MR. ONAR (Bagian 9) : 23 Agustus 2014 Pukul 19:24
MR. ONAR (Bagian 9) : 23 Agustus 2014 Pukul 19:24
ONAR (Bagian 9)
23 Agustus 2014 pukul 19:24
Author: Frisca Ay
***
Sebelum berangkat sekolah, Cakka sok rajin nyiram-nyiram tanaman milik Mamanya.
Padahal itu hanya modus untuk mengintip tetangga sebelah yang baru pindahan itu. Cewek
tomboy tapi manis plus cute versi Cakka, tapi sayang galak banget. Sebetulnya Cakka heran
juga, kenapa cewek tomboy itu pulang sekolah mesti jadi kenek padahal dia orang kaya
begini, apalagi sekolah di sekolah yang elite alias sekolahan yang merupakan rival sekolah
Cakka, Yap, SMA Cakrawala. Setelah menjadi kenek sore harinya Agni lalu ke tempat les
karatenya, setelah melihat warna sabuk karate Agni membuat Cakka jadi jiper di tempat dan
segera bergegas untuk pulang ketika membuntuti cewek tomboy tersebut yang Cakka ketahui
bernama Agni Aransa.
"Pagi, Agni. Mau berangkat sekolah ya?" Agni langsung berhenti dan menoleh tepat
ke arah Cakka, Ia menaikkan satu alisnya.
"Lo buta? nggak lihat apa gue seragam gini." Balas Agni jutek, hati Cakka langsung
menyerukan kata sabar.
"Mau gue anter?" Kesempatan dong nih, mumpung lagi ngobrol. Bukan ngobrol sih
sebetulnya, Cakka aja yang kepo sana sini.
Kalau Rio sampai tahu Cakka mengantarkan salah satu murid SMA Cakrawala serta
harus di buat malu di depan murid-murid di sana, entah apa yang terjadi nanti. Di pastikan
muka lebam-lebam di buat Rio? IYA. Di pastikan untuk di tendang dari SMA Harapan di buat
Rio? Apalagi. Di pastikan akan di juluki pengkhianat? Wah, jangan sampai deh, nggak cuma
Rio yang marah besar saudara kembar Cakka yaitu Alvin juga marah nih pasti.
"Gimana? Mau nggak nih?" Suara Agni terdengar menggelegar di telinga Cakka, lagi
untuk kesekian kalinya Cakka nyengir dan bingung mau jawab apa.
"Ah, sok banget lo nawarin. Buang waktu gue aja lo." Akhirnya Agni berlalu, Cakka
yang hendak memanggil kembali untuk minta maaf harus mengurungkan niatnya ketika
Alvin lebih dulu memanggil Cakka.
"Gue panggil nggak nyahut lagi lo." Cakka langsung memasang wajah bete dan
kesalnya, gara-gara Alvin datang rencana gagal deh, heuh. "Buruan ambil tas lo, mau gue
tinggal?" Sambung Alvin ketika melihat Cakka masih diam di tempat bahkan sesekali
mencibir.
"Gue pakai motor sendiri, nggak bareng lo." Alvin hanya ber'o' ria lantas merogoh
kunci mobilnya di saku celana seragam. "Bilang dong dari tadi, kan gue bisa jemput Dek
Via." Sepasang mata Cakka langsung menyipit dan rasa enek di akhir ucapan Alvin
membuatnya bertambah gondok, Alay Alvin kumat lagi kalau berhubungan dengan Sivia,
adik kelas mereka itu.
"Apa banget sih lo manggil Sivia dengan sebutan Dek Via, Alay tahu gak. Biasa aja
dong kayak gue, manggilnya nama doang nggak pakai tuh embel-embel begitu." Alvin yang
tadi bersiap-siap untuk berangkat harus mengurungkan langkahnya ketika mendengar ucapan
Cakka. "Jadi, gue Alay gitu maksud lo?" Bukan main anggukan Cakka, Alvin langsung mikir.
"Nih, gue kasih saran. Kalau mau deketin cewek lo jangan Alay nyebut-nyebut Dek
Via segala. Mana mau dia sama lo, ilfeel dianya. Nggak tahu sih lo hukum cewek." Beuh,
Cakka sok kasih saran ceritanya, tadi saja dia gagal. Mungkin Cakka lelah? Haha.
"Oh gitu ya hukum cewek? Jadi gue mesti apa dong, kan nanti jam istirahat gue
ceritanya mau ngajak makan di kantin bareng sama dia." Cakka langsung menjentikkan
jarinya. Well, saran Cakka mulai berhasil nih kayaknya, emang enak di kerjain sama
kembaran sendiri. Cakka saja yang sebetulnya ilfeel kalau dengar Alvin manggil adik kelas
mereka itu dengan sebutan 'Dek Via', kalau Sivia sendiri sih kayaknya nggak bermasalah di
panggil begitu.
"Lo biasa aja nanti, panggil dengan Sivia aja tanpa embel-embel. Baru deh ajak
makan di kantin jam istirahat. Mudah, 'kan?" Alvin mengangguk lantas mengacungkan
jempolnya serta menepuk bahu Cakka. "Thanks, bro saran lo. Doain gue berhasil." Cakka
mengangguk cepat.
"Surely. Good luck!" Alvin langsung berlalu lebih dulu menuju mobilnya, sedangkan
Cakka? Dia masuk ke dalam rumah untuk mengambil tas dan kunci motor. Selepas Cakka di
dalam rumah, dia tertawa sekeras mungkin sampai Mamanya kaget untung tidak serangan
jantung, gara-gara suara tawa Cakka melebihi kapasitas penyanyi seriosa bahkan Rock sekali
pun saking kencangnya.
***
Ify baru saja turun dari mobil, karena hari ini Ia bisa di antara oleh Papanya sendiri,
Mamanya tidak bisa di karenakan harus membuat kue pesanan teman-teman arisan. Ketika Ia
ingin melangkah memasuki gerbang, lengannya tengah di cegah dan di genggam lembut
untuk menahan Ify agar berhenti. Segera Ify menoleh dan mendapati Debo, cowok yang
merupakan sahabatnya sejak kecil dan juga Sivia.
Tetapi persahabatan Ify dan Via bersama Debo harus hilang kabar begitu saja saat
Debo memilih ikut bersama Mamanya ke luar negeri dan Sekolah disana ketika Debo lulus
SD, yah! Debo memang tua satu tahun dari mereka walaupun begitu, baik Ify maupun Via
tidak pernah mau memanggil Debo dengan sebutan Kakak. Jika ditanya kenapa? Mereka
selalu bilang, rasanya aneh.
Akhirnya, tanpa di sangka Ify mendapati Debo di rumahnya saat itu. Ify juga tidak
menyangka kalau Debo masih ingat alamat rumahnya, tentu saja kejutan ketika mendapati
Debo jauh sungguh berbeda dari Debo di masa kecil. Tambah ganteng? Sudah pasti. Sivia
sudah tahu hal tersebut, tapi belum bertemu langsung dengan Debo, begitu un sebaliknya.
Senyuman Ify lantas mengembang saat mengetahui itu Debo. Loh, Deb. Kok lo ada
di sini? Tanya Ify bingung, Debo yang menggunakan jaket kulit cokelat untuk menutupi
seragamnya itu pun sesekali memperhatikan keadaan sekitar SMA Harapan tersebut. Takut
saja, keberadaannya ada yang mengetahui. Ify mengkerutkan kening karena Debo justru
terlihat waspada dan tidak menjawab pertanyaannya.
Woy! Kenapa sih, muka lo serius banget. Akhirnya Debo tersadar dan tersenyum
lalu menggeleng. Gue nggak apa-apa. Kangen aja sih. Balas Debo pelan, hati Ify sudah
bersorak sorai di dalam sana, Gila aja broh, gue di kangenin pagi-pagi. Gimana nggak
ngefly!
Ify mengulum senyum. Gombal banget sih lo, Deb. Terus tujuan lo apaan kesini
selain kangen? Ify mengalihkan pertanyaannya, Debo tertawa geli.
Iyalah, kayak nggak tahu modus lo aja. Ujar Ify sambil terkekeh.
Siapa bilang lo nggak ada acara sepulang sekolah? Pak Rudy nyuruh lo latihan
renang hari ini! Ucapan Debo terpotong begitu saja. Suara itu? Ify segera menoleh dan
mendapati sosok Rio tengah beridiri tegak di belakangnya sembari memasang wajah yang
membuat Ify merasa ngeri, Rio seperti menahan marah namun di tahan. Entah apa yang
membuat makhluk gosong satu itu, lagi-lagi bertingkah aneh seperti ini. Ify makin nggak
ngerti, serius deh.
Apa sih lo nyamber aja kayak kabel listrik, nggak usah serakah deh lo. Kalau jadi
tiang listrik, jadi tiang aja. Nggak usah kabelnya di embat juga. Balas Ify, tetapi sepertinya
ini bukan waktu yang tepat untuk mengajak si gosong berntem deh, lihat aja tuh mukanya
makin seram. Tapi tunggu, kenapa Rio memandang Debo setajam dan sesinis itu? Dan
ternyata, Debo melakukan hal yang sama? Ify garuk kepala karena bingung.
Akhirnya, tatapan Rio kembali ke arah Ify. Ia masih manampakkan raut wajah tidak
suka dengan keberadaan Debo di sini. Terserah lo, gue udah berbaik hati mau nolong nilai
olahraga renang lo kali ini. Kalau elo nggak mau? Tanggung sendiri akibatnya. Rio berlalu
begitu saja, Ify melongo parah setelah Rio mengatakan hal tersebut. Ia menelan salivanya
dengan paksa dan terus memperhatikan punggung Rio yang sudah mulai mejauh dan hilang
karena banyaknya kerumunan murid-murid lain.
Nilai lo is very important. Anytime, Fy. Masih banyak waktu. Lagipula gue cuma
mau ngajak lo jalan sebentar. Ify menjadi tidak enak sama Debo gara-gara si Gosong,
memang nyebelin banget sih dia. Nggak tahu apa orang lagi seneng bakal di ajak jalan, enek
tahu lihat si gosong mulu. Pencerahan kek yang bening-bening kayak Debo contohnya, otak
Ify mulai menggila.
Sorry, Deb. Lo udah jauh kesini tapi gue nggak bisa. Debo menggeleng pelan lantas
tersenyum.
It doesnt matter, Fy. Seharusnya kalau mau bikin janji gue telepon lo dulu
sebelumnya. Balas cowok beranting sebelah itu, Ify menghela nafas kecil lalu mengangguk.
Kalau gitu gue berangkat ke Sekolah ya, hampir telat nih. Lo masuk gih. Ify menampakkan
jempolnya ketika Debo mulai berjalan menghampiri mobil sedan hitam miliknya lantas
masuk. Ify melambaikan tangan ketika mobil Debo sudah berlalu.
Ia mendengus kesal, lagian kenapa Pak Rudy harus nyuruh Ify latihan lagi sih?
berduaan pula sama si gosong mentang-mentang Ify nggak tahu berenang. Bodo ah,
daripada nilai gue bermasalah sama Pak Rudy gara-gara si gosong tukang ngadu. Ujar Ify
seraya masuk ke dalam gerbang.
Rio saat ini berjalan menuju kelasnya, ponselnya bergetar pertanda ada pesan masuk.
Segera Ia merogoh saku seragamnya dan membuka pesan tersebut.
From: Debo
Kali ini gue ngalah, lo liat nanti. Gue nggak akan tinggal diam kalau sampai elo
ngerebut dia.
Rio tersenyum sinis lantas melemparkan pandangan ke arah lain dan segera
memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku seragam. Ia mengetatkan rahangnya dan
kembali melangkah. Sesampainya Ia di dalam kelas, Alvin langsung menyambut sang Ketua
itu dengan menepuk bahunya. Alvin mengkerutkan kening ketika Rio sama sekali tidak
merespon justru terus melangkah dan segera duduk di bangkunya.
Cakka tentu langsung menghampiri sang kembaran karena memang sejak tadi
memperhatikan mereka berdua. Rio tiba-tiba cuek dan tidak se-asyik biasanya. Jadilah
mereka berdua bingung begitu pula teman-teman cowok mereka di kelas. Ozy menghampiri
si Kembar Cakka dan Alvin.
Bos kita kenapa? Udah kayak Bapak-bapak lagi mikirin anaknya sakit tapi nggak ada
uang untuk berobat. Tuing. Toyoran hangat pun mendarat dari Cakka.
Lo kalau ngomong bisa nggak, nggak usah nyablak. Mau mulut lo doer di buat Rio?
Ozy nyengir segera menampakkan jarinya dengan tanda Peace.
Mending diam lo berdua. Biarin aja dulu dia menyendiri, daripada kita yang bonyok
sekelasan. Ucap Alvin, Ozy mengangguk setuju begitu pula dengan Cakka. Alvin
mengalihkan pandangannya ke luar kelas tanpa sengaja. Dan apa yang di lihatnya? Sivia coy.
Bukan main alay Alvin kembali mucul ke permukaan, padahal baru saja tadi dia stay cool dan
sok berwibawa serta bijaksana kasih saran ke saudara dan temannya untuk tidak menganggu
Rio dulu.
Sekarang giliran melihat Via, Alvin kembali alay. Sok ngerapihin rambut biar
ganteng. Emang ganteng sih, jiah! Tidak ingin menunggu dan hanya mengulur waktu emas
ini, Alvin segera melesat mengejar Sivia yang nampaknya buru-buru ingin ke kelas. Sivia
baru datang toh, ckck.
Sivia! Oke, pertama kalinya Alvin tidak memanggil Sivia dengan sebutan dek Via
lagi, berarti saran Cakka manjur. Merasa namanya di panggil, Sivia langsung noleh dong dan
mendapati sang Kakak senior menghampirinya.
Eh, Kak Cakka. Kenapa ya manggil gue? Hah? Alvin cengo parah di tempat,
senyuman mengembangnya langsung sirna dan pudar seketika, saat Sivia justru mengira
bahwa Ia adalah Cakka bukan Alvin sendiri. Kenapa Sivia jadi nggak kenal gini sih sama dia?
Kak Cakka, Lo kenapa? Alvin langsung sadar dan segera menggelengkan kepala.
Kok lo tahu sih gue Cakka bukan Alvin? Sivia tertawa kecil lalu mengibaskan
tangannya di depan muka cowok itu. Gampang bagi gue bedain lo sama Kak Alvin. Kalau
Kak Alvin manggil gue pasti Dek Via, kan beda sama lo. Jawab Via enteng.
Alvin berusaha tersenyum. Gue cuma mau nyampein pesan dari Alvin.
Pesan? Tanya Sivia mengulang ucapan dari Alvin yang Ia kira adalah Cakka.
Ada aja sih Kak Alvin. Iya, salam balik juga. Jawab Sivia malu-malu. Alvin yang
tadi Gegana otomatis langsung cerah lah kalau salamnya di terima udah gitu dibalas pula,
tetap aja sih masih kecewa karena Sivia tidak mengenalinya. Nggak ada yang mau di bahas
lagi kan? Gue masuk ya, ada tugas tapi setengahnya belum ngerjain. Ketiduran tadi malem,
Dahh Kak. Lanjut Sivia dan segera kembali melangkah ke menuju kelasnya.
Satu. Awalnya saran Cakka berjalan mulus karena Alvin bisa mengontrol alaynya di
depan Sivia. Dua. Oke, Alvin berhasil manggil Sivia tanpa kata Dek. Dan Ketiga? Saran
Cakka justru membuat Sivia nggak mengenali Alvin! Memang dasar otak udang tuh curut,
gara-gara mengikuti saran adik kembarnya, Sivia jadi tidak mengenali Alvin kan jadinya,
padahal tadi mau ngajak ke kantin bareng jam istirahat. Cakka Sialan.
***
Ify tengah menunggu Rio di depan kelas cowok itu, tujuannya sih mau minta maaf
sekalian gombalin sedikit lah si gosong biar nilai olahraga renangnya nggak jelek lagi.
Cakka, Calvin, Ozy dan Ray keluar dari kelas tersebut setelah guru Biologi mereka
sebelumnya keluar lebih dulu, tentu saja membuat mereka berempat bingung dan segera
bersiul untuk menggoda Ify, tumben banget Ify nyamperin Rio tanpa acara marah-marah
kayak kemaren. Ini Ify lebih adem ayem.
Nyari Rio ya Neng? Sambar Ozy lebih dulu, persis kayak preman mau godain gadis
desa, Ozy punya bakat terpendam.
Lo godain dia sekali, babak belurnya satu tahun tanpa garansi, mau lo di kasih biru-
biru ungu atau sekalian pelangi permanen sama Rio?
Ngancem mulu lo, godain dikit doang juga. Kesel jugalah si Ozy, kan dia niatnya
Cuma becanda. Yakali, Ozy udah siap lahir batin di kubur sama Rio kalau berani deketin Ify.
ckck
Tungguin aja, bentar lagi dia keluar. Kita ke kantin dulu ya. Ucap Alvin yang lagi-
lai menengahi.
Duluan cantik sambung Ray langsung di jitak mereka bertiga, Ify yang melihat
itu hanya memutar kedua bola matanya tidak peduli. Tak beberapa lama, Rio pun keluar dari
kelasnya segera mungkin Ify menahan lengan Rio. Rio berhenti sejenak tanpa menoleh dan
memasang wajah datar.
"Gue minta maaf." Dengan sepasang tangannya yang menahan lengan kanan Rio, Ify
terlihat menunduk agar permintaan maafnya terlihat tulus. Terdengar dengusan dari sosok
tegap yang membelakanginya saat ini. "Kak Rio gue minta maaf, gue mau kok latihan sore
ini sama lo." Lanjut Ify lagi memohon.
Nggak usah khawatir, gue pasti ngajarin lo. Rio mencoba melepaskan lengannya
perlahan lantas berlalu begitu saja, Ify mengkerutkan kening karena bingung lagi. Tuh kan,
dia jadi aneh lagi sekarang, tapi nanti pasti jadi tukang rusuh lagi kayak biasa. Salah obat atau
apa sih dia hari ini. Pagi-pagi marah nggak jelas bahkan sekarang giliran dia yang jutek.
Maunya apa coba? Ify makin ngerti.
Ify terus memperhatikan kemana Rio pergi dan ternyata arah tujuan Rio menuju
tangga yang menyambung kea rah atas gedung. Pasti ke atas gedung. Setelah
menghembuskan nafasnya sekali.
Ify segera berlari untuk membuntuti makhluk gosong versinya tersebut, karena Ify
berlari cukup kencang hingga susah untuk memberhentikan langkahnya, tanpa di sangka Ia
menabrak punggung Rio membuat sang Tukang onar tersebut membalikkan badannya dan
bersiap untuk marah, setelah Ia mengetahui siapa yang menabraknya, Rio mengurungkan
niatnya tersebut dan memperhatikan Ify yang tengah meringis memegang keningnya. Gila itu
tuuh Rio besi, tembaga, nikel atau apa sih? keras banget kayak batu walaupun cuma tulang,
eh.
Lo ngapain ngikutin gue! Suara Rio pelan namun terdengar nger di telinga Ify saat
ini. Gue pengen sendiri dan lebih baik lo putar arah dan segera ke kantin biar lo fokus
belajar karena perut udah di isi. Rio kembali berbalik dan segera ingin melangkahkan
kakinya pada satu anak tangga.
Gue cuma mau nemenin lo, salah? Lagi-lagi Rio mengurungkan niatnya lalu
mendengus sebal. Ini cewek keras kepala juga ternyata. Gue tahu lo marah sama gue.
Sambung Ify kemudian.
Ya, Fy. Gue marah! dan gue memang sangat marah karena elo lebih bisa tertawa
lepas kayak tadi pagi sama cowok yang notebene murid SMA Cakrawala, salah satu murid
yang elo nggak tahu gimana busuknya dia! Akhirnya marah yang Ia tahan sejak tadi pun
perlahan menguap, menguap untuk segera terlampiaskan saat ini. Gue bahkan tahu dia
sahabat lo sejak kecil, gue tahu. Sangat tahu. Tapi sifat seseorang bisa saja berubah hanya
dengan hitungan waktu, apa yang lo lihat sekarang bukan seperti yang lo kira.
Mungkin lo akan berpikir kalau gue cemburu, nggak Fy. Gue sama sekali nggak
pernah cemburu dengan siapa pun lo mau dekat, gue sama sekali nggak masalah asal jangan
cowok busuk kayak dia! Dan asal lo tahu, gue lebih bisa, gue lebih bisa dapetin cewek yang
lebih dari elo berapa pun gue mau. Ngerti lo?! Ify terdiam, sulit sekali baginya menerima
seluruh ucapan Rio saat ini, seluruh pengakuan Rio yang seakan-akan menghempasnya tanpa
Ify sadari.
Gue pernah bertindak, Fy. Bertindak agar apa yang gue perbuat bisa di sadari dan itu
membuat dia menjadi nyaman. Tapi ternyata, apa yang gue perbuat dalam tindakan ini hanya
menjadi beban bahkan sama sekali tidak pernah membuat dia sadar. Sedikit pun. Dan gue
kalah berusaha untuk mundur. Ify yang tadi menunduk dan merasakan dadanya sakit tiba-
tiba hanya mampu mendongak dan terus memperhatikan Rio yang mulai menjauh menapaki
anak tangga tersebut. Di akhir ucapan Rio bagaikan sebuah teka-teki Ify dan sama sekali Ia
tidak mengerti apa makna tersebut.
Apa sih yang nggak gue tahu? Kenapa Kak Rio harus semarah ini sama gue karena
sahabatan sama Debo?
====
TBC
Part depan udah mulai galau-galauan lah yaaa nggak ada comedy lagi untuk Rify tapi untuk
si kembar cakka dan Alvin ada kok wkwk dahhhhhhh
Kangen
18 Agustus 2014 pukul 12:06
tadinya mau ngepost kemarin biar tepat sebulan setelah cerpen random sebelumnya
https://m.facebook.com/notes/muhamad-rizky-hartanto/follow/583265541790270/ tapi
berhubung note gue eror jadinya baru bisa sekarang
***
hahaha lo gak bisa makan pakai sumpit ka hahaha, norak! teriak Rio sekencang mungkin
(?)
Marcel menyipitkan matanya, berusaha sesinis mungkin dengan adiknya heh adik durhaka
awas lo kalau gue udah bisa pakai sumpit, gue jadiin mie ayam lo Mereka sedang berkumpul
dengan teman-teman sambil menghabiskan makanan di salah satu restoran.
Rio lurus begitu mau dijadiin mie? bihun gue percaya sambung temannya
Selepas makan, Rio dan Marcel kembali ke rumah karena mereka harus segera berangkat ke
Gorontalo. Mama Manda sudah menyiapkan segala keperluan untuk dikenakan dan dibawa
sehingga kedua anaknya tersebut tinggal mandi dan bergegas ke bandara Acel ngana jaga
adek kamu di sana ya perintah sang Mama
mau Rio udah tua pun dia tetap adek kamu cel, berangkat berdua pulang berdua. Jangan
nambah jangan kurang
Rio mengenakan jaketnya sambil keluar dari kamar, dia memang selalu lebih lama jika
berdandan dibandingkan dengan Marcel gak usah bawa gitar ya kak, di sana pasti disiapin
gue sih terserah, yang main gitar kan lo nanti. Biasanya lo yang suka bawel kalau gak dapet
chemistry sama gitarnya jawab Marcel yang sedang asyik dielus-elus rambutnya oleh sang
mama.
***
Ify mengutak-atik I-phonenya, ia sedang melihat foto-foto Rio saat Meet and Great melalui
akun facebooknya yang biasa ia gunakan untuk menyapa para fansnya, ya IFy Club. Kini ia
sedang berada di caf yang sering ia kunjungi bersama Rio namun saat ini dia hanya
sendirian karena Rio sedang berada di Gorontalo untuk mengisi sebuah acara di sana. Jauh?
pasti. kangen? jangan ditanya.
Seorang pelayan datang menghampiri membawakan sebuah minuman dingin berisikan sari
buah jeruk, teman yang tepat untuk siang hari yang terik. Ify baru saja pulang dari sekolah
dan tidak ada jadwal syuting hari ini. Getaran lembut terasa di meja Ify, sebuah pesan dari
calon kakak ipar menghiasi layar I-phone Ify. Marcel Haling memang memiliki kontak Ify
dari adiknya namun dia belum mengetahui hubungan antara personel BLINK dengan adik
tengilnya tersebut. Yang jelas, frekuensinya lebih sedikit dibandingkan dengan Rio dalam
berkirim pesan.
Ka Acel : jelek banget adek gue hahaha kita mau briefing dulu sebelum tampil
Ify tertawa kecil, kakak kekasihnya ini memang 11 12 sifatnya. Tengil dan jahil namun itu
tidak mengurangi rasa sopan Ify kepadanya padahal gue yang penyanyi tapi jadwal
manggung dia kayaknya lebih banyak dari gue Ify mengaduk minumannya dengan
menggunakan sedotan sebelum mengalirkannya menuju saluran pencernaan. Ia harus segera
pergi bertemu dengan teman Jazzy-nya.
siap berpacu dalam melodi Ify? Pertanyaan sekaligus penyemangat bagi dirinya sendiri.
***
Rio.. Riooooo panggil Marcel dari luar kamar. Rio yang sedang asyik di depan laptop pun
mengerutkan dahinya, Biasanya sang kodok eh sang kakak suka nyelonong masuk tanpa
diundang kenapa sekarang pakai manggil segala kenapa lo kak? obat abis?
Akhirnya Marcel masuk ke dalam kamar yang tak pernah dikunci tersebut, Ia duduk semanis
mungkin di depan adiknya. Oke, bagi para cewek mungkin akan histeris memandang Marcel
Haling senyum lebar di hadapannya tetapi tidak dengan Rio gak usah nyengir ka, mata lo
jadi kayak Alvin Marcel menghentikan aktivitasnya yang aneh itu.
eh yo, ajak Ify ke rumah dong, gue mau lihat langsung dia kayak gimana
Rio yang sedang melihat isi kartu memori kamera sang kakak via laptop pun menatap penuh
selidik ngapain? gue aja cuma sekali ketemu dia bohong banget luh dia kan sibuk atau lo
aja gih yang ke lokasi syutingnya sana
biar sekalian ketemu sama mama yo Marcel membaringkan tubuhnya di kasur, tepat di
samping Rio yang sedang duduk bersila di depan laptop.
sirik banget sih lo, lagian member BLINK yang jomblo kan cuma Ify, kan gue kasian yo
mending ama gue aja. Eh cek twitter Ify dong, dia lagi ngapain, lo udah polow-polowan kan
sama dia Marcel terus berbicara tanpa ia sadari lawan bicaranya sudah mulai bertanduk
Ify satu sekolah sama adeknya Kevin vierra ya? ya mana sih adeknya
nih tunjuk Rio dengan malas udah ah sana kak, pake laptop sendiri
gitu banget lo sama gue, pokoknya lo harus ajak Ify ke sini perintah Marcel sebelum keluar
dari kamar.
apaan sih kakak gue, gak di suruh gue juga maunya gitu. Ify ify. lo tuh kayak ujung kubah
masjid, pas dilihat dari jauh tuh berasa deket tapi pas disamperin ternyata jauh Rio sedang
mengamati gosip Ify Marvel yang kembali muncul ke permukaan.
bentar, itu lagu berasal dari mana? Rio tersadar dari lamunannya
dari gue jawab Gabriel yang sudah bersandar di pintu kamarnya, ia mematikan musiknya
dan berjalan menuju sofa kecil di dalam kamar lagian ngegalaunya khidmat banget, gue
panggilin gak nyaut-nyaut yaudah gue kasih backsound aja, baek kan gue
Rio mengambil guling dan mendaratkannya ke Gabriel doa lo gak ada yang bagus apa?
waduh apaan nih? roket Israel? lagian Ify pasti bisa ngerti lah, gue nih yang gak bisa ngerti
lo. mana oleh-olehnya? pinta Gabriel tetep-
eh yo coba lo jawab soal yang ada di I-phone gue, banyak yang gak bisa jawab soalnya
Gabriel melemparkan I-phonenya dengan santai ke Rio sedangkan Rio menangkapnya
dengan panik udah kaya lo? beginian dilempar-lempar Rio membaca soal yang Gabriel
suruh tetapi ia tak bisa menjawab.
kicep kan lo ahahaha coba lo kasih Ify yo
bisa di DO gue dari hatinya Rio membiarkan I-phone Gabriel dan mengambil I-phonenya
untuk membuka pesan.
Rio: cantik bener itu yang diiket, siapa ya yang punya? kalau aku abis sepedaan nih tadi tapi
gak ada yang dibonceng :P oh iya fy ka Acel minta kamu main ke rumah tapi kalau gak bisa
gak usah dipaksa, jangan dianggap serius permintaan dia hehe
Ify: yang punya ya yang nanya hihihi aku usahain ya Rio
Ify memutuskan komunikasinya dengan Rio dan ikut membaca naskah yang dipegang oleh
Sivia udahan sama Rionya? tanya Sivia
ambigu banget sih pertanyaan lo, lagi kangen nih gue sama si emesh Mata Ify ternyata
lebih memilih menatap foto Rio dan meninggalkan naskah yang baru sebentar dia baca.
gue seneng deh lihat lo fy kalau lagi kangen sama Rio lirik Sivia
emangnya kenapa?
jomblo ngenes
***
Alvin duduk di dalam sebuah caf di daerah Jakarta, dia sedang menunggu sahabat lamanya.
Ya reuni kecil-kecilan. Berhubung yang ditunggu tidak kunjung datang, Alvin pun memilih
selfie untuk mengurangi kesuntukannya. Seorang Alvin disuruh menunggu? please deh yo
duh duh duh sujud syukur nih alvinoszta, idolanya udah bisa selfie
lama banget lo Alvin dan Rio saling berpelukan seperti teletubies, layaknya tingkiwingki
dan dipsi, kalau ada Ray dan Deva lengkap sudah, lala dan poh.
di sana dingin soalnya jadi ganteng gue terawetkan dengan alami tanpa formalin
iya gak pake formalin tapi boraks kan, tau gue vin lo yang suka di investigasi kan yang
nama dan suaranya disamarkan tunjuk Rio
Girlband BLINK merayakan ulang tahunnya yang Ke-3 bersama blinkstar. Ify, Prissy, Febby
dan Sivia kompak menggunakan kaos yang sama.. suara pembawa
infotaiment di stasiun televisi satu untuk semua menjadi salah satu fokus bagi para
pengunjung caf.
eh..mmh iyaa
Alvin melihat sahabatnya lo masih salting kalau diledekin sama dia hahaha yaelah yo udah
lama banget itu lo gatau cerita sekarangnya sih vin
kasian ya Ify kalau gue lihat dia sibuk banget, ngurus ini ngurus itu
sama ngurusin gue lirih Rio
kenapa yo?
gue lihat di IG dan soundcloud juga dia eksis banget, padahal dulu dia mungil banget sering
dijahilin sama Gabriel dideketin sama Debo dan curhat-curhatan sama Agni
enak bener lo vin mentang-mentang di SIB
bahkan RFM bukannya makin banyak ya, masa gak tau sih komun sendiri minimal tengok-
tengok gitu Rio ikut mengintip isi IG Ify
Rio mencomot kentang goreng yang dianggurin dari tadi lo kira gue mau nyebrang pake
nengok kanan kiri Alvin merogoh Handphonenya di saku jaket yang ia sampirkan di kursi
lo minta banget gue kasih bukti, nih lihat biru biru warna kesukaan lo
Rio tersenyum sembunyi-sembunyi (macam dakwah aje) kebetulan aja kali
gak ada yang namanya kebetulan yo, kalau kebetulan berarti itu luput dari penglihatan tuhan
sedangkan tuhan itu kan maha mengetahui, kesimpulannya ini semua takdir yo takdir, tuh gue
ulang biar greget
lo kerjaannya mantengin ibu-ibu karlota gue ya? atau lo termasuk karlota juga
hahaha gue suka aja kalau udah lihat mereka random, TL rame yo hahaha
Rio memerhatikan foto yang dipampang (?) oleh Alvin di depan wajahnya ini takdir yo,
kayak lagi foto tahanan lo berdua
iya kayak tahanan ucap Rio gue tahanan di hatinya dan dia tahanan di hati gue eaaa eh
ke basecamp gue yuk, di sana juga ada iyel
boleh tuh
Alvin dan Rio pergi keluar menuju tempat mobil Rio terparkir di sana. Tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk mencapai basecamp, jalanan pun cukup lenggang. Rio membelokan
mobilnya tepat di depan bangunan yang sudah sangat sering ia kunjungi gede juga yo
bahkan ada ruang tidurnya juga, biasa anak-anak suka pada nginep Rio mengetuk pintu
sekali dan langsung membukanya. Ada Yoses, Abed dan Gabriel yang sedang asyik makan
mie. Gabriel mengelap kuah mie yang menetes dari sudut bibirnya woy vin apa kabar lo?
sini ngemie
Alvin tersenyum, ia melihat dinding ruangan yang dipenuhi foto narsis Rio dan teman-
temannya. Mayoritas foto yang ada berisikan Rio, Abed, dan Yoses ini waktu lo M&G?
iya, lihat deh tuh gue duduk paling tinggi, biasa bangsawan Rio menaikan kaosnya yang
tidak berkerah tersebut.
trus menurut lo, gue kasta paling rendah gitu ucap Yoses
Gabriel yang telah menuntaskan aktivitas kenegaraannya (?) langsung ikut nimbrung eh si
Ify ganti ava nih
oh Ify, coba gue lihat Alvin mendekati Gabriel mau lihat gak yo?
gak ah paling juga kayak biasanya
Mereka berempat kecuali Rio terkikik, Rio mati kutu. Rio tidak bisa menahan cengirannya
apaan sih mulai deh Rio pergi ke halaman belakang untuk menghindari kejahilan yang
lainnya. Ia mendadak kangen sama Ify, kira-kira Ify bakal mau ke rumahnya gak ya? Pucuk
dicinta ulam pun tiba.
abis lo mesem mesem aneh gitu Alvin menyipitkan mata sipitnya (?) ngelamunin Ify ya?
hayoooo ngaku wooooooy Rio ngelamunin Ify!!!!
Ify broh!!!
***
main gak ya ke rumah Rio, tapi nanti kalau ditanya aneh-aneh gimana sama orang
rumahnya? Ify menelentangkan tubuhnya di atas ranjang tapi gue kangen, kalau ketemu
sama Rionya aja nanti pasti ditanyain lagi
Ify menghela nafasnya, ia melihat pintu kamarnya terbuka lo baru di tangga aja udah
neriakin gue
itu udah mendingan kali fy, dulu gue kalau main ke rumah lo kan 2 rumah sebelum rumah
lo, gue udah neriakin nama lo. lagi ngegalauin Rio ya? Rio ganteng ya cerocos Sivia
gantengan yang ini Ify menunjuk foto rio yang sebelah kanan
dua-duanya juga Rio kali fy
tapi yang ini gak pake kalung Sivia terdiam ups masalah sensitif nih
menurut lo gimana? centil banget gak sih cewek ke rumah cowok, Rio aja belum pernah ke
rumah gue
kan lo diundang kecuali kalau lo inisiatif ke sana baru deh masuk kategori centil tapi
tergantung tujuannya juga sih. lagian lo juga bisa kenal Rio lebih deket langsung dari
rumahnya Sivia melihat tempelan di sisi kanan meja kecil dekat kasur Ify, jadwal pelajaran
sekolah? tapi tidak tertempel sempurna hanya bagian atasnya yang diberikan selotip bening.
Ia membukanya ke atas cerdas juga lo fy, beginian ditempel di sini
Ify dan Rio sudah berada di depan rumah Rio, mereka baru saja turun dari mobil. Ify terlihat
gugup, tak jarang dia menggosokan telapak tangannya. Rio mengatupkan tangannya
menyelimuti tangan Ify gak usah takut, Ka Acel gak gigit, Mama juga enggak
yo.. lo eh ada Ify BLINK ucap Marcel membuat Rio melepaskan genggamannya suruh
masuk dong yo, gue panggil mama dulu ya di tetangga sebelah tanpa babibu Marcel
langsung meluncur tanpa memakai sandal terlebih dahulu.
Mama Manda masuk bersama Marcel saat Rio dan Ify sedang duduk di ruang tamu ya
ampun mau main kok gak bilang-bilang tante gak nyiapin apa-apa
gak ada syuting emangnya? eh iya itu si Sri kapan ya balikan sama Dafa? Belum lagi tuh si
nomnom kapan ngelepasin Tiger kan kasian si princess Ify hanya tersenyum kaku ditanya
seperti itu
si mama gak di tetangga gak di sini ngomongin sinetron, Ify mana tau dia kan bukan
sutradaranya. mending mama buatin dulu minum buat Ify sela Marcel
Mama Manda kembali dengan empat gelas sirup jeruk, Marcel langsung menyambar salah
satu gelas sering-sering ma buat sirup
itu juga boleh dikasih THR dari warung sebelah, Ify mau lihat-lihat ke dalam gak? yuk, kita
lihat foto di ruang tengah Mama Manda menggandeng Ify dengan riang, maklum kapan lagi
ada anak perempuan di rumahnya, cantik pula.
ini foto Rio waktu kecil, rambutnya masih jabrik
Ify melirik Rio sambil tersenyum tipis itu baju muslim ya tante? tanya Ify hati-hati sambil
menunjuk foto modelnya mirip
iya emang, makanya tante suruh pake kalung, kalau gak pada ngira dia muslim
Buuuu arisannya udah mau dimulai teriak seseorang dari luar rumah. Mama Manda
menepuk dahinya tante lupa, tante tinggal dulu ya fy Ify hanya mengangguk
ngapain lo kak masih di sini? tanya Rio, Marcel yang sedang melihat Ify sambil menopang
dagunya pun merasa terganggu lagi liatin Ify lah masa ngeliatin lo, bosen amat
lo gak main kak? katanya mau main ps barunya Aldo
Marcel melihat jam dinding waduh udah jam satu lewat, diambil orang dah giliran gue
Ify masih asyik memandangi satu persatu foto di sana kamu mau shalat dulu gak fy, dua
rumah di belakang aku ada mushola Ify mengangguk dan segera mengikuti Rio, tak lupa ia
mengambil mukena di dalam mobil terlebih dahulu. Selama Ify sholat, Rio menunggu di luar
tepat di batas suci sambil melihat anak kecil kompleknya yang sedang berlalu lalang. Ify
mendudukan dirinya di samping Rio udah? ke rumah lagi yuk, kasian kuenya dianggurin
aku mau lihat foto-foto pas di gorontalo dong pinta Ify saat tiba kembali di rumah Rio
sebentar ya aku ambil kamera ka Acel dulu di kamar ify menyeruput es jeruk yang
dibawakan oleh mamanya Rio sambil menunggu nih fy Ify mulai memencet tombol di
kamera sedangkan Rio sibuk mengunyah kue.
ehem suara Ify menghentikan masuknya kue ke dalam mulut Rio kenapa fy? Ify
menunjukan salah satu yang agak mmh lihat aja sendiri.
hehehe itu cuma bagian dari perform doang kok fy gak niat modus seriusan kue yang
dipegang Rio terpaksa ia kembalikan ke toples (?) ada yang lebih penting dari sekedar makan
kue. Ify melipat kedua tangannya di dada, Rio menghembuskan nafasnya kasar. Ia meraih
tangan kiri Ify yang lebih dekat dengannya cuma pegang tangan doang Rio meletakan
kedua telapak tangannya melingkupi tangan kiri Ify. Rio mengecup punggung tangan Ify
berkali-kali tuh buat kamu lebih spesial
Mereka saling bertatapan, seolah hendak membuka pintu hati masing-masing. Mencoba
mengetahui apakah ada rindu bersemayam di sana.
Ku akan pulang
Yang terpendam
Hembusan angin yang melewati jendela sampai ke pori-pori kulit Ify wah mendung, pulang
yo pinta Ify oh iya tadi Sivia pesen sesuatu Rio menaikan satu alisnya masih dengan
posisi duduk. Ify menyerahkan handphonenya ke Rio, seakan mengerti isi pikiran Ify, Rio
hanya bisa tersenyum manis.
nanti kamu makin keliatan imut sayang Rio merangkul Ify agar berada di depan tetapi Ify
tetap pada pendiriannya, akhirnya Rio mengambil alih kamera dan memosisikan dirinya.
Beberapa foto sudah terambil dan siap menempati kartu memori, Ify menghentikan
langkahnya tepat di pintu utama rumah Rio. Ia sedang memilih foto yang akan dikirim ke
Sivia karena tak mungkin ia mengirim semuanya, karena ada yang tidak lulus sensor (eh)
yang ini aja fy ucap Rio di belakang Ify.
Ify mendelik membuat Rio terkekeh yang ini tuh sweet, kayak gini nih Rio mempraktekan
kembali apa yang ada di foto, ia mengecup pipi kanan Ify. Ify menoleh dan mendapati wajah
tengil Rio plus cengiran gingsulnya duh tuh gingsul ngapain nongol sih
Sebuah kecupan singkat tak terduga mendarat di pipi Rio, ia menghentikan cengirannya
yaaah Ify kenapa gak diabadikan? ulang-ulang rengek Rio. Ia mencengkram kedua
pergelangan tangan Ify dengan dua tangannya sambil mendekatkan pipinya ke wajah Ify No,
gak ada siaran ulang Rio