Juru Parkir Liar
Juru Parkir Liar
Parkir
SAMARINDA - Kepala Kepolisian Resort Kota (Kapolresta) Samarinda,
Kalimantan Timur, Komisaris Besar Polisi Setyabudi Dwiputro
mengancam akan menindak tegas, termasuk tembak di tempat kepada
juru parkir liar yang sudah mengarah pada tindakan premanisme.
"Tidak boleh ada tempat bagi aksi premanisme di Kota Samarinda dan
kami akan menindak tegas dengan menembak di tempat juru parkir
yang sudah mengarah pada tindakan premanisme," kata Setyobudi
saat dihubungi di Samarinda, Kamis (25/2/2016).
Sejauh ini, tambah dia, belum ada laporan terkait adanya tindakan
premanisme yang dilakukan juru parkir kepada warga.
"Belum ada laporan yang merasa diancam ataupun kendaraannya
digores. Namun, jika ada, kami akan tidak tegas. Intinya, tidak boleh
ada aksi premanisme di Kota Samarinda," katanya.
"Tindakan tegas itu kami ambil setelah dilakukan rapat bersama Dinas
Perhubungan, Kodim dan kepolisian pada Selasa 23 Februari," kata
Makmun.
Tidak hanya itu, gambar sindiran yang tersebar luas di media sosial
juga mengubah nama Taman Samarendah menjadi "Taman Jukirindah".
Ramadhani, warga Jalan Dr Soetomo, menceritakan pengalaman pahit ini. Pada Sabtu
(20/2), malam dia melintas di kawasan GOR Segiri Jalan Kesuma Bangsa. Pada saat
bersamaan, memang sedang berlangsung laga sepak bola persahabatan. Saat melintas
tiba-tiba Ramadhani dicegat juru parkir liar dan meminta uang Rp 3.000.
"Aneh, padahal saya tidak sedang parkir, cuma lewat, tidak menonton. bola. Kok jadi saya
merasa dipalak," kata Ramadhani kepada merdeka.com, Minggu (21/2).
Keluhan disertai keresahan lainnya diungkapkan Pratiwi, yang tinggal di Jalan Panglima M
Noor. Seringkali, sepulang dia berbelanja di minimarket menjadi sasaran juru parkir liar
yang meminta uang parkir bervariatif. Mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 3.000. Padahal
biasanya dia hanya memberi Rp 2.000 saban parkir.
"Mau tidak mau saya kasih Rp 3.000 karena saya perempuan. Takutnya saya nanti diapa-
apain. Cepat kaya tukang parkir kalau seperti ini. Heran, kok tidak ada tindakan dari
petugas (aparat)," keluh Pratiwi.
"Mereka itu, tukang parkir liar pintar bodohi. Kan di minimarket ada plang tertulis parkir
gratis. Tapi plang itu dibaliknya, jadi tidak terlihat. Tetap minta uang parkir," ujar Pratiwi.
Penelusuran merdeka.com, para juru parkir liar memang semakin menjamur. Tidak hanya di
minimarket, melainkan pada sejumlah ruas jalan yang terdapat lahan parkir. Di antaranya di
kawasan Jalan KH Abul Hasan, Jalan Pangeran Diponegoro, hingga di kawasan Jalan
Gadjah Mada.
Merdeka.com - Keberadaan juru parkir liar di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menjadi
sorotan warga lantaran ulahnya dianggap meresahkan. Pemerintah kota bereaksi dengan
memberangus mereka melibatkan Polresta Samarinda, dan TNI AD dari Komando Resor
Militer (Korem) 091 Aji Suryanatakesuma.
Operasi razia juru parkir liar digelar Selasa (23/2), oleh Dinas Perhubungan kota
Samarinda, Korem 091 Aji Suryanatakesuma, Detasemen Polisi Militer (Denpom) VI-I
Samarinda serta Kodim 0901 Samarinda, dan Satpol PP Kota Samarinda.
"Oh iya, jelas akan saya tertibkan. Penertiban dilakukan bersama Korem dan Polres," kata
Kepala Satpol PP Kota Samarinda, Makmun Andi Nuhung, kepada merdeka.com, Rabu
(24/2).
Meski mengakui praktik juru parkir liar sudah sangat meresahkan masyarakat, Makmun
enggan merinci kawasan mana saja menjadi kantong parkir juru parkir liar.
"Itu domainnya Dishub. Kami masuk tim penertiban. Sekarang, tim saya terus bergerak
menyisir PKL berdasarkan Perda nomor 19 tahun 2001 dan jukir liar," ujar Makmun.
Lantaran banyak dikeluhkan warga, Makmun menyatakan pemkot serius menindak juru
parkir liar meresahkan. Bahkan, bagi mereka yang tertangkap disidang di tempat.
"Saya sudah bilang ke Pak Abdullah (kepala Dishub Samarinda), ada jukir liar, tangkap,
sidangkan di tempat," ucap Makmun.
Dari penelusuran merdeka.com, padai siang hari kawasan Tepian Mahakam, tepatnya di
Jalan Gadjah Mada depan kantor Gubernur Kalimantan Timur, sepi dari aktivitas juru parkir
liar. Hanya satu pedagang kaki lima terlihat menggelar dagangannya, meski kemarin sudah
dirazia Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang.
PKL juga terlihat cuek, meski papan larangan berjualan terpampang jelas di pinggir
kawasan Tepian Mahakam. Lokasi ini memang menjadi tempat bersantai warga kota di sore
hingga malam hari.
"Ya biasa mas, kalau siang memang sepi. Repotnya itu kalau sore sampai malam, PKL
menjamur, jukir liar semakin menjamur juga. Bersantai jadi enggak nyaman," kata
Ferdiansyah, seorang karyawan swasta di kawasan Tepian Mahakam.
Kawasan Tepian Mahakam memang menjadi salah satu lokasi maraknya juru parkir liar,
meski merupakan kawasan hijau. Di antaranya terlihat di kawasan taman Teluk Lerong
Garden. Tidak hanya itu, pengamen pun berkeliaran. Malah pada siang hari lokasi itu
menjadi tempat gelandangan beristirahat.
"Persoalan jukir ini kompleks. Cuma yang dikhawatirkan adalah kalau anak perempuan,
ibu-ibu, tidak memberi uang parkir, memang diancam-ancam sama jukir liar. Harus
ditangkap, tidak ada kompromi. Bagusnya memang pakai TNI," timpal Anto, warga lainnya
yang juga lagi bersantai di kawasan Tepian Mahakam.
Selama ini, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) hanya mengandalkan retribusi pajak
parkir yang dikelola swasta, misalnya mal, pusat perbelanjaan, dan perhotelan. Di luar
itu, tarikan retribusi sangat minim. Jika pun ada, hanya dilakukan di Dinas Pasar melalui
sejumlah UPTD.
Belum optimalnya pengelolaan sumber retribusi pajak di luar swasta oleh pemkot,
membuat menjamurnya juru parkir liar (jukir) di Kota Minyak. Kenapa dikatakan liar,
karena petugasnya menarik retribusi atau iuran, tanpa diatur seperti yang diterapkan
mal atau perhotelan. Setiap besarannya harus diketahui wali kota dengan dasar surat
keputusan (SK) wali kota.
"Memang penerimaan pajak dari retribusi pajak parkir belum optimal. Teman-teman
fraksi di DPRD hampir semua sudah menyampaikan untuk segera dioptimalkan. Karena
belum optimal itu, jukir di mana-mana. Padahal yang dikelola jukir itu bisa
dimaksimalkan oleh pemkot melalui SKPD terkait," jelas Wakil Ketua Komisi I DPRD
Balikpapan, Budiono.
Politikus PDI Perjuangan ini berharap agar pemkot bisa memaksimalkan segala potensi
pajak parkir. Dia menegaskan, optimalisasi ini dipastikan akan mengurangi tingginya
jumlah jukir di Balikpapan. Bahkan, dia yakin jika SKPD terkait, misalnya Dishub
menggandeng para juru parkir liar diberdayakan menjadi juri parkir resmi.
"Tidak bisa dipungkiri, sekarang ini juru parkir malah sudah memiliki petak-petak lahan
parkirnya. Apalagi di Pasar Klandasan dan pasar tradisional lainnya, hanya beberapa
meter saja sudah lain petugas parkirnya, karena memang sudah beda lahannya,"
sambung wakil rakyat dari dapil Balikpapan Barat ini.
Terkait semakin banyaknya jumlah juru parkir liar, Budiono berharap agar menjadi
perhatian serius pemerintah kota, khususnya Dishub dan SKPD terkait. Selama ini,
masalah parkir menjadi salah satu permasalahan. Warga banyak protes tarikan yang
dilakukan jukir di sejumlah pasar tradisional dan lokasi lainnya. "Semoga ada aturan
yang tegas dibuat pemerintah kota terhadap pelaksanaan parkir liar, sehingga tidak
dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mengambil keuntungan, apalagi jika sampai
melakukan intimidasi terhadap masyarakat. Mungkin penerapan kartu elektronik seperti
di Jakarta bisa diterapkan," sambung Budiono.
Masalah juru parkir liar ini bisa menjadi duri dalam daging jika terus dibiarkan. Buktinya,
di Samarinda terus berpolemik. Bahkan bukan hanya Pemkot Samarinda, tetapi Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Samarinda juga angkat bicara demi mengurai permasalahan
jukir ini. Bahkan Ketua MUI Samarinda KH Zaini Naim menegaskan, aktivitas parkir liar,
apalagi sampai meminta hingga mengintimidasi masyarakat agar memberi uang, haram
hukumnya.
"Jika ada orang yang secara pribadi atau individu yang melakukan kegiatan untuk
kepentingan orang banyak, itu tidak boleh atau haram hukumnya, karena hal tersebut
merupakan kewajiban pemerintah," kata Zaini Naim.
Bahkan, MUI mengimbau masyarakat agar tidak memberi uang kepada juru parkir liar
tersebut, karena uang yang diberikan tidak masuk kas pemerintah kota dan tidak jelas
pemanfaatannya. "Jika yang meminta itu hukumnya haram, maka yang memberi juga
haram hukumnya. Jadi, MUI Samarinda mengimbau masyarakat agar tidak memberi
uang kepada juru parkir liar," kata Zaini Naim. (rus/yud)
Balikpapan, Humas Polsek Balikpapan Barat - Dalam rangka menindaklanjuti Program Quick
Wins Polri 2015 khususnya dalam hal pembersihan Premanisme, Rabu (11/02/2015) pagi tadi
Polsek Balikpapan Barat menggelar Operasi Kepolisian dengan Sandi "Operasi Cempaka
2015" di wilayah hukum Polsek Balikpapan Barat.
Operasi yang dipimpin langsung Wakapolsek Balikpapan Barat Akp Jumali, SH mulai
dilaksanakan pada pukul 09.00 wita sampai dengan pukul 11.00 wita di beberapa lokasi
diantaranya Parkiran Pasar Pandansari, Parkiran Pasar Inpres Kebun Sayur, Belakang Plaza
Kebun Sayur dan depan Rumah makan Cocom dengan sasaran Juru Parkir (Jukir) Liar.
Dari operasi tersebut, petugas berhasil mengamankan 29 (duapuluh sembilan) Jukir Liar dari
beberapa lokasi yang berbeda. Untuk di Parkiran Pandansari, Petugas berhasil mengamankan
14 (empat belas) Jukir Liar dengan Barang Bukti yang berhasil disita adalah 5 (lima) buah pluit
dan uang tunai sebesar Rp. 715.000,- (tujuh ratus lima belas ribu rupiah) sedangkan di
Belakang Plaza Kebun Sayur, petugas berhasil mengamankan 9 (sembilan) Jukir dengan
barang bukti yang berhasil disita adalah 2 (dua) buah pluit dan uang tunai sebesar Rp. 88.000,-
(delapan puluh delapan ribu rupiah).
Kemudian untuk 2 (dua) lokasi lainnya yaitu di Parkiran Pasar Inpres Kebun Sayur, petugas
berhasil mengamankan 4 (empat) Jukir dengan barang bukti yang disita Rp. 38.000,- (tiga puluh
delapan ribu rupiah) sedangan untuk lokasi di depan Rumah Makan Cocom, petugas berhasil
mengamankan 2 (dua) Jukir dengan barang bukti uang sebesar Rp. 7.000,- (tujuh ribu rupiah).
"Dalam operasi ini kita berhasil mengamankan 29 Jukir Liar dari beberapa tempat yang
berbeda," Ungkap Kapolsek Balikpapan Barat.
29 (dua puluh sembilan) Jukir Liar yang berhasil diamankan dibawa ke Mapolsek Balikpapan
Barat. Saat tiba di Mapolsek semua Jukir Liar tersebut dikumpulkan di halaman Mapolsek untuk
diberikan arahan oleh Kapolsek Balikpapan Barat
Dalam arahannya Kapolsek Balikpapan Barat memperingatkan kepada para Jukir Liar tersebut
agar mulai besok tidak lagi melaksanakan kegiatannya karena yang berhak melaksanakan Jaga
Parkir adalah yang terdaftar di Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan.
Setelah mendapat arahan dari Kapolsek Balikpapan Barat, 29 Jukir dilakukan pendataan
identitas masing-masing selanjutnya diserahkan kepada Wakapolsek Balikpapan Barat untuk
diberikan pengarahan dan pembinaan.
"Untuk hari ini semua Jukir Liar yang diamankan akan didata dan diberikan pembinaan
kemudian untuk selanjutnya apabila ada yang masih menjadi Juru Parkir, kita akan proses dan
kita sidang Tipiringkan. Dan kegiatan ini akan terus dilaksanakan secara Rutin," pungkas
Kapolsek Balikpapan Barat.