Laporan Job Training Roman Pengolahan Bahan
Laporan Job Training Roman Pengolahan Bahan
Disusun Oleh:
Altaeoz Dwi Indon D. (3030053517/FT2)
M W&
WG
WB 1 BM
M W& A SQ
WG
SD
SILO
WB 2 BM A SA A MS A
M W&
WG
PDM MTC
Keterangan :
1. M : Material
2. WB : Weighing Box
3. W & WG : Water & Water Glass
4. BM : Ball Mill
5. A : Ayakan
6. MS : Magnet Sparator
7. SD : Spray Dryer
2. PEMBAHASAN
2.1 Bahan Utama dan Pendukung
Pada pembuatan powder utama untuk green body preparation sebuah tegel, dibutuhkan
beberapa material berupa tanah pasir maupun material lainnya yang diolah dan diukur
berdasarkan takaran yang disediakan. Selain itu terdapat juga bahan pendukung dalam
menghasilkan masse untuk proses pengeringan di spray dryer yakni berupa air dan water glass.
Untuk efisiensi produk material yang digunakan juga dapat berupa afal tegel yang diolah
kembali dengan cara dihancurkan dengan menggunakan crusher. Crusher yang digunakan
memiliki motor penggerak dengan kapasitas daya 110 KW. Setelah material halus maka akan
dikumpulkan pada kabin material untuk proses produksi.
Selain Weighing Box terdapat juga timbangan manual yang juga digunakan untuk
mengukur berat material dengan skala yang lebih kecil sebelum dimasukkan pada weighing box,
selain itu timbangan tersebut juga digunakan untuk kroscek kinerja beberapa peralatan seperti
flow meter dan untuk keperluan lainnya. Dari kedua elemen penimbang tersebut dari pihak
elektrik melakukan proses kalibrasi dengan rentang waktu 6 bulan sekali untuk menjamin
kelayakan kerja WB maupun timbangan manual. Besar eror yang diijinkan untuk dapat
beroperasi adalah tidak lebih dari 1%. Preventive yang dilakukan pada WB maupun timbangan
manual yaitu cleaning panel display kontrol dan juga cleaning area pada load cell.
Seluruh konveyor yang ada pada pengolahan bahan menggunakan motor ac brake 3 fasa.
Prinsip kerja motor brake ini hampir sama seperti motor biasa hanya saja pada kondisi mati
motor ini tidak dapat diputar Karena pada komponen motor brake terdapat sebuah sistem
pengeraman secara mekanik yang bekerja saat tidak terdapat suplai listrik oleh sumber. Sehingga
motor brake akan menambah keamanan material jika terdapat masalah pada suplai daya maupun
pc kontrol yang membuat konveyor berhenti secara mendadak maka material yang terdapat pada
konveyor tidak terbawa oleh gravitasi. Selain hal itu, motor ac brake tersebut juga terhubung
dengan sebuah reducer yang membantu mendapatkan torsi yang tinggi dengan cara menurunkan
kecepatan motor. Dengan torsi yang tinggi maka sistem transfer konveyor tidak akan membuat
motor menjadi cepat rusak karena kondisi material yang berat, panjang dan sudut konveyor yang
berjalan menanjak. Sedangkan sensor cam, prinsip kerjanya sama seperti prinsip kerja proximity
induktif yang mendeteksi benda metal yang berada pada bagian roll conveyor. Cam sensor
tersebut hanya digunakan untuk mendeteksi apakah konveyor dalam kondisi bekerja atau tidak.
Jenis preventive yang dilakukan pada conveyor transfer adalah cleaning panel charging silo,
PDM, dan ball mill serta pengecekan bearing motor conveyor secara rutin.
Gambar 2.6 Motor Conveyor (Motor Brake)
Pada konveyor yang digunakan untuk mentransfer powder hasil olahan spray dryer
terdapat dust suction atau penyedot debu. Fungsi dust suction sendiri adalah sebagai penghisap
debu-debu halus yang memungkinkan tidak terjatuh ke konveyor saat estafet konveyor satu ke
lainnya. Selain dapat merusak motor, reducer dan penyebab polusi, debu juga dapat membuat
hasil powder akan berbeda ukuran dari yang diharapkan. Selain untuk transfer powder juga
digunakan pada spray dryer dan press hidroulic yang letak dust suction-nya masih dalam area
pengolahan bahan. Untuk seting pengetapan berdasarkan waktu yang telah diset pada timer.
Preventive yang dilakukan adalah cleaning panel dust suction secara berkala.
Disebut juga dengan Milling Time Discontinuous Karena pengisisan material ke ball mill
tidak dapat dilakukan saat kondisi ball mill bekerja. Proses milling ball mill dilakukan
berdasarkan lama timer yang telah diset oleh operator jadi jika clay yang dihasilkan oleh milling
pertama dirasa masih kurang maka dapat dilakukan milling kedua untuk mendapatkan hasil yang
lebih halus. Hasil clay dari ball mill akan di masukkan ke dalam SQ Clay 1 & 2 untuk ditampung
sementara sebelum dipompa menuju MTC dan diaduk oleh steerer agar menghindari
pengendapan yang tidak diinginkan. Jenis preventive yang dilakukan adalah cleaning panel ball
mill, charging ball mill, servis kontaktor dan cek greez bearing motor.
Selain itu sistem lubrikasi bearing motor juga harus diperhatikan dan dipantau suhu
bearingnya, penstabilan suhu oli diatur oleh oil heater di masing-masing ujung MTC. Suhu
diukur dengan menggunakan thermocouple dan akan distabilkan pada suhu 40oC untuk
menghindari kerusakan. MTC dibagi menjadi tiga bagian yang dibatasi oleh sekat diafragma,
tiap tiap bagian disebut dengan chamber. Untuk besar kapasitas chamber dapat diketahui dari
gambar berikut.
Gambar 2.11 Kapasitas MTC
Hasil adonan yang dikeluarkan oleh MTC akan langsung dicampur dengan clay yang
telah tersedia sebelumnya pada SQ Clay 1 & 2. Untuk perbandingan pencampuran masse before
dengan clay adalah 1:1 atau dapat disesuaikan kebutuhan dengan mengatur kontrol valve yang
terdapat pada transfer clay sehingga dapat diketahui besar aliran clay dengan flow meter yang
telah terpasang. Untuk flow meter juga dilakukan kroscek secara berkala yaitu dua bulan sekali
untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akuran. Setelah tercampur dengan clay maka adonan
tersebut telah dapat disebut sebagai masse. Untuk menghindari kualitas powder yang buruk atau
menggumpal dilakukan proses pengayakan dengan saringan 10 mesh dan 100 mesh untuk
selanjutnya disimpan pada SQ 4 dan 5. Dari SQ 4 atau 5 masse dipompa dengan sandpiper atau
pompa pneumatic untuk disaring kembali dan dilakukan pemisahan serbuk besi dengan magnit
separator. Selanjutnya masse akan disimpan ke dalam SA dan dipompa menuju spray dryer
dengan menggunakan piston pump dengan tekanan yang telah ditentukan (20-30 kgf/cm 2) untuk
mendapatkan tekanan noozle yang stabil pada spray dryer. Pada piston pump media
penggeraknya adalah berupa oli, sehingga diperlukan sistem pendinginan pada oli melalui fan
yang terletak pada luar gedung dan juga pendinginan pada body piston dengan menggunakan air
bersih. Sebelum menuju spray dryer masse akan melalui sebuah filter yang dinamakan twin filter
untuk memastikan produk masse benar-benar telah layak. Kotoran yang terdapat pada filter akan
dibersihkan dengan menggunakan air bersih yang terhubung dengan filter. Terdapat dua pasang
twin filter yang digunakan secara bergantian. Preventive yang dilakukan pada MTC adalah cek
greez bearing motor, cleaning panel dan servis kontaktor.