OLEH: KELOMPOK II
MEDAN
2020
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
rahmat, dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Proses Mekanisasi Kelapa Sawit II dengan modul Stasiun Jembatan
Timbang dan Sterilizer.
Penulis
Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN
DASAR TEORI
1. Immature –> tidak ada berondolan yang lepas dari tandar –> target 0%
2. Unripe –> berondolan yang lepas <10 per tandan –> target 0%
3. Under ripe –> berondolan yang lepas 10 – 24 per tandan –> target 20%
4. Normal ripe –> berondolan yang lepas >25 per tandan –> target 75%
5. Over ripe –> berondolan yang lepas lebih dari 50% –> target 2%
6. Empty bunch –> berondolan lepas lebih dari 90% –> target 0%
7. Buah busuk –> target 1%
8. Buah abnormal –> target 1%
9. Buah dengan tangkai panjang –> target 1%
10. Berondolan yang lepas 12% – 14%
Proses sortasi yang terbuka harus disaksikan oleh pihak penghasil buah (estates)
dan staff pabrik. Hal ini penting karena tingkat ekstraksi minyak (OER) terutama
dipengaruhi oleh kualitas bahan bakunya. TBS dalam keadaan normal ripe dapat
mencapai OER yang tinggi, sedangkan buah immature memiliki kadar minyak
yang sangat rendah. Seperti aturan no. 1, bahwa minyak pada prinsipnya
diproduksi di lapangan, bukan di pabrik. Oleh karena itu sangat diharapkan pihak
penghasil TBS mengirimkan TBS dengan kualitas yang baik agar diperoleh OER
yang maksimum.
Selain itu, buah yang masuk ke pabrik diharapkan buah segar (namanya juga
tandan buah segar), bukan buah bermalam. Hal ini berkaitan dengan kualitas
buah, yaitu asam lemak bebas. Asam lemak bebas akan mulai mengalami
peningkatan setelah buah terpisah dari batangnya, dan akan terus naik sebelum
proses sterilisasi dilakukan. Jadi diharapkan, TBS yang telah dipanen harus segera
dikirim ke pabrik untuk disterilkan.
Selanjutnya setelah proses sortasi selesai dilaksanakan (termasuk recording dan
pelaporannya), buah kemudian dicurahkan ke loading ramp hopper untuk
penimbunan sementara menunggu proses selanjutnya, yaitu sterilisasi.
1. Pondasi
Pondasi jembatan timbang sama seperti pondasi pada umumnya yang biasanya
terdiri dari cor beton besi bertulang, stross, tiang pancang (disesuaikan kondisi
kepadatan tanah). fungsi dari pondasi ini adalah untuk tempat berdirinya
loadcell yang akan menopang platform jembatan timbang. jadi untuk pondasi
jembatang timbang harus diperhatikan penuh dan teliti karna sangat berpengaruh
terhadap linieritas penunjukan berat pada timbangan, dan sangat sulit juga untuk
maintenant apabila terjadi kesalahan dalam pembuatan pondasi.
2. Platform
Ada beberapa model platform / konstruksi : besi UWF, KONKRIT, semi konkrit.
3. Instrument elektronik
a. Indicator
Indicator adalat alat yang digunakan untuk membaca dan mengetahui berat
dari beban / truck yang ditimbang, alat ini terhubung dengan sensor / loadcell.
banyak sekali merk dan type indicator yang umum digunakan di pasaran.
Contoh loadcell yang banyak digunakan dipasaran : Zemic, AND, KUBOTA, PT,
MKcell, UScell, KELY
c. Junction box
4. Avery berkel
OPTIONAL INSTRUMENT
External display
CCTV / Kamera
WEIGHBRIDGE
Setelah petugas keamanan mengizinkan masuk ke lokasi penimbangan
kepada kendaraan Tandan Buah Segar, setelah diperiksa keabsahan dokumen atau
surat pengantar yang dibawa kendaraan yang mengangkut Tandan Buah Segar
tersebut maka petugas timbangan dalam hal ini adalah krani timbangan, baru
boleh melakukan penimbangan atas kendaraan tersebut.
Bila kita lihat dari perlengkapan dan jenis timbangan yang ada di pabrik-pabrik
Sinar Mas, maka untuk timbangan, ada dua jenis/tipe yaitu :
A. TIMBANGAN MEKANIS (KONVENSIONAL)
Timbangan mekanis biasanya disebut dengan timbangan manual. Jenis
timbangan ini jarang dipergunakan berhubung timbangan tersebut kurang cepat
serta cenderung diragukan keabsahannya.
Umumnya jenis timbangan ini fungsinya sebagai cadangan apabila timbangan
Elektronis mengalami Trouble diantaranya kerusakan pada sistem dan program
ataupun disambar petir yang mengakibatkan timbangan Elektronis tersebut harus
diapkir (tidak dapat dipakai).
1. Tiket jembatan timbang harus sesuai dengan nomor urut yang kemarin.
2. Surat pengantar kendaraan harus dalam kondisi baik, dalam arti kata
program Weighbridge berjalan sesuai sistem Aplikasi Jembatan Timbang
serta dapat sinkron antara Avery dengan komputer jembatan timbang.
3. Kondisi mesin printer baik.
4. Uniteruptible Power Supply (UPS), hidup dan dalam kondisi baik (dapat
menyimpan arus) sehingga apabila ada trouble pada arus listrik maka UPS
dapat berfungsi dengan maksimal.
5. Sebelum melakukan penimbangan pastikan Program Weighbridge telah
dilakukan backup data sehingga apabila terjadi trouble pada program
masih ada data pengganti sebagai cadangan.
6. Menyiapkan diskette Approval yang nantinya akan dibutuhkan dalam
proses timbang Tandan Buah Segar, serta krani timbang mengetahui
kondisi diskette dalam keadaan baik (tidak error).
7. Memastikan angka pada Avery sesuai, dan jika mengalami kecurigaan
bahwa angka Avery tidak sesuai (tidak netral) maka krani timbang
haruslah segera melaporkan pada KTU. Dan apabila memang terdapat
selisih dari biasanya, maka KTU bersama dengan Assistent M & R akan
melakukan kalibrasi/Cross Check ataupun melakukan Check Weight
kembali walaupun selalu dilaksanakan pada setiap bulannya.
8. Namun dalam hal mengantisipasi adanya penyelewengan prosedur atau
yang lainnya, maka pada seluruh staff dan khususnya kepada
Manager/Askep, KTU berkewajiban memberikan bimbingan kepada
Petugas Satpam dan Krani Timbangan untuk menjalankan peraturan dan
tata cara yang ada sesuai ketentuan Management, serta dapat menjalankan
tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Rebusan yang kita bahas dalam artikel ini adalah bejana uap silindris horizontal
dengan pintu pada kedua ujungnya (ukuran pintu rebusan horizontal ini bervariasi,
ada ukuran diameter 2100 mm, 2700mm, 2800mm dan 3200mm ), dimana lori
buah sawit ini dimasukkan dari salah satu pintu (ujung rebusan sawit) dan
mengeluarkannya dari pintu lainnya (ujung rebusan sawit lainnya), setelah
itu dilakukan proses perebusan / sterilisasi dengan menggunakan uap (steam ) dari
Back Pressure Vessel (BPV). Dan Temperatur uap pada pipa inlet sekitar 130-
135 °C sedangkan temperatur dalam rebusan sawit (sterilizer) 135 °C.
Untuk mendapatkan hasil yang baik dan oil losses (kehilangan minyak) yang
minimum maka proses perebusan dilakukan dengan sistem perebusan 3 puncak
(Triple Peak sterilization) dan waktu yang digunakan untuk 1 siklus (1 cycle)
adalah 90 menit yang dibagi dalam 3 tahap :
Posisi valve
Step Durasi (menit)
Inlet Condensate Exhaust
1 2 ON ON OFF
2 ±5 ON OFF OFF
3 1 OFF ON OFF
4 1 OFF OFF ON
6 2 OFF ON OFF
7 2 OFF OFF ON
10 1 ON ON OFF
11 4 OFF ON OFF
12 ±2 OFF ON ON
Keterangan Tabel:
untuk step 2,5,8 lamanya waktu tergantung pada tekanan uap (steam) dari
Back Pressure Vessel (BPV). Semakin tinggi tekanan uap (steam) yang
tersedia maka waktu yang diperlukan untuk mencapai tekanan puncak
(peak) juga akan semakin cepat
Step 9 adalah masa penahanan (holding time) dan lamanya waktu
tergantung pada kondisi buah sawit, biasanya sekitar 45 menit untuk
kondisi buah sawit normal (buah sawit matang). Sedangkan untuk buah
sawit lewat matang masa penahanan (holding) sekitar 40 menit, dan untuk
buah mengkal adalah 48 menit.
Untuk Step 12 lamanya waktu tergantung pada tekanan uap (steam) yang
masih tertinggal dalam rebusan sawit (sterilizer) pada saat
exhaust/buangan uap (dapat dilihat pada pressure gaugenya sampai
menunjukkan angka 0 (nol)
Di step 9 ini, juga akan ada proses membuka valve continuous blowdown
secara otomatis.
1. Rebusan Horizontal
Horizontal Sterilizer
2. Rebusan Vertikal
Vertical Sterilizer
Di artikel lain akan dijelaskan lebih lanjut mengenai: cara kerja rebusan vertikal
(vertical sterilizer di pabrik kelapa sawit). Tren saat ini dalam pembangunan
pabrik sawit adalah menggunakan rebusan sawit vertikal. Dimana stasiun rebusan
vertikal ini mempunyai alur yang sama dengan stasiun rebusan lainnya. Ada
Ukuran Pintu Rebusan vertikal (vertical sterilizer clutch door) : 1200mm,
1400mm, 1750 mm, dll.
Spherical Sterilizer
4. Rebusan 45 derajat (Oblique Sterilizer)
Oblique Sterilizer
Produsen Pintu Rebusan pabrik Sawit pada awalnya banyak dari Negara
Malaysia, tapi sekarang juga sudah ada beberapa produsen yang jual pintu rebusan
pabrik kelapa sawit berasal dari negara Indonesia. Beberapa merek Pintu
Rebusan yang ada di Pabrik Sawit: UNIVESSEL (Univessel Sterilizer Door),
WANG YUEN (Sterilizer Door Wang Yuen) , HIP HING, TECHNO, VG, SAS,
dll.
Untuk Pemeliharaan Pintu Rebusan ini, yang perlu dijaga adalah: door packing
sterilizer (karet pintu rebusan). Ada beberapa material packing pintu rebusan
(sterilizer door packing): NBR, BUNA, EPDM. Dan produsen pintu rebusan ini
sekaligus yang jual karet pintu rebusan pabrik kelapa sawit (sterilizer door
gasket / sterilizer door seal)
BAB III
TUGAS PRAKTIKUM
1. Melaksanakan perawatan dan perbaikan unit jembatan timbang dan unit.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Melaksanakan Perawatan dan perbaikann untuk jembatan
timbang dan unit
Harian
2. Pemeriksaan Panel
Mingguan
b. Stasiun Sterilizer
Harian
Mingguan
Bulanan
Penggantian oli ini bertujuan agar memperpanjang umur gearbox dan juga
mencegah kerusakannya.
2. Pengantian Sabuk
Dik :
n1 = 1430 rpm
d1 = 12,8 cm
d2 = 27,8 cm
z1 = 15
z2 = 36
r = 30
jawab :
n1 d2
= :r
n2 d1
1430 27,8
= :r
n2 12,8
18304
n2 = : 30
27,8
n2 = 658,4172 : 30
n2 = 21,94 rpm
N1= n2
Jadi :
N1 Z2
=
N2 Z1
21,94 36
=
N2 15
15 x 21,94
N2 =
36
329,1
N2 =
26
N2 = 9,14 rpm
2. Gate Vale
3. Check Valve
4. Safety valve
7. Drain Valve
8. Sterilizer
9. Thermometer
4. Prosedur Pengoperasian
a. Jembatan Timbang
- Buka pintu panel, lalu hubungkan colokan avery berker ke sumber arus lalu
tutup pintu panel
* Tekan Zero
* Tekan zero
* Tekan Power
b. Fruit Elevator
Prosedur Menyalakan
Prosedur Mematikan
Prosedur Menghidupkan
Prosedur Mematikan
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
V.1 KESIMPULAN
1. Load Cell dan Avery berker merupakan alat paling berpengaruh untuk
proses penimbangan
V.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Y. Widyastuti, Y.E, Satyawibawa, Dan Hartono. 2004. Kelapa
http://pustaka.stipap.ac.id/files/ta/1202368_170920094713_BAB_II.pdf