ABSTRAK
Hasil penelitian menunjukkan jangka waktu penagihan sudah baik karena semakin
pendek jangka waktu penagihan sampai pada tahun 2011 dan tingkat efektivitas
penagihan juga sudah baik pula karena sudah mendapat kategori baik sekali, akan
tetapi terjadi penurunan tingkat efektivitas penagihan pada tahun 2011. Hal ini
mengharuskan perusahaan melakukan pengendalian-pengendalian yang lebih baik
guna tetap mempertahankan dan meningkatkan efektivitas penagihan terhadap
piutang.
PENDAHULUAN
Dari data ini maka dapat dilihat bahwa jumlah piutang tak tertagih setiap
tahun terus meningkat sehingga bisa mengakibatkan tidak terealisasinya angka
penjualan yang ditargetkan dan dapat menghambat kinerja perusahaan dalam
mencapai tujuan.
METODE PENELITIAN
1. Data Primer. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung pada PDAM
Kota Gorontalo berupa hasil wawancara yang berkaitan dengan masalah
penelitian, dan sebagai data penunjang diperoleh melalui studi pustaka,
media massa, artikel, internet, dan buku-buku yang berhubungan dengan
penelitian.
PEMBAHASAN
Analisis Rasio
Rasio Jangka Waktu Penagihan
Tahun 2009
1. Penjualan Per Hari =
Rp 19255467038 = Rp 53.487.408,44
360
2. Jangka waktu penagihan =
Rp 4.533.290.456 = 85
Rp 53.487.408,44
Tahun 2010
1. Penjualan Per Hari =
Rp 20.395.585.192 = Rp 56.654.403,31
360
80
60
jangka waktu
40 penagihan
20
0
2009 2010 2011
Tahun 2009
1. Efektivitas Penagihan =
Rp 16.744.905.250 X 100 = 92%
Rp 18.288.940.450
Tahun 2010
2. Efektivitas Penagihan =
Rp 18.255.695.100 X 100 = 95%
Rp 19.278.146.900
Tahun 2011
3. Efektivitas Penagihan =
Rp 19.900.902.060 X 100 = 91 %
Rp 21.984.185.630
95
94
93
92 Efektivitas
Penagihan
91
90
89
2009 2010 2011
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PDAM Kota
Gorontalo mengenai analisis pengendalian piutang ditemukan bahwa banyaknya
jumlah piutang tak tertagih yang disebabkan oleh beberapa faktor yang salah
satunya adalah faktor ekonomi karena dalam proses pemasangan rekening air tidak
melakukan penilaian terhadap keadaan ekonomi pelanggan melainkan hanya
melakukan penilaian terhadap lokasi pemasangan sambungan air. Hal ini
berdampak pada banyaknya penunggakan piutang karena faktor ekonomi
pelanggan yang taraf kehidupannya menengah kebawah. Adanya pelanggan yang
sulit untuk ditagih oleh petugas penagihan akan membuat petugas semakin sulit
dalam mendapatkan pembayaran piutang. Hal ini juga diakui oleh perusahaan
sebagai salah satu penyebab banyaknya penunggakan piutang.
Ada 3 aspek yang digunakan dalam menilai kinerja PDAM yaitu aspek keuangan,
aspek operasional, dan aspek administrasi. Ke tiga aspek tersebut memiliki
hubungan erat dengan pengendalian piutang.
Aspek keuangan terhadap piutang sangat berhubungan erat. Jika adanya
penurunan ekuitas atau dalam artian tidak ada penambahan piutang maka modal
yang seharusnya bertambah malah digunakan untuk biaya operasional dan
menambahnya piutang yang tidak tertagih maka laba yang diperoleh semakin kecil,
begitupun sebaliknya. Maka untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan harus
melakukan langkah-langkah atau strategi dalam melakukan penagihan terutama
untuk penagihan yang berusia 6 bulan ke atas guna mengurangi tingkat
penunggakan piutang atau dengan kata lain menambah pendapatan perusahaan.
Bertambahnya piutang dapat mengganggu kinerja keuangan, begitupun terhadap
aspek operasional apabila piutang bertambah maka akan mengganggu operasional
perusahaan. Tingkat kebocoran/kehilangan air, sangat berpengaruh terhadap
pendapatan penagihan karena semakin banyak tingkat kebocoran air maka semakin
sedikit piutang yang akan ditagih kepada pelanggan. Banyaknya water meter
pelanggan yang rusak juga dapat mempengaruhi keadaan piutang karena apabila
terlalu banyak water meter pelanggan yang rusak, piutang yang seharusnya
bertambah malah berkurang. Kapasitas produksi air yang tidak maksimal juga
merupakan salah satu penentu banyaknya piutang yang harus ditagih kepada
pelanggan karena apabila produksi air tidak maksimal akan mengakibatkan jumlah
penggunaan air oleh pelanggan semakin kecil, sehingga dapat mempengaruhi
jumlah piutang yang berakibat pada pendapatan perusahaan. Oleh karena itu sangat
diperlukan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat dengan membuat
penambahan penampungan air agar pendistribusian air bisa maksimal sehingga
dapat meningkatkan jumlah penggunaan air oleh pelanggan.
Dalam aspek administrasi, hal-hal yang sangat berkaitan dengan piutang yaitu
pengecekan meter awal kadang salah, artinya jumlah piutang yang sudah diinput
harus berubah lagi karena adanya pengecekan meter awal yang salah sehingga dapat
memperburuk piutang. Pengklasifikasian kelompok pelanggan yang tidak sesuai
dengan standar operasional, misalnya, pelanggan yang seharusnya diklasifikasikan
dalam kelompok pelanggan rumah tangga A hanya dicatat dalam kelompok
pelanggan rumah tangga B. Hal ini dapat mengakibatkan banyaknya air tanpa
rekening, karena kesalahan dalam pengklasifikasian pelanggan sehingga tidak
tercatat dalam piutang
Dari hasil analisis rasio jangka waktu penagihan terlihat bahwa pada tahun
2009 jangka waktu penagihan sebanyak 84,75 tahun 2010 85,01 dan pada tahun
2011 45,83. Hal ini berarti bahwa jangka waktu penagihan pada tahun 2010
mengalami kenaikan sebesar 0,26 dan pada tahun 2011 mengalami penurunan
menjadi 45,83 yang artinya jangka waktu penagihan pada tahun 2011 lebih baik
dari tahun 2010 karena jangka waktu penagihannya lebih berkurang. Hal ini
dikarenakan oleh kesadaran pelanggan yang membayar lebih cepat dari tahun-
tahun sebelumnya. Angka tersebut didapat dengan terlbih dahulu mencari penjualan
per hari yaitu dengan membagi penjualan dibagi 360 hari, hasilnya kemudian
digunakan untuk mencari rata-rata jangka waktu penagihan.
Dengan melihat hasil analisis tersebut, jangka waktu penagihan lebih cepat
atau dengan kata lain semakin baik, Seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno dalam
Nurjannah (2012: 29), ACP (average collection periode) mengukur rata-rata waktu
penagihan atas penjualan, semakin pendek ACP maka semakin baik kinerja
perusahaan tersebut. namun jika melihat jumlah piutang yang tak tertagih yang
terus meningkat pula setiap tahun maka harus tetap dilakukan pengendalian-
pengendalian lagi terhadap piutang untuk dapat meminimalisasi tingkat
penunggakan piutang.
Dari hasil analisis rasio efektivitas penagihan terlihat bahwa pada tahun
2009 efektivitas penagihan sebesar 91,56% tahun 2010 94,70% dan tahun 2011
sebesar 90,52%. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2010 efektivitas penagihan
mengalami kenaikan sebesar 3,14% dari tahun 2009 yang dikarenakan oleh adanya
upaya-upaya yang dilakukan oleh para petugas penagihan yaitu dengan melakukan
penagihan ke rumah pelanggan yang melakukan penunggakan piutang. namun pada
tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 4,18% yang disebabkan oleh kurangnya
perhatian para petugas penagihan dalam menagih piutang-piutang yang belum
dibayarkan oleh para pelanggan karena upaya dengan melakukan penagihan
langsung kerumah pelanggan yang melakukan penunggakan piutang belum
diterpkan secara maksimal. Angka tersebut diperoleh dari rekening tertagih dikali
100% kemudian dibagi dengan angka penjualan air.
Tingkat efektivitas penagihan berdasarkan hasil analisis semakin meningkat
namun jumlah piutang tak tertagih juga turut meningkat, Hal ini terjadi karena
diakumulasinya jumlah piutang tak tertagih pada tahun sebelumnya dengan piutang
tak tertagih pada tahun berjalan sehingga meskipun tingkat penagihan piutang
meningkat jumlah piutang yang tak tertagih dapat meningkat pula. Dengan melihat
hasil analisis tersebut, skor yang diperoleh sudah merupakan kategori baik sekali,
seperti yang dikemukakan oleh Nurjannah (2012: 30), semakin besar nilai piutang
yang tertagih berarti semakin besar nilai persentase dari rasio penagihan, sebaliknya
semakin kecil nilai piutang yang tertagih berarti semakin kecil pula nilai persentase
dari rasio penagihan tersebut. Akan tetapi dengan melihat adanya penurunan
efektivitas penagihan yang terjadi pada tahun 2011 maka tingkat penagihan harus
lebih memerlukan pengendalian-pengendalian yang akan dapat terus meningkatkan
efektivitas penagihan piutang. Karena apabila hanya berpatokan pada tingginya
persentase rasio penagihan tanpa memperhatikan adanya penurunan yang terjadi
akan mungkin terjadi penurunan persentase yang lebih besar pada tahun-tahun yang
akan datang yang akan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa :
1. Banyaknya jumlah piutang tak tertagih yang disebabkan oleh beberapa
faktor yang salah satunya adalah faktor ekonomi karena dalam proses
pemasangan rekening air tidak melakukan penilaian terhadap keadaan
ekonomi pelanggan melainkan hanya melakukan penilaian terhadap lokasi
pemasangan sambungan air. Hal ini berdampak pada banyaknya
penunggakan piutang karena faktor ekonomi pelanggan yang taraf
kehidupannya menengah kebawah.
SARAN
1. Dalam pemasangan sambungan baru hendaklah menilai kondisi ekonomi
pelanggan sehinnga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya resiko
penunggakan piutang dan piutang tak tertagih, manajemen piutang juga
harus membuat strategi-strategi dalam menghadapi pelanggan yang sulit
ditagih dalam proses penagihan piutang.
2. Menambah loket-loket pembayaran demi meningkatkan tingkat penagihan
piutang. Dan melakukan penagihan di lapangan bagi pelanggan yang
menunggak.
3. Dalam melakukan penagihan piutang di lapangan hendaknya setiap personil
yang melakukan penagihan mendapatkan asuransi, baik asuransi pencurian
maupun asuransi kecelakaan. Hal ini dapat mengurangi resiko kerugian
perusahaan apabila terjadi pencurian kas dan kecelakaan personil tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2008. Auditing, Edisi ke tiga Cetakan ke Empat, Penerbit
:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Aliminsyah, Padji. 2007. Kamus Istilah Akuntansi, Cetakan ke Tiga, Penerbit: CV.
YRAMA WIDYA
http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengelolaan-piutang-dan-
metode_14.html diakses pada 20 April 2013
Sutrisno. 2008. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama.
Penerbit: Ekonisia, Yogyakarta