Anda di halaman 1dari 25

REFERAT

ADMINISTRASI PUSKESMAS

Disusun oleh :
Faradilla Savitri Prasetyawati
1015055

Pembimbing :
dr. Bastion FDH

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2015
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------------- 1


BAB I
PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------------------- 2
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Administrasi ---------------------------------------------------------------------------------------- 3
2.2. Puskesmas ------------------------------------------------------------------------------------------ 4
2.2.1. Definisi Puskesmas ------------------------------------------------------------------------ 4
2.2.2 Peran Puskesmas--------------------------------------------------------------------------- 4
2.2.3. Visi dan Misi Puskesmas ----------------------------------------------------------------- 5
2.2.4. Fungsi Puskesmas ------------------------------------------------------------------------- 6
2.3. Administrasi Puskesmas --------------------------------------------------------------------------
2.3.1. Pelayanan Kesehatan Terpadu (terintegrasi) ----------------------------------------- 11
2.3.2. Program Kesehatan Dasar Puskesmas ------------------------------------------------ 11
2.3.3. Organisasi---------------------------------------------------------------------------------- 17
2.3.4. Pemantauan SP2TP ---------------------------------------------------------------------- 18

BABIII
KESIMPULAN --------------------------------------------------------------------------------------- 23
DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------------------------------- 24

1
BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpenting dari pembangunan nasional.


Tujuan terselenggaranya pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar tercapainya kesehatan
masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam
peningkatan mutu sumber daya manusia.
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan tingkat
pertama. Sejak diperkenalkannya konsep puskesmas pada tahun 1968, berbagai hasil telah
banyak dicapai. Saat ini Puskesmas telah didirikan hampir diseluruh pelosok tanah air.
Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat dengan puskesmas
pembantu serta puskesmas keliling. Kecuali pada daerah yang jauh dari sarana pelayanan
rujukan, puskesmas dilengkapi oleh fasilitas rawat inap. Puskesmas menjadi pilihan
utama bagi masyarakat untuk memeriksakan kesehatan maupun untuk berobat.
Administrasi merupakan bagian penting dalam sistem operasional. Administrasi yang
baik pada puskesmas akan berpengaruh pada kegiatan dan pelayanan untuk tercapainya
sistem baik.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Administrasi
Administrasi berasal dari bahasa Latin yaitu administrare yang berarti melayani atau
membantu. Sedangkan dalam bahasa inggris, menggunakan istilah administration yang
sebenarnya berasal dari kata Ad (intensif) dan ministrare (to serve) yang berarti
melayani, membantu, memenuhi.
Menurut Robert D. Calkins, administrasi adalah kombinasi antara pengambilan
keputuan dan pelaksanaan dari keputusan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut Georange R. Terry, administrasi adalah pencapaian tujuan yang sudah
ditentukan dengan menggunakan orang lain.
Menurut Newman, administrasi didefinisikan sebagai bimbingan, kepemimpinan dan
pengawasan usaha kelompok individu guna mencapai tujuan bersama
Administrasi ialah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian
luas maupun sempit didalam penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi
manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan.
Jadi administrasi adalah penyelenggaraannya, dan manajemen adalah orang-orang
yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelenggaraan
kerja yang dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama (kerjasama) untuk mencapai
tujuan yang yang telah ditetapkan

Fungsi Administrasi menurut Komisi Pendidikan untuk Administrasi Kesehatan di


USA yaitu perencanaan (planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan
(Directing), Pengawasan (Monitoring), Pengkoordinasian (Coordinating) dan Penilaian
(Evaluasi). Sedangkan menurut Gulick, fungsi administrasi yaitu Planning, Organizing,
Staffin, Directing,Coordinating, Reporting dan Budgeting.(POSDCORB)

2.2. Puskesmas

3
2.2.1. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991). Menurut Kepmenkes RI No.
128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja (Effendi, 2009).
Menurut SKN tahun 1969, puskesmas adalah kesatuan organisasi fungsional yang
langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu
wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha kesehatan penduduk.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan
tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan
golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia (Effendi, 2009)

2.2.2 Peran Puskesmas


Peranan dan kedudukan Puskesmas bila ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan
masyakat di Indonesia. Ini disebabkan karena peranan dan kedudukan Puskesmas di
Indonesia sangat unik. Sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan, maka Puskesmas
selain bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat juga
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran. (Anzwar A, 1996)
Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan infra struktur lainnya
merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Secara
nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabila di satu
kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi
antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau
RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung
kepada dinas kesehatan kab/kota.
Variasi lingkungan wilayah kerja Puskesmas perlu mendapatkan perhatian dalam
upaya menjangkau dan memenhi kebutuhan penduduk wilayah kerjanya. Untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat masing-masing lokasi yang spesifik,
tentunya Puskesmas pada lokasi tertentu mempunyai corak tersendiri, baik jenis

4
pelayanannya, maupun strategi untuk menjangkau masyarakat seluas mungkin serta cara
melindungi kesehatan masyarakat wilayah kerjanya disesuaikan dengan kondisi
lingkungannya.
Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis,
dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan
dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan
realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan
yang akurat. Pada masa mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan
teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif
dan terpadu (Effendi, 2009)

2.2.3 Visi dan Misi Puskesmas


Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya
kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran
masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan,
yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator yaitu lingkungan
sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan derajat kesehatan
penduduk kecamatan
Misi Puskesmas adalah menyelenggarakan upaya kesehatan esensial yang bermutu,
merata terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat, untuk meningkatkan status
masyarakat, dengan membina peran serta masyarakat wilayah kerjanya, kerja sama lintas
sektoral dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengembangkan upaya
kesehatan inovatif dan pemanfaatan teknologi tepat guna.
Misi pembangunan kesehatan:
a. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya
Puskesmas akan selalu menggerakan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan
diwilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap
lingkungan dan perilaku masyarakat.

5
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat diwilayah kerjanya
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat
tinggal diwilayah kerjanya makin berdaya dibidang kesehatan, melalui peningkatan
pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat,
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi
pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya

2.2.4 Fungsi Puskesmas


Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah
kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas
adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Sesuai dengan SKN MK Puskesmas mempunyai 3 fungsi yaitu :

A. Pusat penggerak pembangunan baerwawasan kesehatan


Memiliki makna bahwa Puskesmas harus mampu membantu menggerakkan
(motivator, fasilitator) dan turut serta memantau pembangunan yang
diselenggarakan di tingkat kecamatan agar dalam pelaksanaannya mengacu,
berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama.
Diharapkan setiap pembangunan yang dilaksanakan seyogyanya yang mendatangkan
dampak positif terhadap kesehatan. Keberhasilan dapat diukur dari Indeks Potensi Tatanan
Sehat ( IPTS )
Indikatornya adalah:

6
1. Berapa % sekolah yang dinyatakan
berpotensi sehat
2. Berapa % tempat kerja yang
dinyatakan berpotensi sehat
3. Berapa tempat-tempat umum yang
dinyatakan berpotensi sehat
Indikator Potensi Tatanan Sehat untuk sekolah:
1 Tersedianya air bersih
2 Tersedianya jamban yang saniter
3 Adanya larangan merokok
4 Adanya dokter kecil untuk SD atau Palang Merah Remaja ( PMR ) untuk SLTP

B. Memberdayakan masyarakat dan keluarga


Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non
instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mas yarakat agar
mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan
pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik
dari instansi lintas sektoral maupun LSM ( Lembaga Swadaya Masyarakat ) dan tokoh
masyarakat.
Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non instruktif guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga agar mampu
mengidentifikasi masalah, merencanakan dan mengambil keputusan untuk
melakukan pemecahannya dengan benar tanpa atau dengan bantuan pihak lain.
Indikator fungsi pemberdayaan masyarakat, yaitu:
Tumbuh-kembang UKBM ( Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat )
Tumbuh dan berkembangnya LSM di
bidang kesehatan.
Tumbuh dan berfungsinya BPKM
( Badan Peduli Kesehatan Masyarakat ) atau BPP ( Badan Penyantun
Puskesmas )
Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha

7
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.

C. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama


Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan Puskesmas bersifat
holistik, komprehensif/ rnenyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic health service), yang sangat
dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta. mempunyai nilai strategis
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan medik. Pada umumnya
pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan
(ambulatory / out patient service).

Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas bertanggung jawab


menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab
puskesmas meliputi :

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (privat goods)
dengan tujuanutama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap.

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public


goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
kesehatan masyarakat disebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.

8
Menurut Effendi (2009) ada beberapa proses dalam melaksanakan fungsi tersebut
yaitu merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang
bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien,
memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun
rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada
masyarakat, bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program puskesmas.

2.3. Administrasi Puskesmas


Administrasi ialah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi diwujudkan melalui fungsi-
fungsi manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan.
Administrasi dibagi menjadi dua unsur pengertian yaitu statis administrasi atau disebut
organisasi dan unsur dinamis administrasi atau disebut manajemen. Organisasi merupakan
suatu wadah atau institusi atau kelompok ikatan formal dimana terdapat orang-orang yang
saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan manajemen merupakan suatu proses atau kegiatan kerja sama yang dilakukan
oleh anggota-anggota organisasi untuk menggerakan unsur-unsur manajemen dalam
mencapai tujuan tadi.
Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas
merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan merata
yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi :

Kuratif ( pengobatan )
Preventif ( pencegahan )
Promotif ( peningkatan kesehatan )
Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
Semua jenis pelayanan ini ditujukan kepada semua jenis , golongan umur dan dimulai
sejak dimulainya pembuahan dalam kandungan hingga tutup usia. Sebagai sarana

9
pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia pengelolaan program kerja Puskesmas
berpedoman pada empat asas kerja, yaitu:

1 Asas pertanggungjawaban wilayah


Puskesmas harus bertanggung jawab atas pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Program Puskesmas yang dilaksanakan selain menunggu kunjungan
masyarakat ke Puskesmas (kegiatan di dalam gedung puskesmas / kegiatan pasif)
juga memberikan pelayanan kesehatan sedekat mungkin kepada masyarakat melalui
kegiatan-kegiatan di luar gedung (kegiatan aktif). Program kegiatan yang
dilkasanakan lebih mengutamakan program pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
1. Asas peran serta masyarakat
Puskesmas juga harus selalu mengupayakan untuk melibatkan dan bekerja sama
dengan masyarakat, mulai dari kegiatan mengidentifikasi masalah kesehatan,
mencari dan menggali sumber daya, merumuskan dan merencanakan program
kegiatan kesehatan, melaksanakan program kegiatan kesehatan sampai
mengevaluasi dan menilai hasil kegiatannya.
2. Asas keterpaduan
Dalam usahanya untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya, maka Puskesmas harus bermitra kerja dan berkoordinasi dengan
instasi yang terkait, swasta dan lembaga swadaya masyarakat dalam upaya untuk
menyelaraskan dan mengintegrasikan program kegiatan Puskesmas, sehingga
program tersebut dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien, bermutu dan
berkesinambungan.
3. Asas rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, sehingga
bila Puskesmas tidak mampu menangani masalah kesehatan yang ada karena
pertimbangan ketidakmampuan menjangkau sasaran, keterbatasan ketersediaan dan
kemampuan sumber daya, keterbatasasn kewenangan Puskesmas dan lain-lain,
maka Puskesmas dapat melakukan rujukan secara vertikal maupun horisontal.
Untuk memajukan fungsi Puskesmas ada lima pendekatan yaitu :
1 Meningkatkan jangkauan keberadaan Puskesmas
2 Meningkatkan jangkauan pencapaian
3 Meningkatkan jangkauan penerimaan dengan menggarap :
a. Manusianya (provider) : pengetahuan, sikap dan tindakan

10
b. Masyarakat : agar masyarakat mempunyai persepsi yang sama
mengenai kesehatan
4 Meningkatkan jangkauan kontak
5 Meningkatkan jangkauan keefektifan

2.3.1. Pelayanan Kesehatan Terpadu ( terintegrasi )


Sebelum adanya pelayanan kesehatan terpadu ini, masing-masing organisasi yang
terkait dalam pelayanan kesehatan melakukan usahausaha kesehatannya secara
terpisah dan bekerja sendiri-sendiri. Mereka langsung melaporkan hasil kegiatannya
kepada KaDinKes sehingga mereka saling tidak mengenal program apa yang akan
dijalankan untuk kemajuan kesehatan di masyarakat.
Dengan adanya peningkatan sistem pelayanan kesehatan melalui Puskesmas, maka
kegiatan kegiatan pokok ini dilakukan bersama dibawah satu koordinasi & satu
program. Berbagai jenis kegiatan pokok Puskesmas dilakukan secara kerja sama, begitu
pula rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan pengendalian serta
evaluasi kegiatan dilakukan bersama di bawah satu administrator dan satu pimpinan.

2.3.2. Progam Kesehatan Dasar Puskesmas


Dalam era desentralisasi, program Puskesmas dibedakan menjadi program dasar
dan program pembangunan. Program kesehatan dasar adalah program minimal yang
harus dilaksanakan oleh tiap Puskesmas yang dikenal dengan basic six , yaitu : (1)
Promosi Kesehatan, (2) Kesehatan Lingkungan, (3) Kesehatan Ibu dan Anak dan
Keluarga Berencana, (4) Pemberantasan Penyakit Menular, (5) Pelayanan Medis dan
Perawatan Kesehatan, (6) Laboratorium sederhana. Selain program kesehatan dasar
tersebut, tiap Puskesmas diperkenankan untuk membangun program lain sesuai dengan
situasi, kondisi, masalah dan kemampuan Puskesmas setempat. Program lain di luar
eman program kesehatan dasar tersebut disebut sebagai program kesehatan
pengembangan.
Berdasarkan community diagnosis yang dilakuakan oleh Puskesmas, ada 18 pokok
Puskesmas yang juga merupakan pelayanan kesehatan dasar, yang dilakukan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat di wilayah kerjanya disesuaikan dengan fungsi
Puskesmas dan kemampuan sumberdaya yang tersedia. Kegiatan pokok tersebut yaitu:
1 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
2 Keluarga Berencana (KB)
3 Perbaikan Gizi

11
4 Kesehatan Lingkungan
5 Surveillance, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dan Imunisasi
6 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
7 Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena Kecelakaan
8 Kesehatan Sekolah
9 Perawatan Kesehatan Masyarakat
10 Kesehatan Gigi dan Mulut
11 Kesehatan Jiwa
12 Kesehatan Mata
13 Kesehatan Lanjut Usia
14 Kesehatan Olah Raga
15 Pembinaan Pengobatan Tradisional
16 Kesehatan kerja
17 Laboratorium Sederhana
18 Pencatatan dan Pelaporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan.
Dari ke 18 program pokok Puskesmas, basic six WHO harus lebih
diprioritaskan untuk dikembangkan sesuai dengan prioritas masalah kesehatan utama
yang berkembang di wilayah kerjanya, kemampuan sumber daya manusia ( staf ) yang
dimiliki oleh Puskesmas, dukungan sarana/ prasarana yang tersedia di Puskesmas, dan
peran serta masyarakat.
Bila kita mengacu definisi Public Health menurut Winslow, pengembangan
program kesehatan masyarakat di suatu wilayah akan terdiri dari tiga komponen pokok
yaitu kegiatan yang berhubungan dengan upaya Pencegahan Penyakit (preventing
disease) dan memperpanjang hidup (prolonging life) melalui usaha-usaha kesehatan
lingkungan, imunisasi, pendidikan kesehatan, dan pengenalan penyakit secara dini
(surveilan, penimbangan balita, ANC, dsb). Kedua upaya tersebut harus dilakukan
dengan membina peran serta masyarakat (community participation) melalui kelompok-
kelompok masyarakat yang terorganisir.

1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan public yang
berwawasan kesehatan. Masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
dalam rangka memecahkan masalah.
Tujuan pendidikan kesehatan ialah untuk mengubah perilaku masyarakat yang
tidak sehat menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan anggapan:

12
a. Bahwa manusia selalu dapat belajar atau berubah, karena manusia selama
hidupnya selalu berubah untuk menyusuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan, dan
b. Bahwa perubahan dapat diinduksikan
Dalam promosi kesehatan dikenal 3 sasaran yaitu sasaran primer, sekunder
dan tersier. Sasaran primer diharapkan masyarakat mampu mengubah perilaku mereka
yang tidak bersih dan tidak sehat menjadi PHBS.Sasaran sekunder adalah para pemuka
masyarakat baik pemuka informal maupun formal yang turut serta meningkatkan PHBS
masyarakat. Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan public dalam peraturan
perundang-undangandi bidang kesehatan dan bidang lain yang dapat memfasilitasi dan
menyediakan sumberdaya.
Strategi promosi terdiri dari pemberdayaan, yang didukung oleh bina
suasana dan advokasi, serta dilandasi oleh semangat kemitraan
Kesadaran atau realisasi inilah yang kemudian menimbulkan keinginan ataupun
dorongan untuk berubah, yakni mengubah keadaannya yang jelek menjadi baik;
keadaan inilah yang menunjukkan motif pada diri seseorang telah terbentuk. Atas dasar
motif inilah akan terjadi perubahan perilaku. Pendidikan kesehatan ini sangat penting
dan diperlukan oleh semua kegiatan dasar kesehatan masyarakat, termasuk kesehatan
lingkungan. Misalnya, tidak cukup kiranya kalau hanya dibangun penyediaan air bersih,
tetapinya harus yakin bahwa dengan demikian masyarakat akan terlindung dari
penyakit bawaan air. Hal ini tidak terjadi secara otomatis, masyarakat harus berubah
sesuai dengan teknologi yang kita perkenalkan pada masyarakat. Misalnya, apabila
tadinya masyarakat mengambil air dari sungai, maka setelah ada Penyediaan Air
Minum (PAM), diharapkan bahwa mereka akan menggunakan air PAM. Hal ini hanya
dapat terjadi apabila dilakukan penyuluhan tentang kegunaan dan manfaat air bersih.
Selain itu penyakit bawaan air hanya dapat menurun jumlahnya, apabila masyarakat
mau hidup lebih hiegenis. Inipun perlu dipelajari dengan demikian usaha kesehatan
lingkunganpun perlu didukung oleh usaha pendidikan kesehatan.

2. Kesehatan Lingkunan
Usaha kesehatan kesehatan lingkungan merupakan usaha dasar kesehatan
masyarakat. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh para ahli rekayasa
secara umum dan secara khusus oleh ahli rekayasa lingkungan. Diantara banyak
kegiatan kesehatan lingkungan dapat disebutkan program atau kegiatan penyediaan air

13
minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas dan padat serta pencegah
kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara,
makanan dan vektor, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman
dan bahan berbahaya. Pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan
seperti hotel, motel, tempat makan umum dan pelabuhan, turut mencegah dan memberi
pertolongan pada pada bencana alam dan pengelolaan lingkungan kerja.
Ke dalam kegiatan lain-lain ini termasuk antara lain kegiatan bidang nutrisi,
kesehatan jiwa, kesehatan gigi, kesehatan sekolah, pengendalian penyakit khronis,
pengendalian allergi, kecelakaan dan rehabilitasi penyandang cacat. Kesemuanya ini
ada hubungannya dengan kesehatan lingkungan. Misalnya, kesehatan gigi ada
hubungannya dengan kadar flour dalam air; air dapat pula mengandung bahan
karsinogenik atau logam berat penyebab penyakit khronis.
Agar semua usaha kesehatan masyarakat menjadi efektif diperlukan
pengetahuan tentang penyebab, cara penularan, karakteristik golongan masyarakat yang
peka dan segala faktor yang ikut menentukan terjadinya masing-masing penyakit. Ilmu
yang memperlajari ini semua merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat dan
dikenal sebagai epidemiologi.

3. Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA)


Dari sekian banyak usaha biasanya inisiasi dilakukan dengan usaha KIA, karena
berbagai alasan, antara lain adalah:
Masyarakat peka terhadap kesehatan anak
Bersama KIA dapat dilakukan aktivitas kesehatan masyarakat lainnya
Seperti: pendidikan kesehatan, usaha peningkatan gizi, kesehatan balita,
kesehatan lingkungan, keluarga berencana dan seterusnya. Dengan demikian, usaha-
usaha lainnya dapat ikut berkembang bersama dengan usaha KIA.

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Tujuan :
1.Terwujudnya kemandirian masyarakat dalam upaya peningkatan status gizi
masyarakat dan keluarga sadar gizi.

14
2. Meningkatnya status gizi yang diarahkan pada peningkatan kecerdasan, produktifitas
dan prestasi kerja serta penurunan angka gizi kurang dan gizi lebih.
3. Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan
swasembada pangan
Kegiatannya :Pembinaan Upaya Perbaikan Gizi Keluarga, Pemberian Kapsul Vit A
Dosis Tinggi, Pelayanan dan Konseling gizi

5. Pemberantasan Penyakit Menular


Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, ricketsia,
jamur, protozoa atau cacing. Oleh karenanya penyakit dapat menular dari satu penderita
ke orang lain yang peka. Penyakit menular tertentu perlu dilaporkan, misalnya
Hepatitis, Cholera, Typhus dan lain-lainnya untuk keperluan pengendalian, isolasi,
pemberantasan, pencegahan epidemic, sanitasi tranportasi dan lain-lain.
Pengendalian penyakit menular ini dimungkinkan karena orang mengetahui
antara lain berbagai cara penularannya. Cara penularan dapat terjadi secara langsung
yaitu kontak langsung antara penderita dengan orang yang peka, ataupun secara tidak
langsung yaitu lewat suatu media, seperti air, udara, makanan, tanah, pakaian, serangga,
tangan dan seterusnya.
Untuk kepentingan pemberantasan yang menggunakan strategi menghilangkan cara
tranmisi penyakit, maka penyakit seringkali dikelompokkan atas dasar cara
penyebarannya. Hal ini sangat penting untuk mencegah menjalarnya penyakit dari satu
daerah ke daerah lain. Di sinilah pentingnya peran kesehatan lingkungan, yakni
mencegah penyebarannya penyakit lewat lingkungan.
Adapun pengelompokkan tersebut adalah sebagai tersebut:
Penyakit bawaan air dan makanan (water and food-borne diseases)
Penyakit bawaan udara (air-borne diseases)
Penyakit bawaan tanah dan
Penyakit bawaan vector (vector-borne diseases).

6. Pelayanan Medis dan Perawatan Kesehatan


Pelayanan medis dan perawatan kesehatan berupa upaya pengobatan misalnya :
membuat diagnosa dini, memberi pengobatan, meringankan penderitaan, memberi
pelayanan rawat tinggal, melakukan pelayanan rujukan (referral system).

15
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya
pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan
pelayanan penunjang dan setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan
masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut maka dapat dijadikan
sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi,
yakni upaya lain diluar upaya puskesmas tersebut diatas yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama
Dinas Kesehatan Kab/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah
terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan
telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan
puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan
Kab/Kota bertanggungjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas Kesehatan
Kab/Kota perlu melengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap,
untuk ini di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut yang dalam
pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan prasarana
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut, dibeberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan medik spesialistik. Dalam keadaan ini apabila ada kemampuan di
puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medik spesialistik tersebut baik dalam bentuk
rawat inap maupun rawat jalan. Keberadaan pelayanan medik spesialistik di puskesmas
hanya dalam rangka mendekatkan pelayanan rujukan kepada masyarakat yang
membutuhkan. Status dokter dan atau tenaga spesialis yang bekerja di puskesmas dapat
sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap fungsional puskesmas yang diatur oleh Dinas
kesehatan Kab/Kota setempat.

16
Perlu diingat meskipun puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik
dan memiliki tenaga spesialis, kedudukan dan fungsi puskesmas tetap sebagai sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.

2.3.3. Organisasi dan tenaga kerja


Organisasi
Susunan organisasi puskesmas terdiri dari :
a. Unsur pimpinan : Kepala puskesmas Mempunyai tugas memimpin, mengawasi
dan mengkordinasi kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan
structural dan jabatan fungsional.
b. Unsur pembantu pimpinan : Urusan tata usaha Bertugas dibidang
kepegawaian,keuangan,perlengkapan dan surat-menyurat serta pencatatan dan
palaporan.
c. Unsur pelaksana :
a. Unit yang terdiri dari tenaga atau pegawai dalam jabatan fungsional
b. Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas daerah
masing-masing. Unit-unit terdiri dari:
Unit 1 : Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana dan perbaikan gizi
1. Unit II : Bertugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit khususnya imunisasi, kesehatan lingkuangan dan lab sederhana.
2. Unit III : Bertugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan
tenaga kerja dan manula.
3. Unit IV : Bertugas melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,
kesehatan sekolah dan olah raga. Kesehatan jiwa kesehatan mata dan kesehatan
khusus lainnya.
4. Unit V : Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya
kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat.
5. Unit VI : Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap.
6. Unit VII : Melaksanakan kefarmasian.
Kepala puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi, Integrasi dan sinkronisasi
baik dalam lingkungan puskesmas maupun dengan satuan organisasi diluar puskesmas
sesuai dengan tugasnya masing.
Kepala puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk atasan
yang ditetap kan oleh kantor departemen kesehatan kabupaten/kotamadya sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.

17
Setiap unsur dilingkungan puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk
dari dan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas.

2.3.4. Pemantauan Pelaksanaan SP2TP (Sistem Pencatatan Dan Pelaporan


Terpadu Puskesmas).
Pengertian :
Dalam manajemen diperlukan adanya data yang akurat, tepat waktu dan kontinu
serta mutakhir secara periodik. Berdasarkan S.K. Menteri Kesehatan nomor
63/Menkes/II/1981, berlaku system pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas
SP2TP adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk
pengelolaan Puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok yang
dilakukan serta hasil yang dicapai oleh Puskesmas.
Dengan melakukan SP2TP sebaik-baiknya, akan didapat data dan informasi
yang diperlukan untuk perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pemantauan,
pengawasan, pengendalian dan penilaian penampilan Puskesmas serta situasi kesehatan
masyarakat umumnya.
Tujuan Umum :
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara
periodik/teratur untuk pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui Puskesmas
di berbagai tingkat administrasi
Tujuan Khusus:
Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan
pokok Puskesmas yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur.
terlaksananya pelaporan data tersebut secara teratur di berbagai jenjang
administrasi, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Termanfaatnya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka
pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui Puskesmas di berbagai
tingkat administrasi.
Ruang Lingkup :
SP2TP dilakukan oleh semua Puskesmas ( termasuk Puskesmas dengan perawatan,
Puskesmas pembantu dan Puskesmas keliling )
Pencatatan dan Pelaporan mencakup :
- data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
- data ketenagaan di puskesmas

18
- data sarana yang dimiliki puskesmas
- data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam
maupun di luar gedung puskesmas.
Pelaporan dilakukan secara periodik ( bulanan, tribulanan, semester dan tahunan
), dengan menggunakan formulir yang baku. seyogyanya berjenjang dari puskesmas ke
Dati II, dari Dati II ke Dati I, dan dari Dati I ke Pusat. Namun sementara ini dapat
dilakukan dari Dati II langsung ke Pusat, dengan tindasan ke Propinsi.

Pelaksanaan SP2TP
Pelaksanaan SP2TP terdiri dari 3 kegiatan, ialah :
a.Pencatatan dengan menggunakan format.
b. Pengiriman laporan dengan menggunakan format secara periodic
c.Pengolahan analisis dan pemanfaatan data/informasi
Pencatatan dilakukan dalam gedung Puskesmas/Puskesmas Pembantu, yaitu mengisi :
1 Family Folder ( Kartu Individu dan Kartu Tanda Penganal Keluarga )
2 Buku Register untuk :
a. Rawat jalan/rawat nginap
b. Penimbangan
c. Kohort Ibu
d. Kohort Anak
e. Persalinan
f. Laboratorium
g. Pengamatan penyakit menular
h. Imunisasi
i. P.K.M
3 Kartu Indek Penyakit ( Kelompok Penyakit ) yang disertai distribusi jenis
kelamin, golongan, umur dan desa
4 Kartu Perusahaan
5 Kartu Murid
6 Sensus harian ( Penyakit dan Kegiatan Puskesmas ) untuk mempermudah
pembuatan laporan.
Pelaporan : Jenis dan periode laporan sebagai berikut :
1. Bulanan
Data Kesakitan

19
Data Kematian
Data Operasional ( Gizi, Imunisasi dan KIA )
Data Manajemen Obat
2. Triwulan
Data kegiatan Puskesmas
3. Tahunan
Umum, Fasilitas
Sarana
Tenaga
Alur Pelaporan Puskesmas
1. Laporan dari Puskesmas dikirim ke Dinas Kesehatan tingkat II untuk diolah
sesuai dengan petunjuk, dan selanjutnya direkapitulasi, laporan dikirim ke
Dinkes tingkat I dan Departemen Kesehatan Bagian Informasi Ditjen
Pembinaan Kesehatan Masalah.
2. Umpan balik dari Departemen Kesehatan dikirim ke kepala Kanwil Departemen
Kesehatan Propinsi.
3. Alur pengiriman laporan jangka panjang ( mulai Pelita VI ) adalah mengikuti
jalur jenjang administratif organisasi. Departemen Kesehatan menerima laporan
dari Kantor Wilayah Departemen Kesehatan R.I.
Pengolahan, analisa dan pemanfaatan data SP2TP dilaksanakan di tiap jenjang
administrasi yang pemanfaatannya disesuaikan dengan tugas dan fungsinya dalam
mengambil keputusan. Di tingkat Puskesmas, untuk tindakan segera serta untuk
pemantauan pelaksanaan program ( operative ) sebagai early warning system. Pada
tingkat Dati II dapat digunakan untuk pemantauan, pengendalian dan pengambilan
tindakan koreksi yang diperlukan. Pada tingkat I dapat digunakan juga untuk
perencanaan program dan pemberian bantuan yang diperlukan. Pada tingkat Pusat
digunakan dalam pengambilan kebijaksanaan yang diperlukan.
1. Ruang lingkup kegiatan pengolahan dan analisa meliputi :
Mengkompilasi data dari Puskesmas Pembantu, kegiatan lapangan termasuk
Posyandu dan kegiatan dalam gedung Puskesmas.
Mentabulasi data upaya kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, yang
dibedakan atas masyarakat dalam wilayah dan luar wilayah Puskesmas.
Menyusun kartu index penyakit

20
Menyusun sensus harian untuk mengolah data kesakitan.
Melakukan berbagai perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data
denominator.
Membuat penyajian dalam bentuk narasi, table dan grafik sesuai kebutuhan
menurut waktu dan lokasi. Sebagai pembanding dapat dipergunakan data
tahun-tahun sebelumnya.
Melakukan beberapa analisa untuk kebutuhan pemantauan, intervensi serta
perencaan di masa mendatang.
Membuat peta wilayah Puskesmas termasuk sarana kesehatan.
2. Pemanfaatan data SP2TP
Pada hakekatnya data dari SP2TP mempunyai peran ganda, karena :
Data tersebut dilaporkan dari Puskesmas untuk kebutuhan administrasi di
atasnya, dalam rangka pembinaan, perencanaan serta penetapan
kebijaksanaan.
Data tersebut dapat dimanfaatkan oleh Pusekesmas sendiri dalam rangka
peningkatan upaya kesehatan Puskesmas, melalui perencanaan ( micro
planning ), penggerakan, pelaksanaan ( mini lokakarya ) dan pengawasan,
pengendalian, sertas penilaian ( stratifikasi )
Salah satu komponen dari pengawasan adalah pemantauan yang merupakan
tindak lanjut, secara kontinu dari kegiatan program yang dikaitkan dengan proses
pengambilan keputusan serta tindakan.
contoh :
Data dari hasil SP2TP dapat dimanfaatkan untuk :
- Penyusunan profil puskesmas, dengan menggunakan data dasar
- penggambaran peran serta masyarakat, dengan menggunakan data jumlah
kader (aktif/tidak aktif ), pelaksanaan KB-Kes Terpadu melalui Posyandu.
- penggambaran tingkat pemanfaatan Puskesmas, dengan menggunakan data
kunjungan.
Penggambaran tingkat cakupan sasaran pelayanan kesehatan dari berbagai program yang
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pokok Puskesmas.

21
BAB III
KESIMPULAN

Administrasi ialah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama


untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian
luas maupun sempit didalam penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi
manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan. Administrasi dapat dibagi menjadi dua unsur pengertian yaitu statis
administrasi atau disebut organisasi dan unsur dinamis administrasi atau disebut
manajemen. Jadi administrasi adalah penyelenggaraannya, dan manajemen adalah

22
orang-orang yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah
penyelenggaraan kerja yang dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang yang telah ditetapkan
Puskesmas adalah adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di
samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas memiliki 4 pelayanan
menyeluruh yaitu Kuratif ( pengobatan ), Preventif ( pencegahan ), Promotif ( peningkatan
kesehatan ) dan Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan ).
Upaya Kesehatan Wajib adalah program minimal yang harus dilaksanakan oleh tiap
Puskesmas disebut juga dengan basic six , terdiri dari : Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana, Upaya perbaikan Gizi
Masyarakat, Pemberantasan Penyakit Menular, serta Pelayanan Medis dan Perawatan
Kesehatan. Puskesmas juga diperkenankan untuk membangun program lain sesuai dengan
situasi, kondisi, masalah dan kemampuan Puskesmas setempatatau disebut Upaya
kesehatan pengembangan.

23
DAFTAR PUSTAKA

1 Effendi, F. dan Makhfudli,Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik


dalam Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika, 2009
2 Trihono, Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: CV Sagung
Seto, 2005
3 Afandi Zaki Muhammad, Sistem Administrasi pada Puskesmas Wanadadi
Kabupaten Banjarnegara. STMIK Amikom, Yogyakarta, 2013.
4 Azrul Anwar, Pengantar Administrasi Kesehatan , ed. Ketiga. 2005
5 Gemala R. Hatta, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan, 2008.
6 www.depkes.go.id

24

Anda mungkin juga menyukai