Penangkal Petir Dan Grounding Sistem
Penangkal Petir Dan Grounding Sistem
Untuk mencapai nilai grounding tersebut, tidak semua areal bisa terpenuhi,
karena ada beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu :
1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran
mudah didapatkan.
4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit
untuk mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti
ini air dan mineral akan mudah hanyut.
Grounding system atau pembumian dapat di buat dengan 3 bentuk,
diantaranya :
1. Single Grounding
2. Pararel Grounding
Bila sistem single grounding masih mendapatkan hasil kurang baik, maka
perlu di tambahkan material logam arus pelepas ke dalam tanah yang jarak
antara batang logam/material minimal 2 Meter dan dihubungkan dengan
kabel BC/BCC. Penambahan batang logam/material dapat juga di tanam
mendatar dengan kedalaman tertentu, bisa mengelilingi bangunan
membentuk cincin atau cakar ayam. Kedua teknik ini bisa di terapkan secara
bersamaan dengan acuan tahanan sebaran/resistansi kurang dari 5 Ohm
setelah pengukuran dengan Earth Tester Ground
3. Maksimun Grounding
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui hasil dari resistansi atau tahanan
grounding system pada sebuah instalasi penangkal petir yang telah
terpasang. Alat ukur ini digital sehingga hasil yang di tunjukan memiliki
tingkat akurasi cukup tinggi. Selain itu pihak Disnaker juga menggunakan
alat ini untuk mengukur resistansi. Sehingga pengukuran oleh pihak
kontraktor sama dengan hasil pengukuran pihak disnaker.
Alat ini digunakan sebagai titik temu antara kabel penyalur petir dengan
kabel grounding. Biasanya terbuat dari plat tembaga atau logam yang
berfungsi sebagai konduktor, sehingga kualitas dan fungsi instalasi
penangkal petir yang terpasang dapat terjamin.
Copper Butter Connector
Alat ini digunakan untuk menyambung kabel, dan biasanya kabel yang disambung pada instalasi penangkal
petir Flash Vectron adalah kabel grounding sistem, karena kabel penyalur pada penangkal petir Flash
Vectron tidak boleh terputus atau tidak boleh ada sambungan. Setelah kabel tersambung oleh alat ini
tentunya harus diperkuat dengan isolasi sehingga daya rekat dan kualitas sambungannya dapat terjaga
dengan baik. Penyambungan kabel instalasi penyalur petir konvensional umumnya menggunakan alat ini,
karena pada penangkal petir konvensional jalur kabel terbuka hanya di lindungi oleh conduite dari PVC.
Alat ini berfungsi untuk membantu mempercepat pembuatan grounding penangkal petir, dengan cara
memasang di bagian bawah Copper Rod atau Ground Rod yang akan di masukkan ke dalam tanah, sehingga
Copper Rod atau Ground Rod tersebut ketika didorong kedalam tanah akan cepat masuk karena bagian
ujung alat ini runcing. Selain itu, alat ini juga dapat menghindari kerusakan Copper Rod ketika di pukul
kedalam tanah
Bentonit
Dalam aplikasi grounding system atau pembumian, bentonit dipergunakan untuk membantu menurunkan
nilai resistansi atau tahanan tanah. Bentonit digunakan saat pembuatan grounding jika sudah tidak ada cara
lain untuk menurunkan nilai resistansi. Pada umumnya para kontraktor cenderung memiling menggunakan
cara pararel grounding atau maksimum grounding untuk menurunkan resistansi.
Alat ini digunakan ketika kita akan menyambung beberapa segmen copper rod atau ground rod yang
dimasukkan kedalam tanah sehingga copper rod atau ground rod yang masuk kedalam tanah akan lebih
panjang, misalnya ketika kita akan membuat grounding penangkal petir sedalam 12 meter dengan
menggunakan copper rod, maka alat ini sangat diperlukan karena copper rod yang umumnya ada dipasaran
paling panjang hanya 4 meter.
Saat ini masih banyak orang atau beberapa kontraktor bahkan instalatir penangkal petir yang membuat
grounding system dengan cara memasukan copper rod atau tembaga asli ke dalam tanah. Hal ini tentunya
sangat baik karena logam yang digunakan mengandung unsur tembaga yang lebih tinggi, terlebih lagi jika
dibandingkan dengan menggunakan ground rod atau besi yang di sepuh atau di lapisi tembaga. Meskipun
saat ini banyak sekali ground rod di pasaran yang lapisan tembaganya telah sesuai dengan standart SNI
( Indonesia) bahkan IEC (Internasional). Dengan banyaknya ground rod atau besi lapisan tembaga di
pasaran membuktikan bahwa dalam membuat grounding system dengan menggunakan copper rod secara
biaya di anggap terlalu mahal, dan para kontraktor dan ilmuwanpun mencoba membuat alternatif material
dengan membuat ground rod dengan standart SNI atau IEC.
Ada teknik pembuatan grounding system yang saat ini umum digunakan, yaitu dengan cara menggunakan
pipa galvanis yang kemudian di dalamnya dimasukkan kabel BC (bare cooper), teknik ini banyak dilakukan
oleh kontraktor di lapangan karena selain kualitasnya baik secara hargapun dianggap lebih ekonomis. Pipa
galvanis yang dimasukkan ke dalam tanah biasanya berukuran 3/4 " atau 1 " dan bare cooper yang
digunakan biasanya berukuran 50 mm. Pipa galvanis dapat membantu memperlebar luas penampang
material yang ditanam, sedangkan bare copper memiliki kandungan tembaga yang lebih tinggi sekalipun
dibandingkan dengan cooper rod, sehingga resistansi atau tahanan grounding penangkal petir lebih baik.
Sesuai pengalaman kami dilapangan, teknik pembuatan grounding system untuk instalasi penangkal petir di
wilayah Bogor. Jika menggunakan Copper Rod sepanjang 12 meter kemudian dimasukan kedalam tanah
maka resistensi atau tahanan tanahnya menunjukan hasil 7 Ohm, sedangkan jika menggunakan Pipa
Galvanize di tambah BC 50 mm hasil resistensinya menunjukan 4 Ohm. Hal ini membuktikan bahwasannya
teknik pembuatan grounding system dengan menggunakan Pipa Galvanize di tambah kabel BC kualitasnya
jauh lebih baik di samping lebih ekonomis.