OLEH :
CHERISTIEN PINANGKAAN
1508515030
Dalam kasus ini Apoteker sudah memiliki data administratif dari identitas
pasien dan identitas. Setelah mengumpulkan seluruh informasi yang kurang, maka
resep diatas dapat dilayani.
IV. MONOGRAFI OBAT
1. Ancefa
Komposisi : cefadroxil
Bentuk sediaan : sirup kering
Indikasi : antibiotik
Dosis : Dosis anak: 30 mg/kg/hari max 2g/hari
Cara pemberian : oral
Penyimpanan : simpan di suhu ruang terhindar dari cahaya matahari
langsung
Kontraindikasi : Hipersensitivitas Cefadroxil
Efek samping : gangguan gastrointestinal
(Lacy et al., 2011).
2. Mucera
Komposisi : Ambroxol
Bentuk sediaan : sirup
Indikasi : Agen mukolitik untuk gangguan saluran pernafasan
akut dan kronis yang berhubungan dengan lendir kental
Dosis : Dosis anak 1,2-1,6 mg/kg/hari, BB anak 15 kg
Cara pemberian : oral
Penyimpanan : simpan di suhu ruang terhindar dari cahaya matahari
langsung
Kontraindikasi : ulcer lambung
Efek samping : gangguan gastrointestinal
3. Indexon
Komposisi : Dexametason
Bentuk sediaan : tablet
Indikasi : antiinflamasi (kortikosteroid)
Dosis : Dosis anak 0,08-0,3 mg/kgbb/hari
Cara pemberian : oral
Penyimpanan : simpan di suhu ruang terhindar dari cahaya matahari
langsung
Kontraindikasi : Hipersensitivitas dexamethasone,
4. Trifedrin
Komposisi : Triprolidine HCl dan Pseudroephedrine HCl
Bentuk sediaan : tablet
Indikasi : Hidung tersumbat, dekongestan, pilek, bersin, hidung
tau tenggorokan gatal, mata berair karena pilek,
demam, atau alergi pernafasan lainnya
Dosis : Anak 6-12 th tablet tiap 4-6 jam, max 4x
Cara pemberian : oral
Penyimpanan : simpan di suhu ruang terhindar dari cahaya matahari
langsung
Kontraindikasi :
Efek samping :
5. Fenris
Komposisi : Ibuprofen
Bentuk sediaan : sirup
Indikasi : antipiretik
Dosis : Anak 6 bulan-12 th: suhu <39C): 5 mg/kg/dose tiap 6-
8 jam, max: 40 mg/kg/hari
Cara pemberian : oral
Penyimpanan : simpan di suhu ruang terhindar dari cahaya matahari
langsung
Kontraindikasi :
Efek samping :
5.2 Objektif
Tidak terdapat data objektif
5.3 Assesment
Tahap selanjutnya adalah assesment.Pada tahap assesment, Apoteker dapat
melakukan penilaian kondisi klinis yang dialami pasien (anamnese) yang
disesuaikan dengan analisa 4T1W dan identifikasi drug related problem untuk
menganalisa penggunaan obat yang rasional untuk kondisi pasien tersebut.
i. Penilaian Pengobatan yang Rasional
1. Tepat Indikasi
Pasien diberikan obat dengan indikasi yang benar sesuai diagnose Dokter.
Indikasi yang digunakan adalah indikasi yang sesuai dengan kategori farmakologi
dari masing-masing obat. Penilaian kesesuaian kondisi klinis yang dialami pasien
(anamnese) dan obat yang diresepkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
untuk
Ambroxol Mukolitik menghilangkan
dahak
Dexamethasone antiinflamasi Mengatasi inflamasi
Triprolidine HCl
dan untuk mengatasi
Dekongestan
Pseudroephedrin hidung tersumbat
e HCl
untuk mengatasi
Ibuprofen Antipiretik
demam
2. Tepat Obat
Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis
ditegakkan dengan benar. Dengan demikian, obat yang dipilih harus yang
memiliki efek terapi sesuai dengan jenis penyakit (KemenKes RI, 2011).
Berdasarkan penilaian dari data subjektif yang ada, maka diduga anamnese
sementara diduga pasien mengalami infeksi saluran pernafasan atas, yaitu
faringitis.
Untuk memastikan penyakit pasien, perlu adanya konfirmasi kepada pasien
melalui three prime question dan pertanyaan lainnya untuk mendukung.
penegakan anamnese kefarmasian. Dari hasil penggalian informasi kepada pasien,
berikut adalah rangkuman informasi yang diperoleh:
- Pasien mengalami demam dengan suhu tubuh 38,5oC
- Pasien mengalami batuk berdahak dengan lender kehijauan dan kental sejak
7 hari yang lalu
- Pasien mengalami pilek dengan lender berwarna kuning dan kental sejak 2
hari yang lalu
- Pasien mengalami hidung tersumbat
- pasien mengalami nyeri saat menelan
- Pasien alergi Penisilin
Dari informasi tersebut, kemudian dilakukan pengecekan terhadap informasi
yang disampaikan oleh pasien dengan manifestasi klinik faringitis. Faringitis
dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. Untuk menegakkan anamnese bahwa
pasien menderita faringitis oleh bakteri karena menerima antibiotik, maka dapat
dilakukan penilaian terhadap gejala pasien, apakah faringitis pasien disebabkan
oleh virus atau bakteri. Berikut adalah diagram penilaian faringitis:
Gambar 1. Diagram penilaian faringitis (Choby, 2009)
Dari keluhan dan informasi yang diperoleh dari pasien didapatkan total nilai sebesar 3
dengan kriteria bahwa pasien mengalami demam dengan suhu tubuh >38 oC (nilai 1). Hal
ini berarti bahwa pasien beresiko menderita faringitis yang disebabkan oleh bakteri
kelompok A hemolytic-Streptococcus / GABHS (Group A beta-hemolytic streptococcus)
sebesar 28%-35% (Choby, 2009). Oleh karena itu perlu dilakukan kultur bakteri atau
RADT (rapid antigen detection testing). Untuk mendapatkan hasil yang cepat dapat
digunakan RADT (Bisno et al., 2002). Dari hasil RADT dapat diketahui bahwa pasien
positif terinfeksi GABHS sehingga dapat diterapi dengan antibiotik. Diketahui bahwa
pasien memiliki alergi obat terhadap golongan penisilin, dengan demikian berikut adalah
guidelines terapi faringitis yang terinfeksi bakteri Streptococcus pada pasien dengan
alergi penisilin:
Dari tabel di atas, terapi antibiotik yang dapat digunakan bagi pasien alergi
penisilin adalah sefalosporin generasi pertama yaitu Cefadroxil yang dikonsumsi
selama 10 hari (Choby, 2009).
Selain itu pasien diduga mengalami infeksi saluran pernafasan akut pada
bagian atas ditandai dengan gejala demam, batuk, hidung tersumbat, tetapi tidak
disertai dengan sesak di dada dan susah bernafas. Tanda dan gejala yang
ditunjukan pada penderita sinusitis, antara lain demam, hidung tersumbat dan
batuk, oleh karena itu pasien diberikan Ambroxol untuk mengatasi pilek dan batuk
berdahak, Ibuprofen untuk mengatasi demam, dexametason untuk mengatasi
inflamasi, dan Triprolidin HCl dan Pseudoefedrin HCl untuk mengatasi hidung
tersumbat. Sinusitis merupakan peradangan pada mukosa sinus paranasal.
Peradangan ini banyak dijumpai pada anak dan dewasa yang biasanya didahului
oleh infeksi saluran napas atas. Sinusitis dibedakan menjadi sinusitis akut yaitu
infeksi pada sinus paranasal sampai dengan selama 30 hari baik dengan gejala
yang menetap maupun berat. Gejala yang menetap yang dimaksud adalah gejala
seperti adanya keluaran dari hidung, batuk di siang hari yang akan bertambah
parah pada malam hari yang bertahan selama 10-14 hari, yang dimaksud dengan
gejala yang berat adalah di samping adanya sekret yang purulen juga disertai
demam (bisa sampai 39C) selama 3-4 hari. Sinusitis akan mengalami gejala pilek
yang lebilama daripada flu biasa. Flu biasa akan mengalami gejala pilek yang
berlangsung selama 7-14 hari dan hilang tanpa adanya pengobatan (Depkes R1,
2005).
3. Tepat Dosis
Tepat dosis adalah jumlah obat atau dosis yang diresepkan kepada pasien
sesuai dengan kebutuhan individual dari pasien dan dosis yang diberikan berada
dalam rentang terapi. Berikut adalah perbandingan kesesuaian dosis resep dengan
dosis pustaka.
4. Tepat pasien
Obat yang diresepkan mempertimbangkan kondisi individu yang
bersangkutan dan tidak kontraindikasi dengan kondisi pasien yang menerima
resep dan sebaiknya menimbulkan efek samping yang paling minimal. Pada resep,
bentuk sediaan yang diberikan kepada pasien sudah tepat yaitu dalam bentuk sirup
dan pulveres. Pasien adalah kategori anak-anak dan tidak ada keluhan dari pasien
kesulitan dalam penggunana bentuk sediaan tersebut.
Obyektif: -
iii. Pengatasan DRP
Untuk mengatasi masalah penggunaan obat yang tidak rasional diperlukan
beberapa upaya perbaikan dan intervensi. Pengatasan DRP dapat dilakukan
dengan cara:
- Intervensi pada penulis resep
5.4 Plan
Care Plan
Apotek
Apotek Unud
Unud Pharma
Pharma
Jl.
Jl. Danau
Danau Beratan,
Beratan, Sanur
Sanur
b. Pelabelan Denpasar-Bali
Denpasar-Bali
Telp:
Telp: (0361)
(0361) 721343
721343
APA
APA :: Cheristien
Cheristien Pinangkaan,
Pinangkaan, S.Farm,
S.Farm, Apt.
Apt.
SIPA
SIPA :: 25/34/4120/DB/DP/2014
25/34/4120/DB/DP/2014
No. XX Sanur, 21-10-2015
TTD
TTD Apoteker
Apoteker
Apotek
Apotek Unud
Unud Pharma
Pharma
Jl.
Jl. Danau
Danau Beratan,
Beratan, Sanur
Sanur
Denpasar-Bali
Denpasar-Bali
Telp:
Telp: (0361)
(0361) 721343
721343
APA
APA :: Cheristien
Cheristien Pinangkaan,
Pinangkaan, S.Farm,
S.Farm, Apt.
Apt.
SIPA
SIPA :: 25/34/4120/DB/DP/2014
25/34/4120/DB/DP/2014
b) Terapi Nonfarmakologi
VII. MONITORING
Monitoring terhadap pasien bertujuan untuk memantau efektifitas terapi yang
disarankan dan efek samping yang mungkin muncul (Adverse Drug Reaction).
Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan untuk melihat dan meningkatkan
keberhasilan terapi. Pelaksanakan kegiatan ini memerlukan pencatatan data
pengobatan pasien (medication record) (Lampiran 1). Monitoring akan
membantu untuk melakukan penanganan lebih lanjut kepada pasien dan
meningkatkan kualitas kesehatan pasien.
7.1 Efektivitas Terapi
7.2 Efek Samping
LAMPIRAN
Lampiran 1.Fomulir Monitoring Penggunaan Obat
FORMULIR MONITORING PENGGUNAAN OBAT
Nama Cheristien Nama zzzzzzzzzzzzzzzzz
Petugas Pinangkaan, Pasien
S.Farm., Apt.
Tanggal
Jam
Lama
Percakap
an
Penerima
Telepon x Pasien
Orang Tua
Pasien
Keluarga Pasien
Lainnya
Kategori permasalahan
Dosis Kemungkinan Interaksi
Cara Pemakaian Kemungkinan Efek
Samping
Waktu Minum Obat Lainnya :
Frekuensi Minum Ketersediaan (lama)
Obat
Kepatuhan Harga
Kategori Terapi
Sistem Pencernaan
Sistem Kardiovaskular
Sistem Pernafasan
Sistem Saraf Pusat
Infeksi
Sistem Endokrin
Obstetri Genekologi, saluran
kemih
Penyakit Malignan
Pemecahan Permasalahan
Memberitahu Dokter Diberi Saran
Dirujuk Kedokter Ditawarkan Produk Yang
Membantu
Saran /Produk yang direkomendasikan