Anda di halaman 1dari 6

BED SIDE TEACHING

SKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESI

Preseptor:
Santi Andayani, dr., Sp.KJ, MMRS

Disusun oleh :
Ervira Wahyuni 130112170558
Ranisa Larasati 130112170572
Ayudina Rahmadina 130112170
Pia Hadianti Deliana 130112170561

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN
BANDUNG
2019
A. IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. G
 Usia : 29 tahun
 Jenis kelamin : Laki-Laki
 Alamat : Karang Tengah, Sukajadi, Bandung.
 Pendidikan terakhir : SMP
 Agama : Islam
 Suku Bangsa : Sunda
 Status Perkawinan : Belum Kawin
 Pekerjaan : Pramusaji
 Tanggal Pemeriksaan : 11 Februari 2019 (poli)
 Tanggal Masuk Poli : 5 Mei 2017

B. ANAMNESIS

a) Riwayat Penyakit Sekarang


Keluhan Utama: Kontrol Rutin
Saat datang ke poli pasien tidak ada keluhan. Pasien datang ke poli jiwa RSHS untuk
kontrol rutin setiap 2 bulan sekali. Pasien datang sendiri tanpa didampingi oleh orang lain. Pasien
bekerja sebagai pramusaji di daerah Sukajadi, dan sehari-hari pasien dapat mengerjakan
pekerjaannya dengan baik. Pasien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak pada malam hari, dan
nafsu makan pasien baik. Hubungan pasien dengan rekan kerja, tetangga, maupun anggota
keluarganya yang lain baik. Pasien tidak merasa lelah walaupun sudah beristirahat, tidak ada rasa
ingin menyakiti diri sendiri, rasa rendah diri, ataupun rasa untuk mengakhiri hidup. Pasien tidak
merasakan rasa semangat berlebih ataupun merasa memiliki kekuatan berlebih. Pasien mengaku
tidak mendengar suara bisikan atau melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.
Pasien sudah pernah dirawat di Ruang Adenium RSHS sebanyak 2 kali, yaitu pada tahun
2011 dan 2017. Pasien diberikan obat Risperidone yang diminum 2 kali sehari, dan pasien
meminum obat tersebut dengan teratur selama 2 tahun terakhir. Saat ini pasien rutin kontrol ke
poli jiwa RSHS setiap 2 bulan sekali.
b) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pertama kali dirawat di RSHS tahun 2011 dengan keluhan mendengar bisikan seperti
gema yang tidak jelas mengatakan apa yang muncul ketika pasien sedang melamun. Pasien
sebelumnya juga bekerja sebagai pramusaji kurang lebih 2 tahun. Pasien mengakui bahwa pada
saat menjadi pramusaji pasien merasa stress karena takut akan masa depannya dan sering
merasa sedih tanpa alasan yang jelas disertai seringkali merasa lelah walaupun sudah
beristirahat. Pasien mengakui bahwa majikan dan rekan-rekan kerjanya di rumah makan tempat
pasien bekerja memperlakukan pasien dengan baik, tetapi pasien tetap takut dan khawatir.
Setelah pasien pernah mengidap sakit TB abdomen di tahun 2011, pasien mulai merasa
mudah tersinggung, sering marah-marah, dan mulai mendengar bisikan seperti gema yang tidak
jelas. Pasien juga merasa kurang bersemangat ketika bekerja dan akhirnya diberhentikan dari
pekerjaannya karena kinerja pasien menjadi kurang memuaskan. Pasien merasa tidak berguna
dan menjadi tidak percaya diri. Pasien sering merasa sedih, sering merasa lelah, sulit untuk
memulai tidur dan tidak nafsu makan. Pasien tidak pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya
atau menyakiti diri sendiri. Karena keluhan tersebut pasien dibawa oleh keluarganya ke RSHS
dan dirawat di Ruang Adenium.
Pasien kembali dirawat di RSHS pada tahun 2017 untuk kedua kalinya dengan keluhan
kembali mendengar bisikan berupa gema yang tidak jelas saat sedang melamun dan sering
terbangun dari tidur dan sulit tidur kembali. Pasien mengakui bahwa pasien mulai mendengar
bisikan kembali saat pasien mulai meminum obat tidak teratur. Pasien juga mengaku bahwa di
tahun 2017 pasien mengidap TB paru yang telah tuntas berobat selama 10 bulan dan dinyatakan
sembuh. Pasien sempat merasa sedih dan tertekan dikarenakan harus berhenti dari pekerjaan
akibat penyakitnya tersebut dan keadaan tersebut diakui pasien menyebabkan keluhan
mendengar bisikan dan sulit tidur semakin memberat. Karena keluhannya tersebut pasien
dibawa oleh keluarga pasien ke RSHS dan kembali dirawat di Ruang Adenium.
Riwayat trauma kepala sebelumnya tidak ada. Riwayat penurunan kesadaran tidak ada.
Terdapat riwayat merokok sejak di bangku SMP, sebanyak ½ hingga 1 bungkus per hari, namun
sudah berhenti sejak tahun 2017 saat didiagnosa TB paru oleh dokter. Pasien mengaku pernah
mengonsumsi alkohol saat ditawarkan oleh rekan kerjanya sebanyak1x. Pasien tidak pernah
menggunakan obat-obatan terlarang.
c) Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara. Pasien saat ini tinggal di tempat tinggal kos.
Pasien tinggal di lingkungan budaya Sunda, suku Sunda dan agama Islam. Sumber pendapatan
pasien berasal dari pekerjaannya sebagai pramusaji. Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga
tidak ada.

C. PEMERIKSAAN FISIK
a) Pemeriksaan Tanda Vital
Kesadaran : Compos mentis, GCS (E4M6V5)=15
Kesan sakit : sedang
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 84x permenit
Respiratori : 20x permenit
Suhu : 36.5C

b) Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris normocephal
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil dalam batas normal
Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Thoraks :
Bentuk dan gerak simetris
Cor : bunyi jantung S1, S2 murni reguler, bunyi jantung tambahan tidak ada
Pulmo : VBS kanan = kiri, ronchi-/-, wheezing -/-
Abdomen : datar lembut, nyeri tekan (-), bising usus normal
Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : tidak ada retardasi psikomotor, agitasi psikomotor (-), tidak ada edema,
capillary refill time <2 detik

c) PEMERIKSAAN PSIKIATRIKUS (11/02/2019)


 Penampilan:
- Identifikasi pribadi : Roman muka biasa, kontak ada, raport adekuat
- Perilaku dan aktivitas psikomotor : normoaktif, kooperatif
- Gambaran umum : seorang laki-laki, kulit sawo matang, tampak sesuai usia, decorum
cukup
 Bicara : menjawab pertanyaan spontan, verbalisasi dan artikulasi jelas, produktivitas
cukup, intonasi sedang
 Mood dan afek: mood eutimia, afek luas dan serasi
 Pikiran & persepsi: autistik, ide bunuh diri ada, preokupasi tidak ada
 Gangguan pikiran: waham/delusi tidak ada
 Gangguan Persepsi: halusinasi auditorik tidak ada
 Sensorium dan kognisi:
- Kesadaran : compos mentis
- Orientasi: baik
- Konsentrasi dan kalkulasi: baik
- Dasar pengetahuan: baik
- Berpikir abstrak: baik
 Tilikan: derajat 5
 Penilaian sosial dan terhadap tes: reality testing ability tidak terganggu

D. DIAGNOSIS
 Aksis I : F25.1 Skizoafektif Tipe Depresif
DD/ Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik, Gangguan Afektif
Bipolar Kini Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
 Aksis II : tidak ada diagnosis
 Aksis III : tidak ada diagnosis
 Aksis IV : tidak ada diagnosis
 Aksis V : GAF saat ini: 100-91
6 tahun terakhir/awal sakit: 50-41

E. TATALAKSANA
 Farmakologi:
Risperidone 2x1 mg tab PO
 Non farmakologi:
- Rawat jalan
- Diet biasa
- Psikoterapi supportif pasien
- Psikoedukasi individu dan keluarga

F. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai