Chapter III-VII PDF
Chapter III-VII PDF
perencanaan :
4. Kait (Hook)
5. Motor Penggerak
6. Sistem Transmisi
7. Sistem Rem
memindahkan gerakan dan gaya. Tali baja adalah tali yang dikonstruksikan dari
kg/mm2 . Beberapa serat dipintal hingga menjadi satu jalinan (strand), kemudian
beberapa strand dijalin pula pada suatu inti (core) sehingga membentuk tali. Tali
2. Lebih tahan terhadap beban sentakan, karena beban terbagi rata pada
semua strand
internal stress
internal stress
pada drum dan puli, penyambungan yang lebih cepat, mudah dijepit (clip),
8. Kawat yang patah setelah pemakaian yang lama tidak akan menonjol
keluar sehingga lebih aman dalam pengangkatan dan tidak akan merusak
adalah 7 ton. Karena pada pengangkat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
overload, keadaan dinamis dalam operasi dan perubahan udara yang tidak
Q = Q0 + q
Dari gambar 3.2 dapat dilihat diagram lengkungan tali pada mekanisme
gerak hoist dapat ditentukan tegangan tali maksimum baja yang terjadi. Sistem
pengangkat yang direncanakan ini terdiri dari 7 buah puli yang menyangga
(suspensi), sehingga :
Q = S1 + S 2 + S 3 + S 4 + S 5 + S 6 + S 7
Tegangan tarik maksimum pada tali dari sistem puli beban dihitung
Q
dengan rumus : S = .............................................................. (Lit.1, Hal 41)
n. .1
8.000
Maka S = = 1288,6 kg
7.0,905.0,98
P
S= ............................................................................... (Lit.1, Hal 40)
K
atau : P = S . K
= 5,5
Dari hasil kekuatan putus tali (P), maka pada perencanaan ini dipilih tipe
tali baja menurut United Rope Works Standard, Rotterdam Holland yaitu
Jenis tali ini dipilih dengan pertimbangan bahwa semakin banyak kawat baja
yang digunakan konstruksi tali maka akan lebih aman dari tegangan putus tali dan
15.400
Maka S= = 2800 kg
5,5
Tegangan pada tali yang dibebani pada bagian yang melengkung karena tarikan
dan lenturan adalah :
b Pb
= izin = ............................................................................ (Lit.1, Hal 39)
K K
159
Maka = =28,9 kg/mm
5,5
S
F 222 = ............................................................. (Lit.1, Hal 39)
b d
(36000)
K Dmin
Dmin
Dengan perbandingan diameter drum dan diameter tali baja ( ) untuk
d
jumlah lengkungan (NB) = 16, seperti terlihat pada gambar 3.2 adalah 38 , maka
1288,6
F 222 = = 0,6633 cm 2
15.900 1
(36000)
5,5 38
Sb
t= ........................................................................... (Lit.1, Hal 83)
F222
Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa perencanaan tali baja aman
untuk digunakan karena tegangan maksimum tali (S) yang direncanakan lebih
kecil dari tegangan maksimum izin ( S izin ) yaitu : 1288,6 kg < 2181,81 kg. Dan
tegangan tarik ( t ) yang direncanakan lebih kecil dari tegangan tarik yang
jumlah lengkungan tertentu. Umur pakai tali tergantung pada ukuran puli atau
drum, beban, konstruksi tali, faktor metalurgi, produksi, desain dan kondisi
keausannya sampai tali tersebut rusak (m) yang dihitung dengan persamaan :
D
A= m. .C.C1 .C 2 ........................................................... (Lit.1, Hal 43)
d
A
Maka m=
.C.C1 .C 2
38
m= = 1,58
19,43.0,93.0,97.1,37
z1, yaitu :
Z = 246.666,67
Jadi, jumlah lengkungan berulang yang diizinkan z = 246.666,67 yang
menyebabkan kerusakan pada tali baja. Untuk mencari umur tali baja (N)
= Faktor perubahan daya tahan tali akibat mengangkut muatan lebih rendah dari
z1
n=
a.z 2 .
246.666,67
n= = 19 bulan
3400.5.0,3.2,5
Puli (kerek atau katrol) yaitu cakra (disc) yang dilengkapi tali, merupakan
kepingan bundar, terbuat dari logam ataupun nonlogam. Pinggiran cakra diberi
alur (grove), berfungsi sebagai laluan tali untuk memindahkan gaya dan gerak.
1. Puli Tetap
Puli tetap terdiri dari sebuah cakra dan sebuah tali yang dilingkarkan pada alur
di bagian atasnya dan pada salah satu ujungnya digantungi beban, sedangkan
1. Puli Bergerak
Puli bergerak terdiri dari cakra dan poros yang bebas. Tali dilingkarkan dalam
alur di bagian bawah. Salah satu ujung tali diikatkan tetap dan di ujung
operasinya = 25
D 418,5 mm
ditabelkan pada Tabel 3.1 dibawah dengan diameter tali 18,6 mm.
Tabel 3.1 Dimensi Puli
Diameter a b c E h l r r1 r2 r3 r4
Puli dipasang pada poros (gandar) yang terdapat bantalan tak terbebani
didalam roda puli sehingga bushing roda puli mengalami tekanan yang dicari
dengan rumus :
Q
P= .................................................................. (Lit.1, Hal 72)
l.d g
Q = Beban (kg/mm2)
Harga tekanan yang tergantung pada kecepatan keliling permukaan lubang roda
puli ini tidak boleh melebihi nilai yang tercantum didalam Tabel 3.2.
V (m/s) 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3
P(kg/cm 2 ) 75 70 66 62 60 57 55 54 53 52 51 50 49
panjang bushing dengan diameter gandar untuk roda puli kerja adalah :
i
=1,5-1,8 diambil 1,65
dg
Atau : l = 1,65 dg
Q
Maka : dg =
P.l
8000
dg = = 8,57 cm = 85,71 mm
66 . (1,65 d g )
atau rantai. Drum untuk tali baja terbuat dari besi cor, tapi terkadang dari besi
dilengkapi dengan alur heliks sehingga tali akan tergulung secara seragam dan
keausannya berkurang. Drum dengan satu tali tergulung hanya mempunyai satu
arah heliks ke kanan. Drum yang didesain untuk dua tali diberi dua arah heliks, ke
Berdasarkan jumlah lengkungan (NB) yang terjadi pada tali baja diperoleh
hubungan perbandingan diameter minimum untuk puli dan drum dengan diameter
D min
= 38
d
H .i
z= + 2 .................................................................... (Lit.1, Hal 74)
.D
45.000 2
Maka = z + 2 = 42 lilitan
. 706,8
l = 112 . 26 = 2.912 mm
H .i
L= + 7 .s ............................................................................. (Lit.1, Hal 75)
.D
45000. 2
L= + 7 26 = 1,236 mm
.706,8
= 0,02 D + (0,6 s/d 1,0 cm); diambil 0,6 cm ................. (Lit.1, Hal 75)
maka : = 0,02 . 70,68 + 0,6
= 2,01 cm = 20mm
S
t = ............................................................................. (Lit.1, Hal 76)
.s
1288, 6
maka : t = = 261,11 kg/cm 2
2,1. 2,35
Jadi, bahan drum dipilih dari besi cor dengan kekuatan tekan maksimum
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh tegangan tekan izin lebih besar dari
diangkat. Pada ujung tangkainya terdapat ulir yang digunakan untuk mengikat
bantalan aksial agar kait tersebut dapat berputar dengan leluasa. Kait dapat
mengangkat mulai dari 25-100 ton. Kait terdiri atas beberapa jenis, yaitu :
Kait ini dibuat dengan cara ditempa pada cetakan rata atau tertutup. Kait
Kait ini dibuat dengan cara ditempa pada cetakan rata atau tertutup Kait ganda
dapat mengangkat mulai dari 25-100 ton Kait ganda didesain dengan dudukan
yang lebih kecil dari kait tunggal dengan kapasitas angkat yang sama
Kait mata segitiga digunakan pada crane untuk mengangkat muatan diatas 100
ton
Karena beban yang diangkat masih dalam batas kemampuan kait tunggal yaitu 12
ton. Bahan kait yang diambil dari bahan S 45 C dengan sifat-sifat material : batas
mulur = 5000 kg/cm2, kekuatan tarik (t) = 7000 kg/cm2. Perencanaan dimensi
kait dapat diambil dari standar N 661 (Kait Tunggal) dari bahan baja. Untuk
beban angkat 12 ton dengan perhitungan secara interpolasi diperoleh dimensi kait:
Tangkai kait diperiksa tegangan tariknya pada bagian yang berulir dengan rumus :
4.Q0
t = < < 500 kg/cm 2 ............................................... (Lit.1, Hal 86)
.d q 2
4(8.000)
Maka : t = = 287,6 kg/cm 2
(5,95) 2
Tegangan tarik yang terjadi pada bagian yang berulir dari tangkai kait :
287,6 kg/cm2 < 500 kg/cm2, masih dalam batas yang diizinkan sehingga kait
Karena kait yang digunakan untuk mengangkat muatan diatas 5 ton jenis
ulir yang dipakai adalah ulir trapesium. Dengan diameter dalam ulir 59,5 dari
t = Kisar ulir = 10
Tinggi minimum mur kait (H) ditentukan oleh tegangan tekan yang
diizinkan pada ulir yang dicari dengan rumus :
4.Q0 t
H= ............................................................ (Lit.1, Hal 86)
.(d 0 d1 2 ) p
dimana : p = Tegangan tekan aman untuk baja; 300-350 kg/cm2, diambil 325
kg/cm 2
4(8.000)1
maka H = = 2,3 cm
.(7.0 2 5,95 2 ).325
H
z= ..................... (Lit.3, Hal 156)
t
2,3
maka : z = = 2,3 = 2 ulir
1
h
A= (b 1 +b 2 ) ............. (*) ............................................................ (Lit.3, Hal 163)
2
dimana : h = 2,4 d1 = 2,4 (5,95) =14,28 cm
Q
= ................................................................................. (Lit.3, Hal 164)
A
Q 8000
Maka : I II = = = 60,74kg / cm 2
AI II 131,69
Q 8.000
III IV = = = 80,70kg / cm 2
AIII IV 99,13
Pemeriksaan tegangan pada bagian kait. Dari konstruksi secara grafis diperoleh :
luas penampang kritis (F) = 104 cm, faktor x = 0,12; dan jaring-jaring mulut kait
a
= 6,5 cm
2
h 2b1b2
e1 = ..................................................................... (Lit.3, Hal 163)
3b1 + b2
14,28. 2(5,36) + 13,09
Maka : e 1 = = 6,14
3 5,36 + 13,09
Q 1 2e1
1 = = 1500 kg/cm2 ........................................... (Lit.1, Hal 88)
F x a
8000 1 2(6,14)
Maka : 1 = = 605,52 kg/cm 2
104 0,12 13
h b1 + 2b2
e2 = .................................................................. (Lit.3, Hal 162)
2 b1 + b2
Q 1 e2
II = < aman .................................................. (Lit.1, Hal 88)
F x a
+h
2
8000 1 8,14
Maka : II = = 251,10 kg/cm 2
104 0,12 6,5 + 14,28
mengangkat berasal dari daya motor listrik dengan memakai sebuah elektromotor.
Pada kecepatan angkat yang konstan (V = const, gerakan yang seragam), besarnya
daya (N) yang dihasilkan oleh elektromotor dapat dihitung dengan rumus :
Q.V
N= .............................................................................. (Lit.1, Hal 234)
75
8.000 x0,28
Maka : N = = 37.33 HP
75.0,8
Maka dipilih elektromotor dengan daya motor ternilai, Nrated = 75 HP, putaran
(nrated) = 1000 rpm disesuaikan dengan standar, jumlah kutub 6 buah, momen
63
M st = 71.620 x = 4.512 kg.cm =45,12 kg.m
1000
Bahan poros penggerak dipilih S30C dengan kekuatan tarik bahan t = 5500
kg/cm2.
t
ti =
K
5500
ti = = 687,5 kg/cm 2
8
p = 0,7 ti
M rated
dp 3
0,2. p
5371,5
Maka ; d p 3 = 3,81 cm =38,1 mm
0,2(481.25)
Diameter poros penggerak dp diambil sebesar 40 mm, maka momen girasi kopling
GD 2 n 0,97QV 2
M dyn = + ............................................... (Lit.1, Hal 293)
375t s nt s
N rate
M rate = 71.620 x
n
75
Maka : M rate = 71.620 x = 5.371,5 kg.m
1000
Pemeriksaan motor terhadap beban lebih motor selama start (Mmaks = Mmot) adalah
M max
< 2,5 ...................................................................... (Lit.1, Hal 296)
M rated
M max 49,42
= = 0,92
M rated 53,71
Harga 0,85 berada jauh dibawah batas aman yang diizinkan 2,5 maka
roda gigi yang berfungsi untuk mereduksi putaran motor penggerak. Roda gigi
yang dipakai adalah roda gigi lurus 3 tingkat yang terpasang pada poros
dipasang pada satu poros yang diantaranya dipasang transmisi roda gigi yang
pengangkat diperoleh :
60.Vd
nd = ....................................................................... (Lit.1, Hal 235)
.D
60.0,56
nd = = 17,25 rpm
.0,62
Perbandingan transmisi motor dengan drum adalah :
n
i= ................................................................................. (Lit.1, Hal 234)
nd
1000
i= = 58
17,25
Perbandingan transmisi roda gigi tingkat pertama, kedua dan ketiga diambil i1 = 5;
i2 = 4 dan i3 = 2,9.
yaitu :
Sudut tekan : = 20
Modul : m = 60
: z 2 = i 1 .z 1
: 5 x 12 =60
=0,25 (6)=1,5 m
m( z1 + z 2 )
Jarak sumbu poros :a =
2
6(12 + 60)
= = 216 mm
2
=6 x 12 =72
:d 02 =m.z 2
= 6 x 60 = 360 mm
Diameter kepala : d h1 =( z 1 +2 ) m
= (12+2) 6 = 84
:d h 2 =(z 2 +2) m
=(60+2) 6 = 372 mm
Diameter kaki :d f 1 =d h1 -H
=84-13,5=70,5 mm
:d f 2 =d h 2 -H
= 372 13,5 = 358,5 mm
= .6 = 18,84 mm
Tebal gigi : S01=S02=m.
2
= 6. = 9,42 mm
2
karena saat roda gigi berputar antara roda gigi yang satu dengan yang lainnya
.d 01.n
V = 1
................................................................ (Lit.2, Hal 238)
60 x1000
.72.1000
maka : V= = 3,76 m/det
60.1000
102. p
Ft= ..................................................................... (Lit.2, Hal 238)
v
102.55,95
Maka : F t = = 1517,79 kg
3,67
Faktor dinamis (fv) dimana untuk kecepatan rendah dirumuskan dengan ;
3
fv= ............................................................................ (Lit.2, Hal 240)
3+v
3
fv= = 0,44
3 + 3,76
F t = a .b.m.Y.f v
Ft
Atau : 0 =
b.m.Y . f v
m = Modul = 6
1517,79
a = = 44,82 kg/mm 2
48.6.0,245.0,44
1517,79
a = = 26,08 kg/mm 2
48.6.0,421.0,44
Bahan untuk roda gigi 1 adalah SNC 2 yang memiliki tegangan lentur izin
(a1) = 50 kg/mm2 dan kekuatan tarik (b1) = 85 kg/mm2. Dan bahan untuk roda
Besarnya beban lentur yang diizinkan per satuan lebar sisi dapat dihitung
dengan rumus :
Fb = a .m.Y . f v .................................................... (Lit.2, Hal 240)
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa tegangan lentur yang diizinkan lebih
besar dari tegangan lentur yang direncanakan sehingga roda gigi aman untuk
digunakan.
Daya dari poros roda gigi tingkat I diteruskan ke poros roda gigi tingkat II,
dan dengan cara perhitungan yang sama seperti transmisi roda gigi tingkat I dapat
Modul :m =6
: z4 = 56
Lebar gigi :b = 48 mm
: d 04 = 336 mm
Diameter kepala : d h3 = 96 mm
: d h4 = 348 mm
Diameter kaki : df3 = 82,5 mm
: df4 = 334,5 mm
n1 Z 2
i= =
n2 Z1
n1 Z 1
n2=
Z2
1000.12
= = 200 rpm
60
n2 Z 2
n3 =
Z4
14
n3 = 200 x = 50 rpm
56
: a4 = 23,27 kg/mm 2
Bahan roda gigi 3 yang dipilih adalah SNC 1 dengan tegangan lentur yang
Rancangan ini juga aman digunakan karena tegangan lentur yang diizinkan
Daya dari poros roda gigi tingkat II diteruskan ke poros roda gigi tingkat
III, dan dengan cara perhitungan yang sama seperti transmisi roda gigi tingkat II
Modul :m =6
: z6 = 47
Lebar gigi :b = 48 mm
: d 04 = 282 mm
: d h4 = 294 mm
: d f4 = 280,5 mm
Jarak bagi lingkaran : t1=t2 = 18,85 mm
n3 Z 5
n4 =
Z6
16
n 4 = 50 x = 17,24 rpm
46,4
: a6 = 22,27 kg/mm 2
Bahan roda gigi 5 yang dipilih adalah SNC 1 dengan tegangan lentur yang
Rancangan ini juga aman digunakan karena tegangan lentur yang diizinkan
poros. Untuk perencanaan poros bantalan transmisi roda gigi dibutuhkan sebanyak
29 bantalan, dimana pada setiap poros ditumpu oleh dua hingga empat bantalan.
Untuk menentukan beban radial maka dapat ditentukan dengan cara seperti
RA + RB = FRG + WP ; FRG = Fn + WP
RA + RB = Fn + WRG + WP
Dimana :
Mp
Ft = (kg ) ................................................................. (Lit.2, Hal 25)
df / 2
Dimana :
(kg)
19.376,1
Ft =
28,5 / 2
Ft =1359,7 kg
F1
Fn= (kg ) .................................................................. (Lit.2, Hal 237)
Cos
Dimana :
= Sudut tekan = 20 0
Sehingga
1.359.7
Fn = = 1.446.9 kg
Cos 20 0
Dimana :
7,85
Mrg = (3.6 2 3,3 2 )4,5
4 1000
Mrg = 0,06 kg
Dimana :
Maka :
Wrg =0,6 N
L = Panjang poros = 60 cm
Sehingga :
7,85
mp = (3,3) 2 .60 X .
4 1000
mp =4
Wp = m.g (N)
Dimana :
Maka :
Wp = 4 x 9,81
Wp =39,3 N
M A = 0
214.098
Rb =
60
RB = 3,568,3 N = 3,6 N
Fy = 0
RA + RB = Frg + WP
RA = Frg + WP - RB
RA =14.194 + 39,3- 3,568,3
RA =10.665 N
RA =10,7
Jenis bantalan yang digunakan adalah Single Row Deep Grove Ball Bearing dari
standar Jerman. Alasan pemilihan bantalan Single Row Deep Grove Ball Bearing
adalah :
Memiliki kualitas yang baik (tahan aus,gesek dan tahan terhadap korosi).
menghentikan beban tetapi juga untuk menahan beban pada waktu diam dan
mengatur kecepatan pada saat menurunkannya. Pada perencanaan ini jenis rem
Karena rem dipasang pada poros motor, maka daya pengereman statik
(Nbr) adalah :
Q.V .
Nbr = ........................................................................ (Lit.1, Hal 292)
75
8.000.0,28.0,8
Maka : Nbr = = 23,89 HP
75
Momen statik (Mst) yang diakibatkan beban pada poros rem saat
pengereman adalah :
N br
M st = 71620 .............................................................. (Lit.1, Hal 292)
nbr
Dimana : Nbr = Kecepatan poros pengereman = 1000 rpm
23,89
Maka : Mst = 71.620 = 1711,24kg.cm = 17,11kg.m
1000
.GD 2 .n 0,975.Q.V 2 .
M dyn = + .................................... (Lit.1, Hal 293)
375.t br n.t br
dimana : GD2 = Momen girasi akibat komponen yang terpasang pada poros motor
= 4,47 kg/m2
M br .
b.rm 2 = ................................................................ (Lit.8, Hal 512)
2 . . p
b
= 0,2 s / d 0,5 ................................................................ (Lit.8, Hal 512)
r
3856(2)
Maka : 0,35 . rm 3 =
2 .0,4(3.25)
1888
= 17,54
r m = 3 0,35
maka : b = 0,2. rm
M br
S= .............................................................. (Lit.1, Hal 222)
z. .rm
2417
Dimana : S = = 153,11kg
2(0,45)17,54
S
P= ................................................................................. (Lit.1, Hal 223)
F
153,11
Maka : P = = 0,39kg / cm 2
386,72
Harga tekanan permukaan kontak ini masih dalam batas tekanan satuan
yang diizinkan yaitu untuk bahan asbes pada logam P = (0,5 s/d 7) kg/cm2, dengan
h 2b1 + b2
e1= x
3 b1 + b2
h b1 + 2b2
e1= x
3 b1 + b2
Q 1 2e1
I = x x < 1500kg / cm 2
F x
Q 1 2e1
I = x x < 1500kg / cm 2
F x + 2h
b
a =
Sf1 + Sf 2
dengan :
maka :
52
untuk roda gigi 1 : a = = 6,1kg / mm 2
6 + 2,5
30
untuk roda gigi 2 : a = = 3,53kg / mm 2
6 + 2,5
Beban permukaan yang diizinkan per satuan lebar, dapat diperoleh dari persamaan
2z2
FH=fv.kH.do1
Z1 + Z 2
2(12)
maka : FH = 0,44 . 0,13 . 72 = 1,37
12 + 60
A=b.H
Ft
= ............................................................................... (Lit.12, Hal 843)
A
1517,79
Maka : = = 2,34 kg/mm 2
648
BAB IV
PERENCANAAN MEKANISME TROLLEY
disamping harus dapat menahan beban yang diangkat, trolley juga berfungsi
sebagai pembawa beban yang melintas diatas rel pada boom/girder dalam arah
horizontal.
1. Roda Trolley
2. Tali baja
3. Puli
4. Drum
5. Motor penggerak
6. Sistem Tranmisi
7. Sistem Rem
Q0 + G o
Pmax=
4
7.700 + 500
Maka : Pmax= = 2.050 kg
4
k = 0,6 x 1 = 0,6
Bahan roda trolley Cast Iron 35-36 dengan kekuatan tekan, p = 3.500 kg/cm2.
Pmax .K
p = 600
b.r
dimana : p = Kekuatan tekan izin pada roda trolley, diambil p = 3.500 kg/cm2
2
600 Pmax .k
Maka : r =
p b.r
2
600 2050. 0,6
r=
3.500 12
D = 2 x 2,89 = 5,78 cm
Diameter poros roda trolley dapat ditentukan dengan rumus :
10, 2.Pmax .L
d= 3
b
Dan bahan poros diplih S45C dengan kekuatan tarik t = 5800 kg/cm2. dan
W = W1 + W2
d+2k
W1 = (Q + q + G0)
D
Momen tahanan relatif terhadap poros roda pada gerakan yang normal adalah :
d
M = (Q + q + G0) + 3
2
2,9
Maka : M = (15.400 + 300 + 500) x 0,1 x + 0,05 = 2349,05 kg.cm
2
Tahanan pada puli tali pengangkat (ketika troli yang dibebani bergerak,
Q+q
S offf = S1= S offf . S2 = S1 . Son = S2 .
2
dimana : = Koefisien tahanan roda puli, untuk puli dengan bantalan peluru atau
rol = 1,02
7.700 + 300
Maka : S off = = 4.000 kg
2
Maka :
Tarikan tali akibat berat dan defleksinya (f) sendiri ditentukan dari keadaan
keseimbangan momen :
qr . x2
S=
2.f
1 1
f= + X max
100 200
Maka :
Tipe tali baja yang dipilih adalah 6 x 19 + 1 fibre core dengan diameter dr = 12,9
Maka :
0,64.(25)
S= = 606,06 kg
2. 0,33
W1 + W2 + S
S max =
Maka :
P = Smax.K
Maka :
Dari hasil perhitungan diatas, beban patah yang terjadi masih dibawah
beban patah yang diizinkan yaitu, Pb = 10.100 kg. untuk tali baja dengan b =
18.000 kg/cm2.
Pb
S=
K
10.100
Sb= = 1.836,36 kg/cm 2
5,5
b
t =
K
18.000
t = = 3272,73 kg/cm 2
5,5
S
F 114 =
b d
(50.000)
K Dmin
d 1
adalah =
Dmin 3
Maka :
1.241
F 114 = = 0,74 cm 2
18.000 1
(50.000)
5,5 31
S max
t =
F114
1241
t = = 1108,1 kg/cm 2
1,12
Faktor yang tergantung pada jumlah lengkungan tali berulang dari tali
selama periode keausannya sampai tali tersebut rusak (m) :
D
A= = m. .C.C1.C 2
d
dimana :
C2 = 1,37
A
Maka : m =
.c.c1.c2
31
m= = 2,81
11,08 (0,78)(0,93)(1,37)
z
N=
a.z 2 . .
dimana :
310.000
N= = 40,52 Bulan
3400 (3)(0,3)(2,5)
Dmin
Dari diagram lengkungan tali diperoleh = 31 dan diameter tali baja =
d
Dmin = 31 . d
Diameter drum atau puli minimum yang diizinkan diperoleh dengan rumus :
D e1 . e2 . d
dimana :
Maka :
D 25 . 0,9 . 12,9
D 290,25 mm
Jadi diameter drum atau puli minimum sebesar = 340 mm dapat digunakan
ditabelkan pada Tabel 4.1 dibawah dengan diameter tali baja 12,9 mm.
Tabel 4.1 Dimensi Puli
Nama a b C e h L r r1 r2 r3 r4
s2 = 19 c2 = 9,5 r2 m= 1,5
Tebal dinding drum dapat ditentukan dengan rumus :
= 0,02 . 34 + 0,8
= 1,28 cm = 12,89 mm
Dari hasil diatas, maka tebal dinding drum yang digunakan adalah 13 mm.
1.241
t = = 510,27 kg/cm 2
1,28.1,9
Maka bahan drum dipilih dari besi cor dengan kekuatan tekan maksimum bahan
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh tegangan tekan izin lebih besar dari
W = W1 + W2
= 375,2 + 212 = 587,2 kg
kecepatan konstan :
W .v1
N=
75.
dimana :
Sehingga :
587,2
N= = 9,3 HP = 7,13 kW
75.0,85
dengan daya (Nrated) = 20 Hp, putaran (nrated) = 980 rpm disesuaikan dengan
standart, jumlah kutub 6 buah, momen girasi motor (GDrot = 1,21 kg.m2). Momen
N
M st = 71.620 x
n
7,13
M st = 71.620 x
980
M st = 521,07 kg.cm
Bahan poros penggerak dipilih S35C dengan kekuatan tarik bahan P = 5200
kg/cm2
t
ti =
K
5200
ti =
8
ti = 650kg / cm2
Tegangan puntir yang diizinkan adalah :
k = = 0,7( ti )
= 0,7(650)
= 455kg / cm2
GD2coupl = 4.g.I
dimana :
Maka :
dimana :
Maka :1,129080615
=1,533 kg.m
M mot = M st + M dyn
N rated
M rated = 71.620 x
n rated
14,92
M rated = 71.620 x = 1.090,37 kg.m
980
Pemeriksaan motor terhadap beban lebih selama start adalah ( M maks = M mot )
adalah :
M maks
< 2,5
M rated
M 1.287,76
maks
= = 1,18
M rated 1.090,37
roda gigi yang berfungsi untuk mereduksi putaran motor penggerak. Roda gigi
yang dipakai adalah roda gigi lurus 2 tingkat roda gigi penggerak yang terpasang
elektromotor yang terpasang pada satu poros yang diantaranya dipasang transmisi
diperoleh :
Vd = V . i puli
Maka : Vd = 1 . 2 = 2 m/det.
60. 2
nd = 112,34 rpm
.0,34
n
i=
nd
980
= = 8,72
112,34
8,72
i2= = 2,91
3
Sudut tekan : = 20 0
Modul :m = 6
Jumlah gigi roda gigi : z1 = 12
: z2 = 36
Lebar gigi :b = 32 mm
Tinggi kepala gigi : hk = 4 mm
Tinggi kaki gigi : hf = 5 mm
Tinggi gigi :H = 9 mm
Jarak sumbu poros :a = 96 mm
Diameter jarak bagi : d01 = 48 mm
d02 = 144 mm
Diameter kepala : dh1 = 56 mm
dh2 = 152 mm
Diameter kaki : df1 = 38 mm
df2 = 134 mm
Jarak bagi lingkaran : t1 = t2 = 15,56 mm
Kelongaran puncak : ck =1,0 mm
Tebal gigi : So1=So2 = 6,28 mm
Putaran poros I adalah n1, dengan :
n1 Z 2
i1= =
n2 Z 1
980.12
= = 326,66 rpm
36
al = 23,74 kg/mm2
Bahan roda gigi 3 yang dipilih adalah S 50 C dengan tegangan lentur yang
Daya dari poros roda gigi tingkat I diteruskan ke poros roda gigi tingkat II,
dan dengan cara perhitungan yang sama seperti transmisi roda gigi tingkat I dapat
Sudut tekan : = 20 0
Modul :m =6
= 36
Lebar gigi :b = 32 mm
d02 = 144 mm
dh2 = 152 mm
df2 = 134 mm
n2. Z 3
n3 =
Z4
13
n3 = 326,66 x = 112,25 rpm
38
Bahan roda gigi 3 yang dipilih adalah SNC2 dengan tegangan lentur yang
ini, jenis rem yang dipergunakan adalah jenis rem blok ganda yang dikatrol
W .v
N br =
75.
dimana :
maka :
1.122,8 .1
Nbr = == 17,61 HP = 13,13 kW
75. 0,85
N br
Mst = 71.620
nbr
13,13
Mst = 71.620 = 9,89 kg.m
980
.GD 2 .n 0,975.W .v 2
Mdyn = +
375.t br n.tbr
dimana :
Tekanan yang diperlukan untuk menggerakkan rem dengan sepatu ganda dapat
M br
S=
D.
dimana :
Maka :
22,64
S= = 184,8 kg
0,35(0,35)
.D.B.
F=
360
= Sudut kontak antara roda dan sepatu rem (600 s/d 1200)
Maka :
. 35. 6.60
F= = 109,9 cm 2
360
yaitu untuk bahan asbes pada logam, P = (0,5 s/d 7) kg/cm2, dengan demikian
M br .
b.r m 2 =
2 . .P
dimana :
b
= 0,2 s/d 0,5
rm
maka :
3393,02 ( 2)
0,2 . rm3 =
2 .0,45 (6)
400,01
rm= 3 = 12,59 cm
0,2
maka : b = 0,2 . rm
Di = 2rm b
Do = 2rm + b
M br
S=
Z ..rm
3393,02
S= = 299,44 kg
2(0,45)12,59
S
P=
F
dimana :
F = (ro2 ri2)
maka :
299, 44
P= = 1,5 kg/cm 2
198,47
Harga tekanan permukaan kontak ini masih dalam batas tekanan satuan
yang diizinkan yaitu untuk bahan asbes pada logam P = (0,5 s/d 7) kg/cm2, dengan
boom dan lengan bobot lawan berputar, yang bertujuan untuk memperluas daerah
kerja dan memudahkan pengaturan beban agar tepat sesuai dengan tempatnya.
1) Kran berputar bersama dengan pilar tiang pada bantalnya dan terpasang
2) Kran berputar pada pilar tiang pada bantalannya biasanya terpasang pada
pondasi ataupun terpasang mati pada pondasi atau pada truk kran.
3) Kran berputar pada poros pemutar pusat yang dipasang mati pada
komponen tak berputar, meja putar pada rel yang berbentuk lingkaran dan
Mekanisme pemutar yang dipakai kran ini adalah yang termasuk pada
kelompok tiga, yaitu kran berputar pada poros pemutar pusat yang dipasang mati
Rs
M = (Q + G B .G P ).k. 1
R
dimana :
Q = Beban muatan keseluruhannya = 14.000 kg
0,6
M = (14.000 + 14.000 + 20.180) 0,05 1,3 = 11.258,74 kg.m
0,07
dimana :
P = Tekanan angin = 40 kg/m2
crane
1
= (55 x 1,4) + (17 x 2,32) + (7.2 + 7.2) =137,44 m2
2
S mua tan = Luas bidang yang mengalami tekanan angin pada muatan = 4 m2
l = Jarak bobot bagian kran yang berputar relatif terhadap meja putar = 1m
M .ncr
N=
71620.
dimana :
Maka :
24.910,34 .0,8
N= = 0,32 HP
71620.0,85
Maka dipilih motor penggerak dengan daya motor ternilai Nrated = 4.1 HP,
dengan putaran n = 930 rpm dan momen girasi rotor (GD2)rot = 0,18 kg/m2
bagian crane yang berputar dengan kecepatan ncr terhadap poros motor (atau
pengereman) dengan kecepatan nmot (atau nbr) dapat ditentukan dengan rumus :
M
M st =
i.
n mot 930
M st = = = 1162,5
n cr 0,8
Maka :
24.910,34
M st = = 25,2 kg.m
1162,5. 0,85
Disini dipilih kopling fleksibel untuk poros motor dengan diameter poros =30
mm. momen inersia kopling tersebut (Tabel 39 Lit. 1) sebesar I = 0,003 kg.m/s2
Momen girasi kopling :
(GD2)cuopl = I . 4g
= 0,003 x 4(9,81) = 0,11 kg.m2
Momen girasi motor pada poros motor akan menjadi :
(GD2) = (GD2)rot + (GD2)cuopl
= 0,18 + 0,11 = 0,29 kg.m2
Momen inersia beban :
1
I load = Q.(a 2 + b 2 ) + Q.lboom
2
dimana :
a = Panjang beban = 2 m
b = Lebar beban = 2 m
lboom = Panjang lengan = 55 m
Maka :
1
I load = .12.000.(2 2 + 2 ) + 12.000.55 = 668.000 kg/m 2
12
1
I Gb = G B .(c 2 + d 2 ) + G B .lboo
12
dimana :
Maka :
1
I GB = 6.000 (1,4 2 + 55 ) + 6.000 55 = 1.843.480 kg/m 2
12
Momen inersia bobot pengimbang :
1
I cw = Gcw .(e 2 + f 2 ) + Gcw .lcw
2
1
I cw = .13.300.(1,7 2 + 1,8 ) + 13.300.17 = 232.894,08 kg/m2
12
.GD 2 .n mot .n cr .
M dyn = + I total .............................................. (Lit.1 Hal 298)
375.t s 30.t s . .i
dimana :
GD2= Momen girasi yang dipasang pada motor dan kopling = (0,29kg/m2)
= Koefisien untuk memperhitungkan efek masa mekanisme
transmisi(1,1 2,5 ), diambil 1,15
N rated
M rated = 71.620
n
4,1
M rated = 71.620 = 315,74 kg.cm
930
Pemeriksaan motor terhadap beban berlebih selama start (Mmaks = Mmot) adalah :
M maks
< 2,5
M daya
M maks 72,11
= = 0,22
M daya 315,74
Dari hasil diatas diperoleh berada dibawah batas yang diizinkan 0,22 < 2,5
2.n.60
t br =
n cr
dimana :
ncr = Putaran struktur putar crane pada kecepatan normal = 0,8 rpm
nt = Bagian dari satu putaran crane dimulai saat motor dimatikan sampai
mekanisme crane terhenti sepenuhnya : untuk crane pelayanan
1
sedang nt = putaran (20 o )
8
1
2.
Maka : t br = 18 0,8.60 = 6,6 detik
0.8
m
M st ' = M st =
i.
24.910,34
M st ' = M st = = 25,2 kg.m
1162,5.0,85
M br
S=
D.
Dimana :
= koefisien gesekan ( 0,35 atau 0,65)
D= Diameter roda rem (direncanakan = 50 cm)
Maka :
1,55
S= = 4,769 kg
0,5(0,65)
Luas permukaan kontak antara sepatu dan roda rem adalah :
.D.B.
A=
360
Dimana : B= Lebar sepatu (direncanakan = 20 cm)
= Sudut kontak antara roda dan sepatu rem (600 s/d 1200)
.32.20.60
A= = 418,66 cm 2
360
Tekanan satuan antara sepatu dan roda rem adalah :
P
P=
S
2328,316
= = 5,56 kg/cm 2
418,66
Harga tekanan satuan ini masih dalam batas tekanan satuan yang diizinkan yaitu
untuk bahan asbes pada logam, P = (0,5 s/d 7) kg/cm2, dengan demikian bahan
2. Boom dengan lengan yang dapat memanjang dan memendek (telescopic boom)
Pada perencanan ini boom yang dipergunakan adalah boom dengan lengan
tetap, seperti pada gambar jenis boom ini berdasarkan material konstruksinya
adalah boom rangka baja berganda. Boom jenis ini dapat mengangkat beban lebih
besar. Dalam perencanaan boom ini, perlu diketahui dulu beban akibat berat boom
itu sendiri.
momen terhadap A.
M A = 0 ;
G E (5,62) + G (16,6) TB1 sin (12,74) + G B (27,5) + TB2 sin (40,75) = 0
(600) (5,62) + (13.500) (16,6) TB1 sin 28,79 (12,74) + (6000) (27,5) TB2 sin 9,74
(40,75) = 0
3372 + 224.100 8,37 TB1 + 165.000 6,93 TB2 = 0
8,37 TB1 + 6,93 TB2 = 392.472
Fy = 0
FAy + G E + G TB1 sin + G B TB2 sin = 0
FAy + 600 + 13.500 TB1 sin 28,79 + 6000 TB2 sin 9,74 = 0
FAy + 20.100 0,48TB1 0.17 TB2 = 0
FAy =0,48TB10.17 TB2 + 20.100
Fx = 0
TB1 cos TB2 cos = 0
TB1 cos 28,79 TB2 cos 9,74 = 0
0,88TB1 0,98TB2 = 0
pengangkatan yaitu :
M Ay = 0
0 = 20.TB1 sin + 40TB2 sin 60.(G B ) X (G0 + Q + q)
0 = 20.(111409,99) sin 15,64 + 40.(54161,4).sin 7,96 60(6815,06) X (15000)
491913,97 = X .15000
X = 32,79 = 32meter
Jadi beban maksimum yang boleh diangkat pada jarak 32meter, apabila
melebihi dari jarak yang ditentukan maka lengan akan mengalami patah.
Fy
P=
s
Maka :
Fx = 0
0,6
-F AB Cos - FAC = 0
1,86
- FAB = 0,99FAC
Fy = 0
1,76
-F AB Sin -P =0
1,86
0,016FAB = 150
FAB = 9375kg
9375
FAC = = 9469,69kg
0,99
Kesetimbangan titik B
Fx = 0
FAB cos a + FBD = 0
9375(0,99) + FBD = 0
FBD = 9281,25kg
Fy = 0
FBC sin a P = 0
0,016FBC = 150
FBC = 9375kg
Kesetimbangan titik D
Fx = 0
FDE cos a + FBD = 0
0,99FDE + 9281,25 = 0
FDE = 9375kg
Fy = 0
FDC sin a P = 0
0,016FDC = 150
FDC = 9375kg
Kesetimbangan titik E
Fx = 0
FDE cos a FEC = 0
9375(0,99) = FEC
FEC = 9281,25kg
Dengan cara yang sama dapat digunakan untuk menghitung gaya dalam
yang terjadi pada tiap batang. Bahan yang digunakan untuk konstruksi lengan
TB1Sin Q1 TB 2 Sin Q2
TB 1
GB
TB 2
Q1 Q2
Fy = 0
Fx = 0
tinjau sb y :
Fy = 0
Fx = 0
- TB1cos Q1 - TB2cos Q2 = 0
- 0,88TB1 0,98TB2 = 0
TB 1 TB1Sin Q1
TB 2 Sin Q2
TB 2
G
Q1 Q2
A TB1cos Q1 TB2 cos Q 2
G
16 m 20 m GE
GB + Q + q
30 m
40 m
60 m
MA = 0
- TB1sin Q1 - TB2sin Q2 = 0
- TB1sin Q1 - TB2sin Q2 = 0
substitusikan 1 dan 2
- 0,88TB1 0,98TB2
TB2 = 54161, 4 kg
MA = 491816,19 kg.m
-MAy = 0
491913,97 = 15.000 x
x = 991913,97 / 15000
= 32 meter
E 1,4 m
C
D
1,4 m
A B
F
R A
GB
F BD
F EB F EB
F BD F BD = F BF
BF
B GB
F BF
GB
2FBD + FEB + GB = 0
2FBD + 2 FBD + GB = 0
GB = 6815,06
Tinjau Sambungan D
F FD
F
-F D
F FB
F DF
F FE
F FE F DF
F FA F FB F FA
Tinjau Sambungan E
F CE F DE F CE
F EA F EA F EF
F EF
F DE
Tinjau Sambungan C
F CE F CE
F CF F CA
F CF
F CA
Tinjau Sambungan A
F AC
F AE
F AF
F AC
A F AF
F AE R A
Karena struktur kruss A merupakan struktur statik dan konstruksi tiap bagian truss
merupaka persegi sehingga gaya pada tiap sisi truss adalah sama, sedangkan gaya
pada tiap sisi diagonal truss adalah 2 dikali tiap sisi
F AC
R A
F AF
F AE
R A
RA + 2FAF +2 FAF = 0
RA = -3,414FAF
RA = -3,414 1996,21
= 6815,06
FTB2
F TD R A FTB2
TD R A FTB1
FTB1
= 172386,05
pada boom dan beban, Counter weight (bobot imbang)terbuat dari coran beton.
Dalam perancangan tower crane ini, Counter weight (bobot imbang) terpasang di
bagian ujung pada lengan bobot lawan yang terlihat pada gambar 6.8. berikut di
bawah ini.
Counter Weight
(lengan) dan bagian beban yang sedang diangkat. Dalam perancangan tower crane
ini meja putar dan bobot imbang (counter weight) yang terpasang di bagian atas.
Bila tower crane hendak dipindahkan dari site ke site, maka harus dipisah
pisahkan dalam beberapa bagian, kemudian dipasang kembali pada site yang baru.
Kabin operator terdapat pada bagian tengah dari tower. Beberapa tower crane dari
tipe ini mempunyai gerakan trolley sepanjang boom (lengan crane) yang
Dari hasil survei, bobot imbang terbuat dari coran baja yang massa
Bobot lawan yang dibutuhkan untuk sebagai penyeimbang lengan tower crane
adalah
FY=0
.(W A) + .(Gmt ) (G0 + Q + q) = 0
W A + 600 .(2000 + 10000 + 3000) = 0
W A = 14400kg
W A = 15ton
Berat sebuah bobot imbang (counter weight) yang berupa coran beton yaitu 4 ton.
Maka bobot imbang yang dibutuhkan untuk mengangkat beban maksimum yaitu:
4ton.n = 15 ton
n = 3,75= 4 buah
FY=0
W A + 600 TC.sin = 0
TC.sin 23,62 = 16600
TC = 41430,719kg
Karena batang penyangga (TC) ada dua maka tegangan satu batang penyangga
Yaitu :
41430,719
TC = = 20715,359kg
2
M A == 0
Tabel 6.2 Panjang, jumlah, dan massa kerangka bobot lawan (hasil
perhitungan)
Jumlah
No Panjang Batang (m) Batang Massa (kg) Massa Total
1 19 2 17,38 660,44
2 1,5 24 3,16 113,76
3 1,2 27 3,16 102,384
4 1,4 22 1,68 51,744
5 15 2 1,68 50,4
6 1 4 5,57 22,28
7 10 2 1,68 16,934
Massa total lengan bobot lawan =1017,94 kg
7.1 Kesimpulan
Jenis mesin pemindah bahan yang direncanakan adalah mesin pengangkat
tipe tower crane sesuai dengan hasil survei pada Proyek Pembangunan Rumah
perhitungan serta standar yang ada dalam perencanaan mesin pengangkat dan
elemen mesin, maka dapat disimpulkan bahwa sebuah mesin pengangkat dengan
Karakteristik Utama
7.2 Saran
lebih lanjut tentang mesin pemindah bahan yang akan dirancang ulang