Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

PUSKESMAS BOJONG NANGKA


Perumahan Dasana Indah, Kel. Bojong Nangka Kec. Kelapa Dua
Kabupaten Tangerang
No. Telp. 021 - 5476423

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS BOJONG NANGKA
NOMOR :

TENTANG
PENYELENGGARAAN FARMASI DI PUSKESMAS BOJONG NANGKA

KEPALA PUSKESMAS BOJONG NANGKA

Menimbang : a) Bahwa untuk menunjang layanan klinis di Puskesmas, maka perlu didukung
oleh penyelenggaraan farmasi yang baik sesuai standar perundangan yang
berlaku;
b) Bahwa dalam upaya untuk meningkatkan mutu dan menjamin standarisasi pel
pada pasien di Puskesmas Bojong Nangka, perlu disusun kebijakan
Penyelenggaraan Farmasi di Puskesmas Bojong Nangka.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standarisasi dan Penilaian
Kesesuaian;
3. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang pelayanan
kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2052 tahun 2011 tentang Izin Praktik
Dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 02.02/148 tahun 2010 tentang Izin
Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 02.02/149 tahun 2010 tentang Izin
Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 830 tahun 2009 tentang Program
Pelaksanaan Obat Dan Vaksin Dalam Penyelenggaraan Program JKN;
12. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 61 tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi Dan Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Menunjuk pegawai Puskesmas yang dianggap mampu dan memiliki kompetensi
sebagai pengelola dan penanggung jawab farmasi di Puskesmas Bojong Nangka
sebagaimana terlampir dalam lampiran 1;
Kedua : Menentukan susunan uraian tugas pengelola dan penanggung jawab pelaksana
kefarmasian di Puskesmas Bojong Nangka sebagaimana tercantum dalam lampiran
2;
Ketiga : Menentukan peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat sebagaimana terlampir
dalam lampiran 3;
Keempat : Menentukan penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat sebagaimana
terlampir dalam lampiran 4;
Kelima : Penanganan obat kadaluarsa sesuai standar operasional prosedur yang berlaku;
Keenam : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tangerang
Pada Tanggal :
KEPALA PUSKESMAS BOJONG NANGKA,

Hj. Salmawati

TEMBUSAN :
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang

LAMPIRAN 1 : SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BOJONG NANGKA


NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : PENYELENGGARAAN FARMASI DI
PUSKESMAS BOJONG NANGKA
SUSUNAN PEGAWAI KEFARMASIAN
DI PUSKESMAS BOJONG NANGKA

Nama :
NRPTT :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan :

Nama :
NIP :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan :

KEPALA PUSKESMAS

Hj. Salmawati

LAMPIRAN 1 : SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BOJONG NANGKA


NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : PENYELENGGARAAN FARMASI DI
PUSKESMAS BOJONG NANGKA

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLA OBAT


DI PUSKESMAS BOJONG NANGKA

1. Sebagai petugas penanggung jawab Gudang Obat di Puskesmas Bojong Nangka bertugas:
a. Menerimaan obat dan perbekalan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
b. Memeriksaan kelengkapan obat dan perbekalan kesehatan.
c. Menyimpanan dan pengaturan obat dan perbekalan kesehatan.
d. Mendistribusikan obat dan perbekalan kesehatan untuk sub unit pelayanan kesehatan.
e. Mengendalian penggunaan persediaan.
f. Melaksanakan pencatatan dan Pelaporan.
g. Menjaga mutu dan keamanan obat dan perbekalan kesehatan.
h. Menyusun persediaan obat dan perbekalan kesehatan.
i. Membuat permintaan obat dan perbekalan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bojong Nangka
j. Menyusun laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang

2. Sebagai petugas penanggung jawab Kamar Obat di Puskesmas Bojong Nangka bertugas:
a. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan yang dikeluarkan maupun
yang diterima oleh Kamar Obat Puskesmas Bojong Nangka dalam bentuk buku catatan mutasi obat.
b. Membuat laporan pemakaian dan permintaan obat dan perbekalan kesehatan.
c. Menyerahkan kembali obat rusak/daluwarsa kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.
d. Menyerahkan obat sesuai resep kepada pasien.
e. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada pasien.

URAIAN TUGAS PELAKSANA PELAYANAN OBAT

1. Menyediakan obat sesuai resep yang diterima


2. Meracik sediaan puyer sesuai resep yang diterima
3. Memberikan kembali obat yang sudah diracik ke Penanggungjawab obat
4. Melaksanakan tugas lain sesuai kompetensinya di kamar obat sesuai instruksi penanggungjawab obat

KEPALA PUSKESMAS

Hj. Salmawati

LAMPIRAN 3 : SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BOJONG NANGKA


NOMOR :

TANGGAL :
TENTANG : PENYELENGGARAAN FARMASI DI PUSKESMAS
BOJONG NANGKA

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT


DI PUSKESMAS BOJONG NANGKA
A. PERESEPAN
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter gigi, dan
praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola obat di Puskesmas Bojong Nangka untuk menyediakan
atau membuatkan obat dan menyerahkannya kepada pasien. Resep merupakan sarana komunikasi
profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien (pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi
dari proses pengobatan. Untuk itu, agar obat berhasil, resep harus rasional.

Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:


1. Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya.
2. Tepat indikasi penyakit.
3. Tepat pemilihan obat.
4. Tepat dosis.
5. Tepat cara pemberian obat.
6. Tepat pasien.

Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah digunakan sebagai
bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak mengalami perubahan (statis), sehingga resep obat
yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.

Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk pasien rawat jalan dan
rawat inap di Puskesmas Bojong Nangka harus tercantum:
1. Tanggal penulisan resep.
2. Nama pasien.
3. Umur pasien.
4. Alamat pasien.
5. Diagnosis penyakit.
6. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
7. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
8. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada kolom suntikan.
9. Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
10. Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi
dosis maksimum.
11. Kode pasien Umum/BPJS

b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau praktisi lain yang
berizin harus memahami isi resep dan memperhatikan:
1. Nama obat
2. Jenis dan bentuk sediaan obat
3. Nama dan umur pasien
4. Dosis
5. Cara pemakaian dan aturan pemberian
6. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud tidak tersedia
8. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya
9. Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat

c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau praktisi lain yang
berizin harus memperhatikan:
1. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2. Pemberian obat melalui loket
3. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4. Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping obat kepada pasien
atau keluarga pasien.

B. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Bojong Nangka berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Tangerang. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas Tangerang adalah obat obat yang
tercantum dalam DOEN yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas Bojong Nangka diajukan oleh
Kepala Puskesmas Bojong Nangka kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dengan
menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara
periodik menggunakan LPLPO sub unit.

Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di Puskesmas Bojong Nangka
sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah Kecamatan Bojong Nangka.
Kegiatan kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
1. Menentukan jenis permintaan obat
a. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Tangerang untuk Puskesmas Bojong Nangka.
b. Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
kebutuhan meningkat
terjadi kekosongan
ada KLB atau Bencana
2. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya.
b. Jumlah kunjungan resep.
c. Jadwal distribusi obat dari Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.
d. Sisa Stok.
3. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada periode
sebelumnya.

SO = SK + SWK + SWT + SP

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan menggunakan


rumus:

Permintaan = SO - SS

Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
Stok Kerja Pemakaian rata rata periode distribusi.
Waktu Kekosongan Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari. C. PEN
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Puskesmas Bojong Nangka
GEL
sampai dengan penerimaan obat di Puskesmas Bojong Nangka
OLA
Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan
AN
kunjungan, keterlambatan kedatangan obat. Besarnya ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan Gudang Farmasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas Tangerang pada akhir
periode distribusi.
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu agar tidak
terjadi kekosongan.
OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya tepat
jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di
tiap unit pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
1. perencanaan dan permintaan,
2. penerimaan,
3. penyimpanan dan distribusi,
4. pencatatan dan pelaporan serta upervisi dan evaluasi pengelolaan obat.

KEPALA PUSKESMAS

Hj. Salmawati
LAMPIRAN 4 : SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BOJONG NANGKA

NOMOR :

TANGGAL :

TENTANG : PENYELENGGARAAN FARMASI DI


PUSKESMAS BOJONG NANGKA

PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT

Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan pengendalian obat.
Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan
kesehatan dasar, yang terdiri dari:

1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Puskesmas dan seluruh unit


pelayanan.
2. Menentukan:
- Stok optimum
- Stok pengaman/penyangga (buffer stock)
3. Menentukan waktu tunggu.

Pengendalian obat terdiri dari:


1. Pengendalian Persediaan.
2. Pengendalian Penggunaan.
3. Penanganan Obat Hilang.

1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja, stok
pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan
keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika dimungkinkan memesan,
maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan rumus:

Q = SK + SP (WT x D) SS

Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata rata per minggu/ per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
2. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang apabila terdapat pemakaian yang
melebihi rencana.
3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas tentang pemakaian
obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan banyak.
Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara kartu stok obat
dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan.

2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas pelayanan obat
dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.

3. Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa


a. Penanganan Obat Hilang
Tujuan dilaksanakan penanganan obat hilang adalah sebagai bukti pertanggungjawaban Kepala
Puskesmas sehingga diketahui persediaan obat saat itu. Obat juga dinyatakan hilang apabila
jumlah obat dalam tempat penyimpanannya ditemukan kurang dari catatan sisa stok pada kartu
stok. Pengujian silang antara jumlah obat dalam tempat penyimpanan dengan catatan sisa stok
dilakukan secara berkala satu tahun sekali oleh Kepala Puskesmas.
Dalam menangani obat hilang, maka langkah langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang untuk dilaporkan
kepada Kepala Puskesmas.
2. Kepala Puskesmas memeriksa dan memastikan kejadian tersebut kemudian menerbitkan
Berita Acara Obat Hilang.
3. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonosobo disertai Berita Acara Obat Hilang.
4. Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang pada Kartu Stok.
5. Apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan pelayanan, maka petugas
pengelola obat segera mengajukan permintaan obat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Tangerang dengan menggunakan LPLPO.
6. Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan kepada Kepolisian.
b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari efek
samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok oleh
petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
KEPALA PUSKESMAS

Hj. Salmawati

Anda mungkin juga menyukai