Anda di halaman 1dari 8

GERAKAN KHARISMATIK

Awal, 1950-1975

Sangat sulit untuk menentukan kapan dan di mana tepatnya Kristen Karismatik mulai muncul
sebagai gerakan yang berpengaruh di antara gereja-gereja arus utama. Namun demikian, pada
umumnya Dennis Bennett, seorang dari Gereja Episkopal Amerika seringkali disebut-sebut
sebagai pionir dari gerakan ini.

Pada tahun 1960, Bennet, seorang Rektor Gereja Episkopal Santo Markus, Van Nuys,
California, Amerika Serikat, mengumumkan kepada jemaatnya pada tahun 1960 bahwa ia
telah menerima pencurahan Roh Kudus. Segera setelah peristiwa ini, ia pindah melayani di
Vancouver dalam banyak lokakarya dan seminar mengenai karya Roh Kudus.[1]
Pelayanannya ini banyak memengaruhi puluhan ribu kaum Anglikan di seluruh dunia
sekaligus memulai gerakan pembaharuan di dalam tubuh Gereja Katolik Roma dan Gereja-
gereja Ortodoks.

Antara 1960-1970, muncul pembaharuan di kalangan gereja-gereja aras utama, seperti


Episkopal, Lutheran, dan Katolik, untuk mendapatkan karunia-karunia Roh Kudus.
Pembaharuan Karismatik Katolik diawali pada individu seperti Kevin Ranaghan dan
pengikutnya di University of Notre Dame, South Bend, Indiana. Dennis Bennet adalah rekan
Ranaghan di Gereja Episkopal.

Meskipun gerakan karismatik telah berhasil memengaruhi gereja-gereja arus utama, tidak
demikian halnya dengan Gereja Ortodoks Timur. Beberapa kaum pembaruan karismatik di
Gereja Ortodoks di antaranya adalah:

Fr. Eusebius Stephanou, Keuskupan Agung Ortodoks Yunani, Amerika


Serikat; pendiri Persaudaraan Teolog Baru Santo Simeon
Fr. Boris Zabrodsky, Gereja Ortodoks Ukrania di Amerika; pendiri Komite
Pelayanan Pembaruan Spiritual Ortodoks (SCOSR) yang menerbitkan koran
"Theosis".

Pada tingkat internasional, David du Plessis bersama-sama dengan para gembala/pendeta dari
gereja-gereja lainnya (termasuk Lutheran dan bahkan dari Southern Baptist Convention) turut
menyebarluaskan gerakan tersebut. Para pendeta dari Southern Baptist Convention pada
akhirnya keluar dari denominasi mereka, karena diminta untuk secara sukarela keluar atau
bahkan ada juga yang dipecat. Tetapi para pendeta/pastor dari gereja-gereja Episkopal dan
Katolik diijinkan untuk tetap berada di gerejanya, selama tidak mengganggu tugas utama
mereka di jemaat/kongregasinya.

Dinamika, 1975-2000

Sementara banyak kaum karismatik tetap berada di dalam lingkup denominasinya, banyak
yang lainnya telah keluar secara sukarela maupun dipaksa. Mereka yang keluar ini kemudian
menggabungkan diri dengan gereja-gereja Pentakosta lain ataupun membentuk
gereja/denominasi mereka sendiri. Gerakan gereja rumah di Inggris Raya dan gerakan
Vineyard di Amerika Serikat adalah contoh-contoh struktur gereja karismatik yang formal.
Gereja Hillsong di Australia adalah contoh gereja Pentakosta yang mengadopsi praktik dan
kepercayaan karismatik, yang telah, pada waktunya juga memengaruhi denominasi Gereja
Sidang-Sidang Jemaat Allah Australia. Di New Zealand, gerakan terbesar Pentakosta adalah
Gereja Hidup Baru (New Life Churches), di samping berbagai gereja lokal dan internasional
yang juga berdiri di sana.

Sejak sekitar tahun 1975, Gerakan Karismatik tampaknya dipengaruhi oleh Gerakan Hujan
Akhir dan para pengajar dari Gerakan tersebut, seperti William M. Branham.

Gerakan Hujan Akhir ini merupakan sebuah gerakan yang muncul pada tahun 1950an
di antara gereja-gereja Pentakosta. Gerakan ini pada awalnya dianggap sebagai bidah
oleh denominasi Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah pada masa itu.

Pada masa modern, gerakan Karismatik dan aliran Pentakosta semakin lama semakin
berkemiripan dalam hal pengalaman dan teologi, di mana kedua gerakan ini telah
mengadopsi berbagai eleman dan pengajaran dari Gerakan Hujan Akhir tersebut.

Sejak pertengahan 1980an, gerakan Karismatik telah mencatat sejumlah perubahan yang
cukup besar dalam ilmu teologi dan pengaruhnya. Masa ini disebut Gelombang Ketiga Roh
Kudus. Masa ini ditandai dengan pelayanan-pelayanan internasional terkenal di kalangan
Kristiani seperti, C. Peter Wagner, Word-faith Theology, dan fenomena Toronto Blessing.

Karismatik: Sebuah Perspektif Dunia


Seperti telah tertulis di atas, aliran Pentakosta dan gerakan Karismatik sering dianggap
sebagai gerakan sama. Dengan pandangan ini, menurut Christianity Today, aliran Pentakosta
adalah "sebuah semangat iman di antara kaum papa; yang menjamah hingga kehidupan
sehari-hari pemercayanya, menawarkan tidak hanya harapan, tapi sebuah cara baru untuk
menjalani kehidupan."

Sebagai tambahan, dalam laporan PBB pada tahun 1999 dinyatakan, "Gereja-gereja
Pentakosta telah sangat berhasil dalam merekrut anggota-anggotanya dari yang termiskin di
antara kaum papa." Juga menurut Christianity Today, di kalangan gereja-gereja Brasilia, di
mana kaum Kristen Pentakosta kebanyakan sangat miskin, "Para pengkhotbah tak henti-
hentinya menghimbau jemaat untuk memberikan suatu jumlah yang tampaknya menggelikan;
para jemaat tidak jarang memberikan zakat/persembahan perpuluhan mereka hingga 20, 30,
dan bahkan 50 persen dari pendapatan mereka."

Christianity Today juga mencatat bahwa kaum Pentakosta Brasilia mengobrolkan Yesus
seakan-akan pribadi yang nyata dan dekat dengan mereka dan melakukan berbagai hal untuk
mereka seperti menyediakan makanan dan tempat tinggal.

Sebagai tambahan, "Para sarjana telah lama menganggap aliran Pentakosta sebagai seperti
agama besar dari "dunia lain", yang berfokus pada hal-hal yang di atas ketimbang hal-hal
duniawi. Hal-hal di atas, membawa kepada sebuah kesimpulan bahwa gerakan ini
menekankan akan pengalaman karismatik, semangat keagamaan, dan tendensi kepertapaan.
Kesimpulan ini, walaupun demikian, belum sepenuhnya disepakati oleh banyak
sarjana/peneliti pada tingkatan yang lebih tinggi."

Denominasi-denominasi Karismatik
Kelompok-kelompok/gereja-gereja di bawah ini merupakan bagian dari Gerakan Karismatik,
meskipun beberapa dari mereka akan menggambarkan dirinya sebagai non-denominasi.

Internasional

Eternal Grace
Newfrontiers
Vineyard Movement
Sovereign Grace Ministries

Indonesia - urutan alfabetis

Gereja Pusat Pantekosta Indonesia (GPPI)


Gereja Mawar Sharon (GMS)
Charismatic City Church (CCC AXA Tower Lantai 46/ GPPK-CWS CCC)
Charismatic Worship Service (CWS)
Gereja Bethany Indonesia (Bethany)
Gereja Bethel Indonesia (GBI)
Gereja Duta Injil
Gereja Rumah Doa Segala Bangsa (RDSB)
Gereja Yesus Kristus Tuhan (Abbalove Ministries)
Gereja Pelayanan Penyembahan Kharismatik (GPPK-CWS)
Gereja Tiberias Indonesia (GTI Tiberias)
Gereja Bethel Tabernakel (GBT)
Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII)
Gereja Jemaat Kristen Indonesia (GJKI)
Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA)
Gereja Jemaat Kristus Indonesia (GJKI)

PERKEMBANGAN GERAKAN KHARISMATIK MASA KINI

Harus diakui, sebagian dari penganut gerakan Kharismatik mewarisi karakteristiknya dari
banyak gerakan yang mendahuluinya, tetapi dalam perkembangannya, gerakan Kharismatik
memiliki beberapa aliran yang kemudian mengelompokkan para pengikutnya.[1] Berbagai
kelompok itu antara lain: Pentakostal Modern, Full Gospel Bussinisman Fellowship
Internasional (FGBMFI), Gerakan Hujan Akhir (Later Rain Movement), Gerakan Perkataan
Iman (Word of Faith Movement), Kharismatik-Katolik, dan Gerakan Gelombang Ketiga (The
Third Wave Movement). Walaupun pada awalnya Kharismatik adalah suatu gerakan, tetapi
saat ini secara umum Kharismatik dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok utama,
yaitu: (1) Kharismatik independen, yaitu persekutuan Kharismatik yang bersifat oikumenikal
tetapi tidak berada dibawah suatu denominasi tertentu; (2) Kharismatik yang beradaptasi,
yaitu para penganut Kharismatik yang memilih tetap berada dalam denominasi-denominasi
gereja tradisional dan keberadaannya diakui oleh donominasi-denominasi tradisional tersebut;
(3) Kharismatik denominasional, yaitu Kharismatik yang memilih untuk membentuk wadah
atau organisasi tersendiri yang berbeda dari denominasi-deniminasi lainnya.[2]
1. Pentakostal Modern

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa pelopor pentakostal awal (pentakostal klasik)


adalah Charles F. Parham tahun 1901 M dan William J. Seymor tahun 1906 M). Pentakostal
Klasik ini menekankan pada ajaran baptisan Roh Kudus yang berbeda dari pengalaman
pertobatan, atau baptisan Roh Kudus adalah subsequence (pengalaman selanjutnya) setelah
pertobatan. Menurut gerakan ini, baptisan Roh Kudus harus ditandai dengan berbahasa roh.
Tetapi, saat ini sebagian dari pentakostal telah meninggalkan ajaran tersebut, dan tidak lagi
menganggap bahasa roh sebagai bukti dari baptisan Roh, kita menyebutnya sebagai
Pentakostal Modern (Kharismatik-Pentakostal).[3] Gereja Hillsong di Australia adalah
contoh gereja Pentakostal yang mengadopsi praktik dan kepercayaan Khrismatik, yang telah,
pada waktunya juga mempengaruhi denominasi Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah
Australia. Penganut Kharismatik dari golongan Pentakostal ini kebanyakan menolak
keutamaan glossolalia yang diberlakukan oleh Pentakostal klasik pendahulunya.

2. Gerakan Hujan Akhir (Later Rain Movement)

Kelompok ini oleh sebagian orang digolongkan ke dalam Pentakostalisme karena hadir
sebelum kelahiran gerakan Kharismatik, yaitu tahun 1948 M. Tokoh-tokohnya antara lain
Willian Branham, yang menerapkan penumpang tangan dalam pelayanan kesembuhan
ilahinya; Frankin Hall, yang menekankan doa dan puasa, dan konsep otonomi gereja lokal
Assambly of God (Gereja Sidang Jemaat Allah); serta J. Preston Eby. Sarana publikasi mereka
yang terkenal adalah Feast of Tabernacles, yang diredaksi oleh John Warnock, dan kemudian
diteruskan oleh Bill Britton. Melalui gerakan ini Allah menghidupkan kembali kebenaran dari
ajaran penumpangan tangan, nubuatan, pelayanan lima jawatan dan melancarkan kembali
karunia-karunia Roh. Tokoh lainnya dari gerakkan ini antara lain adalah Reginald Layzel,
James Beall, Ray Jacson, Ralp Mahoney, Dick Iverson, dan Kevin J. Conner.[4]

3. Full Gospel Businessman Fellowship International (FGBMFI)[5]

Gerakan Kharismatik arus utama ini ialah gerakan misi yang menjangkau para pembisnis,
pengusaha dan kalangan menengah ke atas. Gerakan ini Dipelopori oleh Demos Shakarian
tahun 1953 M. Didukung oleh David J. duPlussis yang mempelopori hubungan Kharismatik
dengan Dewan Gereja-Gereja se Dunia (DGI) dan gerakan oikomenikal. Tokoh penting
lainnya dalam gerakan ini adalah Dennis J. Bennet, seorang pendeta Episkopal (Anglikan) di
Los Angles, tahun 1960 M.

Pada dasarnya, para anggota FGBMFI ini berpandangan bahwa kepenuhan Roh Kudus adalah
berkat rohani dan kelengkapan kuasa Roh Kudus atas perorangan yang tidak eksklusif bagi
kelompok Pentakostal saja. Memang FGBMFI tidak memiliki visi untuk mendirikan gereja
lokal atau denominasi, tetapi memperbaharui gereja lokal (denominasi) yang telah ada. Inilah
karakteristik sentral gerakan Kharismatik arus utama.

Demos Shakarian, adalah seorang petani jutawan dengan latar belakang Pentakostal, adalah
pelopor lahirnya gerakan Kharismatik ini. Shakarian mengalami baptisan Roh Kudus pada
usia 13 tahun pada tahun 1926 M, dengan disertai kesembuhan pada telinganya. Ia bekerja
sama dengan Dr. Charles S. Price setelah kesembuhan adiknya, yang mengalami kecelakaan
fatal, melalui penumpangan tangannya. Kerinduaannya adalah mendukung segala upaya
untuk kebaktian-kebaktian kebangunan rohani. Pada tahun 1951 M, ia mengatakan
kerinduannya untuk membentuk FGBMFI kepada Oral Robert. Allah meneguhkan
kerinduannya itu melalui penglihatan. Peristiwa bersejarah itu diawali dengan pertemuan
Morning Breakfast antara Shakarian dengan Oral Roberts dalam suatu konvensi nasional
perdana para pelayan kesembuhan ilahi tahun 1953 M, dimana Oral Roberts menjadi
pembicaranya. Dari pertemuan ini lahirlah FGBMFI, yang akhirnya berkembang menjadi
pertemuan konvensi berskala besar, suatu organisasi pengusaha Kristen yang dipenuhi Roh
Kudus dan berbahasa Roh. Misi mereka adalah bersaksi kepada orang Kriten non-Pentakostal
dengan sarana majalah bulanan mereka yang bernama Voice.

Kelahiran gerakan Kharismatik semakin kuat dengan kehadiran David J. duPlessis, sebagai
pelopor dalam hubungan dengan Dewan Gereja-Gereja se Dunia (DGI) di New York.
Hubungannya yang terus meningkat dengan para pemimpin kelompok oikumenikal inilah
yang menjadi pembuka jalan bagi penerimaan gereja akan kehadiran gerakan Kharismatik.[6]

Dennis J. Bennet, adalah orang ketiga yang berperan besar dalam kelahiran gerakan
Kharismatik ini. Semula ia melayani di gereja Kongregasional sejak tahun 1949-1950 di San
Diego, California. Tetapi kemudian tahun 1951 M ia menjadi vikarius di Pauls Episcopal
Church, serta menjadi imam tahun 1952 M, di situ, dan menjabat rektor di Marks Episcopal
Church di Van Nuys (tahun 1953). Bennet yang pertama kali mengumumkan pengalaman
Kharismatisnya di hadapan anggota jemaat gereja lokalnya di Van Nuys yang menyebabkan
pemecatannya tahun 1959 M. Setelah ia dipecat dari gereja terakhir karena mengalami
baptisan Roh Kudus, ia ditawari menggembalakan gereja St. Luke, gereja yang nyaris ditutup
karena mengalami kemunduran. Akhirnya, gereja ini menjadi pusat penyebaran gerakan
Kharismatik di seluruh Amerika. Ia juga mendirikan Episcopal Charismatic Fellowship dan
Christian Association.

Jadi dapat dikatakan bahwa, awal publikasi kelahiran Gerakan Kharismatik dimulai di
kalangan Episkopalian tahun 1959 M, saat John & Joan Baker mengalami baptisan Roh
Kudus dengan tanda bahasa Roh, disusul oleh Dennis Bennet dan Frank Maguire pada tahun
yang sama, bersama dengan beberapa orang dari persekutuan-persekutuan doa di Moneterey
Park dan Van Nuys, St. Luke, dan persekutuan yang disertai nubuat dan penafsiran bahasa
roh.
4. Gerakan Perkataan Iman (Word of Faith Movement)

Gerakan Perkatan Iman adalah gerakan yang berakar dari gerakan Positive Confession
Theology. Sebelum digolongkan ke dalam kelompok tersendiri dalam gerakan Kharismatik,
gerakan Positive Confession Theology ini telah hadir terlebih dahulu dengan tokoh
pencetusnya, Essek W. Kenyon. Keyakinannya membuat nyata segala yang tidak kelihatan
melalui perkataan, karena iman adalah perkataan pengakuan. Sedangkan kata kunci dalam
ajarannya adalah kuasa kata-kata (power of tongue). Gerakan ini kemudian dipopulerkan oleh
beberapa orang Kharismatik, dan sekaligus membuatnya menjadi salah satu kelompok
tersendiri dalam gerakan Kharismatik yang kemudian dikenal sebagai Word of Faith
Movement (WFM), dengan tokoh-tokohnya antara lain: Kenneth Hagin, Kenneth Copeland,
Charles Capps, Frederick KC. Price, dan Benny Hinn.[8]

Akar pengajaran mereka sebenarnya berasal dari E.W. Kenyon, tetapi yang lain menyatakan
bahwa New Tought Movement pun memiliki sumbangsih dalam kelahiran aliran ini. New
Tought Movement ini dipelopori oleh Phineha P. Quimby yang belajar spiritisme, okultisme
dan hipnotisme serta berhasil menyembuhkan Mary Baker Patterson Eddy (pendiri gerakan
Christian Science) dan mengarah kepada kesehatan, kemakmuran, dan kebahagiaan.
Pendapat lainnya mengatakan bahwa Positive Confession Theology ini merupakan gabungan
antara ajaran William Branham, E.W. Kenyon, dan John G. Lake. Sebenarnya, justru
kelompok Word of Faith Movement inilah yang banyak dikritik kalangan Injili di luar negeri.
[9] Namun, seperti yang telah diungkapkan berulang-ulang, tidak semua anggota Kharismatik
setuju dengan ajaran Word of Faith Movement. Akibatnya, kritikan yang ditujukan kepada
Word of Fait Movement ini justru digunakan untuk mendiskreditkan seluruh gerakan
Kharismatik.

5. Gerakan Gelombang Ketiga (tahun 1980 M)

Kelompok ini menyebut dirinya sebagai Gerakan Gelombang Ketiga (The Third Wave
Movement).[10] Gerakan ini menyebut gerakan Pentakostal sebagai The First Wave
Movement dan gerakan Kharismatik sebagai The Second Wave Movement. Mereka tidak
menyebut diri sebagai anggota gerakan Pentakostal maupun Kharismatik. Sekalipun begitu,
ajaran mereka tentang karunia-karunia rohani tidak jauh berbeda dengan ajaran Kharismatik
yang telah ada. Hanya saja dalam gerakan ini bahasa roh kurang ditekankan dan bukan
keharusan serta dipandang sebagai karunia yang dimiliki untuk efektivitas pelayanan dan
bahasa doa.

Kelompok ini umumnya menerima pengalaman Pentakostal dan Kharismatikal, tetapi


menolak terminologi Pentakostal. Baptisan Roh Kudus dipandang tidak terpisah dari
pengalaman pertobatan (kelahiran baru), tetapi seorang dapat mengalami berkali-kali
dipenuhi Roh Kudus. Pengurapan dan kuasa Roh Kudus lebih penting dibandingkan dengan
pengalaman. Konteks pelayanan gerakan ini umumnya adalah tubuh Kristus dan
kebersamaan. Kelompok yang rajin mendorong gereja agar terbuka terhadap tanda dan
mukjizat (sign and wonders) sebagai perwujudan pekerjaan Roh Kudus diakhir zaman ini
memiliki beberapa pemimpin, yaitu Pastor John Wimber, yang mungkin dapat disebut
sebagai pelopor bersama Dr. C. Peter Wagner, profesor di Fuller Theological Seminary.
Gerakan ini banyak menjangkau kaum intelektual dan para akademisi di kalangan Protestan-
Injili. Tokoh-tokoh Kharismatik dari kalangan intelektual dan akademisi yang telah tergabung
dalam kelompok ini antara lain: C. Peter Wagner, pakar pertumbuhan Gereja, professor
Sosiolog dan Antropologi dari Fuller Theological Seminary, Pasadena, California, AS; Jeck
Deere, profesor Perjanjian Lama pada Dallas Theological Seminary tetapi dikeluarkan dari
institusi itu karena mengalami pengalaman supranatural bersama Roh Kudus; Wayne
Grudem, profesor Teologi Sistematika dan Alkitab di Trinity Evangelicl Divinity School,
Deerfield Illinois, AS; Peter H. Davis, professor Studi Alkitab dan Perjanjian Baru di
Canadian Teological Seminary, Regina, Kanada; Charles H. Kraft, professor Antropologi dan
Komunikasi Antar Budaya di Fuller Tehological Seminary, Pasadena, California. AS; Jeffrey
Niehaus, professor dan Ahli Perjanjian Lama, lulusan Liverpool dan pengajar di Gordon-
Conwell Theological Seminary, di South Hamilton, AS, doktor (Ph.D) dalam bidang sastra
Inggris dan Amerika; David C. Lewis, seorang Antropolog Budaya, seorang peneliti dari
Cambrige University, Inggris; Gary S. Greig, seorang Arkeolog dan Ilmu Mesir Kuno, pakar
dalam bidang Bahasa dan Peradaban Timur Tengah.[11] Dengan kehadiran orang-orang ini,
masihkah kita menganggap bahwa gerakan Kharismatik itu anti rasional dan intelektualitas?

Menyusul Gerakan Gelombang Ketiga ini kemudian muncul New Apostolic Reformation
Movement atau Gerakan Reformasi Rasuli Baru (Tahun 1999).[12] Menurut C. Peter
Wagner, Reformasi Rasuli Baru adalah karya Tuhan yang luar biasa pada penghujung abad ke
20, yang secara signifikan sedang mengubah wajah Kristen Protestan di seluruh dunia.
Selama hampir 500 tahun, gereja-gereja Kristen sebagian besar berfungsi dalam berbagai
jenis struktur denominasi tradisional, secara khusus dasawarsa 1990-an, meski akarnya dapat
ditelusuri kembali satu abad sebelumnya, bentuk-bentuk dan prosedur-prosedur kerja yang
baru kini sedang muncul dalam bidang-bidang semacam pemerintahan gereja lokal,
hubungan antar gereja, pengaturan keuangan, penginjilan, misi, doa, pemilihan dan pelatihan
kepemimpinan, peran dari kuasa adikodrati, penyembahan, aspek-aspek penting lainnya
dalam kehidupan gereja. Beberapa dari perubahan-perubahan ini sedang terlihat dalam diri
denominasi-denominasi mereka sendiri, namun sebagian besar mereka mengambil jejaring
rasuli yang disusun dengan longgar. Dihampir semua bagian dunia, gereja-gereja rasuli baru
ini menyususn segmen kekristenan yang paling cepat pertumbuhannya.[13]

6. Pembaharuan Kharismatik Katolik (1967 M)

Meskipun kaum Kristen Karismatik tidak eksklusif dalam satu denominasi saja, teologi
Karismatik tidak secara khas serta merta mengikuti kaum Protestan. Gerakan Karismatik juga
muncul dalam tubuh Gereja Katolik, dan Paus Yohanes Paulus II juga dikabarkan memiliki
seorang Kharismatik yang menjadi rujukannya.

Awal gerakan Kharismatik dilingkungan Gereja Roma Katolik berlangsung di DuQuesne


University, Pittburg-Pennsylvania dan Notre Dame University, South Bend, Indiana, Tahun
1967. Peristiwa kharismatikal ini terjadi dikalangan mahasiswa dilingkungan perguruan
tinggi. Hal ini menepis pendapat yang mengatakan bahwa Kharismatik bersifat anti
intelektual.[14] Pembaharuan di antara umat Katolik ini menyebar keseluruh dunia dalam
waktu yang sangat singkat. Saat ini, pembaharuan Kharismatik ini bisa ditemukan di berbagai
tempat dikalangan Katolik.[15] Di dalam tubuh Gereja Katolik Roma secara Internasional,
gerakan ini terutama sekali menjadi populer di kalangan Filipino (orang-orang Filipina) dan
komunitas Hispanik di Amerika Serikat, dan di Filipina sendiri. Para pastor/pendeta maupun
awam Kharismatik seringkali mengadakan kebaktian-kebaktian kebangunan rohani (KKR) di
berbagai tempat, sekalipun harus mengadakan perjalanan-perjalanan yang jauh dari tempat
domisilinya.

Gerakan Kharismatik ini kemungkinan besar adalah sub gerakan terbesar yang ada di
kalangan Katolik Roma, bersama-sama dengan Katolik Tradisionalis. Hal ini menerangkan
suatu situasi sulit bagi banyak otoritas gereja, yang mungkin tidak menyetujui pengajaran
Kharismatik, namun kesulitan untuk menentangnya, karena gerakan ini didukung oleh
anggota-anggota paling berkuasa di Gereja. Otoritas Gereja juga menghadapi situasi di mana
mereka harus terus menerus memastikan bahwa inovasi-inovasi apa pun yang muncul di
tubuh jemaat adalah konsisten dan tidak bertentangan dengan Alkitab dan doktrin Gereja
Katolik Roma.

Anda mungkin juga menyukai