Anda di halaman 1dari 33

1.

Mekanisme terjadinya karies


Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan
adanya plak di permukaangigi. Sukrosa (gula) dari sisa
makanan dan bakteri berproses menempel pada waktutertentu
berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut
menjadi kritis(5,5).Hal ini menyebabkan demineralisasi email
berlanjut menjadi karies gigi. 1
Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu
tertentu akan mengakibatkandemineralisasi permukaan gigi
yang rentan dan proses karies pun dimulai daripermukaan gigi
(pits, fissur dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa. 1

Gambar 1 proses terjadi karies


Gambar 2. Bagan proses terjadinya karies gigi
2. Anatomi gigi

Struktur gigi terbagi dalam dua bagian yaitu bagian mahkota dan bagian
akar. Pada bagian mahkota merupakan bagian gigi yang terlihat dalam
mulut, sedangkan pada bagian akar merupakan bagian yang tertanam di
dalam tulang rahang.

Mahkota : Merupakan bagian yang menonjol dari rahang


Email : Dikenal juga dengan istilah "Enamel", merupakan jaringan
yang berfungsi untuk melindungi tulang gigi dengan zat yang
sangat keras yang berada di bagian paling luar gigi. merupakan
bagian gigi yang paling keras. Enamel inilah yang melapisi
mahkota gigi dan mempunyai ketebalan yang bervariasi mulai
bagian puncak mahkota dan akan semakin menipis ketebalannya
pada dasar mahkota, tepatnya pada perbatasan mahkota dengan
akar gigi.

Dentil : jaringan penyusun gigi yang paling besar jumlahnya

Pulpa : Adalah rongga yang di dalamnya terdapat


pembuluh darah kapiler dan serabut-serabut saraf.
Sementum : Merupakan bagian dari akar gigi yang
berdampingan dan berbatasan langsung dengan bagian
tulang rahang
Akar : Merupakan bagian yang tertanam di dalam
rahang
3. Stomatitis

Stomatitis merupakan istilah untuk menerangkan


berbagai macam lesi yang timbul di rongga mulut. Gejalanya
berupa rasa sakit atau rasa terbakar satu sampai dua hari yang
kemudian bisa timbul luka (ulser) di rongga mulut. Rasa sakit
dan rasa panas pada stomatitis ini membuat kita susah makan
dan minum. Sehingga pasien dengan stomatitis datang ke
dokter gigi dalam keadaan lemas. Stomatitis biasanya berupa
bercak putih kekuningan dengan permukaan agak cekung,
dapat berupa bercak tunggal maupun bercak kelompok. 1 , 2

Walaupun stomatitis memang bukan penyakit yang


mematikan, namun jika penyakit ini terjadi di dalam mulut,
maka akan sangat menyiksa penderitanya. Mulut terasa nyeri,
tidak nyaman dan di dalamnya muncul luka-luka yang
terbuka, sehingga sangat tidak nyaman jika luka tersebut
disentuh oleh makanan atau benda asing yang masuk ke dalam
mulut. Kondisi tersebut menyebabkan penderita sulit makan
dan bicara. Apalagi, bila penyakit di rongga mulut ini
menimbulkan komplikasi berupa selulitis (radang sel) mulut
akibat infeksi bakteri sekunder sariawan, infeksi dental (abses
gigi) dan kanker mulut. 4

Stomatitis dikatakan sering kambuh jika dalam sebulan


2-3 kali. Proses penyembunhannya juga cukup lama, rata-rata
7-9 hari atau sampai 2 minggu.
Masyarakat awam kebanyakan menganggap bahwa
stomatitis diakibatkan karena kekurangan vitamin C. Maka
dari itu, ketika penyakit tersebut menyerang, banyak yang
langsung berusaha menyembuhkannya dengan mengkonsumsi
vitamin C. Baik vitamin C dalam bentuk tablet, hisap, telan,
effervescent (tablet yang dilarutkan), dan lain sebagainya
dalam takar berlebih. Pemahaman semacam ini tidak
selamanya benar, sebab stomatitis bisa terjadi akibat beberapa
faktor, misalnya trauma. Trauma bisa terjadi pada saat makan,
di mana proses pengunyahan bahan makanan yang padat atau
keras berikbat pada rusaknya jaringan lunak rungga mulut.
Stomatitis yang disebabkan karena trauma biasanya sembuh
sendiri tanpa pengobatan. Selain trauma, beberapa infeksi bisa
menjadi penyebab timbulnya stomatitis seperti herpes
simpleks, tuberculosis (TBC), hingga infeksi karena
HIV/AIDS. Selain itu, stomatitis dapat juga diakibatkan
munculnya penyakit sistemik. 4

II.2 Jenis-jenis Stomatitis

Setelah kita membahas pengertia dari stomatitis , selanjutnya


kita akan membahas tentang pembagian dari stomatitis . Secara garis
besar stomatitis terbagi atas:

1. Stomatitis Apthous

Yaitu sariawan yang terjadi akibat tergigit atau luka akibat


benturan dengan sikat gigi. Bila kuman masuk dan daya tahan tubuh
anak sedang turun, maka bisa terjadi infeksi, timbul peradangan dan
melahirkan rasa sakit atau nyeri. Stomatitis jenis ini dibagi atas dua
jenis yaitu akut dan kronis. 5 , 6

- Stomatitis akut
Stomatitis akut adalah stomatitis yang disebabkan oleh trauma
akibat sikat gigi, tergigit, dan sebagainya. Bila dibiarkan saja
stomatitis ini akan sembuh dengan sednirinya dalam beberapa
hari.

- Stomatitis kronis

Stomatitis kronis adalah stomatitis yang disebabkan


xerostomia (mulut kering). Jenis ini jika dibiarkan akan sulit
sembuh. 5

Stomatitis apthous yang sifatnya rekuren dapat


diklasifikasikan berdasarkan karakteristik klinis yaitu ulser minor,
ulser mayor, dan ulser hipertiform:

- Rekuren Apthous Stomatitis Minor

Sebagian besar pasien (80%) yang menderita bentuk minor


(MIRAS, ditandai dengan ulser berbentuk bulat atau oval dan
dangkal dengan diameter yang kurang daro 5 mm serta pada bagian
tepinya terdiri dari eritematous. Ulserasi bisa tunggal ataupun
merupakan kelompok yang terdiri atas empat atau lima.
Gambar 1: Recurrent Apthous Stomatitis Minor
Sumber : http://bestpractice.bmj.com/best-
practice/monograph/564/resources/image/bp/1.html

Frekuensi RAS lebih sering pada laki-laki daripada wanita


dan mayoritas penyakit terjadi pada usia antara 10 dan 30 tahun.
Pasien dengan MIRAS mengalami ulserasu yang berulang dan lesi
individual dpapat terjadi dalam jangka waktu yang pendek
dibandingkan dengan tiga jenis yang lain. Ulser ini sering muncul
pada mukosa non-keratin. Lesi ini didahului dengan rasa terbakar,
gatal, atau rasa pedih dan adanya pertumbuhan macula eritematous.
Klasiknya, ulserasi berdiameter 3 sampai 10 mm dan sembuh tanpa
luka dalam 7 sampai 14 hari.

- Rekuren Apthous Stomatitis Major

Rekuren aphtous stomatitis major (MARAS), yang diderita


kira-kira 10% dari penderita RAS dan lebih hebat dari MIRAS.
Secara klasik, ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm dan
berlangsung 4 minggu termasuk daerah-daerah yang berkeratin.
Tanda adanya ulser seringkali dilihat pada MARAS. Jaringan parut
terbentukkarena keparahan dan lamanya lesi terjadi.

Gambar 2: Recurrent Apthous Stomatitis Mayor


Sumber : http://dentosca.wordpress.com/2011/04/08/recurrent-
aphthous-stomatitis-ras/

Rekuren apthous stomatitis major lebih besar disbanding


MIRAS dan terjadi dalam jangkan waktu yang panjang. Awal dari
MARAS terjadi setelah masa puberty dan akan terus menerus hingga
20 tahun atau lebih.

- Hipertiformis Apthous Stomatitis

Istilah herpertiformis digunakan karena bentuk klinis HU


(yang dapat terdiri dari atas 100 ulser kecil pada satu waktu) mirip
dengan gingivostomatitis herpetic primer tetapi virus-virus herpes
tidak mempunyai peranan dalam etioologi HU atau dalam setiap
bentuk ulserasi aptosa.
Gambar 3: Herpertiformis Apthous Stomatitis
Sumber : http://dentosca.wordpress.com/2011/04/08/recurrent-
aphthous-stomatitis-ras/

Herpertiformis apthous stomatitis menunjukkan lesi yang


besar dan frekuensi terjadinya berulang. Pada beberapa individu,
lesi berbentuk kecil dan berdiameter rata-rata 1 sampai 3 mm.

Etiologi yang utama dari RAS adalah faktor keturunan. Faktor


ini mempunyai pengaruh yang cukup besar, karena itu bila dalam
satu keluarga ada yang memiliki sariwan maka anggota lainnya
biasanya juga terkena. Adanya peningkatan terjadinya RAS pada
anak dengan orang tua yang positif RAS.

2. Oral thrush/moniliasis

Yaitu Sariawan yang disebabkan jamur candidas albican,


biasanya banyak dijumpai di lidah. Pada keadaan normal, jamur
memang terdapat dalam mulut. Namun, saat daya tahan tubuh
anak menurun, ditambah penggunaan obat antibiotika yang
berlangsung lama atau melebihi jangka waktu pemakaian, jamur
Candida Albican tumbuh lebih banyak lagi. 7

3. Stomatitis herpetic

Yaitu sariawan yang disebabkan virus herpes simplek dan


berlokasi di bagian belakang tenggorokan. Sariawan di
tenggorokan boasanya langsung terjadi jika ada virus yang
sedang mewabah dan pada saat itu daya tahan tubuh sedang
rendah, sehingga system imun tidak dapat mentralisir / mengatasi
virus yang masuk sehingga terjadilah ulser. 8

II.3 Faktor Penyebab Terjadinya Stomatitis

Sampai saat ini penyebab utama dari Sariawan belum


diketahui. Namun para ahli telah menduga banyak hal yang menjadi
penyebab timbulnya sariawan ini, diantaranya adalah : 9

1. Faktor General antara lain :

- Hormonal maupun penyakit sistemik

- Stres

2. Faktor Lokal antara lain :

- Overhang tambalan atau karies, protesa (gigi tiruan)

- Luka pada bibir akibat tergigit/benturan

- Defisiensi (kekurangan) vitamin B12 dan zat besi

Infeksi virus dan bkteri juga diduga sebagai pencetus


timbulnya stomatitis ini. Ada pula yang mengatakan bahwa
stomatitis merupakan reakasi imunologik abnormal pada rongga
mulut. Sedangkan yang cukup sering terjadi pada kita, terutama
warga kota yang sibuk, adalah stres. Faktor psikologis ini (stres)
telah diselidiki berhubungan dengan timbulnya stomatitis . 9

Selain itu, faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya


stomatitis adalah sebagai berikut :

1. Trauma

Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa trauma


pada bagian dalam rongga mulut dapat menyebabkan RAS. Dalam
banyak kasus, trauma ini disebabkan masalah-masalah yang sangat
sederhana. Trauma merupakan salah satu faktor yang dapat
menyebabkan ulser teruatama pada pasien yang mempunyai kelainan
tetapi kebanyakan RAS mempunyai daya perlindungan yang rlatif
dan mukosa mastikasi adalah salah satu proteksi yang paling
umum. 1 0

Faktor lain yang dapat menyebabkan trauma di dalam rongga


mulut meliputi : 1 0

- Pemakaian gigi tiruan

Rekuren apthous stomatitis disebabkan oleh pemasangan gigi


palsu. Seringkali, gigitiruan yang dipasang secara tidak tepat
dapat mengiritasi dan melukai jaringan yang ada di dalam
rongga mulut. Masalah yang sama sering pula dialami oleh
porang-orang yang menggunakan gigitiruan kerangka logam.
Logam dapat melukai bagian dalam rongga mulut.

- Trauma sikat gigi


Beberapa pasien berpikir bahwa ulser terjadi karena trauma
pada mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh cara
penggunaan dari sikat gigi yang berlebihan dan cara menyikat
gigi yang salah dapat merusak gigi dan jaringan yang ada di
dalam rongga mulut.

- Trauma makanan

Banyak jenis makanan yang kita makan dapat menorah,


menggores atau melukai jaringan-jaringan yang ada di dalam
rongga mulut dan menyebabkan terjadinya RAS. Contohnya
adalah keripik kentang, kue kering yang keras, apel dan
setelah mengunya permen keras.

- Prosedur Dental

Prosedur dental dapat mengiritasi jaringan lunak mulut yang


tipis dan menyebabkan RAS. Terdapat informasi bahwa hanya
dengan injeksi novacaine dengan jarum dapat menyebabkan
timbulnya RAS beberapa hari setelah dilakukan penyuntikan.

- Menggigit bagian dalam mulut

Banyak orang menderita luka di daam mulutnya karena


menggigit bibir dan jaringan lunak yang ada di dalam rongga
mulut secara tidak sengaja. Sering kali, hal ini dapat menjadi
sebuah kebiasaan yang tidak disadari atau dapat terjadi selama
tidur dan luka juga disebabkan oleh tergigitnya mukosa ketika
makan dan tertusuk kawat gigi sehingga dapat menimbulkan
ulser yang mengakibatkan RAS. Luka gigit pada bibir atau
lidah akibat susunan gigi yang tidak teratur.

2. Infeksi
Tidak terdapat fakta yang menunjukkan bahwa stomatitis
secara langsung disebabkan oleh mikroba karena hanya sebagian
kecil yang disebabkan oleh infeksi silang dari Streptococci.
Biasanya, untuk mencegah infeksi rongga mulut dapat digunakan
providone-iodine (obat kumur). 1 1

Namun pada dasarnya, providone-iodine merupakan iodine


kompleks yang berfungsi sebagai antiseptic. Povidone-iodine mapu
membunuh mikroorganisme seperti jamur, bakteri, virus, protozoa,
dan spora bakteri. Tak heran agen ini berguna untuk terapi infeksi
yang berkaitan dengan makhluk-makhluk renik tesebut. Selain
sebagai obat kumur (mouthwash) yang digunakan setelah gosok gigi,
povidone-iodine gargle memang digunakan untuk mengatasi infeksi-
infeksi mulut dan tenggorokan, seperti gingivitis (inflamasi di gusi)
dan tukak mulut (sariawan). 1 1

3. Abnormalitas Imunologi

Abnormalitas imonologi kemungkinan juga dapat menybabkan


ulser. Sirkulasi antibody diduga berhubungan dengan keadaan
mukosa dari rongga mulut. Dimana antibody tersebut bergantung
pada mekanisme sitoksik atau proses penetralisir racun yang masuk
ke dalam tubuh. Sehingga jika system immunologi mengalami
abnormalitas, maka dengan mudah bakteri ataupun virus
menginfeksi jaringan lunak disekitar mulut. 1 1

4. Penyakit Gastrointestinal
Walaupun diketahui bahwa ulser dapat menyebabakn
penderitan sukar mencerna makanan, namun hal tersebut jarang
dihubungkan dengan penyakit gastrointestinal. Tetapi lebih sering
dihubungkan dengan defisiensi vitamin B12. Akan tetapi, ditemukan
bahwa 5% psien dengan penyakit tersebut disebabkan oleh penyakit
gastrointestinal. 1 1

5. Defisiensi Hematologi

Pasien dengan RAS yang disebabkan oleh defisiensi vitamin


B12, folat atau besi mencapai 20%. Seperti frekuensi defisiensi pada
pasien awalnya akan menjadi lebih buruk pada pertengahan usia.
Banyak pasien yang defisiensinya tersembunyi, hemoglobin dengan
batasan normal dan cirri utama adalah mikrositosis atau
makrositosis pada sel darah merah. Defisiensi hematologi juga dapat
disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 atau folat. 1 1

6. Faktor Hormonal

Pada umumnya penyakit stomatitis banyak menyerang wanita,


khususnya terjadi pada fase stres dengan sirkulasi menstruasi.
Dalam sebuah penlitian, ditemukan kadar hormone progesterone
yang lebih rendah dari normal pada penderita RAS. Sementara kadar
hormone Estradiol, LH, Prolaktin, FSH pada kedua group adalah
normal. Pada wawancara didapat adanya riwayat anggota keluarga
yang mengalami RAS pada kelompok penderita dibandingkan bukan
penderita RAS (5% versus 10%, p=0,002). Dari penelitian tersebut
dapat disimpukan bahwa penderita RAS pada umumnya mempunyai
kadar hormone progesterone yang lebih rendah dari normal dan ada
salah satu keluarganya yang menderita RAS. 1 1

7. Stres

Faktor stres dapat memicu terjadinya stomatitis sebab stres


dapat mengganggu proses kerja dari tubuh sehingga mengganggu
proses metabolism tubuh dan menyebabkan tubuh rentan terhadap
serangan penyakit, tidak hanya kejadian stomatitis bahkan
gangguan-gangguan lainnya dapat dapat dipicu oleh stres. 1 1

Biasanya pasien mengalami ulser pada saat stres dan beberapa


fakta menunjukkan hal tersebut. Namun, stres sulit untuk diukur dan
beberapa penelitian belum dapat menemukan hubungan antara sters
dengan munculnya ulser. Faktor psikologis (seperti emosi dan stres)
juga merupakan faktor penyebab terjadinya stomatitis . 1 2

8. Infeksi HIV

Stomatitis dapat digunakan sebagai tanda adanya infeksi HIV,


dimana stomatitis memiliki frekuensi yang lebih tinggi pada
keadaan defisiensi imun, seperti yang telah dibahas sebelumnya.
Namun infeksi akibat virus HIV biasanya menunjukkan tanda klinis
yang sangat jelas. Dimana jaringan sudah parah. 1 1

Infeksi oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus)


merupakan infeksi kronik, yang memiliki 2 pola pada anak, yaitu : 1 1

- Pola pertama adalah yang didapati pada bayi dan anak-anak


akibat penularan prenatal.

- Pola kedua adalah pada remaja melalui perilaku risiko tinggi


seperti orang dewasa
9. Kebiasaan merokok

Kelainan stomatitis biasanya terjadi pada pasien yang


merokok. Bahkan dapat terjadi ketika kebiasaan merokok
dihentikan. 1 1 , 1 2

II.2 Penanganan Stomatitis

Pada umumnya stomatitis dapat sembuh dengan sendirinya,


kecuali stomatitis yang disebabkan jamur karena harus diobati
dengan obat anti jamur. Biasanya butuh waktu penyembuhan sekitar
seminggu. Jika tak diobati, bisa berkelanjutan. Walaupun tidak
sampai menyebar ke seluruh tubuh dan hanya disekitar mulut, akan
tetapi stomatitis yang diakibatkan oleh jamur segera diobati. Sebab
jika jamur ikut tertelan, sangat mungkin terjadi diare. 1 1 , 1 3

Pengobatan untuk menyembuhkan stomatitis secara umum ada


dua, yaitu : 1 3

- Dengan menghilangkan penyebabnya seperti anemia,


avitaminosis (kekurangan vitamin dan mineral) dan infeksi
berat.

- Dengan menghindarkan penyebab seperti kebiasaan merokok,


bumbu masak yang merangsang, makan makanan panas, serta
selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut.

Pengobatan secara local di mulut biasanya dengan memakai


obat-obatan yang diminum atau yang dikumur sehingga mengurangi
keluhan penderita. Ada sifat unik dari jaringa mulut yang
memudahkan proses penyembuhan stomatitis tetapi juga rentan
untuk kambuh kembali yakni banyaknya pembuluh darah. Sering
terkena trauma/ perlukaan, dan terdapat sel-sel yang daya
regenerasinya cepat. 1 3

Dengan mengetahui penyebabnya, diharapkan kita dapat


menghindari timbulnya stomatitis ini, diantaranya dengan menjaga
kebersihan rongga mulut serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup,
terutama yang mengandung vitamin B12 dan zat besi. Juga selain
itu, menghindari stres. Namun bila ternyata stomatitis timbul, maka
dapat mencoba denga kumur-kumur air garam dan pergi ke dokter
gigi untuk meminta obat yang tepat. Hal tersebut untuk menghindari
kita dari mengkonsumsi obat yang salah. 1 3

Pengobatan sebaiknya diberika berdasarkan faktor


penyebabnya. Dengan tujuan menghindari efek samping dai obat
tersebut, apakah obat tersebut bersifat karsinogenik, atau
merangsang kanker 1 3 .

Apabila telah diberi obat dan berkumur dengan obat kumur,


anak tidak juga sembuh, maka harus dicari penyebab lain. Mungkin
karena jumlah kuman bertambah, dosis pemakaian obat kurang, atau
akibat mengunyah terjadi lagi trauma baru di lidah. Bisa juga
lantaran daya tahan tubuh anak memang randah atau karena
kebersihan mulut dan gigi tidak terjaga. 1 3

Selain cara penanganan stomatitis yang telah dibahas diatas


ada beberapa bentuk penanganan lain yaitu sebagai berikut : 1 3

- Sebelum tidur, daerah yang mengalami stomatitis diolesi


kenalog (sejenis salep untuk sariawan) ditambah minum
suplemen vitamin C cair.
- Olesi bagian yang terkena stomatitis dengan madu, namun
hati-hati dalam mengkonsumsi madu, karena jika kelebihan
madu dapat menyebabkan panas dalam.

- Timbulnya sariawan bisa jadi karena pertanda akan sakit flu,


oleh karena itu disarankan mengkonsumsi vitamin C 1000mg
agar tidak terkena sakit flu.

- Gunakan pasta gigi yang dapat meringankan sariawan.

- Perbanyaklah minum jus tomat, karena dapat mengurangi


pembesaran dari stomatitis dan mengurangi gejala klinisnya.

- Minum the bunga teratai/chyrantenum, teh ini juga sangat


efektif untuk mengobati panas dalam.

- Hindari gejala stres dan kecapekan, karena dapat


menimbulkan dan memperparah gejala stomatitis .

- Gejala stomatitis dapat juga dihilangkan dengan berkumur air


rebusan daun saga.

- Minumlah air kacang hijau setiap pagi. Kacang hijaunya tidak


direbus tapi hanya diseduh dengan air panas sampai airnya
warna hijau baru diminum ditambah denga gula sedikit agar
rasanya lebih enak.

- Gunakan obat-obatan yang dapat meredakan gejala stomatitis .

4. Nervus Trigeminus

Nervus Trigemenus merupakan saraf cranial terbesar.


Nervus ini disebut nervus trigeminus, karena mempunyai tiga
cabang yaitu n.optalmikus, n. maksilaris, dan n.mandibularis.
Nervus trigeminus mengandung baik serabut sensoris maupun
serabut metoris. Cabang-cabang tepinya membawa serabut
parasimpatis dari nuc. Ediger westphal, nuc. Nervus
intermedius dan nuc. Nervus glossophary ngeus.

Serabut-serabut Nervus Trigeminus :

1. General somatik aferente (GSA).


Ekteroseptif raba dan diskriminasi dengan badan sel di
ganglion trigminale dan berakhir di inti pontis nervi trigmini/
nuc. Pricipalis nervus trigminus.
Ekteroseptif nyeri dan suhu dengan badan sel di ganglion
trigminale gasseri dan berakhir di nuc. Spinalis nervus
trigeminus.
Propioseptif, rasa tekan dalam dan kinesia dengan badan sel
di ganglion trigminale gasseri dan berakhir di nuc.
Masencephalic nervus trigminus.
2. Special Visceral Efferente (SVE). -
Menginervasi otot yang berasal dari arkus brakhialis I dengan
badan sel di nuc. Motoris nervus trigeminus yang terletak di
tegmentum pontis, disebelah ventromedial bracium
konjunctivum. Serabut motoris keluar dari sisi lateral pons
(portiominor) yang mengikuti cabang ketiga N. V
NUCLEUS-NUCLEUS N.TRIGEMINUS :
Messencephalic Nucleus
Merupakan pita sel-sel unipolar yang terletak di samping
akuaductus dan batas rostal dari ventrikel IV. Processus-processus
perifirnya memberi serabut-serabut sensori untuk muscle, spindless,
sedangkan processus centralnya berjalan dalam tiga arah yaitu ke
supratrigeminal nucleus, cerebellum dan, talangus kontralatral.
Pontis Nucleus
Menerima informasi taktil dari kulit wajah. Nucleus ini
merupakan persamaan dari Nuc. Gracilis dan cuneatus di medulla
dan terutama memproekksikan ke lemniscus tregminal kontralatral.
Spinal nucleus
Terletak di sepanjang modulla oblongata dan dibagi dalam
tiga bagian yaitu : pars oralis, pars intropolaris dan pars caudalis.
Nucleus Motoris
Nuc. Motoris nervus trigeminus yang terletak di tegmentum
pontis, di sebelah ventromedial bracium konjunctivum. Serabut
motoris keluar dari sisi lateral pons (patriominor) yang mengikuti
cabang ketiga N.V.
Ganglion Trigeminale
Ganglion semilunare Gasseri terletak dalam cavum trigminale,
bagian durameter yang menutupi impressio trigminale, sebelah
anterior pars petrosaos temoralis. Ganglion ini berbentuk bulan
sabit dengan konveksitasnya menghadap ke depan lateral,
permukaannya ditutupi oleh anyaman serabut saraf.

Pars petrosa acatoris interna terdapat di sebelah depan medial


dan dibatasi oleh lempeng tulang tipis. Di sebelah inferiornya
terdapat radiks motoris n.petrosus major, apek pars petrosa os
temporalis dan foramen lacerum. Ganglioan ini menerima serabut
simpatis dari pleksus carotikus internus dan memberikan
percabangan ke tentorum cerebelli.

Cabang-cabang N.trigminus berhubungan erat dengan empat


ganglion parasimpatis di kepala, namun saraf ini tidak mengandung
serabut parasimpatis. Ganglion Semilunare Gasseri mempunyai
kemampuan untuk mengadakan modulasi impuls-impuls afferan.

N.trigminus muncul di fossa posterior, namun ganglionnya


terletak di fossa media. Badan sel di ganglion Gasseri tersusun
secara somatotropik dari medial ke lateral, sel-sel untuk N.V1
terletak di anteromedial, N.V3 di posterolateral, sedangkan N.V2
diantaranya.

Cabang-cabang N.Trigeminus :

Nervus Opthalmicus
Saraf ini merupakan cabang pertama bersifat sensoris yang
pempersarafi bulbus, glandula lacrimalis, conjuntiva, mukasovakum
nasi, kulit hidung, palpebra, dahi, kulit kepala. Membentang ke
ventral didinding sinus lateral cavernosus dibawah n.okulamotorius
dan troghlearis. Menerima serabut simpatis dari pleksus corotikus
internus serta memberikan cabang romus tentorii/ meningeus.
Sebelum memasuki fissura orbitaris.

Superior bercabang menjadi :

1. n.lakrimalis; cabang terkecilmemasuki orbita melalui tepi


lateral fissura orbitalis superior, membentang pada tepi atas
m.rectus lateralis bersama-sama a.lakrimalis. Menerima
r.zygomatikus n.maksilaris mengandung serabut sekretori
untuk glandula lakrimalis.
2. N.frontalis; memasuki rongga orbita melalui bagian FOS
terletak diatas otot dan membentang diantara m.levator
palpebra superior dan peiosteum. Pada pertengahan orbita
bercabang dua menjadi n.supratroclearis dan n.supraorbitalis.
3. N.nasosiliaris; masuk orbita melalui bagian medial FOS,
menyilang n.optikus menuju dinding medial orbita dan
selanjutnya sebagai n.ethmoidalis anterior, masuk kedalam
cavum cranii melalui foremen ethmoidalis anterior, berjalan
diatas lamina kribosa dan turun ke cavum nasi melalui celah
disisi crista gali. N.nasosiliaris menerima r.komunikan
ganglion siliaris dan mempercabangkan n.siliaris longus,
n.infratrochlearis dan n.ethmoidalis posterior.

Nervus Maksilaris

Dari ganglion trigeminal divisi ini berjalan kedepan pada


dinding lateral sinus cavernosus dibawah N.VI, dan meninggalkan
fossa crani melalui foramen rotundum dan memasuki bagian
superior dari fossa pterygopalatina.
Sesudah memutari sisi lateral processus orbitalis dari os
platina, memasuki orbital melalui fissura orbitalis inferior. Berjalan
kedepan pada sulcus infraorbitali pada orbital floor dan berubah
nama menjadi n.infraobita. selanjutnya memasuki canalis dan keluar
pada pipi melalui foramen infraorbitalis untuk mempersarafi kulit
palpebra inferior, kulit sisi hidung dan pipi, bibir atas dan mucosa
bibir atas dan pipi.

Cabang-cabang N.maksilaris :

Pada fossa crani media : cabang meningeal.


Pada fossa pterygopalatina :
a. Cabang langsung : Cabang keganglion
pterygopalatina , N.zygomatikus, N.alveolaris
superrior posterior
b. Cabang tidak langsung melalui gang lion
pterygopalatina : Cabang nasal, Cabang platina, Cabang
pharyngeal
c. Pada canalis infraorbitalis : N.alveolaris superior
media, N.alveolaris superior anterior
d. Pada wajah: Cabang palpebra, Cabang nasal, Cabang
labia
Nervus mandibularis
Divisi ini merupakan divesi yang terbesar. Dibentuk pada
fossa infratempolar tepat dibawah foramen ovale oleh gabungan
motor root N.V dengan sensory root V3. Nervus ini segera
mempercabangkan dua cabang kecil : cabang meningea (n.spinosus )
dan nervus untuk m.pterygoid media, kemudian terbagi dua menjadi
divisi anterior dan posterior . dari divisi posterior keluar N.buccalis
dan nervus untuk M.masetter, m.pterygoid lateral dan dua dee
tempotal nervus. Nervus spinosus melewati foramen spinosus untuk
mencapai dasar fossa crani media untuk mempersarafi durameter
pada fossa anterior dan media serta membran mucosa cellulae
mastoid.
Pemeriksaan fungsi nervus trigeminus:
1. pemeriksaan fungsi metorik
2. pemeriksaan fungsi sensorik
3. pemeriksaan refleks trigeminal yang ttd. ! Reflek cornea !
Reflek lakrimasi ! Reflek bersin / nasal bechterew ! Reflek
jaw jerk Syndroma yangb berhubungan dengan Nervus
Triggeminus 1. Trigeminal neuralgia 2. Syndroma charlin 3.
Syndroma gradenigo 4. Syndroma bing-horton/
erythropsolopalgia

5. EKSODONSIA
Eksodonsia adalah salah satu cabang ilmu bedah mulut
yang bertujuan untuk mengeluarkan seluruh bagian gigi
bersama jaringan pathologisnya dari dalam socket gigi serta
menanggulangi komplikasi yang mungkin timbul.

Komplikasi eksodonsia:

Fraktur : Mahkota gigi yang akan dicabut, Akar gigi yang akan
dicabut, Tulang alveolar.
Dislokasi : Gigi sebelahnya, Sendi temporo mandibula

Berpindah akar gigi : Masuk ke jaringan lunak, Masuk ke dalam


sinus maxillaris

Perdarahan berlebihan : selama ataupun setelah pencabutan gigi

Kerusakan dari : gusi, bibir, lidah dan dasar mulut

Rasa sakit pasca pencabutan gigi karena : Kerusakan dari


jaringan keras dan jaringan lunak, Osteomyelitis akut dari
mandibula, Arthritis traumatik dari senditemporo mandibula
Pembengkakan pasca operasi : edema, hematoma, infeksi,
Trismus, Sinkop.

6. JENIS ANESTHESI
Anastesi Lokal
Anastesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit untuk
sementara pada satu bagian tubuh dengan cara mengaplikasikan bahan
topikal atau suntikan tanpa menghilangkan kesadaran. Pencegahan rasa
sakit selama prosedur perawatan gigi dapat membangun hubungan baik
antara dokter gigi dan pasien, membangun kepercayaan, menghilangkan
rasa takut, cemas dan menunjukkan sikap positif dari dokter gigi. Teknik
anastesi lokal merupakan pertimbangan yang sangat penting dalam
perawatan pasien anak. Ketentuan umur, anastesi topikal, teknik injeksi
dan analgetik dapat membantu pasien mendapatkan pengalaman positif
selama mendapatkan anastesi lokal. Berat badan anak harus
dipertimbangkan untuk memperkecil kemungkinan terjadi reaksi toksis
dan lamanya waktu kerja anastetikum, karena dapat menimbulkan trauma
pada bibir atau lidah.
Anak-anak dapat ditangani secara anastesi lokal dengan kerja sama
dari orangtua dan tidak ada kontra indikasi. Anak-anak diberitahu dengan
kata-kata sederhana apa yang akan dilakukan, jangan membohongi anak.
Sekali saja anak kecewa, sulit untuk membangun kembali kepercayaan
anak. Lebih aman mengatakan kepada anak-anak bahwa dia akan
mengalami sedikit rasa tidak nyaman seperti tergores pensil atau digigit
nyamuk daripada menjanjikan tidak sakit tetapi tidak mampu memenuhi
janji tersebut. Bila seorang anak mengeluh sakit selama injeksi pertimbang
kembali situasinya, injeksikan kembali bila perlu tapi jangan minta ia
untuk menahan rasa sakit.
Macam Anastesi Lokal
Anastesi Topikal
Menghilangkan rasa sakit di bagian permukaan saja karena
yang dikenai hanya ujung-ujung serabut urat syaraf. Bahan yang
digunakan berupa salf.
Anastesi Infiltrasi
Sering dilakukan pada anak-anak untuk rahang atas ataupun
rahang bawah. Mudah dikerjakan dan efektif. Daya penetrasi
anastesi infiltrasi pada anak-anak cukup dalam karena komposisi
tulang dan jaringan belum begitu kompak.
Anastesi Blok
Digunakan untuk pencabutan gigi molar tetap.
Anastesi Infiltrasi
Anestesi infiltrasi adalah anestesi yang bertujuan untuk
menimbulkan anestesi ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar
jaringan yang akan dianestesi sehingga mengakibatkan hilangnya
rasa dikulit dan jaringan yang terletak lebih dalam misalnya daerah
kecil dikulit atau gusi (pencabutan gigi).
Anestesi ini sering dilakukan pada anak-anak untuk rahang
atas ataupun rahang bawah. Mudah dikerjakan dan efektif. Daya
penetrasi anastesi infiltrasi pada anak-anak cukup dalam karena
komposisi tulang dan jaringan belum begitu kompak.

Alat dan Bahan Anastesi Infiltrasi

Alat dan bahan yang digunakan untuk anestesi infiltrasi pada gigi sulung saat
pencabutan antara lain :

1. Syringe

Adalah peralatan anestesi lokal yang paling sering digunakan pada


praktek gigi. Terdiri dari kotak logam dan plugger yang disatukan melalui
mekanisme hinge spring.

2. Cartridge
Biasanya terbuat dari kaca bebas alkali dan pirogen untuk
mengindari pecah dan kontaminasi dari larutan. Sebagaian besar cartridge
mengandung 2,2 ml atau 1,8 ml larutan anestesi lokal. Cartridge dengan
kedua ukuran tersebut dapat dipasang pada syringe standart namun
umumnya larutan anestesi sebesar 1,8 ml sudah cukup untuk prosedur
perawatan gigi rutin.

3. Jarum

Pemilihan jarum harus disesuaikan dengan kedalaman anastesi


yang akan dilakukan. Jarum suntik pada kedokteran gigi tersedia dalam 3
ukuran (sesuai standar American Dental Association = ADA) ; panjang (32
mm), pendek (20 mm, dan superpendek (10 mm).

Jarum suntik yang pendek yang digunakan untuk anestesi infiltrasi


biasanya mempunyai panjang 2 atau 2,5 cm. Jarum yang digunakan harus
dapat melakukan penetrasi dengan kedalaman yang diperlukan sebelum
seluruh jarum dimasukan ke dalam jaringan. Tindakan pengamanan ini
akan membuat jarum tidak masuk ke jaringan, sehingga bila terjadi fraktur
pada hub, potongan jarum dapat ditarik keluar dengan tang atau sonde.

Petunjuk:

1. Dalam pelaksanaan anastesi lokal pada gigi, dokter gigi harus


menggunakan syringe sesuai standar ADA.
2. Jarum pendek dapat digunakan untuk beberapa injeksi pada jaringan lunak
yang tipis, jarum panjang digunakan untuk injeksi yang lebih dalam.

3. Jarum cenderung tidak dipenetrasikan lebih dalam untuk mencegah


patahnya jarum.

4. Jarum yang digunakan harus tajam dan lurus dengan bevel yang relatif
pendek, dipasangkan pada syringe. Gunakan jarum sekali pakai
(disposable) untuk menjamin ketajaman dan sterilisasinya. Penggunaan
jarum berulang dapat sebagai transfer penyakit.

4. Lidocain

Sejak diperkenalkan pada tahun 1949 derivat amida dari xylidide


ini sudah menjadi agen anestesi lokal yang paling sering digunakan dalam
kedokteran gigi bahkan menggantikan prokain sebagai prototipe anestesi
lokal yang umumnya digunakan sebagai pedoman bagi semua agen
anestesi lainnya. Lidokain dapat menimbulkan anestesi lebih cepat dari
pada procain dan dapat tersebar dengan cepat diseluruh jaringan,
menghasilkan anestesi yang lebih dalam dengan durasi yang cukup lama.
Obat ini biasanya digunakan dalam kombinasi dengan adrenalin (1:80.000
atau 1: 100.000). Pengunaan lidocain kontraindikasi pada penderita
penyakit hati yang parah.

5. Mepivacain

Derivat amida dari xilidide ini cukup populer yang diperkenalkan


untuk tujuan klinis pada akhir tahun 1990an. Kecepatan timbulnya
efek,durasi aksi, potensi dan toksisitasnya mirip dengan lidocain.
Mepivacain tidak mempunyai sifat alergenik terhadap anestesi lokal tipe
ester. Agen ini dipasarkan sebagai garam hidroklorida dan dapat digunakan
anestesi infiltrasi / regional. Bila mepivacain dalam darah sudah mencapai
tingkatan tertentu , akan terjadi eksitasi sistem saraf sentral bukan depresi,
dan eksitasi ini dapat berakhir berupa konvulsi dan depresi respirasi.

6. Prilocain

Merupakan derivat toluidin dengan tipe amida pada dasarnya


mempunyai formula kimiawi dan farmakologi yang mirip dengan lidocain
dan mepivacaine. Prolocain biasanya menimbulkan aksi yang lebih cepat
daripada lidocain namun anestesi yang ditimbulkan tidak terlalu dalam.
Prolocain juga kurang mempunyai efek vasodilator bila dibandingkan
dengan lidocain dan bisanya termetabolisme lebih cepat. Obat ini kurang
toksis dibanding dengan lidocaine tapi dosis total yang dipergunakan
sebaiknya tidak lebih dari 400mg.

7. Vasokonstriktor

Penambahan sejumlah kecil agen vasokonstriktor pada larutan


anestesi lokal dapat memberi keuntungan berikut ini:

1. mengurangi efek toksik melalui efek menghambat absorpsi konstituen.


2. Membatasi agen anestesi hanya pada daerah yang terlokalisir sehingga
dapat meningkatkan kedalaman dan durasi anastesi.

3. Menimbulkan daerah kerja yang kering (bebas bercak darah) untuk


prosedur operasi.

Vasokonstriktor yang biasa digunakan adalah:

1. Adrenalin (epinephrine), suatu alkaloid sintetik yang hampir mirip dengan


sekresi medula adrenalin alami.
2. Felypressin (octapressin), suatu polipeptida sintetik yang mirip dengan
sekresi glandula pituutari posterior manusia. Mempunyai sifat
vasokonstriktor yang dapat diperkuat dengan penambahan prilokain.

8. Teknik Anastesi Infiltrasi

Pada anak-anak bidang alveolar labio-bukal yang tipis umumnya


banyak terperforasi oleh saluran vaskuler. Untuk alasan inilah, maka
teknik infiltrasi dapat digunakan dengan efektif untuk mendapat efek
anastesi pada gigi-gigi susu atas tanpa perlu mendepositkan lebih dari 1 ml
larutan secara perlahan-lahan dijaringan.
Pada anak yang masih muda, rasa tidak enak dari suntikan palatum
yang digunakan untuk prosedur pencabutan gigi atau pemasangan matriks,
dapat dihindari dengan cara sebagai berikut.

Setelah efek suntikan supraperiosteal pada sulkus labiobukal


diperoleh, jarum diinsersikan dari aspek labio-bukal, melaluiruang
interproksimal, setinggi jaringan gingiva yang melekat pada periosteum
dibawahnya. Ujung jarum harus tetap berada pada papila dan tidak boleh
menyentuh tulang. Sejumlah kecil larutan anastesi local didepositkan
perlahan sampai mukoperiosteum palatal atau lingal memucat. Sejumlah
kecil larutan anastesi yang didepositkan dengan cara ini akan memberikan
efek anastesi yang memadai pada jaringan palatum. Teknik ini dikenal
sebagai suntikan interpapila dan sering digunakan oleh para ahli
pedodonti. Para ahli lainnya umumya lebih suka menggunakan suntikan jet
atau suntikan intraligamental.

9. Prosedur Anastesi Infiltrasi

Daerah bukal/labial/RA/RB

Masuknya jarum ke dalam mukosa 2 3 mm, ujung


jarum berada pada apeks dari gigi yang dicabut. Sebelum
mendeponir anastetikum, lakukan aspirasi untuk melihat apakah
pembuluh darah tertusuk. Bila sewaktu dilakukan aspirasi dan
terlihat darah masuk ke dalam karpul, tarik karpul. Buang darah
yang berada di karpul dan lakukan penyuntikan pada lokasi lain
yang berdekatan. Masukkan obat dengan perlahan dan tidak boleh
mendadak sebanyak 0,60 ml (1/3 karpul).
Daerah palatal/lingual.

Masukkan jarum sampai menyentuh tulang. Masukkan obat


perlahan dan tidak boleh mendadak sebanyak 0,2 0,3 cc. Akan
terlihat mukosa daerah tersebut putih/pucat.

Daerah Interdental Papil

Masukkan jarum pada daerah papila interdental, masukkan


obatnya sebanyak 0,2 0,3 cc. Akan terlihat mukosa daerah
tersebut memucat.

Anastesi Intraligamen

Suntikan intraligamen dilakukan ke dalam periodontal


ligamen. Suntikan ini menjadi populer belakangan ini setelah
adanya syringe khusus untuk tujuan tersebut. Suntikan
intraligamen dapat dilakukan dengan jarum dan syringe
konvensional tetapi lebih baik dengan syringe khusus karena lebih
mudah memberikan tekanan yang diperlukan untuk menyuntikan
ke dalam periodontal ligamen.

10. Teknik Anastesi Infiltrasi

1. Hilangkan semua kalkulus dari tempat penyuntikan, bersihkan sulkus


gingiva dengan rubber cup dan pasta profilaksis dan berikan desinfektan
dengan menggunakan cotton pellet kecil.

2. Masukkan jarum ke dalam sulkus gingiva pada bagian mesial distal gigi
dengan bevel jarum menjauhi gigi.
3. Tekan beberapa tetes larutan ke dalam sulkus gingiva untuk anastesi
jaringan di depan jarum Injeksi intra ligamen pada anak.

4. Gerakkan jarum ke apikal sampai tersendat diantara gigi dan crest alveolar
biasanya kira-kira 2 mm.

5. Tekan perlahan-lahan. Jika jarum ditempatkan dengan benar harus ada


hambatan pada penyuntikan dan jaringan di sekitar jarum memutih. Jika
tahanan tidak dirasakan, jarum mungkin tidak benar posisinya dan larutan
yang disuntikkan akan mengalir ke dalam mulut.

6. Suntikan perlahan-lahan, banyaknya 0,2 ml.

7. Untuk gigi posterior, berikan suntikan di sekitar tiap akar.

8. Dapat pula diberikan penyuntikan di bagian mesial dan distal akar tetapi
dianjurkan bahwa tidak lebih dari 0,4 ml larutan disuntikan ke tiap akar.

9. Cartridge harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pasien yang lain,
walaupun sedikit sekali larutan yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2010. Sariawan dan Stomatitis. Diakses dari
http://kesehatangigi.blogspot.com/208/01/sariawanstomstitis.h
tml pada tanggal 10 Juli 2011.
2. Suwondo. 2010. Mengenali Sariawan. Diakses dari
http://www.tabloid-wanita-indonesia.com/929/sehat.htm pada
tanggal 10 Juli 2011.
3. Anis,Suarni. 2010. Sariawan Kecil tapi Menyengsarakan.
Diakses dari http://id.shvoong.com/medicine-and-
health/1611761-sariawan-kecil-tapi-menyengsarakan/ pada
tanggal 10 Juli 2011.
4. Hartono,Rudi. 2010. Jenis-jenis Stomatitis. Diakses dari
http://www.wawasandigital.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=17224&Itemid=32 pada
tanggal 10 Juli 2011.
5. Policetyawati,Tridara. Mengenal Lebih dekat Sariawan.
Diakses dari http://www.republika.co.id/cetak_berita.asp?
id=236166&kat_id=105&edisi=Cetak pada tanggal 10 Juli
2011.
6. Uttiek. 2010. Sariawan. Diakses dari http://mail-
archive.com/milis-nikita@news.gramedia-
majalah.com/msg03970.html pada tanggal 10 Juli 2011.
7. Cawson,R.A,et al. 2002, cawsons Essentials of Oral
Pathology and Oral Medicine, 7th edition,New York,Churchill
Living Stone,13:192-193
8. Departemen Kesehatan. 2010. Data Tingkat Kejadian
Stomatitis. Diakses dari
www.bmf.litbang.depkes.go.id/index.php?
option=content&task=view&id=130&ltemid=53 pada tanggal
10 juli 2011.
9. Anonim. 2010. Penyebab Terjadinya Stomatitis. Diakses dari
www.smokingcard.info/?jdl=adt&bid=17 pada tanggal 10 Juli
2011.
10. Greenberg MS,Michael Glick. Burkets Oral Medicine
Diagnosis and Treatment. 10th ed.Philadelpia: BC Decker Inc:
2003.pp.63-64
11. Lewis, M.A.o dan Lamey,P-J. Tinjauan Klinis Penyakit
Mulut.Editor: Alih Wirawan. Jakarta : 1998.pp.48-49
12. Carpenter, M.B, 1983, Human neuroanatomy, 8th
edition, William and Wilkins, Baltimore, p.393-402
13. Fitz Gerald, M.T.J, 1985, Neuroanatomy basic and
applied, Bailliare Tindall, East Sussex. P.238-243
14. Heimer, L, 1995, The human brain and spinal cord, 2nd
edition, Springer Verlag, New York, p.247-249
15. Marshaal, B.L.C., 1985. The mixed cranial nerves, John
Willy & Sons, New York, p.34-50
16. Netter, F.H.N.D, Nervous systems in the ciba collection
of medical illustration, vol.1, part 1, Ciba-Geigy Corporation,
New York, p.94,97,101,167.
17. Peter Duus, 1989, Topycal dignosis in neurology, Georg
Thieme Verlag, Stuttgart, Germany, p.101-107
18. William De Myer, 1988, Neuroanatomy, Harwal
Publishing Philadelphia, p. 131-178

Anda mungkin juga menyukai

  • 02 November 2021
    02 November 2021
    Dokumen4 halaman
    02 November 2021
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • 03 November 2021
    03 November 2021
    Dokumen15 halaman
    03 November 2021
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Bas 2
    Lapsus Bas 2
    Dokumen26 halaman
    Lapsus Bas 2
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • Shift 1 Bas (08.00-14.00
    Shift 1 Bas (08.00-14.00
    Dokumen12 halaman
    Shift 1 Bas (08.00-14.00
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • 05 November 2021
    05 November 2021
    Dokumen11 halaman
    05 November 2021
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • 01 November 2021
    01 November 2021
    Dokumen11 halaman
    01 November 2021
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • NYERI INGUINAL
    NYERI INGUINAL
    Dokumen15 halaman
    NYERI INGUINAL
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Mata
    Penyuluhan Mata
    Dokumen20 halaman
    Penyuluhan Mata
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen24 halaman
    Presentation 1
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen16 halaman
    Bab 1
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Tifoid
    Laporan Kasus Tifoid
    Dokumen16 halaman
    Laporan Kasus Tifoid
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Mata
    Jurnal Mata
    Dokumen21 halaman
    Jurnal Mata
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • HEG13-14
    HEG13-14
    Dokumen6 halaman
    HEG13-14
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • Refrat Tifoid Anak
    Refrat Tifoid Anak
    Dokumen27 halaman
    Refrat Tifoid Anak
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • Dhe & Karies
    Dhe & Karies
    Dokumen25 halaman
    Dhe & Karies
    Anonymous FfZm5kOkYF
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus DVT
    Laporan Kasus DVT
    Dokumen23 halaman
    Laporan Kasus DVT
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Tifoid
    Laporan Kasus Tifoid
    Dokumen16 halaman
    Laporan Kasus Tifoid
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • DENTURE
    DENTURE
    Dokumen19 halaman
    DENTURE
    Pash Cr
    0% (1)
  • Kasus kpd-1
    Kasus kpd-1
    Dokumen35 halaman
    Kasus kpd-1
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • Pemfigus Vulgaris
    Pemfigus Vulgaris
    Dokumen22 halaman
    Pemfigus Vulgaris
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat
  • Responsi Tin (RSJ Bangli)
    Responsi Tin (RSJ Bangli)
    Dokumen7 halaman
    Responsi Tin (RSJ Bangli)
    Gung Zodiac'inside
    Belum ada peringkat