ADMINISTRASI PUSKESMAS
Disusun oleh :
Faradilla Savitri Prasetyawati
1015055
Pembimbing :
dr. Bastion FDH
BABIII
KESIMPULAN --------------------------------------------------------------------------------------- 23
DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------------------------------- 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Administrasi
Administrasi berasal dari bahasa Latin yaitu administrare yang berarti melayani atau
membantu. Sedangkan dalam bahasa inggris, menggunakan istilah administration yang
sebenarnya berasal dari kata Ad (intensif) dan ministrare (to serve) yang berarti
melayani, membantu, memenuhi.
Menurut Robert D. Calkins, administrasi adalah kombinasi antara pengambilan
keputuan dan pelaksanaan dari keputusan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut Georange R. Terry, administrasi adalah pencapaian tujuan yang sudah
ditentukan dengan menggunakan orang lain.
Menurut Newman, administrasi didefinisikan sebagai bimbingan, kepemimpinan dan
pengawasan usaha kelompok individu guna mencapai tujuan bersama
Administrasi ialah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian
luas maupun sempit didalam penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi
manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan.
Jadi administrasi adalah penyelenggaraannya, dan manajemen adalah orang-orang
yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelenggaraan
kerja yang dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama (kerjasama) untuk mencapai
tujuan yang yang telah ditetapkan
2.2. Puskesmas
3
2.2.1. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991). Menurut Kepmenkes RI No.
128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja (Effendi, 2009).
Menurut SKN tahun 1969, puskesmas adalah kesatuan organisasi fungsional yang
langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu
wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha kesehatan penduduk.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan
tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan
golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia (Effendi, 2009)
4
pelayanannya, maupun strategi untuk menjangkau masyarakat seluas mungkin serta cara
melindungi kesehatan masyarakat wilayah kerjanya disesuaikan dengan kondisi
lingkungannya.
Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis,
dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan
dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan
realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan
yang akurat. Pada masa mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan
teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif
dan terpadu (Effendi, 2009)
5
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat diwilayah kerjanya
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat
tinggal diwilayah kerjanya makin berdaya dibidang kesehatan, melalui peningkatan
pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat,
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi
pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya
6
1. Berapa % sekolah yang dinyatakan
berpotensi sehat
2. Berapa % tempat kerja yang
dinyatakan berpotensi sehat
3. Berapa tempat-tempat umum yang
dinyatakan berpotensi sehat
Indikator Potensi Tatanan Sehat untuk sekolah:
1 Tersedianya air bersih
2 Tersedianya jamban yang saniter
3 Adanya larangan merokok
4 Adanya dokter kecil untuk SD atau Palang Merah Remaja ( PMR ) untuk SLTP
7
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (privat goods)
dengan tujuanutama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap.
8
Menurut Effendi (2009) ada beberapa proses dalam melaksanakan fungsi tersebut
yaitu merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang
bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien,
memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun
rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada
masyarakat, bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program puskesmas.
Kuratif ( pengobatan )
Preventif ( pencegahan )
Promotif ( peningkatan kesehatan )
Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
Semua jenis pelayanan ini ditujukan kepada semua jenis , golongan umur dan dimulai
sejak dimulainya pembuahan dalam kandungan hingga tutup usia. Sebagai sarana
9
pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia pengelolaan program kerja Puskesmas
berpedoman pada empat asas kerja, yaitu:
10
b. Masyarakat : agar masyarakat mempunyai persepsi yang sama
mengenai kesehatan
4 Meningkatkan jangkauan kontak
5 Meningkatkan jangkauan keefektifan
11
4 Kesehatan Lingkungan
5 Surveillance, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dan Imunisasi
6 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
7 Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena Kecelakaan
8 Kesehatan Sekolah
9 Perawatan Kesehatan Masyarakat
10 Kesehatan Gigi dan Mulut
11 Kesehatan Jiwa
12 Kesehatan Mata
13 Kesehatan Lanjut Usia
14 Kesehatan Olah Raga
15 Pembinaan Pengobatan Tradisional
16 Kesehatan kerja
17 Laboratorium Sederhana
18 Pencatatan dan Pelaporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan.
Dari ke 18 program pokok Puskesmas, basic six WHO harus lebih
diprioritaskan untuk dikembangkan sesuai dengan prioritas masalah kesehatan utama
yang berkembang di wilayah kerjanya, kemampuan sumber daya manusia ( staf ) yang
dimiliki oleh Puskesmas, dukungan sarana/ prasarana yang tersedia di Puskesmas, dan
peran serta masyarakat.
Bila kita mengacu definisi Public Health menurut Winslow, pengembangan
program kesehatan masyarakat di suatu wilayah akan terdiri dari tiga komponen pokok
yaitu kegiatan yang berhubungan dengan upaya Pencegahan Penyakit (preventing
disease) dan memperpanjang hidup (prolonging life) melalui usaha-usaha kesehatan
lingkungan, imunisasi, pendidikan kesehatan, dan pengenalan penyakit secara dini
(surveilan, penimbangan balita, ANC, dsb). Kedua upaya tersebut harus dilakukan
dengan membina peran serta masyarakat (community participation) melalui kelompok-
kelompok masyarakat yang terorganisir.
1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan public yang
berwawasan kesehatan. Masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
dalam rangka memecahkan masalah.
Tujuan pendidikan kesehatan ialah untuk mengubah perilaku masyarakat yang
tidak sehat menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan anggapan:
12
a. Bahwa manusia selalu dapat belajar atau berubah, karena manusia selama
hidupnya selalu berubah untuk menyusuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan, dan
b. Bahwa perubahan dapat diinduksikan
Dalam promosi kesehatan dikenal 3 sasaran yaitu sasaran primer, sekunder
dan tersier. Sasaran primer diharapkan masyarakat mampu mengubah perilaku mereka
yang tidak bersih dan tidak sehat menjadi PHBS.Sasaran sekunder adalah para pemuka
masyarakat baik pemuka informal maupun formal yang turut serta meningkatkan PHBS
masyarakat. Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan public dalam peraturan
perundang-undangandi bidang kesehatan dan bidang lain yang dapat memfasilitasi dan
menyediakan sumberdaya.
Strategi promosi terdiri dari pemberdayaan, yang didukung oleh bina
suasana dan advokasi, serta dilandasi oleh semangat kemitraan
Kesadaran atau realisasi inilah yang kemudian menimbulkan keinginan ataupun
dorongan untuk berubah, yakni mengubah keadaannya yang jelek menjadi baik;
keadaan inilah yang menunjukkan motif pada diri seseorang telah terbentuk. Atas dasar
motif inilah akan terjadi perubahan perilaku. Pendidikan kesehatan ini sangat penting
dan diperlukan oleh semua kegiatan dasar kesehatan masyarakat, termasuk kesehatan
lingkungan. Misalnya, tidak cukup kiranya kalau hanya dibangun penyediaan air bersih,
tetapinya harus yakin bahwa dengan demikian masyarakat akan terlindung dari
penyakit bawaan air. Hal ini tidak terjadi secara otomatis, masyarakat harus berubah
sesuai dengan teknologi yang kita perkenalkan pada masyarakat. Misalnya, apabila
tadinya masyarakat mengambil air dari sungai, maka setelah ada Penyediaan Air
Minum (PAM), diharapkan bahwa mereka akan menggunakan air PAM. Hal ini hanya
dapat terjadi apabila dilakukan penyuluhan tentang kegunaan dan manfaat air bersih.
Selain itu penyakit bawaan air hanya dapat menurun jumlahnya, apabila masyarakat
mau hidup lebih hiegenis. Inipun perlu dipelajari dengan demikian usaha kesehatan
lingkunganpun perlu didukung oleh usaha pendidikan kesehatan.
2. Kesehatan Lingkunan
Usaha kesehatan kesehatan lingkungan merupakan usaha dasar kesehatan
masyarakat. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh para ahli rekayasa
secara umum dan secara khusus oleh ahli rekayasa lingkungan. Diantara banyak
kegiatan kesehatan lingkungan dapat disebutkan program atau kegiatan penyediaan air
13
minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas dan padat serta pencegah
kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara,
makanan dan vektor, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman
dan bahan berbahaya. Pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan
seperti hotel, motel, tempat makan umum dan pelabuhan, turut mencegah dan memberi
pertolongan pada pada bencana alam dan pengelolaan lingkungan kerja.
Ke dalam kegiatan lain-lain ini termasuk antara lain kegiatan bidang nutrisi,
kesehatan jiwa, kesehatan gigi, kesehatan sekolah, pengendalian penyakit khronis,
pengendalian allergi, kecelakaan dan rehabilitasi penyandang cacat. Kesemuanya ini
ada hubungannya dengan kesehatan lingkungan. Misalnya, kesehatan gigi ada
hubungannya dengan kadar flour dalam air; air dapat pula mengandung bahan
karsinogenik atau logam berat penyebab penyakit khronis.
Agar semua usaha kesehatan masyarakat menjadi efektif diperlukan
pengetahuan tentang penyebab, cara penularan, karakteristik golongan masyarakat yang
peka dan segala faktor yang ikut menentukan terjadinya masing-masing penyakit. Ilmu
yang memperlajari ini semua merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat dan
dikenal sebagai epidemiologi.
14
2. Meningkatnya status gizi yang diarahkan pada peningkatan kecerdasan, produktifitas
dan prestasi kerja serta penurunan angka gizi kurang dan gizi lebih.
3. Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan
swasembada pangan
Kegiatannya :Pembinaan Upaya Perbaikan Gizi Keluarga, Pemberian Kapsul Vit A
Dosis Tinggi, Pelayanan dan Konseling gizi
15
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya
pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan
pelayanan penunjang dan setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan
masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut maka dapat dijadikan
sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi,
yakni upaya lain diluar upaya puskesmas tersebut diatas yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama
Dinas Kesehatan Kab/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah
terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan
telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan
puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan
Kab/Kota bertanggungjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas Kesehatan
Kab/Kota perlu melengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap,
untuk ini di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut yang dalam
pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan prasarana
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut, dibeberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan medik spesialistik. Dalam keadaan ini apabila ada kemampuan di
puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medik spesialistik tersebut baik dalam bentuk
rawat inap maupun rawat jalan. Keberadaan pelayanan medik spesialistik di puskesmas
hanya dalam rangka mendekatkan pelayanan rujukan kepada masyarakat yang
membutuhkan. Status dokter dan atau tenaga spesialis yang bekerja di puskesmas dapat
sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap fungsional puskesmas yang diatur oleh Dinas
kesehatan Kab/Kota setempat.
16
Perlu diingat meskipun puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik
dan memiliki tenaga spesialis, kedudukan dan fungsi puskesmas tetap sebagai sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
17
Setiap unsur dilingkungan puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk
dari dan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas.
18
- data sarana yang dimiliki puskesmas
- data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam
maupun di luar gedung puskesmas.
Pelaporan dilakukan secara periodik ( bulanan, tribulanan, semester dan tahunan
), dengan menggunakan formulir yang baku. seyogyanya berjenjang dari puskesmas ke
Dati II, dari Dati II ke Dati I, dan dari Dati I ke Pusat. Namun sementara ini dapat
dilakukan dari Dati II langsung ke Pusat, dengan tindasan ke Propinsi.
Pelaksanaan SP2TP
Pelaksanaan SP2TP terdiri dari 3 kegiatan, ialah :
a.Pencatatan dengan menggunakan format.
b. Pengiriman laporan dengan menggunakan format secara periodic
c.Pengolahan analisis dan pemanfaatan data/informasi
Pencatatan dilakukan dalam gedung Puskesmas/Puskesmas Pembantu, yaitu mengisi :
1 Family Folder ( Kartu Individu dan Kartu Tanda Penganal Keluarga )
2 Buku Register untuk :
a. Rawat jalan/rawat nginap
b. Penimbangan
c. Kohort Ibu
d. Kohort Anak
e. Persalinan
f. Laboratorium
g. Pengamatan penyakit menular
h. Imunisasi
i. P.K.M
3 Kartu Indek Penyakit ( Kelompok Penyakit ) yang disertai distribusi jenis
kelamin, golongan, umur dan desa
4 Kartu Perusahaan
5 Kartu Murid
6 Sensus harian ( Penyakit dan Kegiatan Puskesmas ) untuk mempermudah
pembuatan laporan.
Pelaporan : Jenis dan periode laporan sebagai berikut :
1. Bulanan
Data Kesakitan
19
Data Kematian
Data Operasional ( Gizi, Imunisasi dan KIA )
Data Manajemen Obat
2. Triwulan
Data kegiatan Puskesmas
3. Tahunan
Umum, Fasilitas
Sarana
Tenaga
Alur Pelaporan Puskesmas
1. Laporan dari Puskesmas dikirim ke Dinas Kesehatan tingkat II untuk diolah
sesuai dengan petunjuk, dan selanjutnya direkapitulasi, laporan dikirim ke
Dinkes tingkat I dan Departemen Kesehatan Bagian Informasi Ditjen
Pembinaan Kesehatan Masalah.
2. Umpan balik dari Departemen Kesehatan dikirim ke kepala Kanwil Departemen
Kesehatan Propinsi.
3. Alur pengiriman laporan jangka panjang ( mulai Pelita VI ) adalah mengikuti
jalur jenjang administratif organisasi. Departemen Kesehatan menerima laporan
dari Kantor Wilayah Departemen Kesehatan R.I.
Pengolahan, analisa dan pemanfaatan data SP2TP dilaksanakan di tiap jenjang
administrasi yang pemanfaatannya disesuaikan dengan tugas dan fungsinya dalam
mengambil keputusan. Di tingkat Puskesmas, untuk tindakan segera serta untuk
pemantauan pelaksanaan program ( operative ) sebagai early warning system. Pada
tingkat Dati II dapat digunakan untuk pemantauan, pengendalian dan pengambilan
tindakan koreksi yang diperlukan. Pada tingkat I dapat digunakan juga untuk
perencanaan program dan pemberian bantuan yang diperlukan. Pada tingkat Pusat
digunakan dalam pengambilan kebijaksanaan yang diperlukan.
1. Ruang lingkup kegiatan pengolahan dan analisa meliputi :
Mengkompilasi data dari Puskesmas Pembantu, kegiatan lapangan termasuk
Posyandu dan kegiatan dalam gedung Puskesmas.
Mentabulasi data upaya kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, yang
dibedakan atas masyarakat dalam wilayah dan luar wilayah Puskesmas.
Menyusun kartu index penyakit
20
Menyusun sensus harian untuk mengolah data kesakitan.
Melakukan berbagai perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data
denominator.
Membuat penyajian dalam bentuk narasi, table dan grafik sesuai kebutuhan
menurut waktu dan lokasi. Sebagai pembanding dapat dipergunakan data
tahun-tahun sebelumnya.
Melakukan beberapa analisa untuk kebutuhan pemantauan, intervensi serta
perencaan di masa mendatang.
Membuat peta wilayah Puskesmas termasuk sarana kesehatan.
2. Pemanfaatan data SP2TP
Pada hakekatnya data dari SP2TP mempunyai peran ganda, karena :
Data tersebut dilaporkan dari Puskesmas untuk kebutuhan administrasi di
atasnya, dalam rangka pembinaan, perencanaan serta penetapan
kebijaksanaan.
Data tersebut dapat dimanfaatkan oleh Pusekesmas sendiri dalam rangka
peningkatan upaya kesehatan Puskesmas, melalui perencanaan ( micro
planning ), penggerakan, pelaksanaan ( mini lokakarya ) dan pengawasan,
pengendalian, sertas penilaian ( stratifikasi )
Salah satu komponen dari pengawasan adalah pemantauan yang merupakan
tindak lanjut, secara kontinu dari kegiatan program yang dikaitkan dengan proses
pengambilan keputusan serta tindakan.
contoh :
Data dari hasil SP2TP dapat dimanfaatkan untuk :
- Penyusunan profil puskesmas, dengan menggunakan data dasar
- penggambaran peran serta masyarakat, dengan menggunakan data jumlah
kader (aktif/tidak aktif ), pelaksanaan KB-Kes Terpadu melalui Posyandu.
- penggambaran tingkat pemanfaatan Puskesmas, dengan menggunakan data
kunjungan.
Penggambaran tingkat cakupan sasaran pelayanan kesehatan dari berbagai program yang
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pokok Puskesmas.
21
BAB III
KESIMPULAN
22
orang-orang yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah
penyelenggaraan kerja yang dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang yang telah ditetapkan
Puskesmas adalah adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di
samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas memiliki 4 pelayanan
menyeluruh yaitu Kuratif ( pengobatan ), Preventif ( pencegahan ), Promotif ( peningkatan
kesehatan ) dan Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan ).
Upaya Kesehatan Wajib adalah program minimal yang harus dilaksanakan oleh tiap
Puskesmas disebut juga dengan basic six , terdiri dari : Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana, Upaya perbaikan Gizi
Masyarakat, Pemberantasan Penyakit Menular, serta Pelayanan Medis dan Perawatan
Kesehatan. Puskesmas juga diperkenankan untuk membangun program lain sesuai dengan
situasi, kondisi, masalah dan kemampuan Puskesmas setempatatau disebut Upaya
kesehatan pengembangan.
23
DAFTAR PUSTAKA
24