Anda di halaman 1dari 28

1.

Gambaran Kasus
Pada Januari 2009, Byrraju Ramalingga Raju yang mana adalah pemilik dan ketua
dari Satyam, mengundurkan diri setelah membuat pengakuan telah menggelembungkan
laba perusahaannya. Pendiri sekaligus Chairman Satyam, B. Ramalinga Raju mengakui
bahwa pihaknya telah memalsukan neraca keuangan dan asetnya sejak tahun 2001. Dia
mengaku melakukan manipulasi rekening perusahaan untuk melaporkan keuntungan
sebanyak lebih dari 10 kali angka sebenarnya, dan melaporkan uang tunai senilai US$1,5
milyar yang sebenarnya tidak ada. Kasus ini menggambarkan sifat penipuan, peran dari
berbagai pihak yang terlibat dan akibatnya dari skandal itu. Tujuan dari kasus ini adalah
untuk memungkinkan diskusi tentang isu-isu seperti praktek bisnis dan lingkungan tata
kelola perusahaan di India, kecurangan akuntansi, kompensasi direktur, dan peran dari
direktur independen dan auditor.

2. Satyam & Pendiri


Di tahun 2009, Satyam, yang dalam bahasa Sansekerta adalah Kebenaran,
dianggap sebagai salah satu pelopor dari sektor teknologi informasi IT di India dengan
pendapatan lebih dari US$ 2 milyar. Satyam merupakan satu-satunya perusahaan yang
terdaftar di tiga bursa saham internasional dan telah menerima penghargaan Golden
Peacock Award untuk pencapaiannya dalam tata kelola perusahaan. Perusahaan ini
bersaing dengan perusahaan besar lainnya seperti Infosys dan Wipro.
Satyam didirikan oleh Ramalingga Raju, salah satu dari pemimpin bisnis di India
yang paling dihormati. Dia berada di keluarga yang mempunyai tanah bidang yang luas
dan tanah yang selanjutnya menjadi kesenangannya setelah keberhasilan global Satyam.
Dia juga mempertahankan citra publik yang bersih. Seorang reporter yang memihak
Satyam mengatakan kesannya kepada Raju, Sangat susah untuk menemukan CEO di
India yang bersuara lembut. Dia akan membuka ketika menanyainya tentang isu-isu yang
berkaitan tentang tata kelola perusahaan. Karena seperti pencitraannya, dia dipromosikan
sebagai ikon dari Hyderabad, pusat IT India, oleh ketua menteri saat itu.
Namun, citra Raju kontras dengan beberapa kontroversi yang melingkupi
karirnya. Dia diinvestigasi karena menipu dana dari penawaran umum Satyam di NYSE
dan Satyam Infoway di NASDAQ. Dia juga dinyatakan bersalah dalam kasus
penggelapan pajak. Selain itu, pada tahun 2008, Bank Dunia memasukkan Satyam ke
dalam daftar hitam dengan alasan Pemanfaatan yang tidak benar kepada karyawannya.
Sahamnya di Satyam dijanjikan ke institusi keuangan untuk mendapatkan dana untuk
membeli tanah dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar, dengan membuat efek
yang sama dengan harga tali-temali. Namun, meskipun terkena kasus ini, dia pernah
menerima penghargaan bergengsi termasuk Ernest & Young Entrepreneur.

3. Dewan Direktur
Dewan Direksi Satyam memiliki tanggung jawab dalam melihat keseluruhan
strategi, menyetujui kegiatan utama perusahaan dan meninjau kinerja. Berdasarkan
profesor warthon, Saikat Chaudhuri, mencatat bahwa di India seperti perusahaan Satyam,
Dewan direksi mereka hanya terlibat dalam melihat keseluruhan strategi, sementara
pendiri yang melakukan kedua tanggung jawab yang seharusnya dilakukan dewan direksi.
Dewan direksi terdiri atas tiga komite yaitu dewan direksi komite audit,
remunerasi, dan komite keluhan investor. Bertentangan dengan praktik yang berlaku
maka tidak ada komite nominasi. Selain raju, Satyam memiliki dua direktur eksekutif
lainnya yaitu saudaranya B. Rama Raju dan Ram Mynampati.
Dari enam orang yang bukan dewan direksi eksekutif, lima diantaranya
merupakan pihak independen. Direktur independen, menurut aturan yang dikeluarkan
oleh keamanan dan pertukaran dewan india, diperlukan adanya orang yang tidak memiliki
hubungan yang berkenaan uang, transaksi maupun lainnya dengan perusahaan, yang
mempromosikan direktur independen dan anak perusahaan. Salah satu dari enam orang
yang bukan dewan direksi eksekutif, Krishna Palepu, merupakan seorang profesor
akuntansi dan spesialis dalam tata kelola perusahaan di Harvard dan bekerja sebagai
konsultan untuk Satyam dan dengan demikian tidak dianggap sebagai direktur
independen.
Diantara lima direktur independen, Srinivasan adalah yang memiliki masa jabatan
paling lama, sudah ada pada jajaran sejak 1991. Srinivasan dengan Rao dan V.S Raju,
duduk di jajaran Audit dan Komite Remunerasi. Sebagai tambahan, Rao adalah Dekan
dari Indian School of Business (ISB) dimana Raju merupakan anggota dewan. ISB telah
menerima sejumlah hibah sebesar Rs 35 crore ( USD 6,6 juta) dari Srini Raju, saudara
ipar dari Ramalinga Raju yang merupakan CTO (Chief Technical Officer) di Satyam
untuk penelitian yang dilakukan oleh perusahaan pusat untuk IT & Networked Economy
( CITNE). Menariknya, menurut pengungkapan remunerasi direksi untuk tahun 2008,
Rao dibayar sebesar Rs 100.000 (atau sekitar USD 1.800) yang disebut komisi
sedangkan pihak direksi non-eksekutif lainnya dibayar antara sebesar Rs1.333.333 (atau
sekitar USD 21.200) sampai Rs 1.200.000 ( USD 22.500)
Direktur non-eksekutif juga menerima biaya rapat yang dikenal sitting fees.
Krishna Palepu dibayar sebesar Rs 9.1 juta ( USD 173.500) dan 10.000 lembar saham
( sama dengan 5000 ADR) dengan jumlah sekitar Rs. 7.9 juta ( USD 150.000) yang
merupakan biaya atas jasa konsultasi profesional yang disediakannya. Direktur lain
menerima kompensasi antara Rs 1.2 1.3 Juta ( USD 22500-24500) dengan tambahan
paling tidak 5000 lembar saham dari kompensasi saham dasar dalam bentuk unit saham
terbatas.
Dengan dihormati dalam perindustrian , jajaran direktur Satyam diminta untuk
duduk pada jajaran perusahaan yang ada dalam daftar .Vinod K Dham ( Dham)
merupakan Wakil Presiden dan General Manajer dari Intel dan duduk dengan total
delapan jajaran. Mantan Sekertaris Kabinet atas pemerintahan India dan merupakan
anggota ke 12 dalam Komisi Keuangan, T.R Prasad (Prasad) juga duduk dalam delapan
jajaran atas perusahaan lokal yang terfdaftar.

4. Budaya Bisnis di India


Dengan akar yang kuat dalam struktur hirarki sosial dari pengaruh Hindu, tempat
kerja ditandai dengan karyawan muda yang mematuhi perintah dari senior mereka.
Diskusi dan keputusan yang dimulai oleh eksekutif paling senior. Untuk karyawan muda
yang mengatakan "tidak" dapat dianggap sebagai sopan dan menghina orang-orang yang
berwenang.

5. Dari Mahkota Permata India ke Kecurangan Terbesar


Ramalinga Raju telah memanipulasi buku Satyam sejak tahun 2001 untuk
melaporkan hasil yang akan menguntungkan dibandingkan dengan orang-orang dari
Infosys dan Wipro. Digunakan untuk menjaga citra perusahaan perusahaan sebagai
pelopor IT di India. Selain itu, laba perusahaan yang lebih tinggi akan menghasilkan
harga saham yang lebih tinggi, membantu Raju memperoleh lebih banyak dana untuk
membeli tanah.
Raju berharap untuk menutupi aset fiktif ia menunjukkan pada buku Satyam
dengan uang nyata dari Maytas Infra dan Maytas Properties, perusahaan yang dimiliki
oleh anak-anaknya, dengan menggabungkan dua perusahaan dengan Satyam. Pada
tanggal 16 Desember 2008, ia mengadakan pertemuan dewan untuk meminta persetujuan
untuk transaksi ini dengan nilai gabungan sebesar US$ 1,6 miliar. Sejak ia dan
saudaranya Rama menjadi pihak yang berkepentingan, mereka absen dari pertemuan
tersebut. non-eksekutif dan direksi independen hadir menyampaikan perhatian yang kuat
terhadap usulan tersebut:

Kamu tidak dapat memperlakukan kami sebagai stempel karet belaka dan
mengharapkan kami untuk mengatakan ya untuk apa pun yang kamu putuskan. Apa
gunanya memiliki direksi seperti kami, ketika kamu tidak berkonsultasi dengan kami
sama sekali?
- Srinivasan
Akankah langkah ini mengakibatkan melemahkan kompetensi inti dari perusahaan?
Apa risiko yang terlibat?
Rao

Namun, manajer senior dari Maytas membuat presentasi yang sepatutnya diberi
pengarahan oleh Raju tentang bagaimana berhasil mendapatkan persetujuan prinsip dari
direksi.
Setelah persetujuan sudah didapat, Raju membuat pengumuman pada NYSE
mengenai rencana perusahaan untuk bergabung dengan Maytas. Investor sangat tidak
menyetujui, menganggap transaksi dimaksudkan akan memberikan manfaat ke keluarga
Raju
Rumah kartu mulai jatuh dari poin ini. Di tengah-tengah kondisi yang semrawut,
Satyam kehilangan kepercayaan publik, harga sahamnya anjlok dan Maytas telah
ditinggalkan. Bank Dunia segera mengumumkan bahwa Satyam telah diblacklist untuk
menyediakan manfaat yang salah kepada para staffnya. Sebagai tambahan, tiga dari
direktur ini, Srinivasan, Dham dan Palepu, mengundurkan diri dari dewan setelah adanya
pengumuman penggabungan, membuat pernyataan tegas yang mempertanyakan tindakan
promoter:
Saya (Srinivasan) pergi dengan tanpa pilihan tetapi mengundurkan diri dengan tiba-
tiba. Saya sudah dibesarkan banyak isu terkait ke prosedur dan telah menyatakan
reservasi selama rapat dewan. Saya tidak memberikan suara tidak setuju terhadap
persetujuan yang saya ambil tangungjawab moral
Menariknya, secara dramatis Palepu mengubah sikapnya mengenai alasan untuk
pengunduran dirinya. Umumnya dia mengkaitkan pengunduran dirinya untuk tidak
mampu memenuhi semua pekerjaannya karena komitment ajaranya di Harvard. Namun,
kemudian dia berkata pengunduran dirinya diminta oleh pemberitahuan Ramalinga Raju
dan promoter lainnya yang telah berjanji saham mereka di Satyam ke lembaga keuangan,
dimana yang nantinya dijual karena tekanan panggilan penggabungan
Dengan sedikit sisa pilihan, Raju berjanji ke Merrill Lynch untuk mencari pilihan
strategi demi masa depan Satyam. Merrill Lynch menemukan materi penyimpangan di
akun Satyam. Untuk menyadari bahwa kesalahannya, Raju mengundurkan diri dari
posisinya dan mengaku adanya kenaikan keuntungan, melaporkan US$1.5 miliyar yang
tidak ada, bunga pendapatan yang berkebihan dan kewajiban yang dikecilkan.

6. Struktur Compartmentallised Satyam: Kunci Penipuan


Hal penting untuk kesuksesan penipuan ini adalah Raju yang memiliki struktur
compartmentalised Satyam sendiri seperti yang dilaporkan oleh 51.000 karyawannya,
hanya beberapa yang benar-benar mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam
perusahaan. Setiap departemen memiliki unit Keuangan sendiri yang akan melaporkan ke
tim Finance pusat yang dipimpin oleh CFO, Srinivasa Vadlamani. Masing masing unit
ini tidak menyadari kinerja dari departemen yang lain. Raju memilih sendiri manajemen
puncak yang terdiri dari beberapa professional dan anggota keluarganya. Selain itu,
mereka diberikan sejumlah saham besar milik Satyam untuk memastikan bahwa mereka
memiliki intensif untuk mengambil tindakan yang akan membantu meningkatkan harga
saham.
Satyam memiliki kebijakan whistleblower yang diawasi oleh Komite Audit.
Berdasarkan kebijakan ini, seorang karyawan menulis surat kepada Krishna Palepu
menyatakan bahwa pembukuan perusahaan telah dimanipulasi. Meskipun surat ini
beredar di kalangan dewan, tidak ada tindakan yang diambil.

7. Penyelesaian Masalah
Saat hari dimana skandal tersebut diketahui oleh publik, harga saham Satyam
menurun dari Rs 179.1 (US$ 3.40) menjadi Rs 23.85 (US$0.45), turun sebesar 87% dalam
waktu satu hari. Tanggal 10 Januari, Dewan Hukum Perusahaan (Company Law Board)
memutuskan untuk melarang dewan (board) yang sekarang untuk bekerja dan menunjuk
10 calon direksi. Tindakan yang cepat ini dilakukan karena Satyam dan sektor IT-nya
(teknologi informasi) sangat penting terhadap ekonomi dan citra dari India. Pengawas atau
pengatur Chartered Accountants di India mengeluarkan show cause notice kepada auditor
Satyam yaitu PricewaterhouseCoopers (PWC) terhadap keterlibatannya dalam kecurangan
atau penipuan terkait memberikan pernyataan bahwa akun-akun Satyam telah disajikan
secara benar dan wajar. Ramalinga Raju ditangkap dan didakwa dengan beberapa
dakwaan, termasuk pemalsuan, pelanggaran kepercayaan dan kejahatan konspirasi. Pada
saat persidangan, terungkap bahwa meskipun Satyam mengaku memiliki 51.000
karyawan, namun jumlah karyawan yang sebenarnya adalah 40.000. Diduga bahwa Raju
mengambil uang untuk pembayaran karyawan yang tidak ada tersebut, sebesar Rs 20
Crore (US$ 4.000.000) tiap bulannya.
Setelah skandal tersebut, the golden peacock award untuk tata kelola perusahaan
terbaik dicabut atau dilepas dari Satyam. Setelah pelelangan umum pada tahun 2009,
Satyam diambil alih oleh Tech Mahindra, milik konglomerat Mahindra & Mahindra.

8. Peraturan Reformasi dan Dampak pada Direktur Independen


Kasus ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang peran direktur independen
pada dewan yang memiliki kekuasaan tertinggi di perusahaan India. Profesor manajemen
Jitendra Singh di Wharton, mencatat bahwa beberapa dewan India, terdapat sikap anggota
dewan yang bekerja kepada mereka agar dapat menjadi dewan. Ini bisa menjadi masalah
dengan dewan Satyam sendiri.
Reaksi terhadap skandal tersebut, pemerintah India memperkenalkan perusahaan
Bill 2009 untuk mengatasi tata kelola perusahaan, antara isu-isu lainnya. Bill
menambahkan beberapa kriteria persyaratan untuk pengangkatan menjadi direktur
independen. Ini tidak termasuk:
Seorang karyawan dari perusahaan selama tiga tahun sebelumnya dari syarat,
Karyawan yang bekerja sebagai audit, hukum atau konsultan yang berhubungan
dengan perusahaan,
Memiliki lebih dari 2% hak suara perusahaan, atau
Menjadi anggota sebuah organisasi yang menerima 25% pendapatan dari perusahaan.
Rajesh Chakrabarti, profesor di Sekolah Bisnis India, menulis sebuah artikel
Economic Times yang menyoroti kekurangan direktur independen di India ruang rapat
setelah skandal tersebut. Pada bulan berikutnya mengenai skandal tersebut, pengunduran
diri oleh direktur independen naik menjadi 109 dari rata-rata 30. Selama periode yang
lebih lama, pengunduran diri meningkat sebesar 20%. Dia mencatat bahwa persetujuan
yang berlaku di antara direktur independen adalah bahwa mereka menilai kembali risiko
kursi dewan - seumur hidup reputasi yang dibangun bisa menjadi tercemar karena 1
tindakan dimana penyelenggara tidak bermoral seperti Ramalinga Raju. Perubahan ini, ia
menyatakan bahwa tidak ada tanda baik di masa depan tentang tata kelola perusahaan di
perusahaan-perusahaan India.

9. Perkembangan Baru Terjadi


Pada bulan November 2011, setelah menghabiskan hampir 3 tahun di penjara,
Ramalinga Raju, Rama Raju dan Srinivasa Vadlamani diberikan jaminan. Alasan dari
pengadilan adalah bahwa mereka telah memberikan sebagian besar yang mungkin divonis
hukuman maksimum untuk pelanggaran mereka 7 tahun penjara. Selain penyelidikan
kasus itu hampir berakhir, ia merasa bahwa mereka tidak bisa mempengaruhi
penyelidikan dengan cara apapun. Pada bulan Januari 2012, Satyam Coumputer Services,
sekarang dimiliki oleh kelompok Tech Mahindra, mengajukan gugatan terhadap dewan
mantan direksi, mantan karyawan tertentu dan PwC auditor hukum, untuk "melakukan
kecurangan, pelanggaran tanggung jawab penggadaian, kewajiban dan kelalaian dalam
melaksanakan tugas." Ini diikuti dengan penalti dari US$17,5 juta yang dikenakan
bersama Satyam, PwC dan mitra lainnya oleh Securities and Exchange Commission
(SEC) AS pada bulan April 2011 untuk kecurangan melebih-lebihkan rekening
perusahaan.
TAMBAHAN PENJELASAN
1. Gambaran Umum & 2 jadi satu
2. Satyam & Pendiri
a. https://mukhsonrofi.wordpress.com/2009/02/09/skandal-satyam-mengguncang-
dunia/
THE BOARD DIRECTORS
Dewan direksi Satyam bertanggung jawab untuk mengawasi strategi, menyetujui
inisiatif perusahaan besar dan meninjau kinerja. Seorang professor Wharton,
Saikat Chaudhuri, mencatat bahwa perusahaan di India seperti Satyam, direksinya
yang dilibatkan hanya pada level strategi ketika pendiri menjalankan
perusahaannya.
Ada tiga dewan komite
- Audit
- Komite Remunerasi
- Komite Keluhan Investor
Bertentangan dengan yang praktek terbaik yang berlaku, tidak ada Komite
Nominasi. Selain Raju, Satyam mempunyai dua direktur eksekutif lainnya yaitu
saudaranya B. Rama Raju dan Ram Mynampati.
Dari enam direktur non-eksekutif di jajaran direksi, lima dianggap independen.
Seorang direktur independen, sesuai dengan aturan yang di keluarkan oleh
Securities and Exchange Board of India (SEBI), diperlukan untuk menjadi
seseorang yang tidak memiliki hubungan berupa uang atau transaksi dengan
perusahaan, promotor, manajemen, atau anak perusahaan. Satu dari direktur non-
eksekutif adalah Krishna Palepu, seorang professor akuntansi dan spesialis
dibidang tata kelola perusahaan di Harvard bekerja sebagai konsultan Satyam dan
dnegan demikian tidak dianggap sebagai direktur independen.
Di antara 5 direktur independen, Srinivasan adalah yang paling lama bekerja dan
telah berada di direksi sejak 1961. Dia bersama dengan Rao dan V.S. Raju berada
di audit dan komite remunerasi. Selain itu, Rao adalah dekan Indian School of
Business (ISB) di mana Raju menjadi member. ISB telah menerima bantuan dana
sebesar Rs25 crore (US$ 6,6 juta) dari Srini Raju, kakak ipar Ramalingga Raju
dan Chief Technical Officer di Satyem, untuk penelitian yang dilakukan oleh
pusat untuk IT & Networked Economy (CITNE). Menariknya, menurut
pengungkapan Direktur remunerasi tahun 2008, Rao telah dibayar yang disebut
komisi sebesar Rs100.000 (sekitar US$ 1.800) , sedangkan direktur non eksekutif
lainnya dibayar sekitar Rs1.333.333 (US$ 21.200) Rs 1.200.000 (US$22.500).
Para direktur non eksekutif juga menerima biaya rapat kecil yang disebut biaya
duduk. Krishna Palepu dibayar Rs 9,1 juta (US$ 173.500) dan saham 10.000
( setara dengan 5000 ADR) yang Rs 7.9 juta (US$ 150.000) adalah biaya
profesional untuk layanan konsultasi. Semua direksi yang lain menerima
kompensasi kisaran Rs 1.2 1.3 juta (US$ 22.500 24.500) selain setidaknya
5.000 saham sharebased kompensasi dalam bentuk saham terbatas.
Yang dihormati dalam industri, direksi Satyam berada di penawaran tinggi untuk
duduk di perusahaan yang terkenal. Vinod K Dham (Dham) adalah Vice President
dan General Manager Intel dan duduk di total 8 direksi. Mantan sekretaris cabinet
pemerintahan di India dan anggota Komisi keuangan ke 12, T.R.Prasad (Prasad)
juga duduk di delapan dewan perusahaan lokal.
Skandal Satyam mengguncang dunia

5 Votes
Mempunyai 50 ribu karyawan yang
tersebar di berbagai pusat pengembangan IT-nya di negara-negara Asia,
Amerika, Eropa, dan Australia. Menjadi rekanan dari 654 perusahaan global,
termasuk General Electric, Nestle, Qantas Airways, Fujitsu, dan 185
perusahaan Fortune 500 lainnya. Sahamnya listed di Indias National Stock
Exchange, The New York Stock Exchange dan Euronext di Eropa. Merupakan
perusahaan penyedia perangkat lunak resmi di event FIFA World Cup 2010 di
Afrika Selatan dan 2014 di Brazil.
Pada Maret 2008, Satyam melaporkan kenaikan revenue sebesar 46,3 persen
menjadi 2,1 milyar dolar AS. Di Oktober 2008, Satyam mengatakan bahwa
revenue-nya akan meningkat sebesar 19-21 persen menjadi 2,55-2,59 milyar
dolar pada bulan Maret 2009.
Melihat semua reputasinya, pantas saja jika Satyam dinobatkan menjadi raksasa
IT terbesar keempat di India.
Satyam didirikan dan dipimpin oleh Ramalinga Raju, lulusan MBA Ohio
University dan alumnus Harvard University. Ramalinga Raju mendapatkan
berbagai penghargaan di antaranya Ernst & Young Entrepreneur of the Year for
Services (tahun 1999), Dataquest IT Man of the Year (2000), dan CNBCs Asian
Business Leader Corporate Citizen of the Year award (2002). Pada 2004,
jumlah kekayaan Ramalinga Raju mencapai 495 juta dolar.

Riding a tiger
Sungguh ironis, pada 7 Januari 2009, Ramalinga Raju tiba-tiba mengatakan
bahwa sekitar 1,04 milyar dolar saldo kas & bank Satyam adalah palsu (jumlah
itu setara dengan 94% nilai kas & bank Satyam di akhir September 2008).
Dalam suratnya yang dikirimkan ke jajaran direksi Satyam, Ramalinga Raju juga
mengakui bahwa dia memalsukan nilai pendapatan bunga diterima di
muka (accrued interest), mencatat kewajiban lebih rendah dari yang
seharusnya (understated liability) dan menggelembungkan nilai
piutang (overstated debtors).
The gap in the balance sheet has arisen purely on account of inflated profits over
a period of last several years. What started as a marginal gap between actual
operating profit and the one reflected in the books of accounts continued to grow
over the years. It has attained unmanageable proportions as the size of company
operations grew significantly.
Pada awalnya, Satyam fraud dilakukan dengan menggelembungkan nilai
keuntungan perusahaan. Setelah dilakukan selama beberapa tahun, selisih antara
keuntungan yang sebenarnya dan yang dilaporkan dalam laporan keuangan
semakin lama semakin besar. Begitu kompleksnya situasi yang dihadapi
Ramalinga Raju karena fraud yang dilakukannya, ia mengatakan dalam suratnya..
It was like riding a tiger, not knowing how to get off without being eaten.
Pada 14 Januari 2009, auditor Satyam selama 8 tahun terakhir Price Waterhouse
India mengumumkan bahwa laporan auditnya berpotensi tidak akurat dan tidak
reliable karena dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari manajemen
Satyam. Institusi akuntan di India ICAI, meminta PwC memberikan jawaban
resmi dalam 21 hari terkait skandal Satyam.
Ini bukan pertama kalinya PwC tersangkut masalah di India. Pada 2005, The
Reserve Bank of India melarang PwC untuk mengaudit bank selama 8 tahun
karena melakukan audit yang tidak memadai atas non-performing asset dari
Global Trust Bank. PwC menghadapi investigasi terkait kegagalannya
mengidentifikasi fraud senilai 21 juta euro di divisi air mineral grup perusahaan
Greencore.
Satyam kini
Menyusul skandal fraud dalam laporan keuangan Satyam, pada 10 Januari 2009
harga saham Satyam jatuh menjadi 11,5 rupees, atau hanya senilai 2% dari harga
saham tertingginya di tahun 2008 sebesar 544 rupees.
Satyam adalah pemenang penghargaan the coveted Golden Peacock Award for
Corporate Governance under Risk Management and Compliance Issues di tahun
2008. Gelar itu kemudian dicabut sehubungan dengan skandal fraud yang
dihadapinya.
Adapun Raju dan saudaranya, B. Rama Raju, yang juga terkait Satyam fraud,
kemudian ditahan dengan tuduhan melakukan konspirasi kriminal, penipuan,
pemalsuan dokumen, dan menghadapi ancaman hukuman 10 tahun penjara.
Belajar dari sejarah kejayaan dan kejatuhan Satyam, lebih ironis lagi ketika
mengetahui bahwa kata Satyam berasal dari bahasa Sanskirt yaitu Satya, yang
artinya kejujuran.
b. http://finance.detik.com/bursa-valas/1064537/bursa-india-diguncang-skandal-
keuangan-satyam.%20[12
Mumbai - Bursa Saham India anjlok tajam akibat munculnya skandal keuangan
Satyam Computer Services. Chairman Satyam mengundurkan diri setelah
membuat pengakuan telah menggelembungkan laba perusahaannya.

Pendiri sekaligus Chairman Satyam, B. Ramalinga Raju mengakui bahwa


pihaknya telah memalsukan neraca keuangan dan asetnya.

"Di tengah kondisi sekarang, saya mengajukan pengunduran diri sebagai


chairman Satyam," ujar Raju seperti dikutip dari AFP,<\/em> Rabu (7\/1\/2009).

Bursa India pun langsung merosot tajam, dengan indeks Sensex turun 692,37
poin ke level 9.643,56. Sementara saham Satyam merosot hingga 70,74%
menjadi 52,40 rupee.

"Pasar sudah menguat dalam beberapa hari terakhir. Perkembangan soal


Satyam telah memicu aksi jual yang tajam pada hari ini," ujar R Balakrishnan,
Direktur Eksekutif Centrum Broking.

Kejatuhan saham Satyam ini merupakan yang kedua kalinya setelah perusahaan
tersebut sebelumnya berusaha membeli dua perusahaan konstruksi, yang
sahamnya juga dimiliki oleh pendiri Satyam. Harga saham Satyam juga sempat
jatuh setelah klien kuncinya, Bank Dunia menghentikan kontrak.

Seperti dikutip dari Reuters<\/em>, Satyam merupakan salah satu perusahaan


besar India dengan spesialisasi pada bisnis piranti lunak dan jasa back-
office<\/em> dengan klien-klien besar seperti General Electric, Nestle.

"Saya kira tidak ada masa depan untuk saham ini. Kasus ini bagi India
menyerupai kasus Enron di AS. Masalah ini tidak akan terhenti di Satyam, akan
ada lebih banyak perusahaan yang akan mengalami seperti ini. Ada
kemungkinan besar investasi di India akan terpengaruh," ujar Jigar Shah, senior
vice-president Kim Eng Securities.
c. http://triciamargareth93.blogspot.co.id/2014/11/laba-khayalan-perusahaan-
besar.html
Laba Khayalan Perusahaan Besar
Pada 9November 2010, pengadilan di India mengadili pendiri perusahaan
teknologi informasi Satyam, R, yang dituduh melakukan penipuan terbesar dalam
sejarah korporasi negara itu. Modus kasus ini mirip skandal rekayasa laporan
keuangan Enron, perusahaan raksasa listrik dan gas asal Texas, Amerika Serikat.

"Pengadilan kemungkinan akan mengeluarkan daftar pemanggilan saksi," ujar


pengacara R, Bharat Kumar.

R, mantan pemimpin Satyam, pada 7Januari2009, mengakui perbuatannya, telah


memalsukan keuntungan perusahaan. Dalam surat pengakuan, ia mengatakan
telah membesar-besarkan laba perusahaan selama bertahun-tahun dan
meningkatkan neracanya hingga lebih dari US$ 1 miliar.

Atas pengakuan itu, ia menghadapi dakwaan konspirasi, kecurangan, hingga


pemalsuan. Ia kemudian menarik kembali pengakuannya. Namun polisi
menetapkan surat itu merupakan pengakuan penipuan yang sifatnya sukarela.

Proses persidangan digelar setelah Mahkamah Agung India pekan sebelumnya


membatalkan jaminan yang diberikan kepada R dengan alasan kesehatan.
Mahkamah Agung menilai tuduhan penipuan tidak bisa dikesampingkan dengan
jaminan. R sebelumnya diberikan jaminan dengan alasan kesehatan pada Agustus
lalu. Dia menjalani pengobatan hepatitis di rumah sakit di Hyderabad.

R, 54 tahun, pada 7Januari2009 mengundurkan diri dari Satyam. Penipuan yang


tidak terdeteksi hingga akhirnya ia ungkapkan itu mengakibatkan kerugian hingga
US$ 1 miliar.

Media India menyebutkan kasus ini sebagai "India's Enron". Enron merupakan
perusahaan raksasa listrik dan gas di Texas, Amerika Serikat, yang bangkrut pada
2001 karena terbukti melakukan rekayasa laporan keuangan dalam skala besar.

"Rasanya seperti menunggang harimau, tidak tahu kapan untuk turun tanpa
dimakan," kata R, menggambarkan aksi penipuan yang diawali dengan upaya
untuk melancarkan perbedaan kecil pada sistem akuntansi.

Dalam suratnya yang dikirimkan ke jajaran direksi Satyam, R juga mengakui


bahwa dia memalsukan nilai pendapatan bunga diterima di muka(accrued
interest), mencatat kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya(understated
liability) dan menggelembungkan nilai piutang (overstated debtors).

Dalam perjalanan memanipulasi laporan keuangan Satyam, ternyata bukan hanya


terkait pihak pimpinan yang sengaja berniat memanipulasi keuangan, namun juga
didukung oleh kinerja internal auditor Satyam yang tidak melakukan
pekerjaannya dengan benar.

Pada 14 Januari 2009, auditor eksternal Satyam selama 8 tahun terakhir Price
Waterhouse Coopers India mengumumkan bahwa laporan auditnya berpotensi
tidak akurat dan tidak reliable karena dilakukan berdasarkan informasi yang
diperoleh dari manajemen Satyam. Institusi akuntan di India ICAI, meminta PwC
memberikan jawaban resmi dalam 21 hari terkait skandal Satyam.
Ini bukan pertama kalinya PwC tersangkut masalah di India. Pada 2005, The
Reserve Bank of India melarang PwC untuk mengaudit bank selama 8 tahun
karena melakukan audit yang tidak memadai atas non-performing asset dari
Global Trust Bank. PwC menghadapi investigasi terkait kegagalannya
mengidentifikasi fraud senilai 21 juta euro di divisi air mineral grup perusahaan
Greencore.

Dia menambahkan, dalam surat kepada dewan direksi Satyam, "Saya sekarang
siap tunduk pada hukum negara ini dan menerima segala konsekuensinya."

Skandal ini memicu keprihatinan atas tata kelola perusahaan di negara yang
tingkat korupsinya masih tinggi. Investor asing sudah sering menyuarakan
kekhawatirannya atas transaksi tidak benar oleh perusahaan India yang dikuasai
keluarga. Tapi telah ada harapan sektor teknologi informasi akan menetapkan tata
kelola baru yang dapat menjadi acuan.

Satyam merupakan perusahaan teknologi informasi outsourcing terbesar keempat


di India. Kliennya terdiri atas Nestle, General Electric, dan General Motors.
Akibat kasus ini, perusahaan kemudian diambil alih oleh Tech Mahindra dengan
nilai US$ 600 juta untuk kepemilikan mayoritas.

Perusahaan kemudian berganti nama menjadi Mahindra Satyam pada September


2009 dan melaporkan kerugian US$ 27,6 juta pada tahun fiskal hingga Maret
2010. "Membutuhkan waktu satu hingga dua tahun bagi perusahaan untuk
menjadi sehat dan dapat beroperasi lagi," kata Presiden Direktur Mahindra
Satyam Vineet Nayyar.
Analisis:
Ada tiga tipe auditor menurut lingkungan pekerjaan auditing, yaitu auditor
independen, auditor pemerintah, dan auditor intern. Auditor independen adalah
auditor profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama
dalam bidang audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya. Auditor
intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun
perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan
dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan
baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi
dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan
informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Objek yang diaudit oleh auditor bukanlah catatan akuntansi melainkan laporan
keuangan kliennya, yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan ekuitas,
laporan arus kas.
Kalimat kedua dan ketiga dalam laporan audit, paragraf pengantar berbunyi
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung
jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan
audit kami. Tanggung jawab atas kewajaran laporan keuangan terletak di tangan
manajemen, bukan di tangan auditor.
Berikut kecurangan yang dilakukan oleh pemimpin Satyam, R:
Saldo bank sebesar 50,4 miliar rupees, atau setara dengan $1,04 miliar
sebenarnya fiktif.
Pendapatan untuk kuartal kedua 2008 sebenarnya 20% lebih rendah dari 27
miliar rupees yang dilaporkan.
R melaporkan bahwa Satyam memiliki 53000 karyawan dengan operasi di 66
negara.
Profesi akuntan publik timbul dan berkembang karena masyarakat, kreditur dan
investor mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.
Dalam kasus Satyam ini, jelas bahwa bukan hanya pendiri Satyam, R saja yang
menggelembungkan laba perusahaan, namun juga ada persengkokolan dari pihak
auditor internal Satyam dan auditor eksternal Satyam, yaitu PwC yang
mendukung rencana R tersebut.
Ada beberapa prinsip etika profesi akuntansi yang dilanggar oleh auditor internal
Satyam dan PwC India:
Tanggung Jawab Profesi
Dalam menjalankan tanggung jawab profesinya, auditor harus selalu bertanggung
jawab untuk bekerja sarna dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi
akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat, dan menjalankan tanggung-
jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Auditor Satyam tidak
melaksanakan tanggung jawab profesinya dan bersekongkol dengan R. Hal ini
bisa terlihat jelas dari hal bahwa tidak diperiksa secara benar manipulasi atas
invoice yang ada dalam Satyam. Dari laporan keuangan kuartal 1 tahun 2004
hingga kuartal 2 tahun 2009, terdapat 6603 invoice palsu dengan total pendapatan
palsu $1,122,670,000.

Kepentingan Publik
Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi
yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan
sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi
kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Setelah mendapat pengakuan dari
R, bursa saham India langsung anjlok. Bursa India merosot tajam dengan indeks
Sensex turun 692,37 poin ke level 9.643,56. Sementara saham Satyam merosot
hingga 70,74% menjadi 52,40 rupee(dikutip dari detikfinance). Dengan kata lain,
para investor dan klien satyam tidak lagi menaruh kepercayaan mereka pada
Satyam karena laporan keuangan Satyam tidak reliable.

Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik
dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua
keputusan yang diambilnya.
Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja, tetapi tidak menerima
kecurangan dan peniadaan prinsip. Kecurangan dalam kasus Satyam ini jelas
terlihat dari jumlah invoice palsu yang mencapai 6603, yang tidak wajar bila
disebut sebagai kesalahan yang tidak disengaja.
Obyektivitas
Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil,
tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas
dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. Dari hasil
investigasi kasus satyam, diketahui bahwa di dalam perencanaan auditnya,
auditor internal lebih memprioritaskan atas dasar permintaan-permintaan R.
Auditor eksternal satyam, PwC India juga melanggar etika obyektivitas karena
memiliki hubungan istimewa( kemitraan) dengan satyam, tetapi tetap memeriksa
Satyam sebagai kliennya. Terlebih lagi Pwc juga menerima bayaran audit fee
yang jauh diatas para pesaing Satyam dalam melakukan audit.

Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional


Anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa
dan konsisten dengan tanggung-jawab profesi kepada publik. Kompetensi auditor
internal Satyam diragukan, berikut beberapa hal yang dilakukan auditor internal
Satyam dalam menjalankan pekerjaannya(dari hasil investigasi Satyam):
1. Auditor internal tidak melakukan pengujian, meneliti atas verifikasi setiap
transaksi mulai dari awal terjadinya transaksi di setiap tahun hingga berakhirnya
tahun laporan.
2. Tidak pernah memverifikasi atau memeriksa dengan benar cash and bank
balance.
3. Tidak pernah melaporkan hasil pekerjaannya kepada komite audit.
4. Sejumlah bukti temuan serius diabaikan oleh ktua tim audit.
Berikut beberapa pelanggaran yang juga dilakukan oleh PwC:
1. Auditor eksternal tidak pernah melakukan konfirmasi kepada bank yang
terkait terhadap saldo bank yang tercantum dalam satyam.
2. Tidak pernah memeriksa secara baik invoice dalam transaksi Satyam.
3. Liabilitas atas pajak tidak pernah dilaporakn dalam hasil auditnya.
4. Tidak pernah memeriksa atau memverifikasi atas tingkat bunga palsu.
5. Meskipun ditemukan bahwa system pengendalian internal satyam lemah,
tetapi tidak melaporkan hasil temuannya itu.
Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang
baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Satyam tidak
seharusnya menggunakan PwC sebagai auditor eksternal karena memiliki reputasi
yang kurang baik. Seperti berita diatas, PwC gagal mendetesi fraud senilai 21 juta
euro didivisi air mineral grup perusahaan Greencore.

Standar Teknis
Bila dilihat dari standar aturan yang dikeluarkan oleh Indonesia. Ada pelanggaran
yang dilakukan Auditor Satyam dan PwC. Misalnya dalam Pasal 55 khususnya
ayat (b) dan Pasal 56 Undang-Undang Nomor 5 tentang Akuntan Publik yang
dijadikan sebagai subjek uji materiil Pemohon dinyatakan bahwa akuntan publik
yang dengan sengaja melakukan manipulasi, memalsukan, dan/atau
menghilangkan data atau catatan pada kertas kerja, atau tidak membuat kertas
kerja yang berkaitan dengan jasa yang diberikan. Dapat dilihat dari poin-poin
diatas, khusunya kompetensi dan kehati-hatian professional, auditor satyam
karena mengabaikan bukti-bukti berupa transaksi palsu. R juga melanggar
sebagaimana dalam Pasal 56 dinyatakan bahwa pihak terasosiasi yang melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, dipidana dengan pidana
penjara paling lama lima tahun dan denda dan pidana denda paling banyak 300
juta rupiah.
3. Dewan Direktur
a. https://mukhsonrofi.wordpress.com/2009/02/09/skandal-satyam-mengguncang-
dunia/

Mempunyai 50 ribu karyawan yang tersebar di berbagai pusat pengembangan IT-


nya di negara-negara Asia, Amerika, Eropa, dan Australia. Menjadi rekanan dari
654 perusahaan global, termasuk General Electric, Nestle, Qantas Airways,
Fujitsu, dan 185 perusahaan Fortune 500 lainnya. Sahamnya listed di Indias
National Stock Exchange, The New York Stock Exchange dan Euronext di Eropa.
Merupakan perusahaan penyedia perangkat lunak resmi di event FIFA World Cup
2010 di Afrika Selatan dan 2014 di Brazil. Pada Maret 2008, Satyam melaporkan
kenaikan revenue sebesar 46,3 persen menjadi 2,1 milyar dolar AS. Di Oktober
2008, Satyam mengatakan bahwa revenue-nya akan meningkat sebesar 19-21
persen menjadi 2,55-2,59 milyar dolar pada bulan Maret 2009. Melihat semua
reputasinya, pantas saja jika Satyam dinobatkan menjadi raksasa IT terbesar
keempat di India. Satyam didirikan dan dipimpin oleh Ramalinga Raju, lulusan
MBA Ohio University dan alumnus Harvard University. Ramalinga Raju
mendapatkan berbagai penghargaan di antaranya Ernst & Young Entrepreneur of
the Year for Services (tahun 1999), Dataquest IT Man of the Year (2000), dan
CNBCs Asian Business Leader Corporate Citizen of the Year award (2002).
Pada 2004, jumlah kekayaan Ramalinga Raju mencapai 495 juta dolar. ramalinga-
raju2 Riding a tiger Sungguh ironis, pada 7 Januari 2009, Ramalinga Raju
tiba-tiba mengatakan bahwa sekitar 1,04 milyar dolar saldo kas & bank Satyam
adalah palsu (jumlah itu setara dengan 94% nilai kas & bank Satyam di akhir
September 2008). Dalam suratnya yang dikirimkan ke jajaran direksi Satyam,
Ramalinga Raju juga mengakui bahwa dia memalsukan nilai pendapatan bunga
diterima di muka (accrued interest), mencatat kewajiban lebih rendah dari yang
seharusnya (understated liability) dan menggelembungkan nilai piutang
(overstated debtors). The gap in the balance sheet has arisen purely on account of
inflated profits over a period of last several years. What started as a marginal gap
between actual operating profit and the one reflected in the books of accounts
continued to grow over the years. It has attained unmanageable proportions as the
size of company operations grew significantly. Pada awalnya, Satyam fraud
dilakukan dengan menggelembungkan nilai keuntungan perusahaan. Setelah
dilakukan selama beberapa tahun, selisih antara keuntungan yang sebenarnya dan
yang dilaporkan dalam laporan keuangan semakin lama semakin besar. Begitu
kompleksnya situasi yang dihadapi Ramalinga Raju karena fraud yang
dilakukannya, ia mengatakan dalam suratnya.. It was like riding a tiger, not
knowing how to get off without being eaten. Pada 14 Januari 2009, auditor
Satyam selama 8 tahun terakhir Price Waterhouse India mengumumkan bahwa
laporan auditnya berpotensi tidak akurat dan tidak reliable karena dilakukan
berdasarkan informasi yang diperoleh dari manajemen Satyam. Institusi akuntan
di India ICAI, meminta PwC memberikan jawaban resmi dalam 21 hari terkait
skandal Satyam. Ini bukan pertama kalinya PwC tersangkut masalah di India.
Pada 2005, The Reserve Bank of India melarang PwC untuk mengaudit bank
selama 8 tahun karena melakukan audit yang tidak memadai atas non-performing
asset dari Global Trust Bank. PwC menghadapi investigasi terkait kegagalannya
mengidentifikasi fraud senilai 21 juta euro di divisi air mineral grup perusahaan
Greencore. Satyam kini Menyusul skandal fraud dalam laporan keuangan
Satyam, pada 10 Januari 2009 harga saham Satyam jatuh menjadi 11,5 rupees,
atau hanya senilai 2% dari harga saham tertingginya di tahun 2008 sebesar 544
rupees. Satyam adalah pemenang penghargaan the coveted Golden Peacock
Award for Corporate Governance under Risk Management and Compliance
Issues di tahun 2008. Gelar itu kemudian dicabut sehubungan dengan skandal
fraud yang dihadapinya. Adapun Raju dan saudaranya, B. Rama Raju, yang juga
terkait Satyam fraud, kemudian ditahan dengan tuduhan melakukan konspirasi
kriminal, penipuan, pemalsuan dokumen, dan menghadapi ancaman hukuman 10
tahun penjara. Belajar dari sejarah kejayaan dan kejatuhan Satyam, lebih ironis
lagi ketika mengetahui bahwa kata Satyam berasal dari bahasa Sanskirt yaitu
Satya, yang artinya kejujuran.

Analisis :

Berdasarkan kasus yang terjadi pada Satyam yang merupakan penggelembungan


laba yang laporan keuangannya di audit oleh salah satu kantor akuntan besar
dunia yaitu PriceWaterhouseCooper (PwC).Hal ini jelas merupakan tindak
pelanggaran terhadap nilai nilai kode etik seorang profesi akuntan. Padahal,
seperti kita ketahui bahwa PwC merupakan nama besar untuk sebuah kantor
akuntan publik.
4. Budaya Bisnis di India & 5. Jadi satu
5. Dari Mahkota Permata India ke Kecurangan Terbesar
a. https://mukhsonrofi.wordpress.com/2009/02/09/skandal-satyam-mengguncang-
dunia/

Mempunyai 50 ribu karyawan yang tersebar di berbagai pusat pengembangan


IT-nya di negara-negara Asia, Amerika, Eropa, dan Australia. Menjadi rekanan
dari 654 perusahaan global, termasuk General Electric, Nestle, Qantas Airways,
Fujitsu, dan 185 perusahaan Fortune 500 lainnya. Sahamnya listed di Indias
National Stock Exchange, The New York Stock Exchange dan Euronext di Eropa.
Merupakan perusahaan penyedia perangkat lunak resmi di event FIFA World
Cup 2010 di Afrika Selatan dan 2014 di Brazil.
Pada Maret 2008, Satyam melaporkan kenaikan revenue sebesar 46,3 persen
menjadi 2,1 milyar dolar AS. Di Oktober 2008, Satyam mengatakan bahwa
revenue-nya akan meningkat sebesar 19-21 persen menjadi 2,55-2,59 milyar
dolar pada bulan Maret 2009.

Melihat semua reputasinya, pantas saja jika Satyam dinobatkan menjadi raksasa
IT terbesar keempat di India.

Satyam didirikan dan dipimpin oleh Ramalinga Raju, lulusan MBA Ohio
University dan alumnus Harvard University. Ramalinga Raju mendapatkan
berbagai penghargaan di antaranya Ernst & Young Entrepreneur of the Year for
Services (tahun 1999), Dataquest IT Man of the Year (2000), dan CNBCs Asian
Business Leader Corporate Citizen of the Year award (2002). Pada 2004,
jumlah kekayaan Ramalinga Raju mencapai 495 juta dolar.

Riding a tiger

Sungguh ironis, pada 7 Januari 2009, Ramalinga Raju tiba-tiba mengatakan


bahwa sekitar 1,04 milyar dolar saldo kas & bank Satyam adalah palsu (jumlah
itu setara dengan 94% nilai kas & bank Satyam di akhir September 2008).

Dalam suratnya yang dikirimkan ke jajaran direksi Satyam, Ramalinga Raju juga
mengakui bahwa dia memalsukan nilai pendapatan bunga diterima di
muka (accrued interest), mencatat kewajiban lebih rendah dari yang
seharusnya (understated liability) dan menggelembungkan nilai
piutang (overstated debtors).

The gap in the balance sheet has arisen purely on account of inflated profits over
a period of last several years. What started as a marginal gap between actual
operating profit and the one reflected in the books of accounts continued to grow
over the years. It has attained unmanageable proportions as the size of company
operations grew significantly.

Pada awalnya, Satyam fraud dilakukan dengan menggelembungkan nilai


keuntungan perusahaan. Setelah dilakukan selama beberapa tahun, selisih antara
keuntungan yang sebenarnya dan yang dilaporkan dalam laporan keuangan
semakin lama semakin besar. Begitu kompleksnya situasi yang dihadapi
Ramalinga Raju karena fraud yang dilakukannya, ia mengatakan dalam suratnya..

It was like riding a tiger, not knowing how to get off without being eaten.

Pada 14 Januari 2009, auditor Satyam selama 8 tahun terakhir Price Waterhouse
India mengumumkan bahwa laporan auditnya berpotensi tidak akurat dan tidak
reliable karena dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari manajemen
Satyam. Institusi akuntan di India ICAI, meminta PwC memberikan jawaban
resmi dalam 21 hari terkait skandal Satyam.

Ini bukan pertama kalinya PwC tersangkut masalah di India. Pada 2005, The
Reserve Bank of India melarang PwC untuk mengaudit bank selama 8 tahun
karena melakukan audit yang tidak memadai atas non-performing asset dari
Global Trust Bank. PwC menghadapi investigasi terkait kegagalannya
mengidentifikasi fraud senilai 21 juta euro di divisi air mineral grup perusahaan
Greencore.

Satyam kini

Menyusul skandal fraud dalam laporan keuangan Satyam, pada 10 Januari 2009
harga saham Satyam jatuh menjadi 11,5 rupees, atau hanya senilai 2% dari harga
saham tertingginya di tahun 2008 sebesar 544 rupees.
Satyam adalah pemenang penghargaan the coveted Golden Peacock Award for
Corporate Governance under Risk Management and Compliance Issues di tahun
2008. Gelar itu kemudian dicabut sehubungan dengan skandal fraud yang
dihadapinya.

Adapun Raju dan saudaranya, B. Rama Raju, yang juga terkait Satyam fraud,
kemudian ditahan dengan tuduhan melakukan konspirasi kriminal, penipuan,
pemalsuan dokumen, dan menghadapi ancaman hukuman 10 tahun penjara.

Belajar dari sejarah kejayaan dan kejatuhan Satyam, lebih ironis lagi ketika
mengetahui bahwa kata Satyam berasal dari bahasa Sanskirt yaitu Satya, yang
artinya kejujuran.
6. Struktur Compartmentalised Satyam: Kunci Penipuan
a. http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/168-artikel-pengembangan-
sdm/10977-peran-peniup-peluit-dalam-pemberantasan-korupsi
Peniup Peluit (whistle-blower) adalah pegawai/karyawan yang berani
melaporkan ada penyimpangan (korupsi) yang terjadi di suatu organisasi.
Untuk mengungkap korupsi yang terjadi secara sistemik diperlukan peran peniup
peluit
b. http://www.financialexpress.com/archive/satyam-had-a-whistle-blower-policy-
since-2005/440221/
Satyam had adopted a Whistle Blower Policy during the financial year 2005-06
after its then audit committee, headed by former Andhra Pradesh chief secretary
late VP Rama Rao, approved it. The companys annual reports since that year
affirm that no personnel has been denied access to the audit committee under the
whistle-blower policy.
In Satyams case, I wouldnt be surprised if no whistle-blower disclosures were
made to the audit committee, Varma said. If the CEO and CFO are part of the
fraud, lower-level employees may simply not be aware or wouldnt have the
courage to complain.
Moreover, if the audit committee is awestruck by the promoter (as Satyams legal
advisor Shardul Shroff described Satyams high-profile independent directors in a
recent interview), then it is difficult to expect tough scrutiny be it whistle-blower
disclosures or related-party transactions.
7. Penyelesaian Masalah
a. https://en.wikipedia.org/wiki/Company_Law_Board
The Company Law Board was an independent quasi-judicial body in India which
had powers to overlook the behaviour of companies within the Company Law.
b. http://clb.nic.in/Oraganisation.htm
The CLB is a quasi-judicial body, exercising equitable jurisdiction, which was
earlier being exercised by the High Court or the Central Government. The Board
has powers to regulate its own procedures
c. http://www.hrhelpboard.com/contract-n-letters/show-cause-notice/80
Show cause notice orders an employee to defend or explain the reason that why
an action must not be taken against him and if he/she fails to do the same an
action can be taken against the employee depending upon the reason for the
notice. It is given to those who dont follow companys principle. If person is
unable to give genuine or satisfactory reason then management can take action on
them which include termination of job.
d. http://criminal.findlaw.com/criminal-charges/conspiracy.html
A criminal conspiracy exists when two or more people agree to commit almost
any unlawful act, then take some action toward its completion. The action taken
need not itself be a crime, but it must indicate that those involved in the
conspiracy knew of the plan and intended to break the law. One person may be
charged with and convicted of both conspiracy and the underlying crime based on
the same circumstances.
e. https://id.wikipedia.org/wiki/Crore
Crore adalah satuan sistem angka India dan sebelumnya merupakan sistem angka
Persia. Crore masih banyak digunakan di Bangladesh, India, Maladewa,
Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka, dan sebelumnya pernah digunakan di Iran. Crore
India sama dengan 100 lakh atau 10 juta. Crore Iran adalah
setengah juta (500.000).
f. http://goldenpeacockaward.com/about-us.html
Golden Peacock Awards, instituted by the Institute Of Directors (IOD), India
in 1991, are now regarded as a benchmark of Corporate Excellence worldwide.

8. Peraturan Reformasi dan Dampak pada Direktur Independen

9. Perkembangan Baru Terjadi


a. http://www.businesstoday.in/current/corporate/b-ramalinga-raju-found-
guilty-in-satyam-computers-fraud-case/story/217920.html
In a case that has run for nearly six years, all the ten have been accused under
120B (criminal conspiracy) and section 420 (cheating). Apart from that, as per
details shared with Business Today by CBI officials, the accused were convicted
as below:
- B. Ramalinga Raju and B Rama Raju convicted u/s 409 (criminal breach of trust
by merchant or agent);
- Vadlamani Srinivas, S. Gopalakrishnan, Talluri Srinivas and G. Ramakrishna u/s
406 (criminal breach of trust);
- S. Gopalakrishnan, Talluri Srinivas and G. Ramakrishna u/s 419
(impersonation);
- B. Ramalinga Raju, Rama Raju, Vadlamani Srinivas, S. Gopalakrishnan, Talluri
Srinivas, G. Ramakrishna, G. Venkatapati Raju and Ch Srisailam convicted u/s
467, 468, 471, 477-A (forgery, using forged documents as genuine, and fudging
of accounts);
- And, B. Ramalinga Raju and G. Ramakrishna convicted u/s 201 (destruction of
evidence).
- Around 3,000 documents were marked and 226 witnesses examined during the
trial that began nearly six years ago.
Raju, his brother, former CFO Srinivas Vadlamani and the other accused were all
present in court.
Before the punishment was announced, Price Waterhouse, Bangalore, had
commented: "We are disappointed with this verdict given by the court of Hon'ble
Additional Chief Metropolitan Magistrate at Hyderabad. As we have said many
times, there has never been any evidence presented that either of our former
partners S. Gopalakrishnan or Srinivas Talluri were involved in or were aware of
the management-led fraud at Satyam. We understand that Gopal and Talluri are
considering filing an appeal against this verdict."
Investigators say the fraud cost the company's shareholders $2.28 billion.
A year after the scandal erupted in 2009, Tech Mahindra, a unit of the Mahindra
Group, bought a majority stake in the company for $351 million and changed its
name to Mahindra Satyam.
(With inputs from agencies)

b. http://www.gadgetsnow.com/tech-news/Satyam-scam-Ramalinga-Raju-
sentenced-to-7-years-injail-fined-Rs-5-crore/articleshow/46862324.cms
Six years after the biggest accounting fraud shook the corporate world in
India,Satyam founder B Ramalinga Raju was on Thursday sentenced to 7 years in
jail and was fined Rs 5 crore by a special court in Hyderabad.

Nine other accused were also sentenced to seven years rigorous imprisonment.

Raju had already spent 32 months in jail.

Earlier in the day, Raju and nine others were found guilty by the court on charges
of criminal conspiracy and cheating in the Rs 7000 crore scam.

Except Raju's another brother B Suryanarayana Raju and former internal chief
auditor V S Prabhakar Gupta, all the others eight accused were found guilty under
IPC sections 467, 468, 471 and 477A, relating to forgery of security, forgery for
purpose of cheating and falsification of accounts, according to V Chandrashekhar,
Superintendent of Police, CBI Hyderabad Zone.

While the accounting fraud was to the tune of Rs 7,000 crore, it had caused an
estimated notional loss of Rs 14,000 crore to investors and unlawful gains of Rs
1900 crore to Raju and others.

Satyam Case: Timeline

Ramalinga Raju and his brother and Satyam's former managing director B Rama
Raju were also found guilty under section 409 of IPC relating to criminal breach
of trust.

All the ten accused were present in the court, where media was not allowed, when
the verdict was pronounced.

After pronouncing the order, the judge directed the CBI to take all the accused
into custody.

Touted as the country's biggest accounting fraud, the Satyam scam had come to
light on January 7, 2009, after the firm's founder and then Chairman Ramalinga
Raju allegedly confessed to manipulating his company's account books and
inflating profits over many years.

Raju was arrested by Andhra Pradesh Police's Crime Investigation Department


two days later after he allegedly confessed to the fraud, along with his brother
Rama Raju and others.

Around 3,000 documents were marked and 226 witnesses examined during the
trial that began nearly six years back.

Besides Ramalinga Raju, the others accused are - B Rama Raju, former Chief
Financial Officer Vadlamani Srinivas, former PwC auditors Subramani
Gopalakrishnan and T Srinivas, Suryanarayana Raju, former employees G
Ramakrishna, D Venkatpathi Raju and Ch Srisailam and Satyam's former internal
chief auditor V S Prabhakar Gupta.

Satyam was purchased by Mahindra & Mahindra owned company Tech Mahindra
in April, 2009.

Anda mungkin juga menyukai