layanan bagi korban.
Puskesmas merupakan salah satu lembaga yang dijadikan
sebagai tempat Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan/Anak.
Pengembangan puskesmas mampu tata laksana kasus kekerasan
terhadap perempuan/anak (KtP/A) memerlukan dukungan sumber
daya, bantuan teknis dan pembinaan dari Kementerian Kesehatan,
Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten / Kota. Kementerian
Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi bertanggung jawab untuk
memfasilitasi Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota selaku penanggung
jawab langsung terhadap pencapaian indicator yang ditetapkan di
dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Indikator tersebut meliputi cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapat pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan terlatih di Puskesmas mampu tatalaksana kasus KtP/A,
cakupan tenaga kesehatan terlatih tentang tatalaksana kasus korban
KtP/A di Puskesmas.
Pencapaian indikator tersebut membutuhkan peran aktif lintas
sektor terkait dengan menggunakan pendekatan multidisiplin. Oleh
karena itu kerjasama dalam bentuk kemitraan dan pengembangan
jejaring merupakan suatu keharusan.
Dalam pengembangan Puskesmas mampu tatalaksana kasus
KtP/A, diperlukan pelatihan tenaga kesehatan puskesmas tentang
teknis penanggulangan kasus KtP/A. Keterampilan teknis dimaksud
harus didukung oleh kemampuan untuk mengembangkan dan
mengelola suatu pelayanan yang memerlukan pendekatan kemitraan
dan jejaring dengan sektor terkait.
Untuk mencapai hal tersebut diatas, perlu dilakukan kunjungan
studi banding di Puskesmas Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur dan
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
(P2TP2A) Provinsi DKI Jakarta dalam rangka mengetahui Kegiatan
Program Penanganan KtP/A.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pelaksanaan kegiatan program penanganan kekerasan
terhadap perempuan/anak secara komprehensif di Puskesmas
Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur dan Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi DKI
Jakarta.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu mengidentifikasi KtP/A melalui deteksi dini
b) Mampu mengembangkan sikap dan keterampilan dalam
penanganan KtP/A
c) Mampu tatalaksana konseling pada korban KtP/A
C. Manfaat
1. Mengetahui secara langsung cara konseling penanganan
kekerasan terhadap perempuan/anak di Puskesmas Kecamatan
Jatinegara Jakarta Timur dan Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi DKI
Jakarta
2. Mampu menerapkan cara konseling penanganan kekerasan
terhadap perempuan/anak di Puskesmas masing-masing.
BAB II
GAMBARAN UMUM
3. Tujuan Lembaga
P2TP2A Provinsi DKI Jakarta memiliki tujuan umum
untuk melakukan pelayanan bagi tindak kekerasan terhadap
perempuan dan anak dan berupaya memberikan kontribusi
terhadap pemberdayaan perempuan dan anak dalam rangka
terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender. Disamping tujuan
umum, P2TP2A juga memliki tujuan khususnya yaitu :
LOKET
Pendaftaran
Unit 24 Jam (hari libur) Ruang KTP/A & KDRT (hari kerja)
Pengobatan Pengobatan
Konseling Konseling
No
1 Kampung Melayu 0
2. Rawa Bunga 3
3. Bali Mester 0
5. Bidara Cina I 0
6. Bidara Cina II 0
8. Cip.Cempedak 1
9. Cip.Bes.Selatan I 0
10. Cip.Bes. Selatan II 0
11. Cip.Bes.Utara 1
12. Cip.Muara 2
Luar Wilayah 3
Total Kecamatan 10
N Tindak
2013 2014 Januari s/d Agustus 2015
o Kekerasan
1 FISIK 6 0 7
2. PSIKIS 8 0 10
3. SEXUAL 1 0 2
TOTAL 15 0 19
4. Data kejadian berdasarkan kasus
1 KDRT 6 0 8
2. KTP 0 0 1
3. KTA 2 0 0
TOTAL 8 0 9
A. Kesimpulan
1. Pelayanan KTP/A & KDRT terlaksana dengan kurang
maksimal, sesuai kondisi PKM Kec.Jatinegara
2. Sosialisasi KTP/A & KDRT sudah dilaksanakan baik di dalam
gedung maupun di luar gedung
3. Terjalin dengan baik kerjasama antar mitra (Polres & P2TP2A)
B. Saran
1. Penambahan petugas terlatih KTP/A & KDRT
2. Ruangan untuk penanganan Khusus klien KTP/A & KDRT
LAMPIRAN