Anda di halaman 1dari 16

TASK READING

VARIKOKEL
OLEH: KELOMPOK 15

NAMA KELOMPOK :

NI PUTU ARYASTARI 12.06.0008

HUSNAINI HAWARI 12.06.0041

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2012-2013

1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadiratAllah SWT yang telah memberikan rahmat
yang begitu besar sehingga kami dapat menyelesaikan makalah task reading kami
tentang VARIKOKEL ini tepat pada waktunya.
Dan kami mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah
membantu kami dalam menyusun makalah ini.Kami berharap semoga makalah
inidapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya akan segala kekurangan dan keterbatasan
kami. Ini semua disebabkan karena keterbataan kami sebagai manusia. Karena itu
kami berharap kritikdan saran dari pembaca yang sangat kami harapkan.

Mataram, 10 April 2013

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
2.1 Anatomi Skrotum..............................................................................
2.2 Anatomi Testis...................................................................................
2.3 Varikokel...........................................................................................
2.4 Gejala Varikokel................................................................................
2.5 Akibat Varikokel................................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Organ reproduksi pria tidak tidak terpisah dari saluran uretra dan sejajar
dengan kelamin luar, terletak di bagian ginjal, membentuk kelenjar reproduksi
berisi sel benih, dan membentuk struktur sekelilingnya. Organ reproduksi
berhubungan dengan traktus urinarius tetapi tidak bersambung. Sebagian besar
organ reproduksi pria terletak di luar pelvis.
Organ urogenital dari pria terdiri dari ginjal, uretr, vesika urinaria, dan
uretra. Sedangkan organ reproduksi pria terdiri dari:
1. Duktus
- Epididimis yaitu saluran halus yang panjangnya kira-kira 6cm dan terdiri
dari kaput epididmis yang berhubungan erat dengan bagian atas testis
sebagai duktus eferens. testis mengatur sperma sebelum diejakulasi, dan
memproduksi sperma.
Apendiks testis adalah bagian ekstremitas superior testis dekat dengan
kaput epididimis. Berupa benda kecil, oval yang merupakan sisa dari
duktus mulerin bagian atas.
- Duktus diferens yaitu duktus ekskretorius dari testis, merupakan lanjutan
dari kanalis epididimis. Melalui cincin kanalis inguinalis masuk ke
fenikulus spermatikus
- Uretra merupakan saluran kemih dan saluran ejakulasi pada pria. Uretra
pada pria mempunyai bagian-bagian tersendiri yaitu uretra pars prostatika,
pars membranasea, pars kavernosum, danberakhir di orifisium uretra
eksterna.
2. Bangunan Penyambung
- Skrotum merupakan sepasang kantong yang menggantung di dasar pelvis.
Di depan skrotum terdapat penis dan di belakang terdapat anus. Skrotum
berfungsi membungkus testis untuk menjaga dari suhu.
- Fenikulus Spermatikus merupakan bangunan penyambung yang berisi
duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut saraf

4
- Penis terletak menggantung di depan skrotum. Dengan penggantung yaitu
ligamentum pundiformis dan ligamentum suspensorium penis. Kulit
pembungkus yang berhubungan dengan pelvis, skrotum dan perinium. Di
belakang orifisium uretra eksterna kulit ini membentuk perlipatan kecil
yang disebut frenulum prepusium.
3. Kelenjar
- Kelenjar bulbouretralis
- Glandula prostat yaitu kelenjar yang mengeluarkan cairan alkali yang
encer seperti susu yang mengandung asam sitrat yang berguna untuk
melindungi spermatozoa terhadap tekanan pada uretra.
- Vesika seminalis, Fungsinya mensekresi zat mukoid yang mengandung
fruktosa dan zat gizi(prostaglandin dan fibrinogen) sebagai sumber energi
spermatozoa.
Sekresi vesika seminalis merupakan komponen pokok dari air mani
yang menghasilkan cairan yang disebut semen sebagai pelindung
spermatozoa
- Duktus ejakulatorius berjumlah dua buah pada sisi lain dari garis tengah.
Masing-masing duktus akan membentuk gabungan vesika seminalis
dengan duktus diferens.
- Testis ada dua buah yang berfungsi menghasilkan sperma.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Skrotum

5
Skrotum merupakan sepasang kantong yang menggantung di dasar
pelvis. Di depan skrotum terdapat penis dan di belakang terdapat anus.
Skrotum atau kandung buah pelir berupa kantongterdiri dari kulit tanpa lemak
dan memiliki sedikit jaringan otot.
Pembungkusnya disebut tunika vaginalis yang dibentuk dari peritoneum
skrotum yang mengandung pigmen, didalamnya terdapat kantong yang berisi
epididimis dan fenikulus spermatikus termasuk juga testis.
Skrotum kiri tergantung lebih rendah dari skrotum kanan. Namun, pada
beberapa keadaan, misalnya pengaruh suhu dapat membuat skrotum berubah
ukuran untuk menyesuaikan suhu untuk kesuburan testis.
Lapisan skrotum yaitu:
a. Kulit: warna kecoklatan, tipis dan mempunyai rugae, terdapat folikel
sebasea dikelilingi oleh rambut keriting yang akarnya terlihat melalui
kulit.
b. Tunika dartos: berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang basis
skrotum. Tunika dartos ini membentuk septum yang membagi skrotum
menjadi dua ruangan untuk testis dan mengangkat testis menurut
kemauan dan refleks ejakulasi.

2.2 Anatomi Testis


Testis merupakan dua buah organ glandula yang memproduksi semen,
terdapat di dalam skrotum dan digantung oleh fenikulus spermatikus. Pada janin,
testis terdapat dalam kavum abdomen belakang peritoneum. Sebelum kelahiran
testis tersebut akan turun melalui kanalis inguinalis menuju skrotum. Testis
merupakan tempat dibentuknya spermatozoa dan hormon laki-laki, terdiri dari
belahan yang disebut lobulus testis.
Testis menghasilkan hormon testosteron yang menimbulkan sifat kejantanan
setelah masa pubertas, di samping itu juga ada hormon FSH dan LH. Secara
histopatologis testis terdiri dari kurang lebih 250 lobuli dan tiap lobulus terdiri
atas tubuli seminiferi.
Di dalam tubulus seminiferus terdapat sel spermatogonia dan sel sertoli,
sedangkan diantara tubuli seminiferi terdapat sel leydig. Sel spermatogonium pada
proses spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel sertoli berfungsi

6
memberikan makan pada bakal sperma, sedangkan sel leydig atau disebut sel
interstisial testis berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron. Sel
spermatozoa yang diproduksi di tubulus seminiferus testis disimpan dan
mengalami pematangan/maturasi di epididimis. Setelah maturasi(dewasa) sel
spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas diferens
disalurkan menuju ampula vas diferens. Setelah itu bercampur dengan cairan dari
epididimis, vas diferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat membentuk
cairan semen atau mani.
Testis dibungkus oleh Jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis
dan diluar tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan
viseralis dan parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada di sekitar
testis memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen untuk
mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil.
Dan pembuluh darah testis yaitu:

a. Arteri pudenda eksterna pars superfisialis merupakan cabang dari arteri


femoralis.
b. Arteri perinealis superfisialis cabang dari arteri pudenda interna.
c. Arteri kremasterika cabang dari arteri epigastrika inferior.
Selanjutnya pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul
membentuk pleksus pampiniformis. Persarafan testis meliputi N. Ilioinguinalis, N.
Lumboinguinalis cabang dari pleksus lumbalis, dan N. Perineal pars superfisialis.

7
8
2.3 Varikokel
Varikokel adalah pelebaran abnormal (varises) dari vena yang ada di pleksus
pampiniformis akibat gangguan vena spermatika interna yang mengalirkan darah
ke setiap testis. Kelainan ini terdapat pada 15% pria dan varikokel ini ternyata
merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria dan didapatkan 21-41% pria
yang mandul karena varikokel. Umumnya, varikokel ini lebih sering terjadi pada
sisi kiri di bandingkan sisi kanan disebabkan karena:
1. Dari bentuk anatomis pembuluh darah vena spermatika interna sisi kiri
jauh lebih tegak lurus dibandingkan sisi kanan yang menyebabkan aliran
darah balik membutuhkan tenaga yang kuat untuk naik.
2. Pembuluh vena spermatika interna sisi kiri harus melalui jalan yang
panjang untuk bermuara ke vena renalis dan kemudian menuju ke vena

9
cava inferior dibandingkan pembuluh balik sisi kanan yang langsung
menuju vena cava inferior.
3. Vena spermatikainterna kiri jauh lebih panjang dibandingkan vena
spermatika interna sisi kanan karena letak ginjal kiri lebiih tinggi
dibanding sisi kanan
Varikokel pada sisi kanan dapat merupakan tanda obstruksi yang patut di
curigai adanya kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat obstruksi vena
karena tumor), muara vena spermatika kanan pada vena renalis kanan, atau
adanya situs inversus.
Adapun penyebab dari varikokel yaitu:
1. Faktor genetik
Orang tua dengan varikokel memiliki kecendrungan menurunkannya
pada anak. Sejak lahir, anak-anak ini mewarisi pembuluh darah yang
mudah melebar.
2. Makanan
Beberapa jenis makanan dengan oksidasi tinggi akan merusak pembuluh
darah seperti makanan yang diolah dengan cara dibakar. Makanan ini
dapat merusak pembuluh darah seperti arteri dan vena.

3. Suhu
Daerah testis yang terlalu panas. Idealnya suhu testis adalah 1-2 derajat
di bawah suhu tubuh dan jika suhu sekitar testis tinggi hal ini dapat
memicu pelebaran pembuluh darah balik di daerah itu. Awalnya, suhu
tinggi berpotensi menurunkan kualitas sperma yang pada gilirannya akan
mengganggu fungsi testis dalam menghasilkan sperma.
4. Pakaian
Sering memakai celana ketat menyebabkan pembuluh vena terjepit dan
sulit untuk naik menuju vena renalis atau vena cava inferior dan
menyebabkan darah berkmpul di testis dan pembuluh darah melebar.
5. Gelombang elektromagnet, bagi orang yang bekerja di tower GSM,
berhubungan dengan reaksi nuklir dan hal yang bertegangan tinggi.
6. Stres yang berlebihan pada penderita.
7. Tekanan tinggi di sekitar perut
Pria dengan pekerjaan yang menyebabkan tekanan tinggi di daerah
sekitar perut bisa memicu munculnya varikokel.

10
2.4 Gejala Varikokel
Biasanya tidak ada gejala yang menyertai varikokel, namun pada beberapa
laki-laki terasa perasaan:
1. Berat pada sisi yang terkena variokokel.
2. Ketika di palpasi akan terasa lunak dan terasa seperti kantong cacing di
sekitar buah zakar pada posisi berdiri. Ketika pada posisi berbaring massa
dapat mengosongkan isinya dan tidak teraba.
3. Terasa ada tarikan atau sakit nyeri di dalam skrotum.
4. Atrophy atau penyusutan testis.
5. Terhadap orang yang sudah berkeluarga nanti akan mengeluh belum
mempunyai anak setelah beberapa tahun menikah.
Kadang sulit untuk menemukan adanya bentukan varikokel secara klinis
meskipun terdapat tanda-tanda lain yang menunjukan adanya varikokel. Untuk itu
pemeriksaan auskultasi dengan menggunakan stetoskop doppler sangat membantu
karena alat tersebut dapat mendeteksi adanya peninggakatan aliran darah pada
pleksus pampiniformis.
Gejala ini tergantung dari berat dan ringannya varikokel. Ada beberapa grade
dari varikokel yang menentukan berat ringannya varikokel tersebut:
a. Grade 1
Umumnya tanpa gejala/tanda-tanda yang bisa terlihat jelas, kecuali melalui
pemeriksaan dokter. Pria dengan varikokel grade 1 biasanya tidak
merasakan keluhan apa pun. Bahkan beberapa di antaranya tidak
bermasalah dengan penantian hadirnya sang buah hati.
b. Grade 2

11
Bisa jadi bermasalah bisa juga tidak. Ini mungkin saja terjadi bila kuantitas
produksi sperma yang bersangkutan relatif banyak dan mencukupi,
sementara kualitasnya pun relatif bagus. Kalaupun ada penurunan jumlah
sperma akibat varikokel, misalnya dari 150 juta menjadi 100 juta,
spermanya tetap bisa membuahi sel telur pasangannya.
Sebaliknya, varikokel grade 2 akan jadi masalah bila jumlah sperma yang
bersangkutan memang kurang, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Contohnya, bila produksi sperma seseorang hanya 25 juta. Munculnya
varikokel tentu saja akan menjadi hambatan serius untuk membuahi sel
telur pasangannya.
Secara umum, varikokel grade 2 belum bisa terlihat tanpa
pemeriksaan dokter. Tebalnya kantong skrotum/buah zakar juga kerap
menjadi faktor penghambat. Meski bila diraba dengan cermat, sebenarnya
akan terasa vena yang menonjol dan berkelok-kelok. Beberapa orang
mungkin mengiranya sebagai urat yang lazim terdapat pada testis.
c. Grade 3
Bisa terlihat dengan mudah pada saat pria penderita berdiri. Pada kantong
testisnya terlihat ada sesuatu yang bengkak yang jika diraba akan terasa
seperti ada "gulungan" urat yang tidak teratur.
d. Grade 4
Timbul keluhan-keluhan yang biasanya terjadi diantaranya rasa pegal,
sakit/nyeri di sekitar organ reproduksinya. Bila varikokel yang diderita
sudah mencapai grade ini, biasanya dokter akan menganjurkan operasi.

2.5 Akibat Varikokel


Konsentrasi dan pergerakan sperma menurun secara signifikan sebanyak
65% hingga 75% pada laki-laki dengan varikokel. Mekanisme yang
menghubungkannya dengan infertilitas karena dapat mengganggu proses
spermatogenesis antara lain karena terjadi hambatan arus darah balik sehingga
menyebabkan buah zakar yang berperan pada proses spermatogenesis kekurangan
oksigen lalu mematikan sel-sel yang berperan pada spermatogenesis sehingga
tidak terbentuk sprema.

12
Terjadinya poeningkatan suhu, karena salah satu dari fungsi pleksus
pampiniformis adalah untuk menjaga suhu testis 1 atau 2 oF lebih rendah dari suhu
tubuh guna memberikan keadaan yang optimal untuk produksi sperma. Dengan
adanya kerusakan pada katup vena maka akan menyebabkan pembuluh darah
kantung testis tidak berfungsi optimal dan darah di sekitar testis menumpuk dan
suhu di sekitar testis menjadi tinggi dan hal inilah yang berpengaruh dengan
kualitas sperma.
Varikokel ini juga dapat menyebabkan kemandulan bila varikokel ini
diderita oleh orang-orang yang memang pengeluaran spermanya sedikit dan
dengan adanya varikokel maka spermanya akan semakin sedikit dan fertilisasi
sulit atau bahkan tidak bisa terjadi.

Penanganan yang terbaik dalam hal varikokel ini yaitu operasi namun
meskipun operasi hal ini juga masih menimbulkan efek berbahaya terhadap
penderita karena dalam hal operasi pembuluh vena yang mengalami varikokel
akan dibuatkan sayatan kecil pada perut bagian bawah kemudian pembuluh darah
yang melebar tersebut akan ditarik dan dikumpulkan di tempat yang aman
kemudian dikunci disana dengan alat khusus. Hal ini akan menyebabkan
perubahan jumlah sperma karena pasokan darah yang menuju testis akan semakin
sedikit.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi sistem reproduksi pria terbagia menjadi tiga yaitu kelenjar, duktus, dan
saluran penyambung. Dimana duktu duktus ini terdiri dari epididimis, vas
diferens, dan uretra yang juga merupakan saluran urin namun pada laki-laki juga
berfungsi dalam reproduksi. Kemudoa salurannya penyambungnya yaitu skrotum
dan penis dan untuk kelenjarnya terdiri dari kelenjar bulbo uretralis, kelenjar
prostat, vesika seminalis, dan testis. Kelenjar ini berfungsi menghasilkan sperma
yang berfungsi dalam pembuahan ovum.
Ada beberapa gangguan dalam hal sperma ini diantaranya yaitu varikokel
(varises pada testis) yang berbahaya terhadap pria dimana penyebabnya yaitu
bermacam-macam seperti pemakaian celana yang terlalu ketat, suhu yang tinggi
sekitar testis, makanan yang diolah dengan cara dibakar dan juka faktor genetik.
Selain itu terdapat juga akibat dari varikokel ini yaitu menyebabkan produksi
sperma berkurang karena perdarahan yang terganggu menyebabkan testis semakin
mengecil dan bisa juga menyebabkan kemandulan terhadap orang-orang yang
memang produksi spermanya sudah sedikit dari sebelum mengalami varikokel.

14
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Purnomo.2012.Dasar-dasar Urologi Edisi Ketiga.Jakarta:EGC.


Sunarno, Eddy.2010.Varikokel. Akses 24 April 2013.<http://urologi-
balikpapan.blogspot.com>
Syaifuddin.2007.Anatomi Fisiologi.Jakarta:EGC.
Sylvia & Lorraine.2012.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit.Jakarta:EGC.

15
16

Anda mungkin juga menyukai