Anda di halaman 1dari 9

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN

KURIKULUM 2013
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MATERI PELATIHAN:

ANALISIS MATERI PEMBELAJARAN

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
ANALISIS MATERI PEMBELAJARAN 3

A. Konsep
Materi pembelajaran adalah bagian dari isi rumusan Kompetensi Dasar (KD), merupakan objek dari
pengalaman belajar yang diinteraksikan di antara peserta didik dan lingkungannya untuk mencapai
kemampuan dasar berupa perubahan perilaku sebagai hasil belajar dari mata pelajaran. Materi
pembelajaran sangat berpengaruh pada tingkat keberhasilan ataupun ketercapaian siswa di
dalam belajar.

B. Deskripsi
Materi pembelajaran dikembangkan dari Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) sesuai dengan
tuntutan KD dari KI-3 (Pengetahuan) dan KD dari KI-4 (Keterampilan), dimana IPK merupakan
jabaran dari KD teranalisis, dan materi pembelajaran disesuaikan dengan silabus atau buku teks.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun
2014, indikator pencapaian kompetensi adalah indikator pencapaian kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf b merupakan:

a. kemampuan yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai


pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi
Inti 2; dan
b. kemampuan yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk disimpulkan
sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 3 dan
Kompetensi Inti 4.

Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional


yang dapatdiukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Indikator pencapaian
kompetensi merupakan rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa
untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD). Dengan demikian indikator pencapaian
kompetensi merupakan tolok ukur ketercapaian suatu KD. Hal ini sesuai dengan maksud bahwa
indikator pencapaian kompetensi menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Setelah membuat IPK
dari setiap KD dilanjutkan dengan menentukan materi pembelajaran.

Selain berdasarkan IPK, pengembangan materi pembelajaran juga


mempertimbangkan hal-hal berikut.

a. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.


b. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual
peserta didik.
c. Kebermanfaatan bagi peserta didik.
d. Struktur keilmuan.
e. Alokasi waktu.

Kegiatan pengembangan materi pembelajaran untuk menghasilkan ruang lingkup materi


pembelajaran. Contoh ruang lingkup pada materi mata pelajaran Simulasi Digital berikut ini disusun
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

dengan tujuan memberi pengalaman kongkret dan abstrak kepada peserta didik. Pembelajaran
Simulasi Digital akan membentuk kemampuan peserta didik dalam menyajikan gagasan dan
4 pengetahuan kongkret dan abstrak, menyelesaikan permasalahan abstrak terkait, dan latihan
berpikir rasional, kritis dan kreatif.

Ruang lingkup mata pelajaran Simulasi Digital meliputi:

a. Komunikasi dalam jaringan (daring/online);


b. Kelas maya;
c. Presentasi video;
d. Presentasi video untuk branding dan marketing;
e. Simulasi visual;
f. Aplikasi pengolah simulasi visual tahap produksi dan pascaproduksi,
dan
g. Buku digital.

Untuk merumuskan IPK dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut.

a. Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-3)


dan perilaku keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau
diobservasi.
b. Perilaku sikap spiritual dari KI-1 dan sikap sosial dari KI-2 tidak
diturunkan ke dalam KD dan juga tidak memiliki indikator pencapaian
kompetensi pada RPP, tetapi perilaku sikap spiritual dan sikap sosial
harus dikaitkan pada perumusan tujuan pembelajaran.
c. Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) menggunakan
dimensi proses kognitif (dari memahami sampai dengan mengevaluasi
dan dimungkinkan sampai kreasi untuk kelas XII jika ketercapaian
hasil belajar siswa di atas rata-rata) dan dimensi pengetahuan (faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif) yang sesuai dengan KD,
namun tidak menutup kemungkinan perumusan indikator dimulai dari
serendah-rendahnya C2 sampai setara dengan KD hasil analisis
dan rekomendasi.
d. IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) tentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 berdasarkan
gradasinya dan tuntutan KI;
2) tentukan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural,
metakognitif);
3) tentukan bentuk keterampilan, apakah keterampilan abstrak atau
keterampilan konkret;
4) untuk keterampilan kongkret pada kelas X menggunakan kata
kerja operasional sampai tingkat membiasakan/manipulasi.
Sedangkan untuk kelas XI minimai sampai pada tingkat mahir/
presisi. Selanjutnya untuk kelas XII minimal sampai pada tingkat
menjadi gerakan mahir/presisi hingga alami/artikulasi serta kelas
XIII orisinal/naturalisasi pada taksonomi psikomotor Simpson atau
Dave, dan
5) rumusan IPK pada setiap KD dari KI-3 dan pada KD dari KI-4
minimal memiliki 2 (dua) indikator.

Tujuan Pembelajaran

Setelah membuat IPK dari setiap KD dilanjutkan dengan membuat rumusan tujuan pembelajaran.
Rumusan tujuan pembelajaran merupakan jabaran lebih rinci dari indikator (IPK). Tujuan
pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dari KI pengetahuan dan KD dari KI keterampilan
dengan mengaitkan dimensi sikap yang akan dikembangkan. Perumusan tujuan pembelajaran
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan atau diukur, mencakup ranah sikap,
ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan. Perumusan tujuan pembelajaran mengandung
komponen Audience, Behaviour, Condition dan Degree (ABCD), yaitu: 5

a. Audience adalah peserta didik;


b. Behaviour merupakan perubahan perilaku peserta didik yang
diharapkan dicapai setelah mengikuti pembelajaran;
c. Condition adalah prasyarat dan kondisi yang harus disediakan agar
tujuan pembelajaran tercapai, dan
d. Degree adalah ukuran tingkat atau level kemampuan yang harus
dicapai peserta didik mencakup aspek afektif dan attitude.

Berdasarkan contoh IPK dari mata pelajaran simulasi digital yang tersebut di
atas, maka rumusan tujuan pembelajarannya yaitu:

1. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat


menjelaskan pengertian komunikasi daring online sesuai dengan buku
teks secara santun.
2. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat
menjelaskan 4 simbul yang digunakan pada pengelolaan informasi
digital daring online sesuai dengan buku teks secara santun.
3. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat
menjelaskan 2 jenis pengelolaan informasi digital melalui komunikasi
daring online dengan santun.
4. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat
menentukan kebutuhan pokok fasilitas yang diperlukan untuk
pengelolaan informasi digital daring online secara mandiri.
5. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat
menjelaskan cara melakukan komunikasi daring online dengan percaya
diri.
6. Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan internet, peserta didik
akan dapat melakukan komunikasi daring asinkron dan sinkron
berdasarkan contoh dengan percaya diri.
7. Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan internet, peserta didik
akan dapat mendemonstrasikan komunikasi daring asinkron dan
sinkron berdasarkan tugas sesuai prosedur dengan percaya diri.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

6
C. Contoh
Tabel 1 berikut adalah contoh penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK), Tujuan Pembelajaran dan Materi Pembelajaran yang dikutip dari Permendikbud Nomor 60
Tahun 2014.

Tabel 1. Penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), Tujuan


Pembelajaran dan Materi Pembelajaran (dari Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014)

Mata Pelajaran: Simulasi Digital

KI Kelas X Kompetensi Dasar IPK

1. Menghayati dan mengamalkan


ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan


perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong-royong,
kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, 3.2 Menerapkan Menerangkan komunikasi daring asinkron.


menganalisis pengetahuan pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural pengelolaan
berdasarkan rasa ingin tahunya informasi digital. Menerangkan komunikasi daring sinkron.
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan Menerapkan komunikasi daring asinkron dan
wawasan kemanusiaan, komunikasi daring sinkron.
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran

Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta Komunikasi daring asinkron.


didik akan dapat menjelaskan 2 jenis pengelolaan
informasi digital melalui komunikasi daring online
dengan santun

Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta Komunikasi daring sinkron.


didik akan dapat menentukan kebutuhan pokok
fasilitas yang diperlukan untuk pengelolaan
informasi digital daring online secara mandiri Komunikasi daring asinkron dan komunikasi
daring sinkron.
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta
didik akan dapat menjelaskan cara melakukan
komunikasi daring online dengan percaya diri
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

KI Kelas X Kompetensi Dasar IPK


8
4 Mengolah, menalar, dan 4.2 Menyajikan Mengikuti (Meniru) komunikasi daring asinkron
menyaji dalam ranah konkret hasil penerapan dan sinkron berdasarkan contoh.
dan ranah abstrak terkait pengelolaan
dengan pengembangan dari informasi digital Mendemonstrasikan komunikasi daring
yang dipelajarinya di sekolah melalui komunikasi asinkron dan sinkron berdasarkan tugas
secara mandiri, dan mampu daring online.
menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

Kurikulum 2013 mengharuskan adanya analisis dan integrasi Muatan Lokal dan Ekstrakurikler
Kepramukaan pada setiap mata pelajaran. Integrasi Muatan Lokal pada mata pelajaran Simulasi
Digital dimaknai sebagai materi yang kontekstual sesuai lingkungan sekitar dan atau topik kekinian.
Tabel 2 di bawah ini merupakan contoh bagaimana integrasi Muatan Lokal ke dalam mata
pelajaran simulasi digital.

Tabel 2. Pengintegrasian Muatan Lokal (Nilai Kontekstual)


ke dalam Mata Pelajaran Simulasi Digital

Integrasi Muatan Lokal ke dalam Materi


Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran

3.2 Menerapkan pengetahuan pengelolaan Menggunakan komunikasi daring asinkron


informasi digital melalui pemanfaatan dan komunikasi daring sinkron pada bidang
komunikasi daring (online). usaha pertambangan yang ada di wilayah
Kabupaten Bangka Tengah.
4.2 Menyajikan hasil penerapan pengelolaan
informasi pengelolaan informasi digital
melalui komunikasi daring (online).

Setiap pengampu mata pelajaran harus melakukan analisis pengintegrasian muatan lokal ke dalam
mata pelajaran yang diampunya. Lebih lanjut dikoordinasikan pada tingkat satuan pendidikan
sebagai bahan untuk penentuan kegiatan pembelajaran.

Integrasi ekstrakurikuler Pramuka dimaknai dengan pemanfaatan kegiatan kepramukaan sebagai


wahana aktualisasi materi pembelajaran. Kegiatan integrasi ekstrakurikuler Pramuka, diawali
dengan menganalisis Kompetensi Dasar dari KD yang akan dipelajari, apakah ada kegiatan yang
dapat dipraktikan pada kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Atas dasar analisis tersebut jika KD
yang dipelajari dimungkinkan dapat diintegrasikan pada kegiatan Kepramukaan, maka tentukan
bentuk kegiatannya dan lakukan komunikasi dengan pembina Pramuka pada rapat dewan guru
untuk dijadikan materi program aktualisasi pembinaan ekstrakurikuler Pramuka yang dilakukan 2
jam/minggu. Tabel 3 di bawah ini merupakan contoh bagaimana integrasi mata pelajaran Simulasi
Digital pada kegiatan aktualisasi Kepramukaan.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran


9
Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan Mendemontrasikan Komunikasi daring asinkron
internet, peserta didik akan dapat melakukan dan sinkron
komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan
contoh dengan percaya diri

Disediakan peralatan komunikasi dan


jaringan internet, peserta didik akan dapat
mendemonstrasikan komunikasi daring asinkron dan
sinkron berdasarkan tugas sesuai prosedur dengan
percaya diri

Tabel 3. Pengintegrasian Mata Pelajaran Simulasi Digital


pada Kegiatan Aktualisasi Kepramukaan

Integrasi materi mata pelajaran pada


Kompetensi Dasar
Aktualisasi Ekstrakurikuler Kepramukaan

3.2 Menerapkan pengetahuan pengelolaan Menggunakan kompetensi komunikasi


informasi digital melalui pemanfaatan daring (online) dalam kegiatan kepramukaan
komunikasi daring (online). (mengirim dan menerima email, chatting, dst).

4.2 Menyajikan hasil penerapan pengelolaan


informasi digital melalui komunikasi
daring (online).

Setiap pengampu mata pelajaran harus melakukan analisis pengintegrasian mata pelajaran
yang diampunya pada kegiatan aktualisasi kepramukaan. Lebih lanjut dikoordinasikan pada
tingkat satuan pendidikan sebagai bahan untuk penentuan kegiatan aktualiasi ekstrakurikuler
Kepramukaan.

D. Latihan/Tugas
1. Buat analisis keterkaitan KI, KD, Materi, Tujuan Pembelajaran dan
Indikator Pencapaian Kompetensi seperti contoh di atas dari pasangan
KD-3 dan KD-4 (Tabel 1).
2. Buat analisis integrasi materi KD Mata Pelajaran yang Saudara ampu
dengan Muatan Lokal/nilai-nilai kontekstual dan Ekstrakurikuler
Kepramukaan seperti contoh Tabel 2 dan Tabel 3.

Anda mungkin juga menyukai