Anda di halaman 1dari 7

[17 MEI 2016]

TUGAS OSEANOGRAFI FISIK


CBT & XBT

DOSEN
HUSNUL HIDAYAT, S.T, M.T

NURUL CHAYAH AMALINA


3514100013
[Oseanografi Fisik B]
CTD (Conductivity Temperature Depth)

A. Fungsi

CTD adalah alat yang


digunakan dalam sampling
oseanografi untuk mengukur
salinitas air laut, suhu serta
kedalaman air laut pada tempat dan
kedalaman yang diinginkan. Alat ini
terdiri dari 3 sensor utama, yaitu
sensor tekanan untuk pengukuran
kedalaman, thermistor sebagai
sensor suhu, dan sel induktif
(conductivity) sebagai sensor
salinitas, juga dapat diberikan
sensor tambahan seperti sensor klorofil, kekeruhan, oksigen dsb. Umumnya ada 3
komponen utama dalam pengoperasian CTD yaitu: CTD, perangkat komputer
dengan software-nya, dan perangkat interface sebagai unit penghubung antara CTD dan
komputer (Gambar 1). Secara umum, sistem CTD terdiri dari unit masukan data, sistem
pengolahan, dan unit luaran.

Unit masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette, botol sampel, kabel koneksi dll.
Sensor berfungsi untuk mengukur parameter karakteristik fisik air laut yang terdiri dari
sensor tekanan, temperatur, dan konduktivitas. Botol sampel berfungsi sebagai wadah
sampel air sedangkan rosset berfungsi untuk mengatur penutupan botol. Kabel koneksi
berfungsi sebagai penompang, dan juga berfungsi sebagai pengantar sinyal. Telekomando
akan memberikan sinyal kepada rosset untuk menutup botol secara berurutan, setelah
mengambil sampel air laut.
Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan
komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah
sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta pengubah sinyal analog ke digital. CTD
mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap
penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan mencetak posisi,
kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan
pengoprasian CTD dapat terekam.

Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika menjadi sinyal
elektrik. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan
sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas).

a. Sensor Tekanan.

Sensor tekanan merupakan sensor yang memanfaatkan hubungan


langsung antara tekanan dan kedalaman. Sensor ini terdiri dari tahanan yang
berbentuk seperti jembatan wheatsrone kemudian dinamakan strain gauge.
Strain gauge merupakan alat resistansi yang berubah ketika mendapat tekanan,
Tahanan ini akan memegang peranan ketika mendapat gaya dalam bentuk
fisika seperti tekanan, beban (berat), arus dll. (Herunadi, 1998).

b. Sensor Temperatur.
Sensor temperatur adalah sensor yang berpengaruh terhadap suatu
hambatan, dalam bentuk termistor. Termistor (tahanan termal) merupakan alat
semikonduktor yang berperan sebagai tahanan dengan besar koefisien tahanan
temperatur yang tinggi dan biasanya bernilai negative. Alat ini terbuat dari
campuran oksida-oksida logam yang diendapkan seperti mangan, nikel, kobalt
dll.

c. Sensor Konduktifitas.

Sensor konduktifitas merupakan sensor yang mendeteksi adanya nilai


daya hantar listrik di suatu perairan. Sensor ini merupakan sensor yang terdiri
dari tabung berongga danempet buah terminal elektroda platina-rhodium di
belakang sisinya. Sebagai sensor yang melewati nilai konduktifitas maka rata-
rata hasil proses dalam pengukuran akan melewati nilai rendah (low pass
fliter). Sensor ini akan mulai mengukur ketika alat telah bergerak masuk
kedalam air sampai pada posisi yang diinginkan. Sebenarnya sensor ini
mengukur nilai konduktifitas untuk mengetahui nilai salinitas atau kadar garam
di sebuah perairan sacara tidak langsung.

B. Prinsip Kerja

Pada Prinsipnya teknik pengukuran pada CTD ini adalah untuk mengarahkan
sinyal dan mendapatkan sinyal dari sensor yang mendeteksi suatu besaran, kemudian
mendapatkan data dari metode multiplexer dan pengkodean (decode), kemudian memecah
data dengan metode enkoder untuk di transfer ke serial data stream dengan dikirimkan ke
kontrol unit via cabel.

CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai


seperangkat kabel elektrik secara perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik
kembali ke permukaan. Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain
gauge pressure monitor atau quartz crystal.

Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi


kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada CTD menggunakan
thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel induktif yang terdapat
dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam bentuk
data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah CTD
diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu selama perangkat
perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung. (Hutabarat,S,1984).

Sumber :

http://web.ipb.ac.id/~nurjaya/deskripsi.html

http://documents.tips/documents/bab-i-laporan-pramodul-osfis.html

http://dokumen.tips/documents/alat-instrumen-kelautan.html
XBT (Expendable Bathythermograph)

A. Fungsi

Expendable Bathythermograph
(XBT) adalah sebuah alat elektronik
yang mengukur kedalaman vs suhu
menggunakan thermistor pada berat
streamline yang jatuh-bebas. XBT ini
sekarang merupakan instrumen yang
paling banyak digunakan untuk
mengukur struktur termal dari laut atas.

B. Prinsip Kerja

XBT merupakan sebuah


probe/roket berukuran kecil yang
dijatuhkan dari sisi kapal. Saat benda ini
jatuh ke air, dia akan secara otomatis
mengukur suhu air. Kabel kecil yang ada
pada XBT mengirimkan kembali data
temperatur ke kapal yang merekam
temperatur tersebut. Karena probe
tersebut dijatuhkan ke dalam air dengan
kedalaman yang telah diperkirakan,
maka kedalaman probe tersebut dapat
diketahui dari waktu peluncurannya. Oleh ilmuwan data temperatur tersebut kemudian
diplot menjadi fungsi dari kedalaman untuk membuat profil temperatur air.

Sumber :

http://dokumen.tips/documents/ose-bab-6.html

http://oceanexplorer.noaa.gov/facts/xbt.html

Anda mungkin juga menyukai