Simpul Ekstrakorporeal Pada Prosedur Bedah Laparoskopis
Simpul Ekstrakorporeal Pada Prosedur Bedah Laparoskopis
PENDAHULUAN
Meskipun saat ini telah terdapat sangat banyak kemajuan kemajaun baik dalam
teknologi pengelasan benang atau welding dan teknologi benang jangkar tanpa simpul atau
knotless anchor, tetapi pengikatan simpul bedah masih menjadi kemampuan yang
diperlukan dan harus dikuasai oleh dokter ahli bedah ketika akan melakukan prosedur
penjahitan jangkar pada prosedur bedah laparoskopis. Terdapat sangat banyak jumlah
kombinasi simpul (sliding banding statis, sederhana banding kompleks, dan lain lain) dan
terdapat sangat banyak jenis jenis benang (monofilament banding terjalin) untuk dapat
menyelesaikan suatu prosedur bedah. Dokter ahli bedah harus dapat terbiasa dengan simpul
bedah tetapi dokter ahli bedah tampaknya tidak begitu mengetahui kemungkinan dan
dampak dari penggunaan teknik simpul capsizing, flipping dan flyping. (1) Teknik simpul
capsizing mengacu pada proses mengubah atau mengacaukan geometri simpul datar
dibawah tekanan asimetris. Contoh yang paling sederhana dari teknik ini adalah mengubah
dari simpul overhand menjadi simpul setengah pengait (half hitch) dengan memberikan
tegangan lebih pada salah satu ujung jika dibandingkan dengan ujung lainnya (Gambar
1A).(2,3,4) Teknik simpul flipping berarti pertukaran dari bagian ujung yang berdiri dan ujung
yang bekerja pada benang, yang mana oleh karenanya akan memindahkan simpul dari satu
ujung benang ke ujung lainnya.(5) Teknik simpul half hitch dapat dengan mudah dibalik
antara ujung benang satu dan lainnya (gambar 1B). Teknik flyping (yang seirama dengan
typing atau mengetik) merupakan suatu istilah Swedia kuno yang digunakan untuk
menjelaskan mengupas atau melepaskan sarung tangan yang sangat basah ditangan, oleh
karena itu akan mengubah konfigurasi dari sarung tangan kanan ke tangan sebelah kiri.
(6,7,8)
Seorang dokter asal Skotlandia bernama Peter GuthrieTait (1831 1901)
memperkenalkan teknik flyping sebagai suatu istilah simpul bedah, pada akhir abad ke 19,
untuk menjelaskan proses deformasi pemutaran dari luar kedalam dari geometri simpul.(9)
Suatu contoh ilustrasi dari teknik flyping adalah perubahan serangkaian putaran dari ujung
yang bekerja disekitar bagian ujung berdiri , kedalam geometri simpul darah
yang tepat dengan menggambarkan putaran proksimal disekitar bagian distal
(Gambar 1C).
Definisi
Post lengan : Bagian lurus dari lengan benang yang murni diartikan sebagai lengan benang
yang berada dibawah tegangan tertinggi.
Wrapping limb : Bagian bebas dari lengan benang yang membungkus disekitar bagian
post limb.
Simpul efektif : memiliki sifat simpul yang aman dan ikatan yang aman
Simpul aman : efektivitas dari simpul untuk menahan benang yang licin ketika diberikan
suatu beban
Ikatan aman : kemampuan suatu simpul untuk mempertahankan lengkungan benang yang
erat pada saat simpul diikatkan.
Konfigurasi simpul
A. Half hitches
Simpul Half hitces merupakan simpul sliding yang paling mudah dari semua
simpul sliding yang ada dimana simpul ini dibentuk dengan membungkus lengan benang
sebanyak satu kali dibagian post lengan. Simpul ini dinamakan sesuai dengan posisi dari
lengan yang membungkus relatif terhadap bagian post lengan yang dilihat oleh dokter ahli
bedah pada saat mengikat simpul (Gambar 2),
Simpul half hitces terbalik mengacu pada dua ikatan half hitches berurutan yang
diikat dengan arah terbalik pada bagian yang sama, (Gambar 3).
Dua simpul half hitches sebagau suatu simpul sliding yang diikat secara
ekstrakorporeal dapat dilanjutkan menjadi simpul intrakorporeal, diperketat, dan ditarik
kembali menjadi suatu simpul granny datar (Gambar 5A). Half hitches sliding terbalik yang
diikat secara ekstrakorporeal dapat dibalik kembali menjadi ikatan intrakorporeal pada
suatu simpul kotak datar (Gambar 5B, tabel 2).(4)
Gambar 5. Berbagai macam model simpul sliding (baris atas) yang menunjukkan
pembalikan geometri dari simpul datar (baris bawah). Dua simpul half hitches, adalah
merupakan simpul granny terbalik (A), reversed half-hitches adalah simpul kotak terbalik
(B), versi sederhana dari simpul praktikal adalah simpul bedah terbalik (C), simpul Nicky
merupakan simpul bedah granny wise terbalik (D), versi lebih lanjut dari simpul praktikal
adalah sebuah simpul bedah granny wise terbalik dengan sebuah half-hitch terbalik
tambahan (E), dan simpul Giant adalah sebuah simpul granny-wise terbalik dengan sebuah
half-hitch tambahan (F), Sama, hitch taut-line yang dimodifikasi adalah sebuah hitch
granny-wise tree bedah yang terbalik (G) dan slider Tennesse, sebuah whatknot terbalik
(H). Semua simpul-simpul flat ini dapat juga dibalik dengan memberi tensi pada ujung kiri
daripada ujung kanannya, tetapi hal ini akan menyebabkan sebuah geomteri terbalik yang
identic.
Tabel 2. Simpul Flat yang dapat dibalik ke dalam simpul sliding endoksopik
Konfigurasi Flat Simpul sliding endoksopik
Simpul Granny Two half hitches
Simpul Kotak Half-hitches terbalik
Simpul bedah (tipe kotak) Simpul praktikal (versi sederhana)
Simpul bedah (granny) + half-hitch terbalik Simpul praktikal (versi lanjut)
Simpul bedah (granny) + half-hitch Knot raksasa
Tree surgeons hitch (tipe granny) Hitch tautline yang dimodifikasi
Whatknot Slider Tennessee
Langkah 2. Tiga perputaran diambil dari depan dari setengah simpul pertama, di atas kedua
cabang dari loop.
Langkah 3: Setengah simpul kedua diambil di sekitar satu sisi dari loop
Langkah 4: Simpul dikuatkan dengan baik dan kemudian dimasukkan pada bagian berdiri
yang panjang dari ikatan
Gambar 8. Simpul Roeder (1:3:1, satu hitch tiga wind dan satu hitch pengunci)
Meltzer slip knot (Gambar 9)
Langkah 1. Dua dari setengah simpul diambil terlebih dahulu
Langkah 2. Tiga putaran diambil dari depan dari simpul ganda setengah pertama di atas
cabang dari loop.
Langkah 3: Buatlah dua half hitch pada untaian sliding dari loop
Gambar 9. Simpul Meltzer (2:3:2, Dua hitches, tiga winds, dua hitch yang mengunci
setengah, sebuah slide)
Langkah 3: Sebuah hitch terkunci dibuat dengan melewatkan ekor melalui loop kedua dan
ketiga
Loop-loop yang dilakukan digunakan untuk meligasi jaringan, misalnya; dasar dari
usus buntu, bulla paru-paru, dan juga berguna untuk menyegel organ berlubang jika ia akan
diangkat, misalnya; perforasi kandung empedu selama kolesistektomi laparoskopi di mana
penutupan diperlukan untuk mencegah keluarnya batu empedu ke dalam rongga
peritoneum.
Sebuah loop yang terbentuk sebelumnya juga dapat digunakan untuk mengamankan
sebuah pembuluh darah yang terbagi setelah ia diisolasi oleh sebuah pencengkeram. Sebuah
sedikit modifikasi dari teknik ini memungkinkan untuk digunakan dalam mengamankan
pembuluh darah yang lebih kecil yang diidentifikasi. Salah satu ujungnya dipotong dan
yang lainnya dikontrol secara temporal oleh alat pencengkeram, yang telah melewati loop.
Pembuluh dibagi dan loop meluncur ke tempatnya dan diperketat sebelum alat
pencengkeram melepaskan pembuluh. Untuk penyimpulan ekstrakorporeal, digunakan
pendorong simpul. Pendorong simpul ini baik untuk rahang tertutup ataupun tipe rahang
terbuka, (gambar 13).
Gambar 13. Pendorong simpul: rahang tertutup, rahang terbuka
Kesimpulan:
Simpul statik seorang ahli bedah memberikan keseimbangan akan keamanan
lingkaran dan keamanan simpul terbaik dalam konfigurasi simpul. Sebuah simpul geser
tanpa RHAPs memiliki keamanan lingkaran dan keamanan simpul yang buruk dan tidak
harus diikat. Penambahan 3 RHAPs meningkatkan keamanan simpul semua simpul geser
yang diuji dan meningkatkan keamanan loop dari sebagian besar simpul geser yang diuji.
Keamanan lingkaran adalah faktor utama yang menentukan. Simpul yang dipilih harus
menjadi satu-satunya yang dapat dengan mudah digunakan oleh ahli bedah dan dengan
keamanan simpul yang baik pula.