Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN JOB TRAINING

AREA PENGOLAHAN BAHAN


(FLOOR TILE 2)

Disusun Oleh:
Altaeoz Dwi Indon D. (3030053517/FT2)

DEPARTEMENT LISTRIK DIVISI TEKNIK FT-2


PT. ROMAN CERAMIC INTERNATIONAL
NGORO INDUSTRIAL PARK - MOJOKERTO
2017
1. PENDAHULUAN
PT. Roman Ceramic International adalah salah satu perusahaan yang tergabung dalam
Lyman Group dan bergerak pada proses produksi keramik tegel untuk lantai maupun dinding.
RCI memiliki dua bangunan yang terpisah baik letak posisi maupun sistem managerial-nya
dalam mendukung proses produksi yakni Floor Tile 1 (FT-1) yang mencakup produksi FT
(Floor Tile) dan WT (Wall Tile), dan juga Floor Tile 2 (FT-2) yang hanya memproduksi Floor
Tile. FT-2 dibagi menjadi beberapa unit area kerja yang meliputi : Pengolahan Bahan
(Crusher, Green Body Preparation & BMG), Press Hidrolic Gazing Line (Press Hidrolic, Eva
Dryer & Glazing Line), Roll Kiln (TGV & RK) dan Sorting Line.
Pada laporan ini akan dibahas mengenai proses produksi yang dilaksanakan pada FT-2
khususnya pada area pengolahan bahan. Untuk mendapatkan hasil produk dengan label grade
KW1 atau produk unggulan perusahaan, tentunya dibutuhkan proses pengolahan bahan baku
pembuatan keramik yang kompleks dan terkendali. Dengan dasar pencampuran material yang
tepat dan terukur serta proses pengolahan bahan yang bersih maka akan dapat membantu
dalam mendapatkan produk dengan kualitas terbaik. Beberapa area kerja yang ada dalam
pengolahan bahan yakni, Crusher, Pengolahan Bahan (Green Body Preparation) dan BMG
(Ball Mill Glazure). Tujuan utama dalam proses pengolahan bahan pada area pengolahan
bahan adalah untuk mendapatkan hasil powder yang baik untuk proses produksi selanjutnya
yakni press atau dapat diartikan juga langkah untuk mencetak green body sebuah tegel. Selain
powder, pada area BMG yang juga dalam lingkup area pengolahan bahan, juga dituntut untuk
dapat menghasilkan produk glasur, engobe dan pasta, sehingga pada proses spray yang
terdapat pada GL didapatkan hasil yang diinginkan.
Pengolahan material dimulai dengan cara mengkombinasikan beberapa material dan
menimbang sesuai data yang sudah disediakan oleh divisi laborat sebelumnya. Ada beberapa
macam material yang dapat digabungkan untuk dapat diolah, termasuk afal atau tegel cacat
yang tidak layak dipasarkan akan dihancurkan dan dihaluskan kembali hingga menjadi butiran
kecil sehingga dapat dimanfaatkan ulang sebagai bahan dasar. Seluruh bahan tersebut
dicampur dan ditimbang menggunakan weighing box, pada proses ini penimbangan dilakukan
sekaligus dan berurutan sampai masing-masing set point yang diinputkan pada panel telah
tercapai. Selanjutnya, setelah berat tercapai maka operator Ball Mill akan mengoperasiakan
conveyor untuk proses charging pada Ball Mill (Milling Time Discontinuous) dan kemudian
melakukan proses milling pada Ball Mill sesuai waktu yang telah diinputkan. Hasil yang
dikeluarkan oleh Ball Mill disebut dengan clay. Clay yang sudah siap akan dialirkan menuju
storage bawah tanah yang disebut SQ. Di SQ, Clay diaduk dan siap dialirkan untuk campuran
hasil MTC (Milling Time Continuous). Untuk proses charging MTC didapatkan dari proses
penimbangan secara berjalan yang dilakukan oleh PDM. Terdapat 7 macam material yang
beratnya disesuaikan dan terkontrol dengan menggunakan automation PC untuk selanjutnya
diisikan pada MTC untuk proses milling. Hasil olahan MTC (masse before) dan clay dari Ball
Mill akan dicampur dan disimpan pada SA (storage seperti SQ). Hasil campuran tersebut
disebut dengan Masse. Selanjutnya masse dilakukan pengayakan kembali dan pemisahan
pasir besi dengan magnet separator untuk kemudian ditampung kembali pada SA yang
berbeda. Masse akan ditransfer dan difilter menuju Spray Dryer untuk mendapatkan powder
yang diharapkan. Powder yang dihasilkan Spray Dryer akan ditampung di SILO dengan
kapasitas hingga 700 ton. Untuk gambaran proses pengolahan bahan dapat dilihat pada
gambar berikut.

M W&
WG

WB 1 BM

M W& A SQ
WG

SD
SILO
WB 2 BM A SA A MS A

M W&
WG

PDM MTC

Gambar 1.1 Skema Pengolahan Bahan

Keterangan :
1. M : Material
2. WB : Weighing Box
3. W & WG : Water & Water Glass
4. BM : Ball Mill
5. A : Ayakan
6. MS : Magnet Sparator
7. SD : Spray Dryer
2. PEMBAHASAN
2.1 Bahan Utama dan Pendukung
Pada pembuatan powder utama untuk green body preparation sebuah tegel, dibutuhkan
beberapa material berupa tanah pasir maupun material lainnya yang diolah dan diukur
berdasarkan takaran yang disediakan. Selain itu terdapat juga bahan pendukung dalam
menghasilkan masse untuk proses pengeringan di spray dryer yakni berupa air dan water glass.
Untuk efisiensi produk material yang digunakan juga dapat berupa afal tegel yang diolah
kembali dengan cara dihancurkan dengan menggunakan crusher. Crusher yang digunakan
memiliki motor penggerak dengan kapasitas daya 110 KW. Setelah material halus maka akan
dikumpulkan pada kabin material untuk proses produksi.

2.1.1 Bahan Utama


- A WWT
- A CLAZE
- C MSA
- C 464 & A BD
- C JK2
- C SSB
- A FLD MTC
- F 379
- FBI
- F 243
- PPJ-1
- A PUING
2.1.2 Bahan Pendukung
- Air sebagai salah satu bahan dasar dalam pembuatan clay maupun masse before
- Water Glass (Na2SiO2) adalah sebuah cairan kimia yang membantu dalam proses penghancuran
material saat melakukan milling baik di MTD maupun MTC
2.2 Sistem Penimbangan Material
Sistem penimbangan dibedakan menjadi dua jenis, penimbangan secara diam dan
penimbangan material yang dilakukan secara berjalan atau bergerak.

2.2.1 Penimbangan Diam (Weighing Box & Timbangan Manual)


Penimbangan secara diam dilakukan dengan melakukan pengisian material dengan
menggunakan loader (pada weighing box) dengan kondisi konveyor yang sedang tidak
beroperasi sehingga nilai yang ditampilkan pada display berupa angka statis yang dapat diukur
secara manual. Terdapat dua buah WB, WB 1 digunakan untuk proses charging ball mill 1,2 dan
3. Sedangkan WB 2 digunakan untuk proses charging ball mill 4 dan 5. Proses pengisisan
dilakukan dengan memasukkan beberapa material secara bergantian. Terdapat tiga buah lampu
indicator yang menandakan beberapa kondisi. Lampu merah untuk kondisi berat yang belum
tercapai, kuning untuk berat yang hampir tercapai dan juga hijau untuk nilai berat yang sudah
tercapai dan waktu untuk pergantian material atau melanjutkan proses transfer menuju ball mill
secara manual saat seluruh komposisi sudah dimasukkan. Proses penimbangan pada weighing
box dilakukan oleh empat buah load cell yang diletakkan pada tiap ujung WB, dimana load cell
tersebut tersusun dari beberapa strain gauge yang terangkai dalam jembatan wheatstone. WB
tersebut dapat diatur dan diukur pada modul penimbangan yang terletak pada panel WB. Juga
terdapat printer yang dapat menampilkan histori penimbangan material untuk memastikan
takaran material yang tepat.

Gambar 2.1 Load Cell


Gambar 2.2 Weighing Box

Selain Weighing Box terdapat juga timbangan manual yang juga digunakan untuk
mengukur berat material dengan skala yang lebih kecil sebelum dimasukkan pada weighing box,
selain itu timbangan tersebut juga digunakan untuk kroscek kinerja beberapa peralatan seperti
flow meter dan untuk keperluan lainnya. Dari kedua elemen penimbang tersebut dari pihak
elektrik melakukan proses kalibrasi dengan rentang waktu 6 bulan sekali untuk menjamin
kelayakan kerja WB maupun timbangan manual. Besar eror yang diijinkan untuk dapat
beroperasi adalah tidak lebih dari 1%. Preventive yang dilakukan pada WB maupun timbangan
manual yaitu cleaning panel display kontrol dan juga cleaning area pada load cell.

2.2.2 Penimbangan Bergerak (PDM & MTC Before)


Selain secara diam, penimbangan juga dilakukan secara berjalan khususnya yang
dilakukan pada proses charging MTC. Material MTC didapatkan dengan cara menimbang tujuh
buah material pada tiap kabin di masing-masing jenis material yang disebut PDM dengan kondisi
konveyor yang berjalan. Perhitungan berat dilakukan oleh beberapa sensor dan actuator yakni
dua buah load cell, motor AC dan inverter, serta rotary encooder untuk mengukur panjang
material di atas konveyor yang sedang berjalan dan juga sebagai parameter input pada inverter.
Proses penimbangan dilakukan secara otomatis sesuai parameter yang telah dimasukkan ke
dalam automation pc yang terdapat pada panel PDM. Selain pada PDM proses penimbangan
secara berjalan juga dilakukan pada MTC before yakni proses charging MTC sebelum
dimasukkan oleh auger. Material pada area ini juga diukur beratnya untuk memastikan berat
material yang akan dimasukkan ke dalam MTC. Untuk proses dan aturan kalibrasi dan
preventive juga sama dengan yang dilakukan pada weighing box.

Gambar 2.3 Rotary Encoder

Gambar 2.4 PDM

2.3 Sistem Conveyor Transfer


Sistem transfer material maupun powder yang ada pada area pengolahan bahan dilakukan
oleh konveyor, Konveyor yang digunakan untuk transport material menggunakan beberapa
bagian yakni, belt, puli dan beberapa komponen mekanik, cam sensor, motor ac break dan juga
reducer. Selain beberapa komponen tersebut juga terdapat beberapa komponen tambahan sebagai
modifikasi untuk memaksimalkan kualitas produk powder seperti magnet solid untuk
memisahkan besi yang tercampur dengan material atau tambahan berupa besi yang disusun
sejajar seperti sisir untuk memisahkan material-material besar yang akan dimasukkan ke dalam
ball mill atau MTC.
Gambar 2.5 Magnit Solid

Seluruh konveyor yang ada pada pengolahan bahan menggunakan motor ac brake 3 fasa.
Prinsip kerja motor brake ini hampir sama seperti motor biasa hanya saja pada kondisi mati
motor ini tidak dapat diputar Karena pada komponen motor brake terdapat sebuah sistem
pengeraman secara mekanik yang bekerja saat tidak terdapat suplai listrik oleh sumber. Sehingga
motor brake akan menambah keamanan material jika terdapat masalah pada suplai daya maupun
pc kontrol yang membuat konveyor berhenti secara mendadak maka material yang terdapat pada
konveyor tidak terbawa oleh gravitasi. Selain hal itu, motor ac brake tersebut juga terhubung
dengan sebuah reducer yang membantu mendapatkan torsi yang tinggi dengan cara menurunkan
kecepatan motor. Dengan torsi yang tinggi maka sistem transfer konveyor tidak akan membuat
motor menjadi cepat rusak karena kondisi material yang berat, panjang dan sudut konveyor yang
berjalan menanjak. Sedangkan sensor cam, prinsip kerjanya sama seperti prinsip kerja proximity
induktif yang mendeteksi benda metal yang berada pada bagian roll conveyor. Cam sensor
tersebut hanya digunakan untuk mendeteksi apakah konveyor dalam kondisi bekerja atau tidak.
Jenis preventive yang dilakukan pada conveyor transfer adalah cleaning panel charging silo,
PDM, dan ball mill serta pengecekan bearing motor conveyor secara rutin.
Gambar 2.6 Motor Conveyor (Motor Brake)

Pada konveyor yang digunakan untuk mentransfer powder hasil olahan spray dryer
terdapat dust suction atau penyedot debu. Fungsi dust suction sendiri adalah sebagai penghisap
debu-debu halus yang memungkinkan tidak terjatuh ke konveyor saat estafet konveyor satu ke
lainnya. Selain dapat merusak motor, reducer dan penyebab polusi, debu juga dapat membuat
hasil powder akan berbeda ukuran dari yang diharapkan. Selain untuk transfer powder juga
digunakan pada spray dryer dan press hidroulic yang letak dust suction-nya masih dalam area
pengolahan bahan. Untuk seting pengetapan berdasarkan waktu yang telah diset pada timer.
Preventive yang dilakukan adalah cleaning panel dust suction secara berkala.

2.4 Sistem Milling


Sistem milling adalah bagian penting yang dilakukan untuk dapat mendapatkan masse
sebelum proses spray. Proses milling dilakukan oleh dua elemen yakni ball mill untuk
memproduksi clay dan juga MTC yang memproduksi masse before.

2.4.1 Ball Mill/MTD (Milling Time Discontinuous)


Ball mill adalah komponen yang dilakukan untuk menggiling atau menghancurkan
material yang telah ditransfer dari wheiging box. Di dalam ball mill terdapat bola-bola kecil yang
disebut alubit untuk digunakan pada proses penghancuran material dengan memanfaatkan
gesekan antar alubit yang ditimbulkan akibat putaran ball mill. Proses charging ball mill
dilakukan konveyor yang dapat berpindah untuk menentukan posisi ball mill yang akan segera
diisi. Selain material pada ball mill juga diisikan dengan air yang besarnya disesuaikan dengan
banyak material yang akan dilakukan proses milling. Water glass juga ditambahkan untuk
memudahkan proses penghancuran material saat milling atau berputar. Ball mill menggunakan
dua buah motor yakni motor starter dengan kapasitas 18,5 KW dan juga motor running dengan
kapasitas 132 KW. Sistem transmisi putaran dilakukan oleh reducer dan juga beberapa belt yang
menghubungkan ball mill dan motor sekaligus. Untuk model fisik dan kapasitas pengisisan alubit
ball mill dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.7 Kapasitas Ball Mill

Gambar 2.8 Ball Mill

Disebut juga dengan Milling Time Discontinuous Karena pengisisan material ke ball mill
tidak dapat dilakukan saat kondisi ball mill bekerja. Proses milling ball mill dilakukan
berdasarkan lama timer yang telah diset oleh operator jadi jika clay yang dihasilkan oleh milling
pertama dirasa masih kurang maka dapat dilakukan milling kedua untuk mendapatkan hasil yang
lebih halus. Hasil clay dari ball mill akan di masukkan ke dalam SQ Clay 1 & 2 untuk ditampung
sementara sebelum dipompa menuju MTC dan diaduk oleh steerer agar menghindari
pengendapan yang tidak diinginkan. Jenis preventive yang dilakukan adalah cleaning panel ball
mill, charging ball mill, servis kontaktor dan cek greez bearing motor.

2.4.1 MTC (Milling Time Continuous)


Seperti ball mill, MTC juga difungsikan sebagai penghancur material dengan proses
milling. Material yang dimasukkan ke dalam MTC berbeda dengan jenis material yang
dimasukkan ke dalam ball mill. MTC ditransfer dan dilakukan pengisian material oleh PDM.
Proses pengisisan material dilakukan dengan kondisi MTC yang sedang berjalan dengan
didampingi proses pengisian air dan waterglass yang terkontrol. Seperti pada ball mill yang
memiliki alubit sebagai media penghancur, pada MTC juga memiliki media penghancur yang
disebut dengan ballstone atau bola batu dan juga alubit yang membantu proses penghancuran
saat MTC diputar dengan motor. Motor yang digunakan MTC memiliki kapasitas daya sebesar
250 KW dengan rangkaian star delta sehingga tidak lagi diperlukan motor starter. Dengan motor
yang memiliki daya sebesar itu maka dibutuhkan sistem transmisi yang besar pula dengan
reducer yang terukur.

Gambar 2.9 Display Kontrol MTC


Gambar 2.10 Motor MTC

Selain itu sistem lubrikasi bearing motor juga harus diperhatikan dan dipantau suhu
bearingnya, penstabilan suhu oli diatur oleh oil heater di masing-masing ujung MTC. Suhu
diukur dengan menggunakan thermocouple dan akan distabilkan pada suhu 40oC untuk
menghindari kerusakan. MTC dibagi menjadi tiga bagian yang dibatasi oleh sekat diafragma,
tiap tiap bagian disebut dengan chamber. Untuk besar kapasitas chamber dapat diketahui dari
gambar berikut.
Gambar 2.11 Kapasitas MTC

Hasil adonan yang dikeluarkan oleh MTC akan langsung dicampur dengan clay yang
telah tersedia sebelumnya pada SQ Clay 1 & 2. Untuk perbandingan pencampuran masse before
dengan clay adalah 1:1 atau dapat disesuaikan kebutuhan dengan mengatur kontrol valve yang
terdapat pada transfer clay sehingga dapat diketahui besar aliran clay dengan flow meter yang
telah terpasang. Untuk flow meter juga dilakukan kroscek secara berkala yaitu dua bulan sekali
untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akuran. Setelah tercampur dengan clay maka adonan
tersebut telah dapat disebut sebagai masse. Untuk menghindari kualitas powder yang buruk atau
menggumpal dilakukan proses pengayakan dengan saringan 10 mesh dan 100 mesh untuk
selanjutnya disimpan pada SQ 4 dan 5. Dari SQ 4 atau 5 masse dipompa dengan sandpiper atau
pompa pneumatic untuk disaring kembali dan dilakukan pemisahan serbuk besi dengan magnit
separator. Selanjutnya masse akan disimpan ke dalam SA dan dipompa menuju spray dryer
dengan menggunakan piston pump dengan tekanan yang telah ditentukan (20-30 kgf/cm 2) untuk
mendapatkan tekanan noozle yang stabil pada spray dryer. Pada piston pump media
penggeraknya adalah berupa oli, sehingga diperlukan sistem pendinginan pada oli melalui fan
yang terletak pada luar gedung dan juga pendinginan pada body piston dengan menggunakan air
bersih. Sebelum menuju spray dryer masse akan melalui sebuah filter yang dinamakan twin filter
untuk memastikan produk masse benar-benar telah layak. Kotoran yang terdapat pada filter akan
dibersihkan dengan menggunakan air bersih yang terhubung dengan filter. Terdapat dua pasang
twin filter yang digunakan secara bergantian. Preventive yang dilakukan pada MTC adalah cek
greez bearing motor, cleaning panel dan servis kontaktor.

2.5 Tangki Penyimpanan


Tangki penyimpanan masse maupun clay berupa tangki bawah tanah yang disebut SQ
dan SA. Untuk SQ terletak pada sebelah barat SILO sedangkan SA pada sebelah timur SILO.
Seluruh SQ dan SA memiliki stirrer yang difungsikan untuk mengaduk adonan agar tidak terjadi
pengendapan. Pada kondisi emergency atau listrik padam stirrer yang ada pada SQ maupun SA
harus dalam keadaan beroperasi walaupun proses produksi telah berhenti. Pada area SQ terdapat
beberapa tempat penyimpanan yakni SQ Clay 1 dan 2 untuk penyimpanan Clay, SQ 2 untuk air
limbah SQ 3 spare dan SQ 4 dan 5 untuk masse. Sedangkan untuk SA terdapat SA 1 dan 2 untuk
masse dan juga SA limbah. Prevemtive yang dilakukan adalah cek motor stirrer secara rutin.
Gambar 2.12 SQ

2.6 Spray Dryer


Masse yang dipompa menuju spray dryer akan disemprotkan dengan menggunakan
noozle yang ada pada spray dryer dengan tekanan yang telah dikondisikan sebelumnya. Masse
yang dispray tersebut akan dikeringkan dan dipanaskan dengan menggunakan burner dengan
suhu yang sangat tinggi. Burner yang ada pada spray dryer menggunakan bahan bakar gas yang
didapatkan dari pgn maupun dps (perusahaan gas swasta). Proses pematikan dan pengaturan
bahan bakar juga dilakukan secara terkontrol dengan modul LDU dan LGK yang ada pada panel
burner. Toleransi tekanan spray dryer yang diperkenankan adalah selisih 0.5mbar dari sensor
tekanan AP34A dan AP34B, jika melebihi itu maka akan terjadi alarm. Hasil yang didapatkan
pada spray dryer adalah powder dan juga debu, untuk powder secara otomatis dengan
memanfaatkan gravitasi akan jatuh kepada konveyor dan disaring dengan saringan 8 Mesh untuk
selanjutnya masuk dalam proses charging SILO. Sedangkan untuk debu-debu halus akan
ditangkap oleh cyclone untuk ditampung di EGT dan dicampur dengan air limbah agar dapat
diolah kembali. Untuk debu yang lebih halus lagi akan dihisap oleh main baffle dan diarahkan
menuju cerobong dengan melalui wet system, sebelum debu keluar cerobong debu pada wet
system akan disemprot dengan menggunakan air. Sehingga hasil keluaran cerobong hanya
berupa uap air tanpa ada debu. Preventive yang dilakukan adalah cleaning burner area, cleaning
panel, cek greez bearing motor, cleaning sensor dan servis kontaktor.

Gambar 2.13 Display Kontrol Spray Dryer

2.7 Heat Exchanger


Heat exchanger adalah salah satu bentuk efisiensi yang dilakukan dalam proses produksi
Heat exchanger adalah sebuah pemanas tambahan yang membantu spray dryer dalam melakukan
tugasnya membuat powder dengan komposisi yang tepat yakni BP-69 atau BP-70. Dengan
memanfaatkan panas yang didapatkan dari RK (Roll Kiln) maka udara di RK akan dihisap dan
dimanfaatkan untuk memanaskan udara lain seperti halnya prinsip pada condenser. Heat
exchanger adalah penyempurnaan dari sistem efisiensi sebelumnya yakni heat recovery yang
langsung menggunakan udara RK tanpa melakukan media pertukaran suhu sehingga produk
yang dihasilkan spray dryer kurang maksimal. Hasil suhu yang diperoleh oleh heat exchanger
adalah kurang lebih 150oC sehingga akan terbuang percuma jika hanya dibuang keluar tanpa
dimanfaatkan. Preventive yang dilakukan adalah cek greez bearing motor dan juga cleaning
panel.
Gambar 2.14 Heat Exchanger

2.8 Sistem Aliran Air


Penggunaan air bersih sangat diminimalisir pada area pengolahan bahan, sehingga
pemanfaatan air limbah dan air hujan sangat ditekankan untuk bahan produksi. Sumber air
limbah yang didapatkan untuk proses produksi berasal dari tangki di area limbah yang disebut
dengan GWT. Untuk pemasokan air limbah dapat ditampung pada SQ 2 yaitu khusus air limbah
atau juga langsung menuju tangki yang bersangkutan. Dari SQ 2 dapat ditransfer menuju tangki
di area pojok ball mill dekat water glass, dari tangki tersebut juga dapat ditransfer pada tangki
pada area SILO kemudian juga dapat dilanjutkan menuju wet system. Seluruh hasil limbah yang
dihasilkan oleh area bahan akan ditampung di SA limbah. SA limbah memiliki 4 buah sandpiper
(pompa pneumatic). 1 sandpiper untuk proses charging MTC, 1 sandpiper menuju ke GWT dan 2
buah sand piper menuju ke tangki ball mill utara dan selatan (YV51 dan YV61). Tangki air ball
mill ada dua buah tangki, tangki sebelah utara (WT1) untuk pengisisan ball mill 1,2,3 dan juga
tangki sebelah selatan (WT2) untuk pengisian ball mill 4, 5. Untuk aliran water glass adalah dari
sumber dua tangki di bagian belakang menuju ball mill dan MTC. Untuk ball mill pengukuran
water glass masih manual sedangkan untuk MTC sudah otomatis. Untuk air bersih biasanya
digunakan saat terjadi kendala pada pengisian air limbah dan juga pendingin misalnya pada
piston pump. Jenis preventive yang dilakukan adalah cek bearing motor pompa dan juga cleaning
sensor level.
2.9 BMG
BMG adalah salah satu bagian pengolahan bahan yang dikhususkan untuk proses
produksi engobe, pasta dan juga glasure. Terdapat beberapa komponen utama pada area BMG
yakni ball mill dan juga tangki stirrer. Untuk ball mill sistemnya sama dengan ball mill yang ada
pada area pengolahan bahan, terdapat sebanyak 10 ball mill dengan motor penggerak ball mill
dengan kapasitas 18 KW untuk ball mill 1 dan 2 , 22 KW untuk ball mill 3 sampai 6 dan juga 7
sampai 10 dengan kapasitas 55 KW. Hanya saja untuk penggunaan ball mill berbeda dengan ball
mill pengolahan bahan yang menggunakan material untuk powder pada BMG digunakan untuk
proses pencampuran material untuk bahan engobe pasta maupun glasure. Untuk tangki stirrer
hanya berupa tangki penyimpanan yang ada sebuah motor stirrer pada bagian atasnya. Selain
kedua kedua komponen tersebut juga terdapat beberapa komponen pendukung seperti BMK,
dryer, ayakan, sandpiper, stirrer kecil dan lain-lain. Untuk preventive yang dilakukan adalah cek
greez bearing motor, cleaning panel, servis kontaktor dan cleaning timbangan.

Anda mungkin juga menyukai