Oleh:
I Gst. Ngurah Rai Sandwicaksana (010.06.0060)
Pembimbing:
dr. Putu Agus Grantika, Sp.KJ
2016
RESPONSI KASUS
RSJ PROVINSI BALI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
Pembimbing
IDENTITAS PASIEN
Nama
: OPEN
: 027899
Baru/Ulangan
: Ulangan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 16 tahun
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Tingkat Pendidikan
: SMA
Agama
: Hindu
: 29 Juli 2016
II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Tidak Bisa di Kontrol (heteroanamnesis)
AUTOANAMNESIS
Pasien datang ke RSJ Provinsi Bali tanggal 29 Juli 2016 pukul 14.00
WITA diantar oleh ayah dan keluarganya. Pasien diwawancara dalam posisi
duduk berhadapan dengan pemeriksa dipisahkan oleh sebuah meja,
wawancara dilakukan menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali.
Pasien tampak bersih namun berpenampilan tidak wajar, ia mengenakan kaos
jersey barca dengan keadaan terbalik, celana pendek berwarna biru dan tidak
mengenakan sendal. Selama wawancara pasien tidak bisa diam, kontak visual
dan verbal kurang. Pasien tidak mampu menjawab nama, umur, dan alamat.
Pasien tidak dapat menjawab datang dengan siapa, sekarang berada dimana
dan waktu pemeriksaan, ia juga dapat menyebutkan kembali nama pemeriksa,
makanan yang dimakan tadi pagi dan kemarin malam. Pasien hanyan
mengatakan No Thanks. Gerak gerik pasien seperti merokok dengan rokok
elekrtik, menelopn teman dengan handphone dan berbicara dengan teman
yang di telpon. Pasien mengatakan bahwa dirinya sedang berada di singapura.
HETEROANAMNESIS
Heteroanamnesis dilakukan dengan ayah pasien. Ayah pasien mengatakan
pasien susah di atur pasien sering berteriak tiba-tiba, lari menghampiri rumah
tetangga dan berteriak menginginkan duel dengan tetangganya. Pasien
dikatakan semalam pasien dapat tidur setelah minum obat lalu paginya pasien
berlari menghampiri rumah rumah tetangga dan berteriak. Pasien dikatakan
sering melempar lempar batu dan tidak mau diam di rumah.
Pasien dikatakan seperti ini sejak kelas 1 sma. Awal mula pasien seperti ini
pasien sebelumnya mengatakan telah di putuskan oleh pacarnya. Setelah itu
pasien lebih sering menyendiri di kamarnya jarang bersosialisasi. Kemudian
baru gejala berteriak dan tidak bisa di atur muncul. Ayah pasien memutuskan
membawanya ke RSJ Bangli. Pasien di rawat inap. Setelah membaik pasien
di bawa pulang. Pasien sempat melanjutkan sekolahnya seperti biasa kurang
lebih sekitar 1 tahun dari sekarang.
Sekarang pasien seperti ini karena hal yang sama yaitu di putuskan oleh
pacarnya lagi.
III. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS INTERNA
a. Status Present:
Tensi
: 120/80 mmHg
Nadi
: 89 x/ menit
Respirasi
: 20 x/ menit
Suhu
: 36,7 0c
b. Status General:
Kepala
: normocephali
Mata
THT
Leher
Thoraks
Cor
Pulmo
:
Vesikuler + | + Rhonki - | -
Abdomen
Ekstremitas
: hangat + | +
Whezing - | -
+ | +
edema (-), sianosis (-)
STATUS NEUROLOGI
GCS
: E4V5 M6
Tenaga
Tropik
Reflek fisiologis
Reflek patologis
555
555
555
555
STATUS PSIKIATRI
a. Kesan umum
psikomotor
meningkat
selama
wawancara.
b. Sensorium-Kognisi
Kesadaran
Jernih
Orientasi
Memori
jangka panjang)
: Kurang baik
Berhitung
Pengetahuan umum
Berpikir abstrak
c. Mood / Afek
: Hipertimia
d. Proses Pikir
Bentuk Pikir
Arus Pikir
: Miskin bicara
Isi Pikir
e. Pencerapan
Halusinasi
Ilusi
f. Dorongan Instingtual
Insomnia
: Ada
Hipobulia
: Tidak ada
Raptus
: Ada
h. Psikomotor
i. Insight
: Derajat I
IV. RESUME
Pasien laki-laki, 16 tahun, pendidikan terakhir SMA, tidak bekerja,
beragama Hindu, suku Bali, bangsa Indonesia, belum menikah. Pasien
berpenampilan tidak wajar, roman wajah sesuai usia pasien, pada saat wawancara
kontak verbal dan visual pasien terhadap pemeriksa kurang.
Pasien datang diantar ke UGD RSJ Provinsi Bali oleh ayah dan
keluarganya dengan keluhan tidak bisa di atur. Pasien sempat berobat jalan di RSJ
Bangli sudah hampir 1 tahun, saat ini pasien kumat lagi setelah di putusin
pacarnya.
4
DIAGNOSIS BANDING
1. Skizofrenia Hebefrenik (F20.1)
2. Gangguan Schizoafektif Tipe Manik (F25.0)
3. Gangguan Afektif Manik dengan Gejala Psikotik (F32.0)
Diagnosis
: Skizofrenia Hebefrenik
: Buruk
2.
Onset umur
: Remaja
: Buruk
3.
Perjalanan penyakit
: Kronis
: Buruk
4.
Faktor genetik
: Tidak ada
: Baik
5.
Pendidikan
: SMA
: Buruk
6.
Status pernikahan
: Belum menikah
: Buruk
7.
Perhatian keluarga
: Cukup
: Baik
8.
: Cukup
: Baik
9.
Faktor pencetus
: Percintaan
: Buruk
: Baik
: Baik
: Tertutup
: Buruk
12. Insight
: Derajat I
: Buruk
: Tidak ada
: Buruk
Dari beberapa kriteria tersebut diatas, pada kasus ini prognosis penderita
adalah dubius ad malam (mengarah ke buruk).