Secara etimologi atau asal-usul bahasa, kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno
yang bila dipisahkan menjadi Bhinneka = beragam atau beraneka, Tunggal = satu, dan Ika = itu. Artinya,
secara harfiah, jika diartikan menjadi beraneka satu itu. Maknanya, bisa dikatakan bahwa beraneka
ragam tetapi masih satu jua. Semoboyan ini diambil dari kitab atau kakawin Sutasoma karangan Empu
Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan majapahit sekitar abad ke-14 M.
Berdasarkan istilah persatuan dan kesatuan sendiri berasal dari kata satu
yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Persatuan dapat diartikan
sebagai perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk menjadi
satu. Sedangkan Kesatuan merupakan hasil perkumpulan tersebut yang
telah menjadi satu dan utuh. Sehingga kesatuan erat hubungannya dengan
keutuhan. Dengan demikian persatuan dan kesatuan mengandung arti
bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu
kebulatan yang utuh dan serasi.
Contoh Perilaku yang Mencerminkan Persatuan dan Kesatuan
4. Saling menghormati orang yang berbeda agama, tidak membeda- bedakan suku.
Sikap persatuan dan kesatuan juga dapat diterapkan pada kegiatan yang kita lakukan di lingkungan
sekolah. Berikut ini beberapa contoh perilaku yang mencerminkan persatuan dan kesatuan di
lingkungan sekolah diantaranya :
Sedangkan contoh perilaku yang tidak mencerminkan persatuan dan kesatuan di lingkungan
sekolah antara lain sebagai berikut.
1. Tawuran.
2. Mengejek teman.
Sikap persatuan dan kesatuan juga dapat diterapkan pada kegiatan yang kita lakukan di lingkungan
sekolah. Berikut ini beberapa contoh yang mencerminkan dan tidak mencerminkan persatuan dan
kesatuan di lingkungan sekolah.
Piket Kelas. Telah mencerminkan sikap persatuan karena bersama-sama membersihkan
kelas sehingga kelas cepat bersih dan pekerjaan pun akan terasa lebih ringan.
Menghormati budaya lain. Telah mencerminkan sikap persatuan karena saling menghormati
dan jika orang merasa hidup nyaman, dia akan mudah untuk bekerja sama dan bersatu.
Saling membantu mencerminkan persatuan dan kesatuan karena dengan saling membantu
kerukunan dan kebersamaan tetap tejaga.
Membantu teman yang kesulitan memahami materi pelajaran mencerminkan persatuan dan
kesatuan karena kita peduli terhadap kekurangan orang lain.
Sedangkan contoh tindakan yang tidak mencerminkan persatuan dan kesatuan di lingkungan
sekolah antara lain sebagai berikut.
Tawuran. Tidak mencerminkan sikap persatuan karena terjadi pertikaian yang akan
mengakibatkan korban terluka atau sakit.
Mengejek teman. Tidak mencerminkan sikap persatuan karena mengakibatkan teman
menjadi terluka hatinya.
Memilih-milih teman dalam pergaulan tidak mencerminkan persatuan dan kesatuan karena
memilih-milih teman berarti membedakan teman atas dasar suku ataupun agama.
Sombong dan Acuh terhadap keadaan teman tidak mencerminkan persatuan dan kesatuan
karena dengan kesombongan dan acuh terhadap teman akan memisahkan kita dengan teman yang
lain.
1. Menjalankan kewajiban sebagai anggota Melakukan kegiatan dengan terpaksa atau
keluarga dengan tulus dan ikhlas setelah ditegur orang tua
2. Saling mencintai antar sesama anggota Pertengkaran antar anak, anak dengan
keluarga orang tua, orangtua dengan orangtua
4 Saling menghormati antar sesama Anak saling ejek, tidak mematuhi nasehat
. anggota keluarga orang tua
5. Sikap terbuka antar anggota keluarga Sikap tertutup dan tidak peduli terhadap
permasalahan yang terjadi.
3. Di Lingkungan Masyarakat
a. Hidup rukun dengan semangat kekeluargaan antarwarga
masyarakat
b. Setiap warga masyarakat menyelesaikan masalah sosial secara
bersama-sama
c. Bergaul dengan sesama warga masyarakat tidak membedakan-
bedakan suku, agama, ras, ataupun aliran
d. Menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam
bergaul antarsuku bangsa
e. Mengadakan bakti sosial di lingkungan masyarakat
4. Di Lingkungan Keluarga
a. Saling mencintai sesama anggota keluarga
b. Mengakui keberadaan dan fungsi tiap-tiap anggota keluarga
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa salira
d. Tidak memaksakan kehendak orang lain
e. Adanya keterbukaan antar anggota keluarga
5. Di Lingkungan Sekolah
Perilaku di sekolah
N
o Contoh Perilaku yang
Contoh Perilaku yang Mencerminkan
tidak Mencerminkan
Persatuan dan Kesatuan
Persatuan dan Kesatuan
Datang terlambat
Menaati tata tertib sekolah dan menjaga
1 meskipun ada jadwal piket
nama baik sekolah
kelas
Memperkuat ketahanan nasional Indonesia dalam menghadapi segala macam ancaman dan
gangguan dalam bernegara
Memudahkan dalam pencapaian tujuan nasional seperti halnya yang tertuang dalam pembukaan
UUD NKRI Tahun 1945
Menciptakan suasana yang tentram, aman dan damai dalam negara karena setiap orang
menunjukkan sikap setia kawan, toleran dan solidaritas yang tinggi
artikel terkait: 15 manfaat olahraga capoeira bagi tubuh, kepribadian dan sosial manfaat jembatan
2. Lingkungan masyarakat
Dalam lingkungan masyarakat, manfaat hidup bersatu antara lain sbb
Menumbuhkan rasa persatuan antar masyarakat dikarenakan memiliki visi dan misi yang sama
artikel terkait: 10 manfaat sosial media di berbagai bidang 11 manfaat bermain gitar bagi otak
kesehatan dan sosial
2. Lingkungan sekolah
Adapun manfaat hidup bersatu dilingkungan sekolah antara lain sbb
ETNOSENTRISME
Etnosentrisme didefinisikan sebagai kepercayaan pada superioritas inheren kelompok atau budayanya sendiri;
etnosentrisme mungkin disertai rasa jijik pada orang-orang lain yang tidak sekelompok; etnosentrisme cenderung
memandang rendah orang-orang lain yang tidak sekelompok dan dianggap asing; etnosentrisme memandang dan
mengukur budaya-budaya asing dengan budayanya sendiri. (Mulyana:2000;70)
Jelas sekali bahwa dengan kita bersikap etnosentrisme kita tidak dapat memandang perbedaan budaya itu sebagai
keunikan dari masing-masing budaya yang patut kita hargai. Dengan memandang budaya kita sendiri lebih unggul
dan budaya lainnya yang asing sebagai budaya yang salah, maka komunikasi lintas budaya yang efektif hanyalah
angan-angan karena kita akan cenderung lebih mebatasi komunikasi yang kita lakukan dan sebisa mungkin tidak
terlibat dengan budaya asing yang berbeda atau bertentangan dengan budaya kita. Masing-masing budaya akan
saling merendahkan yang lain dan membenarkan budaya diri sendiri, saling menolak, sehingga sangat potensial
muncul konflik di antaranya. Contoh konflik yang sudah terjadi misalnya suku dayak dan suku madura yang sejak
dulu terus terjadi. Kedua suku pedalaman itu masing-masing tidak mau saling menerima dan menghormati
kebudayaan satu sama lain. Adanya anggapan bahwa budaya sendiri lah yang paling benar sementra yang lainnya
salah dan tidak bermutu tidak hanya berwujud konfik namun sudah berbentuk pertikaian yang mengganas, keduanya
sudah saling mmbunuh atar anggota budaya yang lain. Contoh lainnya, orang Indonesia cenderung menilai budaya
barat sebagai budaya yang vulgar dan tidak tahu sopan santun. Budaya asli-budaya timur dinilai sebagai budaya
yang paling unggul dan paling baik sehingga masyrakat kita cenderung membatasi pergaulan dengan orang barat.
Orang takut jika terlalu banyak komunikasinya maka budaya asli akan tercemarbudaya barat sebagai polusi
pencemar.
STEREOTIPE
Kesulitan komunikasi akan muncul dari penstereotipan (stereotyping), yakni menggeneralisasikan orang-orang
berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi orang-orang berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu
kelompok. Dengan kata lain, penstereotipan adalah proses menempatkan orang-orang ke dalam kategori-kategori
yang mapan, atau penilaian mengenai orang-orang atau objek-objek berdasarkan kategori-kategori yang sesuai,
ketimbang berdasarkan karakteristik individual mereka. Banyak definisi stereotype yang dikemukakan oleh para ahli,
kalau boleh disimpulkan, stereotip adalah kategorisasi atas suatu kelompok secara serampangan dengan
mengabaikan perbedaan-perbedaan individual. Kelimpik-kelompok ini mencakup : kelompok ras, kelompok etnik,
kaum tua, berbagai pekerjaan profesi, atau orang dengan penampilan fisik tertentu. Stereotip tidak memandang
individu-individu dalam kelompok tersebut sebagai orang atau individu yang unik.
PRASANGKA
Suatu kekeliruan persepsi terhadap orang yang berbeda adalah prasangka, suatu konsep yang sangat dekat dengan
stereotip. Prasangka adalah sikap yang tidak adil terhadap seseorang atau suatu kelompok. Beberapa pakar
cenderung menganggap bahwa stereotip itu identik dengan prasangka, seperti Donald Edgar dan Joe R. Fagi. Dapat
dikatakan bahwa stereotip merupakan komponen kognitif (kepercayaan) dari prasangka, sedangkan prasangka juga
berdimensi perilaku. Jadi, prasangka ini konsekuensi dari stereotip, dan lebih teramati daripada stereotip. Richard
W. Brislin mendefinisikan prasangka sebagai sikap tidak adil, menyimpang atau tidak toleran terhadap sekelompok
orang. Seperti juga stereotip, meskipun dapat positif atau negatif, prasangka umumnya bersifat negatif. Prasangka ini
bermacam-macam, yang populer adalah prasangka rasial, prasangka kesukuan, prasangka gender, dan prasangka
agama. Prasangka mungkin dirasakan atau dinyatakan. Prasangka mungkin diarahkan pada suatu kelompok secara
keseluruhan, atau seseorang karena ia anggota kelompok tersebut. Prasangka membatasi orang-orang pada peran-
peran stereotipik. Misalnya pada prasangka rasial-rasisme semata-mata didasarkan pada ras dan pada prasangka
gender-seksisme pada gendernya.
RASIALISME
Rasialisme adalah suatu penekanan pada ras atau menitikberatkan pertimbangan rasial. Kadang istilah ini merujuk
pada suatu kepercayaan adanya dan pentingnya kategori rasial. Dalam ideologi separatis rasial, istilah ini digunakan
untuk menekankan perbedaan sosial dan budaya antar ras. Walaupun istilah ini kadang digunakan sebagai kontras
dari rasisme, istilah ini dapat juga digunakan sebagai sinonim rasisme. Jika istilah rasisme umumnya merujuk pada
sifat individu dan diskriminasi institusional, rasialisme biasanya merujuk pada suatu gerakan sosial atau politik yang
mendukung teori rasisme. Pendukung rasialisme menyatakan bahwa rasisme melambangkan supremasi rasial dan
karenanya memiliki maksud buruk, sedangkan rasialisme menunjukkan suatu ketertarikan kuat pada isu-isu ras
tanpa konotasi-konotasi tersebut. Para rasialis menyatakan bahwa fokus mereka adalah pada kebanggaan ras,
identitas politik, atau segregasi rasial.
Diskriminasi
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat
berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa
dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan
yang lain.
1. Kurangnya kesadaran masyarakat hanya untuk memasang bendera di depan rumah, kantor atau
pertokoan. Dan bagi yang tidak mengibarkannya mereka punya berbagai macam alas an entah
benderanya sudah sobek atau tidak punya tiang bendera, malas , cuaca buruk, dan lain-lain. Mereka
mampu membeli sepeda motor baru, baju baru tiap tahun yang harganya ratusan bahkan jutaan tapi
mengapa untuk bendera merah putih yang harganya tidak sampai ratusan saja mereka tidak sanggup?
hal ini sungguh sangat memperihatinkan bukan? Bagaimana Negara kita dapat maju jika masyarakat
didalam nya saja tidak perduli terhadap Negara sendiri.
2. Lebih tertariknya masyarakat terhadap produk impor dibandingkan dengan produk buatan dalam
negeri,lebih banyak mencampurkan bahasa asing dengan bahasa Indonesia untuk meningkatkan gengsi,
dan lain-lain.
3. Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda, hannya dimaknai sebagai
serermonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme dalam benak
mereka.
Baca Juga Artikel : Pengertian Integrasi Nasional, Faktor Pendorong dan Penghambatnya
4. Pada saat upacara bendera, masih banyak rakyat yang tidak memaknai arti dari upacara tersebut.
Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang
keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para pemuda seakan sibuk dengan
pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan khidmad.
a. Gejala menguatnya etnosentrisme kelompok.
Gejala menguatnya etnosentrisme kelompok - Etnosentrisme berasal dari kata etnos yang
berarti suku sedangkan sentrisme berarti titik pusat. Dengan demikian etnosentrisme memiliki
arti perasaan kelompok di mana kelompok merasa dirinya paling baik, palingbenar, paling
hebat. Sehingga mengukur kelompok lain dengan nilai dan norma kelompoknya sendiri. Sikap
etnosentrisme tidak hanya dalam kolompok suku, namun juga kelompok lain seperti kelompok
pelajar, partai politik, pendukung tim sepakbola dan sebagainya. Perkelahian pelajar terkadang
disebabkan oleh rasa kelompoknya lebih baik, lebih kuat, dari kelompok pelajar lain.
b. Stereotip terhadap suatu kelompok, yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu
kelompok yang bersifat tidak baik. Seperti anggapan suatu kelompok identik dengan
kekerasan, sifat suatu suku yang kasar, dan sebagainya. Stereotip ini dapat terhadap kelompok
agama, suku, ras, maupun golongan, seperti geng sepeda motor, kelompok remaja tertentu,
organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya. Stereotip mengakibatkan sikap prasangka
terhadap suatu kelompok sesuai dengan anggapan negatif tersebut.
c. Hubungan antar penganut agama yang kurang harmonis. Sikap fanatik yang berlebihan
terhadap keyakinan masing-masing, dapat menimbulkan sikap tidak toleran terhadap agama
lain. Berpegang teguh pada ajaran agama masing-masing adalah keharusan, namun kita tidak
boleh memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain.
Keberagaman agama dapat menimbulkan perbedaan dalam mengatasi suatu persoalan dalam
masyarakat. Perbedaan tersebut dapat berkembang menjadi konflik apabila tidak
mengembangkan sikap saling menghormati agama dan keyakinan orang lain.
a. Perpecahan di masyarakat
Perpecahan merupakan akibat nyata dari konflik yang terjadi dalam masyarakat. Kerukunan
masyarakat akan terganggu akibat konflik yang terjadi. Anggota yang sebelumnya saling
bertetangga berubah tidak saling bertegur sapa, saling membenci, saling berprasangka, dan
sebagainya. Apabila konflik terjadi di sekolah membuat hubungan dengan teman putus,
suasana belajar tidak nyaman dan tidak tertib.
d. Perubahan kepribadian
Kepribadian seseorang dapat berubah akibat dari konflik, seperti anak-anak korban konflik
menjadi pemurung, takut melihat orang lain, dendam. Orang yang terlibat konflik bisa menjadi
bcringas, pemarah, dan agresif.
Lagu : katakan cinta
Reff ;
Reff :