Anda di halaman 1dari 47

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

TEMATIK

Satuan Pendidikan : SD N 04 Sarirejo


Kelas/Semester : IV
Tema/ Topik : Indahnya Negeriku
Pertemuan Ke : 1-3
Semester : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 630 menit

A. KOMPETENSI INTI
IPS
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk hidup ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yan dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

Bahasa Indonesia
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk hidup ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yan dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

B. KOMPETENSI DASAR
Ips
3.4 Memahami manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa
praaksara, Hindu Budha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan
pendidikan.

Bahasa Indonesia
3.5 Menggali informasi dari teks ulasan buku tentang nilai peninggalan Hindu Budha
di Indonesia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.

C. INDIKATOR
Ips
1. Memahami kehidupan masa praaksara, Hindu Budha, dan Islam
2. Menjelaskan kehidupan masa praaksara, Hindu Budha, dan Islam
3. Menunjukkan dan membedakan dari peninggalan kerajaan Hindu Budha

Bahasa Indonesia
1. Membaca teks ulasan buku tentang nilai peninggalan Hindu Budha di Indonesia

1
2. Memilih kosakata baku yang terdapat pada teks ulasan buku tentang nilai peninggalan
Hindu Budha di Indonesia

D. TUJUAN
Setelah mempelajari matei ini, siswa diharapkan mampu:
1. Siswa dapat memahami kehidupan masa praaksara, Hindu Budha, dan Islam
2. Siswa dapat menjelaskan kehidupan masa praaksara, Hindu Budha, dan Islam
3. Siswa dapat menunjukkan dan membedakan dari peninggalan kerajaan Hindu Budha
4. Siswa dapat menemukan kalimat baku dan tidak baku
5. Siswa dapat mengetahui penggunaan kata baku

E. MATERI
Ips (terlampir)
1. Kehidupan pada masa praaksara
2. Kehidupan pada masa Hindhu Budha
3. Kehidupan pada masa Islam
Bahasa Indonesia (terlampir)
1. Kata baku dan tidak baku
2. Penggunaan kata baku
F. PENDEKATAN DAN METODE
PENDEKATAN : Student Center Learning
STRATEGI : Cooperative Learning tipe jigsaw
TEKNIK : whole group jigsaw
METODE : Penjelasan, tanya jawab, ceramah, diskusi

2
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Karakter Alokasi
Waktu
Pendahulua 1. Guru mengucapkan salam Religius 20 menit
2. Mengajak semua siswa berdoa sesuai Religius
n
dengan agama
3. Melakukan komunikasi tentang Disiplin
kehadiran siswa
4. Meminta informasi dari siswa mengenai
Rasa ingin
tempat-tempat bersejerah yang ada di
tahu
Indonesia
5. Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang Indahnya
Perhatian
Negeriku
Inti Eksplorasi 169 menit
1. Memberikan penjelasan mengenai Pengetahuan
kehidupan pada masa praaksara, Hindu
Materi yang disampaikan meliputi
aspek pemerintah, sosial, ekonomi,
dan pendidikan
Masa praaksara meliputi:
Masa berburu dan meramu
Masa bermukim dan bercocok
tanam
Kerajaan yang bercorak Hindu
Kerajaan Kutai
Kerajaan Tarumanegara
Keberanian
Kerajaan mataram kuno
Kerajaan kediri dan perhatian
2. Bertanya jawab tentang kehidupan pada
Perhatian
masa praaksara dan Hindu
Mendengarkan jawaban siswa
tentang kehidupan pada masa Adil
praaksara dan Hindu
Memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menjawab (tidak di Perhatian
dominasi oleh satu siswa)
Memberikan perhatian kepada siswa

3
yang tidak berani memberikan Berani
jawaban.
Mendorong siswa untuk Tanggung

mengemukakan jawabannya jawab


3. Guru memberikan tugas untuk membaca
buku teks tentang peninggalan Hindu Komunikatif
Budha di Indonesia
4. Bertanya jawab tentang makna bacaan/
teks (menalar)
5. Guru mengelompokan siswa yang setiap Tanggung
kelompok terdiri dari 5 siswa secara jawab
heterogen (berbeda tingkat
kemampuannya)
6. Guru membagikan gambar yang ada
keterangan yang menggunakan bahasa
baku kepada setiap kelompok.
Keaktifan
Gambar yang digunakan merupakan
gambar peninggalan kerajaan Kutai,
Tarumanegara, Mataram Kuno dan
Kediri
7. Gambar yang diberikan kepada siswa Komunikatif
berbeda-beda antara kelompok satu
dengan kelompok yang lainnya

Elaborasi
8. Dari gambar tersebut setiap kelompok
disuruh untuk mengidentifikasi Tekun dan
penggunakan kata yang digunakan (baku kerja sama
dan tidak baku) dan peninggalan dari
kerajaan mana
9. Semua kelompok mengamati dan
menganalisis gambar dan dikaitkan tema
Kerjasama
yang sedang digunakan
10. Guru memanggil salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi.

Konfirmasi Tanggung
11. Guru dan siswa membuat kesimpulan jawab

4
tentang peninggalan dari kerajaan Hindu
Budha dan kalimat baku dan tidak baku
12. Setiap siswa mengerjakan lembar soal
Komunikatif
atau tes (untuk mengukur tingkat
kemampuan siswa)
13. Guru melakukan penilaian tehadap hasil
kerja setiap siswa
Cermat

Komunikatif

Penutup 1. Bersama-sama dengan peserta didik Kerjasama 20 menit


membuat rangkuman/ simpulan
pelajaran pada hari itu
2. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan menyimpulkan
Jujur
materi pembelajaran
3. Mengajak semua siswa berdoa (untuk
menutup kegiatan pembelajaran)
4. Guru mengucapkan salam
Religius

Religius

5
Pertemuan Kedua
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Karakter
Waktu
Pendahulua 1. Guru mengucapkan salam Religius 20 menit
2. Mengajak semua siswa berdoa sesuai Religius
n
dengan agama untuk memulai
pembelajaran
3. Melakukan komunikasi tentang
kehadiran siswa
4. Guru melakukan tanya jawab tentang Komunikatif
pelajaran kemarin dan perhatian
5. Guru memberikan reward kepada siswa Disiplin
yang bisa menjawab pertanyaan, dapat
Perhatian
berupa tepuk tangan, pujian dan
sebagainya untuk menambah motivasi
belajar siswa
6. Guru memberi tahu kepada siswa
mengenai materi yang akan dipelajari

Komunikatif
Inti Eksplorasi Tangggung 169 menit
1. Memberikan Penjelasan Mengenai
jawab dan
Kehidupan Pada masa Hindu Budha dan
perhatian
Islam
Materi Yang Disampaikan Meliputi
Aspek Pemerintah, Sosial, Ekonomi,
Dan Pendidikan
Dalam Materi Selanjutnya Kerajaan
Yang Bercorak Hindu Meliputi:
Kerajaan Singasari
Kerajaan Majapahit
Sedangkan kerajaan yang bercorak
Budha
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan yang bercorak Islam
Kerajaan Samudra Pasai
2. Guru menyuruh siswa untuk membuat
kelompok yang terdiri dari 5 siswa
(usahakan kelompoknya tetap seperti

6
kelompok pada pertemuan yang lalu)
3. Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk membaca buku teks mengenai
kerajaan Singasari, Majapahit, Sriwijaya,
dan Samudra Pasai.
4. Materi yang diberikan setiap kelompok
berbeda-beda
5. Siswa mencatat hal-hal yang penting Komunikatif
dalam buku teks tersebut dengan
menggunakan kata baku yang benar.
6. Guru menyuruh siswa untuk menukarkan
hasil diskusinya dengan kelompok lain
(berbeda materi)

Elaborasi Tekun
7. Siswa mencatat kembali hasil diskusi
kelompok lain dan memberi garis bawah
penulisan yang salah atau kurang tepat
dalam menggunakan kata-katanya
8. Guru mengawasi jalannya diskusi dalam
kelas dan memberikan pengarahan pada Jujur
kelompok yang kesulitan
9. Setiap perwakilan dari kelompok
Tekun
mempresentasikan hasil diskusi
materinya sendiri dan materi dari
kelompok lain yang telah ditukarkan Aktif
beserta dengan komentar mengenai
penulisan dan kata-kata yang
digunakannya

Konfirmasi
10. Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok yang lainnya untuk bertanya
Kerja sama
dan menanggapi dari presentasi setiap
kelompok
11. Guru dan siswa membuat kesimpulan
tentang materi yang dipelajari.
12. Setiap siswa mengerjakan lembar soal Perhatian

7
atau tes (untuk mengukur tingkat
kemampuan siswa)
13. Guru melakukan penilaian terhadap hasil
kerja setiap siswa dan mengulas sedikit
Berani, aktif
mengenai materi yang dianggap sulit
dan tanggung
oleh siswa
jawab

Adil dan
perhatian

Komunikatif

Jujur

Komunikatif

Penutup 1. Bersama-sama dengan peserta didik Kerja sama 20 menit


membuat rangkuman/ simpulan pelajaran
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah

8
dipelajari Komunikatif
3. Memberi tahu materi yang harus
dipelajari oleh siswa untuk pertemuan
yang selanjutnya
4. Mengajak semua siswa berdoa (untuk Perhatian
menutup kegiatan pembelajaran)
5. Guru mengucapkan salam

Religius

Religius

9
Pertemuan Ketiga
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Karakter
Waktu
Pendahulua 1. Guru mengucapkan salam Religius 20 menit
2. Mengajak semua siswa berdoa sesuai Religius
n
dengan agama
3. Melakukan komunikasi tentang Komunikatif
kehadiran siswa dan disiplin
4. Guru mengingatkan kembali tentang Aktif
pelajaran yang kemarin
5. Guru memberikan reward dapat berupa Perhatian

tepuk tangan, pujian, dan sebagainya


bagi siswa yang dapat menjawab
pertanyaan, untuk menambah motivasi
belajar siswa Perhatian
6. Guru memberi tahu materi yang akan
dipelajari.
Inti Eksplorasi 169 menit
1. Memberikan penjelasan mengenai Tanggung
kehidupan pada masa Islam jawab dan
Materi yang disampaikan meliputi
perhatian
aspek pemerintah, sosial, ekonomi,
dan pendidikan
Kerajaan yang bercorak Islam
Kerajaan Demak
Kerajaan Aceh
Kerajaan Malaka
Kerajaan Mataram Kuno
2. Guru memberikan penjelasan sebagai
penguatan dari materi kata baku dan
tidak baku dan juga penggunaan dari kata
baku yang disangkut pautkan dengan
materi kehidupan pada masa praaksara,
Hindu Budha, dan Islam
3. Bertanya jawab tentang kehidupan pada
masa praaksara, Hindu Budha, dan Islam
Mendengarkan jawaban siswa
Perhatian
tentang kehidupan pada masa
praaksara, Hindu Budha, dan Islam

10
Memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menjawab (tidak di
dominasi oleh satu siswa)
Memberikan perhatian kepada siswa
yang tidak berani memberikan
jawaban
Memberikan reward kepada siswa Komunikatif
yang berani mengemukakan
pendapatnya untuk menambah
motivasi bagi siswa
Perhatian
Mendorong siswa untuk
mengemukakan jawabannya
4. Guru mengelompokan siswa yang terdiri
dari 5 siswa di setiap kelompoknya
(usahakan kelompoknya tetap seperti
pada pertemuan yang lalu) Adil
5. Guru membagikan gambar yang ada
keterangannya kepada setiap kelompok
Gambar yang digunakan merupakan
beberapa peninggalan dari masa
Hindu Budha yang ada di Indonesia

Elaborasi
6. Dari gambar tersebut siswa disuruh untuk
mengidentifikasi penggunaan kata baku
yang digunakan (baku dan tidak baku) Perhatian
dan peninggalan dari kerajaan mana
7. Semua kelompok mengamati dan
menganalisis gambar yang telah
diberikan oleh guru
8. Guru memanggil salah satu perwakilan
dari kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi Berani

Konfirmasi
9. Setiap siswa mengerjakan lembar soal
atau tes Kerja sama

11
Soal terdiri dari materi awal sampai
materi terakhir

Komunikatif

Tekun

Kerja sama

Berani dan
tanggung
jawab

Tekun dan

12
rajin
Penutup 1. Bersama-sama dengan peserta didik Kerja sama 20 menit
membuat rangkuman/ simpulan pelajaran
2. Mendengarkan pendapat dari siswa Perhatian

mengenai materi yang telah dipelajari


dari pertemuan sampai pertemuan akhir
3. Mengajak semua siswa berdoa (untuk Religius
menutup kegiatan pembelajaran)
4. Guru mengucapkan salam
Religius

H. SUMBER DAN MEDIA


1. Asti. Kerajaan Islam di Indonesia. 21 Oktober 2013. http://asti-
sejarah.blogspot.com/2010/11/kerajaan-islam-di-indonesia.html.
2. Tepanus, Haris. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Praaksara. 21 Oktober
2013. http://Haristepanus.Wordpress.Com/2010/08/14/Kehidupan-Sosial-Ekonomi-
Masyarakat-Praaksara/
3. Hernandez, Zackey. :Teori-Teori Sosiologi Pendidikan. 21 Oktober 2013.
http://zackeyhernandez.blogspot.com/2013/04/teori-teori-sosiologi-pendidikan.html
4. Kerajaan Kutai. 21 Oktober 2013. http://rangkumsejarah.blogspot.com/p/kerajaan-
kutai.html
5. Analisis Bahasa Baku dan Tidak Baku. 17 November 2013.
http://anaksastra.blogspot.com/2009/03/analisis-bahasa-baku-dan-non-baku-
dalam.html
6. Supriyo Dan Asyari. 1997. IPS Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Erlangga

13
14
I. PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian
a. Penilaian Proses
Menggunakan format pengamatan dalam kegiatan pembelajaran awal sampai
akhir.
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis, lisan, dan kerja
kelompok
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1. Penilaian Kinerja
2. Penilaian Produk
b. Penilaian Hasil Belajar
Piihan ganda
Isian singkat
Esai atau uraian

Mengetahui, Guru Kelas 4


Kepala Sekolah

NIP NIP

15
PENILAIAN NON TEST

A. Penilaian Kinerja
1. Kinerja Dalam Menyelesaikan Tugas Kelompok
Aspek
Nama Peserta Menghargai
No. Kerja Tanggung Jumlah Nilai
Didik Keaktifan Pendapat
Sama Jawab
Teman

Keterangan Skor:
1 = Kurang Skor maksimal = 16
2 = Cukup Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor maksimal
3 = Baik
4 = Sangat Baik

2. Penilaian Kinerja Dalam Menyelesaikan Tugas Presentasi


Jumlah
ASPEK Nilai
Nama Skor
No Peserta Sistematika Penguasaan
Komuni- Keber
Didik Penyampaia Pengetahuan Antusias
kasi anian
n / Materi

Keterangan Skor:
Komunikasi:
1 = Tidak dapat berkomunikasi
2 = Komunikasi agak lancar, tetapi sulit dimengerti
3 = Komunikasi lancar tetapi kurang jelas dimengerti
4 = Komunikasi sangat lancar, benar dan jelas
Sistematika Penyampaian

16
1 = Tidak sistematis
2 = Sistematis, uraian kurang, tidak jelas
3 = Sistematis, uraian cukup

4 = Sistematis, uraian luas, jelas


Wawasan: Keberanian
1 = Tidak menunjukkan pengetahuan/ materi 1 = tidak ada pengetahuan
2 = Sedikit memiliki pengetahuan/ materi 2 = Kurang berani
3 = Memiliki pengetahuan/ materi tetapi kurang luas 3 = Berani
4 = Memiliki pengetahuan/ materi yang luas 4 = Sangat berani

17
Antusias
1 = Tidak antusias
2 = Kurang antusias
3 = Antusias tetapi kurang kotrol
4 = Antusias dan terkontrol

Skor maksimal = 20
Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor maksimal

B. Penilaian Produk
1. PRODUK GAMBAR PENINGGALAN DARI KERAJAAN YANG BERCORAK
HINDU BUDHA
ASPEK
Nama
No Ketepatan Memberi Ketepatan Memberi Jumlah
Peserta Nilai
. Keterangan Keterangan Skor
Didik
Peninggalan Hindu Peninggalan Budha

Keterangan Skor:
Aspek ke-1 dan ke-2 aspek ke-3
1 = kurang 1 = jika mengidentifikasi 3-4
2 = cukup 2 = jika mengidentifikasi 5
3 = baik
4 = sangat baik

Skor maksimal = 10
Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor maksimal

LAMPIRAN SOAL

TUGAS
KELOMPOK
1. Sebutkan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara!
Jawab:
2. Apa saja peninggalan jaman praaksara pada masa berburu dan meramu dan masa
bermukim dan bercocok tanam?
Jawab:
3. Berikan 5 contoh baik lisan maupun tertulis yang memerlukan penggunaan gagasan
secara tepat.
Jawab:
4. Berikan penjelasan singkat mengenai keadaan ekonomi kerajaan Kutai dan
Tarumanegara?
Jawab:
5. Jelaskan mengapa kerajaan Sriwijaya dikenal sampai ke mancanegara?
Jawab:

TUGAS
INDIVIDU
1. Raja Sriwijaya yang terkenal adalah?
2. Kertanegara adalah raja yang menganut agama?
3. Pendiri kerajan Majapahit adalah?
4. Aceh dikenal dengan sebutan?
5. Kerajaan Demak di pindah ke Pajang pada saat pemerintahan?
6. Memangnya Kamu Tidak Datang ?
pada kalimat tersebut yang merupakan kata tidak baku adalah
7. Tanda baca yang digunakan dalam percakapan sesudah kata yang menunjukan pelaku
dalam percakapan adalah ?
8. Kata umum dari kata kambing, kucing, burung dan nyamuk adalah?
9. Dia ngontrak rumah di Kebayoran lama merupakan kalimat?
10. Kata tidak baku dari cantik sekali adalah?
1. Kerajaan Tarumanegara terletak di tepi sungai....
2. Raja kediri yang terkenal dengan ramalannya adalah....
3. Candi Borobudur terletak di Yogyakarta
Kalimat di atas merupakan kalimat...
4. Kapak genggam merupakan peninggalan jaman praaksara masa...
5. Kerajaan Islam pertama kali di Indonesia adalah...

TUGAS
PENGAYAAN
1. Sebutkan nama-nama wali sanga?
2. Mengapa kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran?
3. Atas perhatiannya, saya sampaikan banyak terima kasih.
Kalimat di atas akan menjadi baku bila ditulis menjadi...
4. Berikan penjelasan singkat Candi Borobudur dengan menggunakan kata baku yang
benar....
5. Mengapa candi prambanan disebut Candi Hindu?
JAWABAN
Tugas kelompok
1. Samudera Pasai, Kesultanan Aceh Darussalam, Kerajaan Demak, Kerajaan Banten
2. Peningalan pada masa berburu dan meramu:
Kapak genggam.
Alat serpih.
Alat-alat yang terbuat dari tulang dan kayu
Anak panah/flake
Pebble.

Peninggalan pada masa bermukim dan bercocok tanam


Jenis kapak persegi
Kapak lonjong
3. Pidato, diskusi, lamaran pekerjaan, karangan ilmiah, surat keputusan
4. Keadaan ekonomi Kerajaan Kutai:
Letak Kerajaan Kutai di tepi sungai Mahakam yang subur untuk lahan pertanian
sekaligus sungainya dapat dilayari kapal dagang.
Masuknya pengaruh Hindu melalui perdagangan
Isi yupa yang menyatakan bahwa Raja Mulawarman memberikan 20000 ekor
sapi,maka dapat kita simpulkan bahwa kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai adalah
bertani, beternak, dan berdagang.
Keadaan ekonomi Kerajaaan Tarumanegara
Hasil bumi kerajaan tarumanagara merupakan komoditi utama dalam dunia
perdagangan dengan daerah ataupun kerajaan di sekitarnya. Kehidupan ekonomi
Tarumanagara juga tampak dari catatan Fa Hien, seorang musafir Cina. Ia sempat
singgah di kerajaan itu. Ia terkesan dengan ketrampilan para pedagang
Tarumanagara. Barang yang di tawarkan terutama beras dan kayu jati. Dengan
demikian, kehidupan ekonomi Tarumanagara bertumpu pada pertanian,
perkebunan, dan perdagangan
5. Karena memiliki beberapa faktor diantaranya
a. Sriwijaya merupakan persinggahan dan pusat lalu lintas antara India dan Cina
b. Sriwijaya sebagai kerajaan maritim dan pusat perdagangan di Asia Tenggara
c. Sriwijaya memiliki angkatan laut yang kuat

Tugas Individu
1. Balaputradewa
2. Budha
3. Raden Wijaya
4. Serambi mekah
5. Pangeran Adiwijaya
6. Memangnya
6. Titik dua
7. Hewan
8. Tidak baku
9. Cantik banget

Tugas remidial
1. Citarum
2. Jayabaya
3. Kalimat baku
4. Masa berburu dan meramu
5. Samudera pasai
Tugas pengayaan
1. Nama-nama walisanga sebagai berikut:
Sunan Bonang (Raden Maulana Makdum Ibrahim)
Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Sunan Drajat (Raden Kasim)
Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Sunan Giri (Raden Paku/Raden Ainul Yakin)
Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Sunan Muria (Raden Said/Raden Prawoto)
Sunan Kudus (Raden Jafar Sodiq)
Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid)
2. Kerajaan Samudera Pasai pada masa pemerintahan sultan Zaenal Abidin mendapat
serangan dari Majapahit tahun 1361 M. Kekuasaanya semakin pudar pada awal abad
ke-15 bersamaan dengan berkembang pesat kesultanan malaka.
3. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
4. Candi Borobudur didirikan pada tahun 824 M oleh Dinasti Syailendra. Dinasti
Syailendra menganut agama Budha Mahayana. Candi Borobudur terdapat di dekat
Muntilan, Magelang (Jawa Tengah).
5. Karena didirikan oleh kerajaan Hindu Mataram.
LAMPIRAN MEDIA

MEDIA: gambar peninggalan kerajaan Hindu Budha disertai dengan keterangan yang
menggunakan kata baku.
Beberapa contoh peninggalan masa Hindu

Prasasti yupa
merupakan salah satu
dari peninggalan
kerajaan Kutai.

Prasasti Ciaruteun ditemukan di


dekat Kota Bogor dan diperkirakan
merupakan prasasti tertua Raja
Purnawarman. Prasasti ini terdapat
gambar telapak kaki raja
Purnawarman Raja Tarumanegara,

Candi Pari terdapat di Desa Candi Pari,


Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo,
Propinsi Jawa Timur. Prasasti ini merupakan
peninggalan masa pemerintahan Prabu Hayam
Wuruk 1350-1389 M.
Candi Jago
Letak : Kab. Malang, Jawa Timur
Dibangun Abad ke - : Thn. 12 M
Kerajaan/Raja : Mataram Kuno
Ciri-ciri Bangunan :
Terdapat beberapa relief
Bangunan bagian atas hanya tersisa sebagian
karena tersambar petir

Beberapa contoh peninggalan masa Budha

Prasasti Kota Kapur ditemukan di


pesisir barat Pulau Bangka oleh
J.K. Van Der Meulen pada bulan
Desember 1892.

Candi Borobudur didirikan pada


tahun 824 M oleh Dinasti Syailendra.
Dinasti Syailendra menganut agama
Budha Mahayana. Candi Borobudur
terdapat di dekat Muntilan,
Magelang (Jawa Tengah).
Prasasti Telaga Batu
Prasasti Telaga Bati ini memuat hukum
kerajaan Sriwijaya. Prasati ini
ditemukan di Telaga Batu, dekat
Palembang.

Prasati Talang Tuwo


Prasasti Talang Tuwo ditemukan oleh
Louis Constant Westenenk (reside
Palembang kontemporer) pada tanggal
17 November 1920 di kaki Bukit
Seguntang.
Lampiran Materi
A. Kehidupan Masyarakat Pada Zaman Praaksara
1. Masa Berburu dan Meramu
Kehidupan sosial ekonomi pada masa berburu dan meramu dicirikan dengan hal-hal sebagai
berikut:
Aktivitas mencari dan mengumpulkan makanan. Pada masa itu, manusia purba
hidup dari berburu dan meramu. Berburu berarti mencari dan menangkap binatang
buruan seperti banteng, kerbau liar, rusa, sedangkan meramu berarti mencari dan
mengumpulkan makanan yakni mencari bahan makanan yang sekiranya enak
dimakan, seperti umbi-umbian, keladi, dan juga daun-daunan. Cara hidup dengan cara
seperti ini disebut sebagai food gathering.
Hidup secara berkelompok. Hidup manusia purba pada masa itu sangat bergantung
dari alam, maka dari itu untuk menghindari bahaya dari
binatang buas, mereka akan hidup bergerombol di tempat-
tempat yang menyediakan banyak bahan makanan, serta
menyediakan air, juga tempat-tempat yang banyak dilalui
oleh binatang buruan. Mereka tinggal di tempat seperti
padang rumput, hutan yang berdekatan dengan sungai.
Yang berburu biasanya adalah laki-laki, sedangkan
gambar 1 manusia
purba masa berburu yang perempuan bertugas mengasuh anak dan
dan meramu
meramu makanan.

Bertempat tinggal sementara. Manusia purba mulai belajar dari alam. Yakni mereka
menyadari bahwa bahan makanan pada suatu tempat akan habis, maka dari itu mereka
akan berpindah dari satu tempat ke tempat
lain yang masih menyediakan banyak bahan
makanan. Biasanya mereka memilih gua-
gua, tepi danau, tepi sungai atau bahkan di
tepi pantai.

Alat untuk mencari dan meramu bahan gambar 2 keadaan sosial masa
berburu dan meramu
makanan. Manusia praaksara sudah bisa
menggunakan alat bantu sederhana dalam mengumpulkan makanan. Alat bantu itu
terbuat dari batu yang diasah sederhana, tulang, ataupun kayu. Pada masa berburu dan
meramu, manusia purba menggunakan peralatan sebagai berikut:
1. Kapak genggam. Merupakan sejenis kapak yang terbuat dari batu, namun tidak
bertangkai. Digunakan untuk memukul bahan makanan, atau melempar binatang
buruan serta mengorek tanah untuk mencari umbi-umbian. Kapak genggam ini
ditemukan di Pacitan, Jawa Timur. Kapak genggam ini biasa disebut kapak
penetak atau chopper.
gambar 3 kapak genggam
2. Alat
serpih. Merupakan alat-alat yang
terbuat dari batu pipih yang diasah dan
berukuran lebih kecil dari kapak
genggam, berfungsi sebagai alat untuk
penusuk ataupun sebagai pisau.
3. Alat-alat yang terbuat dari tulang
dan kayu. Alat yang terbuat dari tulang biasanya berupa mata tombak, yang
bertangkai kayu, digunakan untuk berburu ataupun menangkap ikan.
4. Pebble. Merupakan alat semacam kapak genggam yang terbuat dari batu kali, ada
juga yang berupa batu penggilingan/ pipisan yang digunakan untuk
menghaluskan makanan.
5. Anak panah/flake. Digunakan untuk berburu dan mencari ikan. Dan dalam
perkembangannya, manusia purba jenis pithecanthropus erectus ternyata sudah
mengenal api.

2. Kehidupan Pada Masa Bermukim Dan gambar 4 flake dari sangiran

Bercocok Tanam.
Memasuki zaman Neolithikum, kehidupan
sosial ekonomi manusia purba sudah mencapai
tingkatan yang maju, yakni ditandai dengan
perkembangan Homo Sapiens Murni yaitu manusia
purba yang sudah menggunakan akal pikiran secara sempurna, yang mendorong adanya
perubahan besar dalam kehidupan manusia purba yakni manusia mulai bermukinm secara
menetap, dengan ciri:
Kehidupan bermukim dan berladang. Setelah tinggal secara menetap, manusia purba
mulai mengenal bercocok tanam, dengan menanam tumbuhan yang sekiranya
menghasilkan bahan makanan. Mereka membakar belukar dan menebang pohon untuk
ditanami padi-padian, sukun, pisang, dan bahan makanan lainnya. Disamping itu mereka
masih berburu dan menangkap ikan. Makin lama mereka mengenal beternak seperti
unggas, sapi, kerbau, kuda. Dengan demikian
manusia pada masa itu tidak bergantung pada
alam tetapi sudah memproduksi sendiri bahan
makanannya atau dikenal dengan istilah food
producing.
Kegiatan bercocok tanam di persawahan.
Hidup dengan cara menetap, telah mendorong
populasi manusia purba meningkat secara pesat,
yang mendorong juga pada peningkatan kegiatan food producing. Pertanian meningkat
dengan mulai beragamnya jenis tanaman yang ditanam. Manusia juga mengenal
pembuatan pematang untuk menahan air, yang dilengkapi dengan saluran air, ini
merupakan tehnik irigasi permulaan. Setelah itu manusia mulai mengenal padi-padian,
sayur-sayuran, dan juga mulai mengenal menanam padi di persawahan.
Alat yang digunakan adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong. Merupakan alat
yang terbuat dari batu juga namun sudah dibuat dengan lebih halus.

B. Memahami Perubahan Manusia Pada Zaman Hindhu Budha

1. Kerajaan kutai
Kerajaan Kutai berdiri sekitar tahun 400-500 Masehi, dengan pusat kerajaan terletak
pada aliran sungai Mahakam Kalimantan Timur. Merupakan kerajaan tertua dan
masyarakatnya sudah lebih maju sebelum ada kerajaan. Kebudayaan dan pemerintahanya
berkembang seiring dengan perkembangan
kerajaan itu sendiri. Raja yang terkenal adalah
gambar 5 lokasi kerajaan kutai
Raja Mulawarman dan bukti yang mendukung
adanya Kerajaan Kutai adalah tujuh buah
Yupa (tugu batu bertulis untuk peringatan
uapacara korban) di daerah aliran sungai
Mahakam.

a) Pemerintah Kerajaan Kutai


Sejak muncul dan berkembangnya pengaruh hindu (India) di Kalimantan Timur, terjadi
perubahan dalam kepemerintahan, yaitu dari pemerintahan suku dengan kepala suku yang
memerintah menjadi kerajaan dengan seorang raja sebagai kepala pemerintahan. Berikut
beberapa raja yang pernah memerintah Kerajaan Kutai:
1. Raja Kudungga
Adalah raja pertama yang berkuasa di kerajaan kutai. Dapat kita lihat, nama raja
tersebut masih menggunakan nama lokal sehingga para ahli berpendapat bahwa pada
masa pemerintahan Raja Kudungga pengaruh Hindu baru masuk ke wilayahnya.
Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah kepala suku.
gambar 6 kerajaan kutai
Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur
pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya
sebagai raja, sehingga penggantian raja dilakukan secara
turun temurun.
2. Raja Aswawarman

Prasasti yupa menceritakan bahwa Raja Aswawarman


adalah raja yang cakap dan kuat. Pada masa
pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kutai diperluas lagi.
Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya Upacara
Asmawedha pada masanya. Upacara-upacara ini pernah
dilakukan di India pada masa pemerintahan Raja
Samudragupta ketika ingin memperluas wilayahnya. Dalam
upacara itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan batas
kekuasaan Kerajaan Kutai ( ditentukan dengan tapak kaki kuda yang nampak pada tanah
hingga tapak yang terakhir nampak disitulah batas kekuasaan Kerajaan Kutai ). Pelepasan
kuda-kuda itu diikuti oleh prajurit Kerajaan Kutai.
3. Raja Mulawarman
Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman yang menjadi penerusnya.
Raja Mulawarman adalah raja terbesar dari Kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya,
Kerajaan Kutai mengalami masa kejayaannya. Rakyat-rakyatnya hidup tentram dan
sejahtera hingga Raja Mulawarman mengadakan upacara kurban emas yang amat banyak.
b) Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kutai
Letak Kerajaan Kutai di tepi sungai Mahakam yang subur untuk lahan pertanian
sekaligus sungainya dapat dilayari kapal dagang.
Masuknya pengaruh Hindu melalui perdagangan
Isi yupa yang menyatakan bahwa Raja Mulawarman memberikan 20000 ekor
sapi,maka dapat kita simpulkan bahwa kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai adalah
bertani, beternak, dan berdagang.
c) kehidupan Sosial Masyarakat Kerajaan Kutai
Ditemukannya istilah vaprakeswara dan keberadaan para brahmana dalam prasasti
kerajaan Kutai, membawa kita pada kesimpulan bahwa raja Mulawarman telah menganut
agama Hindu. Pada saat itu berlaku kebiasaan, agama yang dianut pemimpin juga dianut
oleh rakyatnya.Dengan demikian, keluarga dan masyarakat Kutai juga menganut agama
Hindu.
Dianutnya agama Hindu di Kutai membawa konsekuensi berlakunya ajaran Hindu
dalam kehidupan masyarakat, seperti pembagian kasta dalam masyarakat.
d) Kehidupan Budaya Kerajaan Kutai
Kehidupan dan perkembangan kebudayaan masyarakat Kutai erat kaitannya dengan
kepercayaan atau agama yang mereka anut. Hasil budaya Kerajaan Kutai adalah berupa 7
buah prasasti berupa yupa.

gambar 7 prasasti yupa

2. Kerajaan Tarumanegara
kerajaan Tarumanegara berdiri kurang lebih pada abad ke-5 Masehi, di Jawa Barat
dengan Rajanya bernama Purnawarman. Perkembangan masyarakatnya yang dulu hanya
berkelompok, sedangkan kebudayaannya saling mempengaruhi dengan kebudayaan lama.
Bukti yang mendukung adanya Kerajaan Tarumanegara, salah satunya Prasasti Tugu, isinya
yaitu letak ibukota Kerajaan Tarumanegara.
a) Kehidupan Ekonomi Kerajaan Tarumanagara
Hasil bumi kerajaan tarumanagara merupakan komoditi utama dalam dunia
perdagangan dengan daerah ataupun kerajaan di
sekitarnya. Kehidupan ekonomi Tarumanagara
gambar 8 lokasi kerajaan
Tarumanegara juga tampak dari catatan Fa Hien, seorang musafir
Cina. Ia sempat singgah di kerajaan itu. Ia terkesan
dengan ketrampilan para pedagang Tarumanagara.
Barang yang di tawarkan terutama beras dan kayu
jati. Dengan demikian, kehidupan ekonomi
Tarumanagara bertumpu pada pertanian, perkebunan, dan perdagangan.
b) Kehidupan Sosial Masyarakat Kerajaan
Tarumanagara
Kehidupan gotong royong dalam kehidupan
masyarakat Tarumanagara berkembang dangan
gambar 9 kerajaan tarumanegara
baik. Hal ini terlihat dengan adanya penggalian
saluran Gomati secara gotong royong. Kehidupan
keagamaan dalam masyarakat juga sudah berjalan
dengan baik. Sebagian masyarakatnya beragama
Hindu dan Buddha, sedangkan sebagian masyarakat yang lainnya masih menganut
agama asli.
c) Kehidupan Budaya Kerajaan Tarumanagara

Hasil budaya yang terkenal dari kerajaan


Tarumanagara adalah 7 buah prasasti yang
ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa
gambar 10 prasasti ciaruteun
Sanskerta. Informasi yang termuat dalam
prasasti menunjukkan kebudayaan
masyarakat Tarumanagara sudah maju.

3. Kerajaan Mataram Kuno di Jawa


Tengah dan Jawa Timur
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah, dengan pusat lembah Kali Progo,
keadaan masyarakatnya sudah lebih maju, karena sudah ada Kerajaan di Jawa Tengah.
Demikian pula dengan kebudayaannya yang sudah lebih maju.Raja-rajanya seperti, Raja
Sanjaya, Raja Panangkaran, Raja
Samaratungga. Bukti Kerajaan Mataram Kuno
ini yaitu, Candi-candi di Jawa tengah, seperti;
gambar 11 letak geografis mataram kuno Borobudur, Kalasan, Mendut, dll.
Pada tahun 929 M ibukota Mataram
Kuno dipindahkan dari Jawa Tengah Ke Jawa
Timur Oleh Mpu Sendok.
a) Kehidupan Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno
Kehidupan ekonomi kerajaan Mataram
Kuno bersumber pada usaha pertanian karena
letaknya di daerah pedalaman. Dengan
pertanian tersebut kelihatannya masyarakat
Mataram Kuno sudah cukup baik tingkat
kesejahteraannya.
b) Kehidupan Sosial Masyarakat Kerajaan
Mataram Kuno
Kehidupan sosial masyarakat Mataram gambar 12 kerajaan mataram kuno

sangat dilandasi oleh kehidupan religius dan semangat gotong royong. Alasannya dengan
jumlah penduduk yang sedikit tetap dapat membangun candi dalam jumlah banyak.
Selain itu, toleransi beragama dalam kerajaan Mataram Kuno pun telah bekembang
dengan baik. Terbukti dari perkawinan antara Rakai Pikatan yang beragama Hindu
dengan Pramodawardhani yang beragama Buddha. Keduanya membangun tempat suci
menurut kepercayaannya masing-masing.
c) Kehidupan budaya Kerajaan Mataram Kuno sudah sangat maju.
Kemajuan itu ditunjukkan oleh prasasti-
prsasasti yang ditemukan. Selain prasasti,
kerajaan Mataram Kuno juga banyak
membangun candi-candi, baik candi
Hindu maupun candi Buddha. Candi-
candi tersebut antara lain sebagai berikut:
Candi Sewu
Candi Borobudur
Komplek Candi Roro Jonggrang gambar 13 candi borobudur
Candi Hindu lainnya: Sambisari, merupakan salah satu peninggalan
kerajaan mataram kuno
Gedong Songo, Dieng, dan Ratu Boko.
Candi Buddha lainnya: Kalasan, Mendut, dan Pawon.
4. Kerajaan Kediri di Jawa Timur
Airlangga memecah Kerajaan Kahuripan
menjadi dua, yaitu Jenggala dan Kediri untuk
dua orang putranya agar tidak menjadi
pertumpahan darah, namun usaha ini tidak

gambar 14 letak geografis kerajaan berhasil, mereka berselisih dan di menangkan


kediri
oleh Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri akhirnya menjadi Kerajaan
besar. Perkembangan masyarakat, Kebudayaan dan juga Pemerintahannya sudah jauh lebih
maju. Raja Kediri yang paling terkenal adalah Raja Jayabaya.
a) Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri
Kehidupan ekonomi Kerajaan Kediri bersumber
pada usaha pertanian, peternakan, dan
perdagangan. Hasil utama masyarakat Kediri
adalah berupa beras. Dalam perdagangan, rakyat
Kediri menawarkan barang-barang emas, perak,
dan hasil bumi.
Kehidupan ekonomi Kerajaan Kediri sudah
gambar 15kerajaan kediri cukup baik. Kenyataan itu dapat dilihat dari di
berikannya penghasilan tetap pada para pegawai kerajaan. Sebagian
pemberian bersumber dari hasil pertanian dan peternakan, sebagian lagi berasal dari
perdagangan.
b) Kehidupan Sosial Masyarakat Kerajaan Kediri
Pemerintahan Kerajaan Kediri sangat memperhatikan kehidupan sosial rakyatnya. Hal
ini dapat dilihat dari usaha pemerintah dalam memajukan pertanian, peternakan, dan
perdagangan. Masyarakat hidup dengan tenang karena para pencuri dan perampok
mendapat hukuman berat.
c) Kehidupan Budaya Kerajaan Kediri
Kehidupan budaya masyarakat Kediri yang menonjol adalah bidang seni sastra,
sedangkan hasil budaya lainnya hampir dikatakan tidak terlihat. Beberapa hasil karya
sastra pada zaman Kediri antara lain sebagai berikut.
Kitab Kakawin Bharatayudha, karya Mpu Sindok dan Mpu Panuluh.
Kitab Kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh.
Kitab Samaradhana, karya Mpu Dharmaja
Kitab Lubdaka dan kitab Wartasancaya, karya Mpu Tanakung
Kitab Kresnayana, karya Mpu Triguna
Kitab Tumana Santaka, karya Mpu Maguna

5. Kerajaan Singosari
Tumapel di daerah Malang yang masuk wilayah Kerajan Kediri, di kepalai oleh
seorang Akuwu yang bernama Tunggul Ametung, yang kemudian di bunuh oleh Ken Arok.
Ken Arok menjadi Raja, namun hanya memerintah selama lima tahun, perkembangan
masyarakat, kebudayaan dan pemerintahanya sudah maju.
Pada zaman Raja Kertanegara, wilayah kekuasaan Kerajaan
Singosari menjadi sangat luas.
a) Kehidupan Ekonomi Kerajaan Singosari
Kehidupan ekonomi Kerajaan Singosari bersumber gambar 16 kerajaan
singosari
dari pertanian dan perdagangan. Alasannya, wilayah
Singosari terletak di daerah pedalaman dan di lalui dua
sungai besar, yaitu Bengawan Solo dan Kali Brantas. Kedua sungai itu di manfaatkan
sebagai sarana lalu lintas pelayaran dan perdagangan.
b) Kehidupan Sosial Masyarakat Kerajaan Singosari
Pemerintah Singosari selalu berusaha untuk meningkatkan kehidupan sosial
masyarakatnya. Semasa pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang
mendapatkan perhatian. Anusapati larut dengan kesenangannya menyabung ayam. Baru
masa pemerintahan Wisnuwardhana dan Kertanegara, kehidupan sosial masyarakat
Kerajaan Singhasari mulai diatur rapi. Hak-hak rakyat dipulihkan kembali, sehingga
rakyat dapat hidup tentram dan damai.
c) Kehidupan Budaya Kerajaan Singosari
Hasil budaya Kerajaan Singosari berupa bangunan candi dan arca. Peninggalan
budaya kerajaan antara lain sebagai berikut.
Candi Kidal, tempat perabu Anusapati
Candi Jago, tempat perabuan Wisnuwardhana
Candi Singhasari, tempat perabuan Kertanegara
Arca Dewi Prajnaparamita, yang merupakan perwujudan Ken Dedes
Arca Joko Dolok dan Amoghapasa yang merupakan perwujudan Kertanegara.
gambar 17 candi kendil
6. Kerajaan Majapahit peninggalan prabu
anusopati
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya
dengan bantuan Arya Wiraraja, setelah berhasil
mengalahkan jayakatwang dengan bantuan tentara
Mongolia.
Perkembangan
masyarakat dan
gambar 18 kerajaan budayanya sudah
majapahit
sangat maju,
bersamaan dengan
kebesaran Kerajaan Majapahit itu sendiri. Adapun Raja-
raja yang pernah memerintahnya yaitu, Raden Wijaya,
Jayanegara, Hayam Wuruk dll.
a) Kehidupan Ekonomi Kerajaan Majapahit
Dalam bidang pertanian, pemerintah kerajaan memberikan perhatian yang besar.
Perhatian itu tampak dari upaya-upaya berikut:
Perbaikan dan pemeliharaan tanggul sepanjang sungai untuk mencegah banjir yang
dapat merugikan para petani.
Pengaturan pemanfaatan lahan untuk sawah atau lading, agar lahan tetap subur.
Di samping pertanian, pemerintahan kerajaan sangat memperhatikan perdagangan.
Perhatian itu tampak dari upaya-upaya berikut:
Perbaikan jalan dan jembatan sehingga lalu lintas lancar dan perdagangan bertambah
ramai.
Pemeliharaan sarana
b) Kehidupan Sosial Masyarakat Kerajaan Majapahit
Kehidupan sosial masyarakat Majapahit secara umum tidak jauh berbeda dengan
masyarakat Singosari. Sebagian besar masyarakatnya beragama Hindu. Raja dianggap
sebagai penjelmaan dewa dan memegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan.
Kehidupan sosial masyarakat Majapahit secara umum cukup baik sebab pemerintah
sangat memperhatikan kepentingan rakyat. Keamanan terjamin dan hukum dijalankan dengan
tidak pandang bulu. Siapa yang salah harus dihukum.
c) Kehidupan Budaya Kerajaan Majapahit
Pada zaman Kerajaan Majapahit, kebudayaan berkembang dengan pesat baik di
bidang sastra maupun bangunan.
1) Peninggalan Bangunan
Candi Panataran di Blitar
Candi Sumber Jati di Blitar
Candi Srenggopara di Kapopongan
Candi Jabung di Krasakan
Candi Surawana di Kediri
Candi Pari dekat Porong
Candi Wringin Lawang di Trowulan
2) Peninggalan Kesastraan
Kitab Negarakertagama , karya
Mpu Prapanca
Kitab Sutasoma, karya Mpu
Tantular
Kitab Pararaton yang
menceritakan riwayat raja-raja
Singosari dan Majapahit.
Kitab Sundayana, yang berisi
tentang Peristiwa Bubat
Kitab Sorandaka, yang berisi tentang Pemberontakan Sora
Kitab Ranggalawe, yang berisi tentang pemberontakan Ranggalawe
Kitab Usana Jawa, yang berisi tentang penaklukan Pulau Bali oleh Gajah Maja dan
Aryadamar
Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya.
7. Kerajaan Sriwijaya di Sumatera
Sumber pengetahuan tentang Kerajaan Sriwijaya ada dua, yaitu dari prasasti dan dari
berita China. Perkembangan masyarakatnya sudah jauh lebih maju, seiring dengan
perkembangan kebudayaannya maupun pemerintahan. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak
kejayaan pada abad ke-7 dan ke-8 M, terutama pada saat diperintah oleh Raja Balaputra
Dewa. Masa keruntuhan Sriwijaya pada akhir abad ke-12.
a) Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang
menguasai perdagangan di wilayah perairan Asia Tenggara. Kehidupan agraris di
Kerajaan Sriwijaya agaknya tidak begitu mendapat perhatian. Kesimpulan itu
berdasarkan perbandingan dengan kerajaan lain yang terletak di pesisir, seperti Samudera
Pasai, Banten, Demak, dan Ternate. Kerajaan-kerajaan itu lebih memusatkan perhatian
pada perdagangan.
b) Kehidupan Sosial Masyarakat
gambar 19 kerajaan sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Buddha, sehingga kehidupan sosial
masyarakatnya pun berdasarkan ajaran agama Buddha. Untuk meningkatkan kehidupan
sosial masyarakatnya, Kerajaan Sriwijaya mengadakan hubungan dengan kerajaan-
kerajaan di sekitarnya dan mengembangkan pendidikan. Upaya itu dapat dibuktikan
melalui prasasti Nalanda dan catatan yang dibuat oleh I-Tsing.
Dalam prasati Nalanda disebutkan bahwa di Nalanda banyak terdapat para pelajar dari
Kerajaan Sriwijaya yang sedang memperdalam bebagai ilmu pengetahuan. Lalu, menurut
I-Tsing, Sriwijaya merupakan pusat agama Buddha yang cocok sebagai tempat
menyiapkan diri belajar agama Buddha sebelum ke India.
c) Kehidupan Budaya Masyarakat Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya telah memiliki budaya yang tertinggi. Kemajuan itu terbukti dari
prasasti-prasasti yang telah ditemukan. Hasil
budaya Sriwijaya antara lain berupa prassti,
Arca Buddha di Bukit Siguntang, bangunan suci
di Jambi, dan Candi Muara Takus.

Perkembangan Pendidikan dan


Pemerintahan Pada Masa Hindu Buddha

Pendidikan berkembang pesat setelah adanya


pengaruh Hindu, yakni masyarakat mendapat pendidikan yang dilakukan para pendeta
Hidu dan Buddha. Mereka ada yang berguru kepada pendeta dengan pergi ke rumah-
rumah pendera atau berada di tenpat khusus seperti wihara-wihara. Kaum Brahmana
yang memberikan pendidikan serta mengajarkan agama Hindu kepada masyarakat di
daerah-daerah membuka tempat-tempat pendidikan yang dikenal pasraman.
Pemerintahan pada masa hindu buddha menggunakan sistem turun menurun dari
kalangan raja.

C. Memahami Perubahan Manusia Pada Masa Islam


Kerajaan Islam Di Indonesia
Agama Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Agama Islam lebih banyak
dianut oleh masyarakat yang terdapat di bagian barat Indonesia. Agama islam dengan mudah
diterima dan dianut oleh para raja kerajaan-kerajaan di Indonesia. Akibatnya, rakyat yang
berada pada wilayah kekuasaannya mengikuti kepercayaan rajanya. Kerajaan-kerajaan
bercorak Islam yang terdapat di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1. Kerajaan Samudra Pasai
a) letak Geografis
Kerajaan pertama di Indonesia yang bercorak Islam adalah Kerajaan Samudra
Pasai,yang terletak di pantai utara Aceh,pada muara Sungai Psangan (Pasai). Pada
muara sungai tersebut terdapat dua kota, yaitu gambar 20 letak geografis kerajaan
samudra pasai
Samudra (agak jauh dari laut) dan Pasai yang merupakan kota di pesisir pantai.
b) Kehidupan Masyarakat
1. Kehidupan Politik
Kerajaan Samudra Pasai dibangun oleh Marah Silu. Dia berhasil
mempersatukan Samudra dan Pasai. Marah silu memeluk agama Islam berkat
pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan Syarif Makkah. Pada tahun
1285, Marah silu kemudian dinobatkan menjadi sultan dengan gelar Sultan
Malik As Saleh. Setelah Sultan Malik As Saleh wafat pada tahun 1297, jabatan
sultan kemudian diteruskan oleh putranya yaitu Sultan Malik At Thahir. Sultan
Malik At Thahir memiliki dua orang putra, yaitu Mahmud dan Malik Al
Mansyur. Kedua orang putranya itulah yang kemudian mewarisi tahta kerajaan,
kemudian ibu kota kerajaan dipindahkan ke Lhokseumawe.

Pemegang kekuasaan selanjutnya adalah Sultan Ahmad Perumadat Perumal.


Pada masa pemerintahannya, Samudra Pasai telah menjalin hubungan dagang
dengan Kesultanan Delhi (India). Hal tersebut dibuktikan ketika Muhammad
Tughlug dari India pada tahun 1345 mengirimkan utusannya, Ibnu Batutah ke
Cina. Ia singgah terlebih dahulu di Samudra Pasai. Sekembalinya dari Cina pada
tahun 1346, Ibnu Batutah singgah lagi di Samudra Pasai dan diterima dengan
baik oleh Sultan Ahmad.
2. Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya
Karena letaknya yang sangat setrategis, Samudra Pasai berkembang dengan
cepat menjadi pusat perdagangan dengan pusat studi Islam yang ramai. Banyak
pedagang dari berbagai daerah seperti di Benggala, Gujarat, Arab, dan Cina
yang berdatangan di Samudra Pasai.

Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran setelah mendapat serangan


dari Majapahit yang ingin menyatukan Nusantara. Setelah majapahit meyakini
adanya hubungan antara Samudra Pasai dengan Kesultanan Delhi di India, pada
tahun 1349 Samudra Pasai diserang dan mengalami kehancuran. Sejak itu,
samudra Pasai makin mundur dan diperparah dengan berpindahnya pusat
perdagangan ke Pulau Bintan dan Aceh Utara. Pada akhirnya Samudra Pasai
dapat ditaklukkan oleh Kesultanan Aceh.
2. Kerajaan Malaka
a. Letak Geografis
Letak Kerajaan Malaka sangat strategis, yaitu berad di Semenanjung Malaya
dengan ibu kotanya di Malaka. Letak yang sangat strategis itu berpengaruh besar
terhadap perkembangan kehidupan pemerintahan, kehidupan ekonomi, sosial, dan
budaya masyarakat. Kerajaan Malaka merupakan pusat perdagangan dan penyebaran
Islam di Asia Tenggara, ketika Kerajaan Malaka mengalami masa kejayaan.
b. Kehidupan Politik
Raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Malaka adalah Iskandar Syah. nama
Iskandar Syah merupakan nama islam yang diperoleh setelah memeluk agama
Islam. Pada masa pemerintahannya, Kerjaan Malaka berkembang sebagai salah
satu Kerajaan Islam terbesar yang disegani di Asia Tenggara. Wilayah kekuasaan
Malaka diperluas hingga mencpai wilayah Semenanjung Malaka pada masa
pemerintahan Mehammad Iskandar Syah. Untuk memajukan perekonomiannya,
Muhammad Iskandar Syah berupaya menjadikan Malaka sebagai penguasa
tunggal jalur perdagangan di Selat Malaka. Untuk mencapai cita-citanya tersebut,
ia harus terlebih dahulu menguasai Samudra Pasai. Muhammad Iskandar Syah
memiliki politik perkawinan, yaitu dengan mengawini putri dari raja Samudra
Pasai.

Kerajaan Malaka dapat mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Mansyur
Syah. pada masa pemerintahannya, Malaka berhasil menjadi pusat perdagangan
dan penyebaran agama Islam di Asia Tenggara. Sultan Mansyur Syah
melanjutkan politik ayahnya dengan memperluas wilayah kekuasaanya baik di
Semenanjung Malaka maupun di wilayah Sumatra Tengah.
Perkembangan politik Kerajaan Malaka mengalami kemunduran pada masa
pemerintahan Sultan Alauddin Syah. Banyak daerah taklukan Kerajaan Malaka
yang melepaskan diri. Perang dan pemberontakan banyak terjadi di Kerajaan
yang berada dibawah kekuasaan Malaka.

Kerajaan Malaka semakin melemah pada saat Sulta Mahmud Syah memerintah.
Daerah kekuasaanya hanya meliputi sebagian kecil Semenanjung Malaya. Hingga
pada akhirnya bangsa portugis berhasil menduduki Malaka pada tahun 1511 dan
mengakhiri kekuasaan di Malaka.
c. Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Masyarakat Malaka
Kehidupan perekonomian masyarakat Malaka bertumpu pada perdagangan dan
pelayaran. Masyarakat Malaka dapat disebut sebagai masyarakat maritim.
Masyarakatnya banyak yang berprofesi sebagai pedagang dan nelayan. Sebagai
masyarakat yang hidup dalam dunia maritim, hubungan sosial masyarakatnya
sangat terbatas. Bahkan diantara mereka cenderung mengarah ke sifat-sifat
individualisme. Oleh karena itu, hubungan sosial masyarakat maritim sangat jauh
berbeda dengan masyarakat agraris.

Kehidupan sosial masyarakat Malaka juga sudah diatur dengan sistem undang-
undang yang baik. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Malaka
mengguanakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Kebudayaan
masyarakat Malaka dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan agama Islam.
Agama yang dianut adalah agama Islam yang dijadikan agama negara.
3. Kerajaan Aceh
a. Letak Geografis
Secara Geografis letak dan kedudukan Kerajaan Aceh sangat strategis di sekitar
Selat Malaka. Kerajaan Aceh terletak di pulau Sumatra bagian utara dan dekat
dengan jalur pelayaran dan perdagangan internasional. Ramainya aktivitas
pelayaran dan perdagangan melalui bandar-bandar perdagangan, Kerajaan Aceh
mempunyai perkembangan kehidupan dalam segala bidang.
b. Kehidupan Politik
Sultan pertama yang memerintah sekaligus pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan
Ali Mughayat Syah. Kerajaan Aceh mencapai masa kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Bandar Aceh dibuka menjadi bandar
internasional dengan jaminan pengamanan gangguan laut dari kapal perang
Portugis. Wilayah Aceh terbentang dari daerah Deli sampai ke Semenanjung
Malaka. Namun belum dapat menguasai Malaka karena diduduki oleh Portugis.

Pengganti Sultan Iskandar Muda adalah Sultan Iskandar Thani. Masa


pemerintahannya tidak lama karena ia tidak memiliki kepribadian dan
kecakapan yang kuat seperti Sultan Iskandar Muda. Kerajaan Aceh terus
mengalami kemunduran karena beberapa faktor sebagai berikut.

1. Kerajaan Aceh mengalami kekalahan dengan perang melawan Portugis di Malaka.


Dalam perang tersebut jatuh banyak korban jiwa dan harta benda.

2. Tidak adanya tokoh yang cakap yang memerintah Aceh sepeninggal Sultan Iskandar
Muda.

3. Daerah-daerah taklukan yang jauh dari pemerintahan pusat mulai melepaskan diri dari
pengaruh Aceh seperti Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau, dan Siak.
c. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Dilihat dari segi kehidupan sosial, kemakmuran rakyat semakin meningkat
sehingga menyebabkan berkembangnya sistem feodalisme. Kaum bangsawan
yang memegang kekuasaanya dalam pemerintahan sipil disebut golongan
teungku. Persaingan kedua golongan itu mengakibatkan lemahnya kedudukan
Aceh. Di samping itu, kehidupan sosial dalam masyarakat Aceh lebih banyak
didasarkan pada ajaran agama Islam.

Pada masa kejayaan Aceh, perekonomian Aceh mengalami perkembangan yang


sangat pesat, Daerah Aceh yang subur banyak menghasilkan lada. Pada masa itu,
aktivitas perekonomian Kerajaan Aceh telah berkembang sampai jauh keluar
wilayah kerajaan. Bahkan negara-negara Barat telah melakukan perdagangan di
wilayah Aceh. Kapal-kapal dagang Aceh juga aktif dalam pelayaran dan
perdagangan sampai ke wilayah Laut Merah.

Aceh juga mengalami kemajuan dalam bidang sosial-budaya. hal ini terlihat
dengan disusunnya suatu undang-undang
tentang tata pemerintahan yang disebut dengan
"Adat Makuta Alam". Sastra dan filsafat di Aceh
juga mengalami kemajuan. Pada masa itu
muncul nama Hamzah Fansuri, seorang ulama
besar yang mengajarkan ilmu tasawuf dan
mengarang buku tentang filsafat agama Islam
dan syiar keagamaan. Ajaranya diteruskan dan
disebarkan oleh muridnya yaitu Syamsuddin Pasai.

Di sisi lain ada seorang ulama besar yang bernama Nuruddin Ar Raniri.
pengarang buku sejarah Aceh yang sangta menentang ajaran Hamzah Fansuri.
Dalam buku sejarah Aceh yang diberi nama Bustanussalatin (Taman Segala Raja)
menguraikan tentang adat istiadat masyarakat Aceh dan ajaran agama Islam.
4. Kerajaan Demak
a. Letak Geografis
Secara geografis Kerajaan Demak terletak di Jawa Tengah, Kerajaan Demak
berkembang dari sebuah daerah yang bernama Bintoro yang merupakan daerah
bawahan dari Majapahit. Kekuasaan pemerintahanya diberikan kepada Raden
Patah, salah seorang keturunan Raja brawijaya V (raja Majapahit) dan ibunya
menganut Islam serta berasal dari Jeumpa.

gambar 21 letak kerajaan Pada awal munculnya, Kerajaan Demak mendapat bantuan dari
demak
bupati pesisir pantai utara Jawa bagian tengah dah timur yang telah menganut
Islam. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
b. Kehidupan Politik
Raja pertama dan pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah (1500-1518).
Pada masa pemerintahanya, wilayah kekuasaan Demak meliputi daerah Jepara,
Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan. Pada
masa pemerintahanya dibangunu Masjid Agung Demak yang pembangunannya
dibantu para wali dan sunan.

Pengganti Raden Patah adalah Pati Unus yang memerintah dari 1518-1521. Masa
pemerintahan Pati Unus tidak begitu lama, namun namanya cukup dikenal
sebagai panglima perang yang memimpin pasukan Demak menyerang Portugis di
Malaka. Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaanya pada mas pemerintahan
Sultan Trenggono. Daerah-daerah yang berhasil dikuasai antara lain Banten,
Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah itu bertujuan untuk
menggagalkan terjalinya hubungan antara Kerajaan Pajajaran dengan Portugis.
Akhirnya armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak dan nama
Sunda Kelapa diganti menjadi jayakarta.

Kerajaan Demak mulai mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Sultan


Prawoto karena terjadinya perebutan kekuasaan antara Sunan Prawoto dengan Arya
Panangsang. Arya Panangsang adalah bupati Demak yang merasa lebih berhak atas
tahta Kerajaan Demak. Perebutan kekuasaan ini berkembang menjadi konflik
berdarah dengan terbunuhnya Sunan Prawoto dan Pangeran hadiri. Konflik
berdarah ini akhirnya berkembang menjadi perang saudara. Dalam perang tersebut,
Arya Panangsang terbunuh sehingga tahta Kerajaan Demak jatuh ke tangan Jaka
Tingkir (menantu Sultan Trenggono). Jaka Tingkir menjadi Raja Kerajaan Demak
ke daerah Pajang.

c. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya


Kehidupan Sosial masyarakat Demak jauh berbeda dengan kehidupan sosial pada
masa Kerajaan Majapahit. Pada masa kekuasaan
kerajaan Demak, kehidupan sosial
masyarakatnya distur sesuai ajaran islam.
Namun, masih ada masyarakat yang
menjalankan tradisi lama. Dengan demikian
muncullah kehidupan sosial masyarakat
yang merupakan perpaduan antara agama
Islam dengan tradisi Hindu-Buddha.

Kehidupan perekonomian Kerajaan Demak berkembang pada sektor perdagangan


dan pertanian dengan lebih menitikberatkan pada sektor perdagangan karena letak
Kerajaan Demak yang sangat strategis, yaitu berada pada jalur lalu lintas pelayaran
dan perdagangan antara pengahasil rempah-rempah di wilayah Indonesia bagian
timur dan Malaka sebagai pasar di indonesia bagian barat.

Perekonomian Kerajaan Demak berkembang dengan pesat dalam dunia maritim.


Hal tersebut didukung oleh sektor pertanian yang cukup besar di Kerajaan Demak.
Di samping itu, Kerajaan Demak juga mengusahakan kerja sama dengan daerah di
pantai utara Jawa yang telah menganut agama Islam sehingga tercipta persekutuan
di bawah pimpinan Demak.

Kehidupan budaya masyarakat Demak dapat terlihat dari peninggalan-peninggalan


gambar 22 kerajaan demak
Kerajaan Demak. Budaya Islam yang baru
masuk ke Indonesia berpadu sempurna dengan budaya asli masyarakat setempat.
Masjid Agung Demak adalah karya besar para wali yang menggunakan gaya asli
Indonesia yaitu atapnya bertingkat tiga dan memiliki pendapa. Di kompleks masjid
pada bagian belakang terdapat makam. Di tempat itu dimakamkan raja-raja Demak
dan sangat dikeramatkan oleh masyarakat setempat.
5. Kerajaan Mataram Islam
a. Letak Geografis
Pada awal perkembanganya, Mataram Islam (Mataram) adalah sebuah daerah
kadipaten yang berada dibawah kekuasaan Pajang. Mataram terletak di daerah
Jawa Tengah bagian selatan dengan pusatnya di Kotagede, daerah Jogjakarta
sekarang. Dari daerah itulah Mataram terus berkembang hingga menjadi sebuah
kerajaan besar yang wilayahnya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian
Jawa Barat.
b. Kehidupan Politik
Raja pertama dan pendiri Kerajaan Mataram adalah Sutawijaya. setelah Sutawijaya
meletakkan dasar-dasar pemerintahan Kerajaan Mataram, selanjutnya Sutawijaya
bergelar panembahan Senopati ing Sayidin Alogo Panatagama artinya kepala bala
tentara dan pengatur agama. Wilayah kekuasaan Mataram diperluas hingga sampai
Surabaya, Madiun, Ponorogo, Pasuruan, dan Kediri.

Pada masa pemerintahan Mas Jolang wilayah Mataram diperluas dengan


mengadakan pendudukan terhadap daerah di sekitarnya. Pada tahun 1612, Mas
Jolang berhasil menguasai Gresik, Mas Jolang wafat di desa Krapyak sehingga
dikenal dengan sebutan Panembahan Seda ing Krapyak.

Pengganti Mas Jolang adalah Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung
Hanyokrokusumo. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Mataram mencapai masa
kejayaan. Tujuan pemerintahan Sultan Agung adalah mempertahankan seluruh
tanah jawa dan mengusir orang-orang Belanda di Batavia, sehingga di bawah
pemerintahannya Belanda sulit menembus daerah Mataram.

Belanda dapat masuk wilayah Mataram pada masa pemerintahan Sunan


Amangkurat I. Beliau bekerja sama dengan pihak Belanda. Hal tersebut membuat
ketidaksenangan rakyat Mataram sehingga menimbulkan banyak pemberontakan.
Namun semua dipadamkan karena Sunan Amangkurat I dibantu oleh Belanda.

Wilayah kekuasaan Mataram menjadi semakin sempit pada masa pemerintahan


Sunan Amangkurat II. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar wilayah
kekuasaanya diambil oleh belanda. Amangkurat II mendirikan ibu kota baru di
daerah Wonokerto yang kemudian dikenal dengan nama Kartasura. Di daerah
Kartasura Amangkurat II menjalankan pemerintahan di atas sisa-sisa Kerajaan
Mataram. Setelah Sunan Amangkurat II wafat,wilayah Mataram terbagi menjadi
dua melalui perjanjian Giyanti. Isi perjanjian Giyanti adalah Kerajaan Mataram
terbagi menjadi dua, yaitu Daerah Kasultana Jogjakarta yang diperintah oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono I dan Daerah Kasuhunan Surakarta, yang diperintah
Susuhunan Paku Buwono I.
MATERI BAHASA INDONESIA (KATA BAKU)
CIRI-CIRI BAHASA BAKU
Yang dimaksud dengan bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok,
yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam bahasa ini lazim digunakan
dalam:
1. Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas,
pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan,
penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.
2. Wacan teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.
3. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.

PENGGUNAAN KATA BAKU

Masuknya kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum yang sudah lazim digunakan
atau yang frekuensi penggunaannya cukup tinggi. Kata-kata yang belum lazim atau masih
bersifat kedaerahan sebaiknya tidak digunakan, kecuali dengan pertimbangan- pertimbangan
khusus. Misalnya:

Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku

cantik sekali - cantik banget

lurus saja - lempeng saja

masih kacau - masih sembraut

uang duit

tidak mudah - enggak gampang

diikat dengan kawat - diikat sama kawat

bagaimana kabarnya - gimana kabarnya

1 Kata Baku dan Tidak Baku

Bahasa Indonesia boleh dikatakan kaya akan kosakata. Kekayaan kosakata itu
diperoleh antara lain dari bahasa-bahasa daerah di Indonesia dan bahasa asing. Akan tetapi,
tidak semua kosakata itu dapat digolongkan dalam kosa kata baku bahasa Indonesia.
Sebuah kata dapat dinyatakan baku apabila kata tersebut digunakan sebagian besar
masyarakat dalam situasi pemakaian bahasa yang bersifat resmi dan menjadi rujukan norma
dalam penggunaannya. Sementara itu, sebuah kata dinyatakan tidak baku apabila kata itu
menyimpang dari norma kosakata baku (misalnya munculnya unsur kedaerahan atau
penyerapan kata asing yang tidak mengikuti kaidah yang berlaku).
Contoh kosakata:
No. Tidak Baku Baku
1. kwitansi kuitansi
2. telor telur
3. sistim sistem
4. tampal tambal
5. korsi kursi

Kosakata baku memiliki tiga sifat, yakni kebersisteman, kecendekiaan, dan


keseragaman. Masing-masing diuraikan sebagai berikut:
1. Kebersisteman
Sifat ini tercermin dalam bentuk kaidah dan norma yang menunjukkan bahwa sifat
kebakuan sebuah kata tidak dapat berubah setiap saat, tetapi cukup luas memberikan peluang
bagi kemungkinan terjadinya perubahan bersistem. Bahasa baku juga tidak menghendaki
adanya bentuk kata yang kaku.
Contoh :
a. kata langganan pada awalnya mempunyai makna ganda, yaitu orang yang melanggan dan
toko tempat berlangganan. Untuk keperluan pembakuan dan ketaatasasan dalam sistem
ketatabahasaan Indonesia ditemukan bentuk-bentuk kata berikut: Langganan maknanya
toko atau pihak yang menyelenggarakan perlangganan, berlangganan maknanya berjual
beli secara tetap, melanggani maknanya berlangganan kepada seseorang, dan pelanggan
maknanya orang yang berlangganan
b. kata kebijakan dan kebijaksanaan yang untuk kepentingan kebersisteman dalam
peristilaan dibedakan dengan mengambil konsep dari Policy dan Wisdom. Akan tetapi,
kata dasar bijak dan bijaksana dapat diperlakukan sebagai dua kata yang bersinonim,
seperti terdapat pada slogan orang bijak (sana) taat membayar pajak.
2. Kecendekiaan
Kecendekiaan ditandai dengan kemampuan sebuah kata yang digunakan secara tepat
untuk mengungkapkan penalaran yang teratur dan logis. Dalam kecendekiaan bahasa,
diharapkan satu kata bahasa Indonesia diawali satu konsep gagasan.
3. Keseragaman
Pada hakikatnya proses pembakuan kata adalah proses penyeragaman kaidah
pembentukan kata. Penyeragaman dimaksudkan untuk menyamakan pemakaian kata dengan
konsep gagasan.
2.3.2.2 Kata Depan
Kata depan dalam bahasa Indonesia adalah di, ke, dan dari. Kata depan ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya. Akan tetapi, dalam kenyataannya masih banyak pengguna
bahasa yang kurang dapat membedakan kata depan dengan awalan. Untuk mengatasi
keraguan, pengguna bahasa dapat menentukan kata depan atau awalan dengan cara berikut:
1. Jika bentuk kata di dapat digantikan oleh ke dan dari atau sebaliknya, makna kata
di tersebut termasuk kata depan dan harus dituliskan terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh:
a. Di tepi sungai Mahakam terdapat kerajaan Kutai.
b. Dari tulisan yang terdapat di prasasti Yupa menerangkan bahwa pada masa
pemerintahan Raja Mulawarman kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaan.
2. Jika bentuk kata di tidak dapat digantikan oleh ke dan dari, bentuk di merupakan
awalan dan harus dituliskan serangkai dengan kata dasar yang lazimnya berkelas kata
verba.
Contoh:
a. Prasasti Kota Kapur ditemukan di Kota Kapur, Pulau Bangka.
b. Binatang itu keluar masuk hutan untuk mencari mangsanya.

Anda mungkin juga menyukai