Anda di halaman 1dari 35

PSAK LIABILITAS JANGKA PANJANG

PEMBAHASAN

1. Definisi Liabilitas Jangka Panjang

Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus
dilunasi dalamjangka waktu lebih dari satu periode akuntansi atau satu tahun
dihitung dari tanggal pembuatan laporan posisi keuangan. Pembayaran dilakukan
dengan kas namun dapat diganti dengan aset tertentu. Dalam operasional
perusahaan rekening liabilitas jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi
pengeluaran kas. Pada akhir periode akuntansi bagian tertentu dari liabiltas jangka
panjang berubah menjadi liabilitas jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan
penyesuaian untuk memindahkan bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
menjadi liabilitas jangka pendek.

Dalam liabiltas jangka panjang terdapat beberapa sub kelompok ini, yaitu :

a. Hutang hubungan istimewa


Akun ini merupakan hutang yang timbul daru transaksi dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, selain untuk akun utang usaha yang telah
ditentukan penyajiannya.
b. Liabiltas pajak tangguhan
Akun ini merupakan julah pph terutang untuk periode mendatang sebagai
akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.liabiltas pajak tangguhan
harus di kompensasi (offset) dengan aset pajak tangguhan dan nilai
bersihnya disajikan pada laporan posisi keuangan.
c. Utang sewa guna usaha
Akun ini merupakan liabiltas perusahaan kepada perusahaan sewa guna
usaha (leasing company) sehubungan denga perolehan aset perusahaan.
Utang sewa guna usaha disajikan sebesar nilai tunai dari seluruh
pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa ( harga opsi) dikurangi
angsuran pokok.

PENJELASAN TERKAIT PSAK LIABILITAS JANGKA PANJANG


A. Hutang hubungan istimewa
Berdasarkan PSAK No. 7 revisi 2009 mengatak bahwa, Hubungan dengan
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan suatu karakteristik
(feature) normal dari perdagangan dan bisnis. Misalnya, entitas sering
melaksanakan bagian dari kegiatan mereka melalui entitas anak, ventura bersama
dan entitas asosiasi. Dalam keadaan ini, entitas memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi kebijakan keuangan dan operasi investee melalui adanya
pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan.

Pengungkapan

Hubungan antara entitas induk dan entitas anak harus diungkapkan terlepas
dari apakah telah terjadi transaksi antara mereka. Jika entitas induk maupun pihak
pengendali paling akhir tidak melaporkan laporan keuangan konsolidasian yang
tersedia untuk keperluan umum, nama entitas induk berikutnya (next most senior
parent) yang paling pertama menghasilkan laporan keuangan diungkapkan.

Entitas mengungkapkan kompensasi anggota manajemen kunci secara total


dan untuk masing-masing kategori berikut:
(a) imbalan kerja jangka pendek;
(b) imbalan pasca-kerja;
(c) imbalan kerja jangka panjang lainnya;
(d) imbalan pemutusan hubungan kerja; dan
(e) pembayaran berbasis saham.

Pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf 17 dilakukan secara terpisah


untuk masing-masing kategori berikut:
a. entitas induk;
b. entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan terhadap entitas;
c. entitas anak;
d. entitas asosiasi;
e. ventura bersama dimana entitas merupakan venturer;
f. anggota manajemen kunci dari entitas atau entitas induknya; dan
g. pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya.
B. Liabilitas pajak tangguhan
Berdasarkan PSAK No. 46 bahwa liabiltas pajak tangguhan adalah jumlah
pajak penghasilan yang terutang untuk periode mendatang sebagai akibat
perbedaan temporer kena pajak.

Pengukuran

Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode kini dan periode sebelumnya diukur
sebesar jumlah yang diharapkan untuk dibayar (direstitusi) kepada otoritas
perpajakan, yang dihitung menggunakan tarif pajak (peraturan pajak) yang
telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada periode
pelaporan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan harus diukur dengan menggunakan tarif
pajak yang akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan,
yaitu dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang
telah secara substantif berlaku pada periode pelaporan.

Penyajian
Saling hapus
Entitas melakuan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak
kini jika dan hanya jika, entitas:
Memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus
jumlah yang diakui; dan
Berniat untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau
merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara
bersamaan.
Entitas melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas
pajak tangguhan jika dan hanya jika:
entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset
pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan
aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait
dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas pajak
atas entitas kena pajak yang sama atau entitas kena pajak
berbeda yang akan merelaisasikan secara bersama

Pengungkapan
Komponen utama beban (penghasilan) pajak diungkapkan secara terpisah :
beban (penghasilan) pajak kini;
Penyesuaian atas pajak kini yang berasal dari periode sebelumnya;
jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan baik yang berasal dari
timbulnya perbedaan temporer maupun dari realisasinya;
jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan terkait dengan
perubahan tarif pajak atau penerapan peraturan perpajakan yang baru;
jumlah manfaat yang ditimbulkan dari rugi pajak yang tidak diakui
sebelumnya, kredit pajak atau perbedaan temporer periode
sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi beban pajak kini;
jumlah manfaat dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya, kredit
pajak, atau perbedaan temporer periode sebelumnya yang digunakan
untuk mengurangi beban pajak tangguhan;
Dll.

C. Hutang sewa guna usaha


Berdasarkan PSAK No.30 revisi 2009 bahwa hutang sewa guna usaha
adalah kegiata pembiayaan dengan menyediak barang modal baik dengan hak opsi
maupun tanpa hak opsi untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selam jangka
waktu tertentu berdasarkan pembyaran secara angsuran.

Pelaporan dan pengungkapan Transaksi Sewa Guna Usaha olehPerusahaan Sewa


Guna Usaha

Finance Lease

1. Aktiva dilaporkan berdasarkan urutan likuiditasnya, kewajiban dilaporkan


berdasarkan urutan jatuh temponya tanpa mengelompokkan ke dalam unsur
lancar dan tidak lancar (unclassified balance sheet).

2. Penanaman neto dalam aktiva yang disewagunausahakan harus dilaporkan


dalam
neraca dengan rincian sebagai berikut:

Piutang Sewa Guna Usaha Rp xxxxx


Nilai Sisa Yang Terjamin - xxxxx
Pendapatan Sewa Guna Usaha Yang
Belum Diakui- (xxxxx)
Simpanan Jaminan - (xxxxx)
Penanaman Netto Sewa Guna Usaha Rp xxxxx
Penyisihan Piutang Sewa Guna Usaha
yang Diragukan (xxxxx)
Jumlah Penanaman Neto Rp xxxxx
3. Laporan laba rugi disajikan sedemikian rupa sehingga seluruh pendapatan
dilaporkan dalam kelompok yang terpisah dari kelompok biaya (single step).
Pendapatan sewa guna usaha harus dilaporkan sebagai komponen utama
dalam
kelompok Pendapatan.

4. Jumlah penanaman neto dan pendapatan sewa guna usaha dalam sewa
guna
usaha sindikasi dan leveraged leases harus dilaporkan oleh masing- masing
pihak
secara proporsional sesuai dengan penyertaannya.

5. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan


keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut:

Kebijakan akuntansi penting yang digunakan sehubungan dengan transaksi


sewa guna usaha.
Jumlah pembayaran sewa guna usaha paling tidak untuk 2 (dua) tahun
berikutnya.
Sifat dari simpanan jaminan yang merupakan kewajiban perusahaan sewa
guna usaha kepada penyewa guna usaha.
Piutang sewa guna usaha yang dijaminkan kepada pihak ketiga.
Sewa guna usaha sindikasi dan leveraged leases.

Operating Lease

1. Barang modal yang disewagunausahakan dilaporkan berdasarkan harga


perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutannya.
2. Aktiva yang disewagunausahakan dilaporkan secara terpisah dari aktiva tetap
yang tidak disewagunausahakan.
3. Perhitungan rugi laba harus disusun sedemikian rupa sehingga seluruh
pendapatan dilaporkan dalam kelompok yang terpisah dari kelompok biaya
(single step). Pendapatan sewa guna usaha harus dilaporkan sebagai
komponen utama dalam kelompok pendapatan.
4. Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan dilaporkan secara terpisah dari
penyusutan aktiva yang tidak disewagunausahakan.
5. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut:
Kebijakan akuntansi penting yang digunakan sehubungan dengan transaksi
sewa guna usaha.
Jumlah pembayaran sewa guna usaha paling tidak untuk 2 (dua) tahun
berikutnya.
Sifat dari simpanan jaminan (jika ada)
Aktiva yang disewagunausahakan yang dijaminkan kepada pihak ketiga.
Sewa guna usaha sindikasi dan leveraged leases.

Pelaporan dan Pengungkapan Transaksi sewa Guna Usaha oleh


Penyewagunausaha

Capital Lease

1. Aktiva yang disewagunausaha dilaporkan sebagai bagian aktiva tetap dalam


kelompok tersendiri. Kewajiban sewa guna usaha yang bersangkutan harus
disajikan terpisah dari kewajiban lainnya.
2. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut:
Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dibayar paling tidak untuk 2 (dua)
tahun berikutnya.

Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan yang dibebankan dalam


tahunberjalan.
Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.
Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta
amortisasinyasehubungan dengan transaksi sale and leaseback.
Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna
usaha(major covenants).
Operating Lease

Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan


keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut:
Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan yang
dibebankan sebagai biaya sewa.
Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dilakukan paling tidak
untuk 2 (dua) tahun berikutnya.
Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.
Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya
sehubungan dengan transaksi sale and leaseback.
Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna usaha
(major covenants).
TEORI LIABILITAS JANGKA PANJANG
1. Definisi Hutang Jangka Panjang
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) 2009 pengertian dari kewajiban (hutang) adalah sebagai berikut :
Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa
lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Utang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus
dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Pembayaran dilakukan dengan
kas namun dapat diganti dengan aset tertentu. Dalam operasional normal
perusahaan, rekening utang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi
pengeluaran kas. Pada akhir periode akuntansi bagian tertentu dari uutang jangka
panjang berubah menjadi uutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan
penyesuaian untuk memindahkan bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo
menjadi uutang jangka pendek.

2. Timbulnya Utang Jangka Panjang


Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun
suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi
dalam aset tetap yang akan memberikan manfaat dalam jangka panjang sebaiknya
diperoleh dari hutang jangka panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini
perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang misalnya
obligasi atau menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
Ada beberapa kelebihan menarik utang jangka panjang melalui obligasi dibanding
menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
a. Keuntungan menarik obligasi adalah pemegang obligasi tidak mempunyai hak
suara dalam kebijakan perusahaan sehingga tidak mempengaruhi manajemen.
b. Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding dividen yang harus dibayarkan
kepada pemegang saham.
c. Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat
mengurangi kewajiban pajak sedangkan dividen adalah pembagian laba yang
tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
Sebaliknya juga terdapat hal yang kurang menguntungkan antara lain :
a. Bunga obligasi adalah beban tetap baik dalam keadaan perusahaan mendapat
laba atau mengalami kerugian.
b. Jika perusahaan tidak mampu membayar obligasi yang jatuh tempo, pemegang
obligasi tetap mempunyai hak untuk menuntut pengembalian obligasi sedangkan
pemegang saham tidak mempunyai hak demikian karena pemegang saham
adalah pemilik perusahaan yang turut bertanggung jawab menanggung resiko
kerugian perusahaan.

3. Jenis jenis Hutang Jangka Panjang


Sulit untuk mengetahui jenis jenis kewajiban (hutang) jangka panjang, akan
tetapi menurut PSAK (2009) No.1 dapat diketahui klasifikasi / jenis jenis dari
kewajiban jangka panjang itu sendiri yaitu :
Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
panjang, walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan sejak tanggal neraca, apabila :
a) Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari 12 (dua
belas) bulan;
b) Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan
pendanaan jangka panjang; dan
c) Maksud tersebut pada huruf b) didukung dengan perjanjian pembiayaan
kembali atau penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati
sebelum laporan keuangan di setujui.
Menurut Sukrisno Agoes (2012) Berikut ini sebagian contoh dari Kewajiban
kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari
satu tahun. yaitu :
1. Kredit investasi (long term loan)
Kredit investasi yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan
bank, yang digunakan untuk pembelian asset tetap, kecuali tanaj, misalnya
gedung dan mesin.
Jika pinjaman tersebut diperoleh dari bank atau lembaga keuangan di luar
negeri, disebut off-shore loan. Dalam hal ini pinjaman diperoleh dalam mata
uang asing dan pembayaran kembali pinjaman maupun bunganya juga
dilakukan dalama mata uang asing.
Tingkat bunga off-shore-loan biasanya lebih rendah dari tingkat bunga
pinjaman dalam negeri, yaitu satu atau dua persen di atas LIBOR (London Inter
Bank Offered Rate) atau SIBOR (Singapore Inter bank offered rate). Hal ini
disebabkan karena bunga di pasar international lebih rendah dari di Indonesia,
selain itu ada risiko kenaikan kurs dolar terhadap rupiah. Untuk memperkecil
risiko tersebut, biasanya perusahaan melakukan SWAP dengan bank devisa
dengan membayar premi tersebut. SWAP maksudnya kontrak antara
perusahaan dengan bank devidsa untuk membeli sejumlah ata uang asing
dengan kurs tertentu, dalam jangka waktu tertentu, dimana perusahaan harus
membayar premi SWAP. Tingkat bunga kredit investasi biasanya lebih rendah
dari tungkat bunga kredit kerja (working capital loan)
Penyebabnya antara lain sebagai berikut.
a) Jumlah kredit investasi biasanya jauh lebih besar dari jumlah kredit modal
kerja
b) Kredit investasi biasanya digunakan untuk pembelian asset tetap, pada waktu
perusahaan baru akan beroperasi atau untuk perluasan usaha, sehingga
memerlukan beberapa tahun untuk dapat mengilkan pendapatan.
c) Jangka waktu pengemlia kredit investasi biasanya lebih dari satu tahun,
sehingga bagi bank sebagai kreditur berarti dananya sudah pasti akan
memberikan hasil, dalam bentuk pendapatan bunga, dalam waktu yang
panjang.
d) Untuk meringankan beban perusahaan sebagai debitur, biasanya bank
memberikan grace period, yaitu tanggang waktu di masa perusahaan belum
perlu membayar cicilan pinjaman, kadang-kadang belum perlu membayar
bunga.
2. Utang obligasi
Utang obligasi uaitu pinjaman jangka panjang yang diperoleh suatu
perusahaan dengan menjual obligasi, didalam negeri maupun di luar negeri. Di
Indonesia, perusahaan yang mengeluarkan obligasi harus mengikuti peraturan
yang dikeluarkan oleh bapepam-LK
Saat ini sudah ada beberapa perusahaan Indonesia mengeluarkan obligasi,
misalnya: Jasa Marga, Astra, Bakrie & Brothers dan lain-lain.
Ada beberapa jenis obligasi adalah sebagai berkut.
a) Registrated Bond. Obligasi yang mencantumkan nama pemilik di sertifikat
obligasinya, sehingga jika dipindahkan harus di endorse di bagian
belakangnnya.
b) Coupon bond atau bearer bonds. Obligasi atas unjuk yang tdiak
mencantumkan nama pemilik di sertifikat obligasinya, sehingga tidak perlu di
endorese pada saat dipindahtangankan.
c) Term bonds. Obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada sautu tanggal
tertentu.
d) Serial bonds. Obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap
e) Convertivle bonds, obligasi yang bisa ditukar dengan surat berharga.
f) Callable bond. Obligasi yang memberikan hak kepada perusahaan
mengeluarkan obligasi tersebut, untuk melunasi obligasi tersebut sebelum
tanggal jatuh temponya.
g) Secured bonds. Obligasi yang dijamin dengan harta perusahaa, sehingga jika
perusahaan mengeluarkan obligasi tidak dapat melunasi obligasi tersebut
pada tanggal jatuh temponya, maka pemilik obligasi dapat mengklain harya
yang dijaminkan untuk pelunasan obligasi tersebut.
h) Usecured bonds. Obligasi tanpa jaminan.
3. Wesel bayar yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Wesel bayar yang jatuh tempnya lebih dari sat yytahun yaitu suatu pernayaan
tertulis dari deebitu dengan bahwa ia berjanji untuk membayar sejumlah tertentu,
pada tanggal terntetu memperhitungkan tingkat bunga tertentu.
4. Utang kepada pemegang saham atau perusahaan induk atau perusahaan affiliasi
Bisanaya diberikan untuk membantu perusahaan anak atau perusahaan
affiliasi yang baru mulai beroperasi dan membutuhka pinjaman. Pinjaman tersebut
bisa dikenakan bunga bisa juga tanpa dikenakan bunga.
5. Utang subordinasi
Untang suborduinasi yaitu utang dari pemegang saham atau perusahaan
induk yang mempunyai beberapa sifat:
a) Tanpa bunga;
b) Baru dibayar kembali pada saat perusahaan telah mempunyai kemampuan
untuk membayar kemabali utangnya;
c) Mempenunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran modal.
6. Bridging loan
Bridging loan yaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit
investasi dibutjkan perusahaan sudah diperoleh. Tinggkat bunga biasanya lebih
tinggi dari tingkat bunga pasar dan bisa berupa short term loan atau long term
loan.
7. Utang leasing
yaitu untang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk pembelian asset
tetap dan biasanya dicicil dalam jangka panjang.
Bagian dari utang leasing yan gjatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun
dikelompokan sebagai utang jangka pendek. Sdangkan yang jatuh temponya
lebih dari satu tahun dikelompokkan sebagai liabilitas jangka panjang. Sekarang
ini istilah yang digunakan dalam ETAP adalah utang sewa.
TUJUAN PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PANJANG

Tujuan pemeriksaan hutang jangka panjang sebenarnya sama denganpemeriksaan


hutang jangka pendek. Akuntan juga harus memperhatikan bahwaketentuanketentuanyang
dicantumkan didalam perjanjian kredit itu ditaati oleh klienserta bungajuga telah dihitung
dengan benar dan dibukukan dengan tepat sebagaibiaya untuk tahun yang bersangkutan.
Tujuan tersebut antara lain:

1) Menentukan Internal Control atas hutang jangka panjang apakah sudah cukup
baik.
Ciri internal control yang baik antara lain :
Perolehan hutang jangka panjang harus mendapat persetujuan dari
pejabatperusahaan yang berwenang (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS),
biasanyadalam bentuk notulen rapat.
Hutangjangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asingdicover
dengan SWAP untuk mencegah kerugian yang timbul jika terjadidevaluasi.
Perusahaanyang menjual obligasi sebaiknya menggunakan Independent
Trustee (biro admenistrasi efek) agar dapat mengadministrasikan obligasiyang
beredar, mengurus pembayaran bunga obligasi, dan mengurus pelunasanobligasi
yang jatuh tempo

2) Menentukan apakah hutang jangka panjang sudah dicatat seluruhnya per


tanggal neraca dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
Aditor harus yakin bahwa seluruh kewajiban jangka panjang perusahaan sudah dicatat
dan dilaporkan di neraca per tanggal neraca dan jangan sampai ada yang belum
tercatat (unrecorded). Misalnya, jika ada hutang leasing untuk pembelian kendaraan,
maka harga perolehan kendaraan dan hutang leasing harus dicatat sebesar nilai
tunainya.

3) Menentukan hutang jangka panjang yang tercantum di neraca apakah


merupakan kewajiban perusahaan.
Auditor harus yakin bahwa hutang jangka panjang yang diperoleh benarbenar
digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan, bukan digunakan oleh
pihak lain, misalnya anak perusahaan.
Contoh: PT. Arif memperoleh kredit investasi dari Bank Setia sebesar Rp
10.000.000.000. Dari jumlah tersebut, yang digunakan PT. Arif hanya
Rp5.000.000.000 yang lainnya digunakan oleh anak perusahaan, yaitu PT. X
(Rp1.000.000.000), PT. Y (Rp 2.000.000.000) dan PT. Z (Rp 2.000.000.000).

4) Menentukan hutang jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang
dijaminkan apakah sudah diidentifikasi.
Auditor harus yakin bahwa bila ada hutang yang berasal dari tuntutan hukum, hutang
tersebut sudah dicatat dan dilaporkan di neraca. Selain itu, jika ada aktiva perusahaan
yang dijadikan jaminan atas hutang jangka panjang tersebut sudah dicatat dan
dilaporkan di neraca oleh perusahaan.

5) Menentukan hutang jangka panjang dalam valuta asing per tanggal neraca
apakah sudah dikonversikan kedalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal neraca dan selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan/dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.

6) Biaya bunga dan biaya yang terutang dari liabilitas jangka panjang serta
amortisasi dari premium/discount telah dicatat per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca).

7) Menentukan apakah biaya bunga hutang jangka panjang yang tercatat pada
tanggal neraca betulbetul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan
beban perusahaan.
Auditor harus yakin bahwa biaya bunga yang tercantum di laporan rugi laba
merupakan beban perusahaan, bukan beban perusahaan lain yang dijadikan beban
perusahaan untuk tujuan tertentu.

8) Menentukan apakah semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh
perusahaan sehingga tidak terjadi Bank Default.
Bank default maksudnya adalah pelanggaran terhadap kriteriakriteria yang tercantum
dalam perjanjian kredit. Jika terjadi bank default, maka hal tersebut harus diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan.

9) Menentukan apakah bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam
satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai hutang lancar.
Auditor harus yakin bahwa tidak ada kesengajaan dari klien untuk tidak
mengreklasifikasi, dengan tujuan agar current ratio perusahaan menjadi lebih baik.

10) Menentukan apakah hutang jangka panjang berikut discount, premium dan
bunga yang timbul sudah dicatat dan diklasifikasikan dalam laporan keuangan
sesuai dengan SAK.
Auditor harus yakin bahwa halhal penting mengenai hutang jangka panjang sudah
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES (ICQ) LIABILITAS JANGKA PANJANG

1. Pengertian Internal Control Questionnaires


ICQ adalah serangkaian pertanyaan mengenai pengendalian dalam setiap
area/ruang lingkup audit untuk mendeteksi kekuatan/kelemahan system pengendalian
yang diteliti. Cara ini banyak digunakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), karena
dianggap lebih sederhana dan praktis. Biasanya KAP sudah memiliki satu set ICQ yang
standar, yang biasa digunakan untuk memahami dan mengevaluasi pengendalian intern
di berbagai jenis perusahaan. Pertanyaan-pertanyaan dalam ICQ diminta untuk dijawab
YA (Y), Tidak (T), atau Tidak Relevan (TR). Jika pertanyaan- pertanyaan tersebut sudah
disusun dengan baik, maka:
1. Jawaban YA akan menunjukkan ciri internal control yang baik
2. Jawaban Tidak akan menunjukkan cirri internal control yang lemah
3. Jawaban Tidak Relevan berarti pertanyaan tersebut tidak relevan untuk
perusahaan tersebut.

ICQ biasanya dikelompokkan sebagai berikut:


a. Umum
Biasanya pertanyaan menyangkut struktur organisasi, pembagian tugas dan
tanggungjawab, akta pendirian dan pertanyaan umum lainnya mengenai keadaan
perusahaan.
b. Akuntansi

Pertanyaan-pertanyaan menyangkut keadaan pembukuan perusahaan,


misalnya apakah proses pembukuan dilakukan secara manual atau computerized,
jumlah tenaga di bagian akuntansi dan lain-lain.

c. Siklus Penjualan-Piutang-Penerimaan Kas

Pertanyaan-pertanyaan menyangkut system dan prosedur yang terdapat di


perusahaan dalam siklus penjualan (kredit dan tunai), piutang dan penerimaan kas.

d. Siklus Pembelian-Utang-Pengeluaran Kas

Pertanyaan-pertanyaan menyangkut system dan prosedur yang terdapat di


perusahaan dalam siklus pembelian (kredit dan tunai), utang dan pengeluaran kas.

e. Persediaan

Pertanyaan-pertanyaan menyangkut system dan prosedur penyimpanan dan


pengawasan fisik persediaan, system pencatatan dan metode penilaian persediaan
dan stock opname.

f. Surat Berharga (Securities)


Pertanyaan-pertanyaan menyangkut surat berharga, otorisasi untuk pembelian
dan penjualan surat berharga dan penilaiannya.
g. Aktiva Tetap

Pertanyaan-pertanyaan menyangkut system dan prosedur penambahan dan


pengurangan aktiva tetap, pencatatan dan penilaian aktiva tetap dan lain-lain.

h. Gaji dan upah


Pertanyaan-pertanyaan menyangkut kebijakan personalia (human resources
development) serta system dan prosedur pembayaran gaji dan upah.

Yang perlu diperhatikan adalah:

1. Auditor harus menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan di ICQ kepada staff


klien dan kemudian mengisi sendiri jawabannya, jangan sekedar menyerahkan ICQ
kepada klien untuk diisi.
2. Untuk repeat angangement (penugasan yang berikutnya) ICQ tersebut harus
dimutakhirkan berdasarkan hasil Tanya jawab dengan klien.
3. Ada kecenderungan bahwa klien akan memberikan jawaban seakan- akan
pengendalian intern sangat baik. Karena itu auditor harus melakukan compliance test
untuk membuktikan efektivitas dari pengendalian intern klien.

2. Contoh Internal Control Questionnaire

Y = Ya T= Tidak
Klien : PT Kalima TR = Tidak
Relevan
Y T TR
1. Apakah setiap pinjaman jangka panjang dari bank harus
disetujui terlebih dahulu secara tertulis oleh :
a. Direksi ?
b. Dewan Komisaris ?
c. RUPS ?
2. Apakah penjualan obligasi kas mendapat persetujuan terlebih
dahulu secara tertulis oleh :
a. Direksi ?
b. Dewan Komisaris ?
c. RUPS ?
d. Bapepam ?
3. Jika perusahaan mengeluarkan obligasi apakah digunakan jasa
independent trustee untuk:

a. Pengadministrasian obligasi?
b. Mengurus pembayaran bunga obligasi?
c. Mengurus pelunasan obligasi yang jatuh tempo ?
4. Jika pinjaman diperoleh dalam bentuk offshare loan, apakah
pinjaman tersebut dicover dengan SWAP, untuk menghindari
kerugian karena depresiasi nilai rupiah?
A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pernyataan diatas



B. Catatan lain



C. Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang, Buruk)?



D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya)



Klien: Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Indeks:
PT. Kalima

Skedul: Tanggal: Tanggal: Tanggal:


ICQ - Liabilitas Jangka Panjang
PROSEDUR PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PANJANG

AUDIT PROSEDUR LIABILITAS JANGKA PANJANG :

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas libilitas jangka panjang.


Dalam hal ini biasanya digunakan internal control questionnaires atau penjelasan
narative, tidak perlu flow chart. Auditor harus melihat apakah di perusahaan terdapat
ciri-ciri internal control yang yang baik atas liabilitas jangka panjang. Untuk tes
transaksi (compliance test) perlu dilakukan:
a. Pemeriksaan atas penerimaan pinjaman
b. Pemeriksaan atas pembayaran cicilan pinjaman
c. Pemeriksaan atas perhitungan bunga pinjaman
d. Pemeriksaan atas pembayaran bunga pinjaman

2. Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan liabilitas jangka panjang


berikut discount, premium, dan bunga selama peiode yang diperiksa
Ringkasan tersebut harus menunjukkan perubahan selama setahun (periode
yang diperiksa), baik untuk liabilitas jangka panjang maupun bunganya.
a. Kewajiban harus terlihat saldo awal tahun, tambahan kewajiban dalam periode
yang diperiksa, jumlah pembayaran yang dilakukan dan saldo akhir tahun.
b. Bunga harus terlihat utang bunga pada awal tahun, biaya bunga dalam tahun
tersebut, jumlah pembayaran bunga tahun tersebut dan bunga yang terutang
pada akhir tahun.

3. Kirim informasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai : plafon
kredit, saldo per tanggal laporan posis keuangan, tingkat bunga, jangka waktu
pinjaman dan jaminan kredit.
Surat konfirmasi bisa dibuat khusus untuk konfirmasi liabilitas jangka panjang
atau tergantung dalam konfirmasi bank yang standar.

4. Minta salinan perjanjian kredit untuk permanent file, lalu perhatikan apakah
data yang terdapat dalam perjanjian kredit tersebut sesuai dengan data yang
tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan liabilitas jangka panjang.
Untuk memudahkan, perlu dibuat excerpt (ringkasan) dari perjanjian kredit
untuk permanent file. Data yang perlu diperbandingkan antara lain; plafon kredit,
tingkat bunga, jangka waktu kredit, jaminan apakah berupa aset tetap, persediaan,
piutang, jaminan pribadi (personal guarantee) atau jaminan perusahaan (corporate
guarantee).
Perlu diperhatikan pembatasan yang terdapat dalam perjanjian kredit, yang
bila dilanggar oleh perusahaan akan mengakibatkan terjadinya bank default, yang
harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Perhatikan juga apakah pembayaran kembali pinjaman dan pembayaran
bunga harus dilakukan dalam mata uang asing atau rupiah.
5. Periksa apakah perolehan/penambahan liabilitas jangka panjang sudah
mendapat persetujuan tertulis dari direksi/dewan komisaris/pemegang saham,
yang biasanya di berikan melalui notulen rapat.

6. Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi


discount/premium dan obligasi. Tie-up jumlah beban bunga dan amortisasi
discount/premium dengan jumlah yang tercantum pada laporan laba rugi.
Discount/premium yang belum diamortisasi harus dilaporkan sebagai
pengurangan/penambahan dari nilai nominal obligasi.

7. Periksa apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang
diperpanjang (direnewed) setelah tanggal laporan posisi keuangan, untuk
mengetahui apakah utang tersebut harus tetap disajikan sebagai liabilitas
jangka panjang atau sebagai utang lancar.

8. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari
perusahaan afiliasi, harus dikirim konfirmasi dan periksa apakah ada
pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.

9. Seandainya ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya dan


penyajiannya di laporan keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi
sewa guna usaha (PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa)
Dalam hal ini auditor harus meminta salinan (copy) lease agreement (perjanjian
leasing), dan memeriksa apakah leasing tersebut memenuhi kriteria dari suatu
capital lease, yaitu sebagai berikut.
a. Penyewa usaha guna memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa guna
usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui
bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
b. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan penyewa guna usaha ditambah
dengan nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang
disewa guna usaha serta bunganya, sebagai keuntungan perusahaan sewa guna
usaha (full payout lease).
c. Masa sewa guna usaha minimum dua tahun.
Jika salah satu kriteria tersebut di atas tidak terpenuhi maka transaksi sewa guna
usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa-menyewa biasa (operating lease).

Selain itu PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa, mengatur perlakuan akuntansi
oleh penyewa guna usaha (lessee) sebagai berikut.
a. Transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aset tetap dan
liabilitas pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh
pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus
dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha. Selama
masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan
dicatat sebagai angsuran pokok liabilitas sewa guna usaha dan beban bunga
berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa liabiltas penyewa
guna usaha.
b. Aset yang disewa guna usaha harus diamortisasi dalam jumlah yang wajar
berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
c. Liabilitas sewa guna usaha harus disajikan sebagai liabilitas lancar dan jangka
panjang sesuai dengan praktek yang lazim untuk jenis usaha penyewa guna
usaha.
d. Dalam hal dilakukan penjualan dan penyewaan kembali (sales and leaseback)
maka transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah
yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa guna usaha. Selisih antara harga
jual dan nilai buku aset yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan
atau kerugian yang ditangguhkan. Amortisasi atas keuntungan atau kerugian
yang ditangguhkan harus dilakukan secara proporsional dengan biaya amortisasi
aset yang disewa guna usaha apabila leaseback merupakan capital lease atau
secara proporsional dengan biaya sewa apabila leaseback merupakan operating
lease.

Selain itu PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa juga mengatur mengenai pelaporan
dan pengungkapan transaksi sewa guna usaha dalam bentuk capital lease oleh
penyewa guna usaha, sebagai berikut.

a. Aset yang disewa guna usaha dilaporkan sebagai bagian aset tetap dalam
kelompok tersendiri. Liabilitas sewa guna usaha yang bersangkutan harus disajikan
terpisah dari liabilitas lainnya.
b. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut.
Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dibayar palling tidak untuk
dua tahun berikutnya.
Penyusunan aset yang disewa guna usahakan yang dibebankan dalam tahun
berjalan.
Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.
Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya
sehubungan dengan transaksi sales dan leaseback.
Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna usaha
(major covenants).

10. Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai
liabilitas jangka pendek
11. Seandainya ada liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam
mata uang asing, periksa apakah per tanggal laporan posisi keuangan sudah
dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan dan selisih kurs yang terjadi
sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.

12. Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap liabilitas


jangka panjang dan biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam pencatatan biaya bunga.

Contoh:

2011 2010 Naik (Turun)

Liabilitas Jangka Panjang Rp1.500 juta Rp1.500 juta Rp1.000 juta 200%

Bunga Rp 150 juta Rp 150 juta Rp 75 juta 100%

Kalau dilihat sekilas, bunga tahun 2011 terlalu kecil, kemungkinan ada kesalahan.

Tetapi mungkin saja benar apabila:


pinjaman tahun 2011 ada grace period-nya;
pinjaman tahun 2011 dilakukan tidak pada awal tahun;
tingkat bunga pinjaman tahun 2011 lebih kecil dari tahun 2010.

13. Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang di laporan posisi
keuangan dan catatan atas laporan keuangan dilakukan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS
Biasanya di top schedule auditor mencamtumkan kesimpulan pemeriksaanya,
berdasarkan semua audit prosedur yang telah dilakukannya, mengenai kewajaran
penyajian liabilitas jangka panjang.
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PANJANG

A. Top Schedule Kewajiban Jangka Panjang

Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, yang
jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun.

Contoh Top Schedule Kewajiban Jangka Panjang


WP Per Book AJE Final Balance Balance
Ref 31-12-2011 DR. CR. 31-12-2011 31-12-2010
Utang Kredit
Investasi-Bank
Mandiri M1 Rp1.000.000.000 Rp1.000.000.000 Rp300.000.000
Rp300.000.00
Offshore Loan M2 Rp9.200.000.000 0 Rp9.500.000.000
Utang
Pemegang
Saham M3 Rp500.000.000 Rp500.000.000 Rp500.000.000
Utang
Subordinasi M4 Rp1.500.000.000 Rp1.500.000.000 Rp1.500.000.000
Rp12.200.000.00 Rp300.000.00 Rp12.500.000.00
0 - 0 0 Rp2.300.000.000
^ ^ ^ ^
Kesimpulan: Berdasarkan prosedur audit yang dijalankan sesuai dengan audit program
kewajiban jangka panjang, kami menemukan satu kesalahan yang menyangkut
laba rugi selisih kurs. Namun demikian usulan audit adjustment yang kami
ajukan sudah disetujui klien, sehingga menurut pendapat kami, saldo kewajiban
jangka panjang per 31 Desember 2011 sudah disajikan secara wajar.
DIBUAT OLEH DIREVIEW: KLIEN: PT RENIKU PERIODE INDEKS:
SCHEDULE: Top
Schedule
TANGGAL: 27- TANGGAL; 20-01-2012 Kewajiban Jangka 31/12/2011 M
01-2012 Panjang
B. Supporting Schedule Kredit Investasi
Supporting Schedule Adalah bagian terbesar ari kertas kerja yang mencangkup
schedule terinci yang disiapkan oleh auditor untuk mendukung angka-angka keuangan
tertentu dalam laporan. Supporting schedule terdiri dari analisis, daftar atau neraca
percobaan, rekonsiliasi angka, pengujian kelayakan, ringkasan prosedur, pemeriksaan
dokumen pendukung, bersifat sebagai informasi, dokumentasi luar.
Kredit investasi yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan bank,
yang digunakan untuk pembelian aset tetap, kecuali tanah, misalnya gedung dan mesin.

Contoh Supporting Schedule Kredit Investasi-Bank Mandiri


Saldo 1/1/11 Rp300.000.000 V/

Penambahan tahun 2011:


Kredit investasi Bank Mandiri
(PK# 0013/02 tgl. 19-6-11) Rp 1.000.0000.000 //

Pengurangan tahun 2011:


Pelunasan sisa pinjaman (Rp 300.000.000) Vo
Rp 1.000.000.000 L Conf

================
=
to M
Conf dikirim konfirmasi dan jawaban cocok.
V/ Cocok dengan working paper tahun lalu
^ Checked footing
L Cocok dengan general ledger
// Periksa perjanjian kredit (copy di permanent file) dan bukti penerimaan bank
- bunga 15%/tahun
- jangka waktu 1-7-11 s.d. 30-6-14
- grace period satu tahun (belum ada kewajiban membayar pokok pinjaman
dan/ atau bunga pinjaman)
- jaminan berupa gedung pabrik dan mesin-mesin perusahaan
Vo Periksa bukti pembayaran dan otoritasnya

DIBUAT OLEH DIREVIEW: KLIEN: PT RENIKU PERIODE INDEKS:

TANGGAL: 27- SCHEDULE: Utang


TANGGAL; 20-01-2012
01-2012 Kredit Investasi-
Bank Mandiri 31/12/2011 M1
C. Supporting Schedule - Offshore Loan
Jika pinjaman diperoleh dari bank atau lembaga keuangan diluar negeri disebut
Offshore Loan.

Contoh Supporting Schedule - Offshore Loan

1
Saldo per book 1-1-2011 Rp - V/

Tambahan tahun 2011

1//4/11 Offshore Loan dari Chase Manhattan Bank Singapore sebesar Rp 9.200.000.000 Vo
US$1,000,000 dengan kurs 1 US$ = Rp9.200 Rp 9.200.000.000 L
^
AJE 7 Rp 300.000 000
Saldo per audit 31-12-2011 Rp9.500.000.000
^
to M

Kurs BI per 31-12-11: beli Rp 9.400


jual Rp 9.600
Berarti kurs tengah Rp 9.500
AJE No.7 DR. Laba/Rugi Selisih Kurs Rp300.000.000

CR. Kewajiban Jangka Panjang Rp300.000.000

Ket: Untuk mencatat selisih kurs per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
[(1.000.000 x (9.500-9.200)]

Offshore Loan diperoleh dari Chase Manhattan Bank Singapore:


- plafon kredit US$ 1.000.000
- bunga 7% per annum
- jangka waktu 1-4-2011 s.d. 31-3-2014
- grace period satu tahun untuk cicilan pokok
- pembayaran cicilan pokok maupun bunga harus dilakukan dalam US$
- jaminan berupa mesin-mesin perusahaan dan personal quarantee dari predien direktur

Offshore Loan tersebut di-cover dengan swap dari BBD- Jakarta


Vo Periksa perjanjian kredit (copy di permanent file) dan bukti penerimaan bank
V/ Cocok dengan working paper tahun lalu
^ Check perhitungan matematis
L Cocok dengan buku besar
DIBUAT OLEH DI-REVIEW: KLIEN: PT RENIKU PERIODE INDEKS:
SCHEDULE: Offshare
TANGGAL: 27-01-2012 TANGGAL; 20-01-2012 31/12/2011 M2
Loan

D. Supporting Schedule Utang Pemegang saham


Utang pemegang saham biasanya diberikan untuk membantu perusahaan anak
atau perusahaan afiliasi yang baru mulai beroperasi dan membutuhkan pinjaman.
Pinjaman tersebut bisa dikenakan bunga, bisa juga tanpa dikenakan bunga.

Contoh Supporting Schedule Utang Pemegang saham

Saldo Utang Pemegang Saham per 31-12-2011 terdiri dari

2
Utang kepada Bapak Ishak Ramli Rp200.000.000.000 Conf
Utang kepada Bapak Hendang Tanusjaja Rp200.000.000.000 Conf
Utang kepada Bapak Hasanudin Rp100.000.000.000 Conf

Jumlah Rp 500.000.000 L
^
to M

Utang kepada pemegang saham diterima di tahun 2009 dan direncanakan akan dibayar
kembali di tahun 2013
Atas utang tersebut tidak dibebankan bunga

Conf Sesuai dengan jawaban konfirmasi


^ Check footing
L Cocok dengan buku besar

DIBUAT OLEH DI-REVIEW: KLIEN: PT RENIKU PERIODE INDEKS:

TANGGAL: 27-01- TANGGAL; 20-01- SCHEDULE: Utang


31/12/2011 M3
2012 2012 Pemegang Saham

E. Supporting Schedule Utang Subordinasi


Utang subordinasi yaitu utang dari pemegang saham atau perusahaan induk yang
mempunyai beberapa sifat antara lain tanpa bunga, baru dibayar kembali pada saat
perusahaan telah mempunyai kemampuan untuk membayar kembali utangnya,
mempunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran modal.

Contoh Supporting Schedule Utang Subordinasi

Saldo Utang Subordinasi per 31-12-2011

Utang kepada Ny. Kriswati Rp 300.000.000Conf


Utang kepada Ny. Veronica Kinarta Rp 300.000.000Conf
Utang kepada Ny. Roslita Rp 300.000.000Conf

3
Utang kepada Nn. Roro Rp 300.000.000Conf
Utang kepada Nn. Asmawati Rp 300.000.000Conf

Rp 1.500.000.000 L
^

to M

Utang subordinasi diterima dari pemegang saham di tahun 2008


Tanggal jatuh tempo utang tersebut tidak ditentukan, karena baru akan dibayar
kembali pada saat perusahaan sudah mempunyai dana yang cukup, atau bisa
juga dialihkan sebagai setoran modal.
Atas utang tersebut tidak dibebankan bunga

Conf Sesuai dengan konfirmasi


^ Check footing
L Cocok dengan buku besar
KLIEN: PT
DIBUAT OLEH DI-REVIEW: RENIKU PERIODE INDEKS:

SCHEDULE:
TANGGAL: 27-01- TANGGAL; 20-01-
Utang 31/12/2011 M4
2012 2012
Subordinasi

F. Kertas Kerja Accrued Interest


Accrued interest atau hutang bunga adalah bunga yang telah diperoleh, tetapi
belum diambil, atau bunga yang jatuh tempo, tetapi belum dibayar.

Contoh Kertas Kerja Accrued Interest

Saldo 1/1/11 Rp 6.500.000 V/

Beban bunga tahun 2011


15% Rp 300.000.000 Rp45.000.000^
to U7-1

Pembayaran bunga tahun 2011


Jan-11 Rp 6.500.000 Vo
Februari- Desember 2011:
11 x Rp 3.750.000 = Rp41.250.00 Vo
(Rp47.750.000)^
Saldo 31 Desember
2011 Rp 3.750.000 L
^

4
=============
V/ Cocok dengan working paper tahun lalu
^ Check mathematical accurancy
L Cocok dengan general ledger
Periksa bukti pembayaran (nota debit dari
Vo bank)
U7-1 Kertas kerja biaya bunga

KLIEN: PT
DIBUAT OLEH DI-REVIEW: RENIKU PERIODE INDEKS:
TANGGAL: 27-01- TANGGAL; 20-01- SCHEDULE:
31/12/2011 N
2012 2012 Accrued Interest

5
Contoh Kasus Hutang Jangka Panjang
KASUS 1
Pada tanggal 1 Januari 2010 PT. Equinox mendapat pinjaman hipotik dari Bank Java
sebesar Rp 80.000.000 bunga 12% dibayar tiap tanggal 1/3 dan 1/9 dengan jaminan rumah
dan tanah sebesar Rp 10.000.000. Hipotik diangsur setiap tanggal 1/8 dan dimulai tanggal
1/8/2011 dengan besarnya tiap angsuran Rp 20.000.000.
Diminta:
Buatlah semua jurnal yang diperlukan termasuk pencatatan, penyesuaian,
penutupan dan pembalik untuk tahun 2010 dan 2011 saja.
Jawab:

Jurnal Pencatatan Peminjaman :


01/01/2010 Kas Rp 80.000.000
Hutang hipotik Rp 80.000.000
Jurnal Pencatatan Pembayaran Bunga :
01/03/2010 Beban bunga Rp 1.600.000
Kas Rp 1.600.000
Perhitungan: 2/12 x 12/100 x Rp 80.000.000 = Rp 1.600.000
01/09/2010 Beban Bunga Rp 4.800.000
Kas Rp 4.800.000
Perhitungan: 6/12 x 12/100 x Rp 80.000.000 = Rp 4.800.000
Jurnal Penyesuaian :
31/12/2010 Beban bunga Rp 3.200.000
Hutang bunga Rp 3.200.000
Jurnal Penutup :
31/12/2010 Laba/rugi Rp 9.600.000
Beban bunga Rp 9.600.000
Jurnal Pembalik :
01/01/2011 Hutang bunga Rp 3.200.000
Beban bunga Rp 3.200.000
Jurnal Pencatatan Pembayaran Bunga :
01/03/2011 Beban bunga Rp 4.800.000
Kas Rp 4.800.000
Jurnal Pencatatan Pembayaran Angsuran :
01/08/2011 Angsuran hipotik terhutang Rp 20.000.000
Kas Rp 20.000.000

6
Jurnal Pencatatan Pembayaran Bunga :
01/09/2011 Beban bunga Rp 4.600.000
Kas Rp 4.600.000
Perhitungan: 1/3 1/8 = 5/12 x 12/100 x Rp 80.000.000 = Rp 4.000.000
1/8 1/9 = 1/12 x 12/100 x Rp 80.000.000 = Rp 600.000
Jurnal Penyesuaian:
31/12/2011 Beban bunga Rp 2.400.000
Hutang bunga Rp 2.400.000
Perhitungan: 4/12 x 12/100 x 60.000.000 = Rp 2.400.000

31/12/2011 Hutang hipotik Rp 20.000.000


Angsuran hipotik terhutang Rp 20.000.000
Jurnal Penutup :
31/12/2011 Ikhtisar laba rugi Rp 7.600.000
Beban bunga Rp 7.600.000

Contoh kasus utang obligasi:


Pada tanggal 1 Maret 2010 PT. Lunar menempatkan atau menjual utang obligasinya
pada PT. Indomart dengan sebanyak 2000 lembar, dengan kurs 110% dan nilai nominal
@100.000, Biaya yang diperhitungkan adalah biaya provisi dan materai 1%. Tingkat bunga
12% hari kupon 1/6 1/12.
Pada tanggal 1 April 2010 PT. Lunar menjual utang obligasinya pada PT. Semen Tiga
Roda sebanyak 5000 lembar dengan nilai nominal @20.000 dan kurs 95% , provisi dan
materai 1% tingkat bunga 10% hari kupon 1/8.
Pada tanggal 1 Mei 2010 PT. Lunar menempatkan utang obligasi PT. Indofood
sebanyak 1000 lembar nilai nominal @80.000 dengan kurs 100% (Pari) provisi dan materai
1% , tingkat bunga 13,5% hari kupon 30 April dan 30 Oktober.
Tentukan harga perolehan atau penempatan dari utang obligasi pada PT.I ndomart ,
utang obligasi pada PT. Semen Tiga Roda dan utang obligasi pada PT. Indofood
berdasarkan kurs yang berlaku !
Jawab :
Harga beli obligasi pada PT.Indomart = 2000 x 100.000 x 110% = 220.000.000
Provisi dan materai 1% x 220.000.000 2.200.000
Harga perolehan atau harga beli = 217.800.000

Harga beli obligasi PT.Semen Tiga Roda = 5000 x 20.000 x 95% = 95.000.000
Provisi dan materai 1% x 95.000.000 = 9.500.000

7
Harga perolehan atau harga beli = 94.050.000

Harga beli obligasi PT.Indofood = 1000 x 80.000 x 100% = 80.000.000


Provisi dan materai 1% x 80.000.000 = 800.000
Harga perolehan atau harga beli = 79.200.000
Contoh kasus lainnya:
Tanggal 1 Agustus PT. X menarik pinjaman hipotek sebesar Rp 20.000.000,- dengan biaya
administrasi Rp 1.000.000,- diangsur 6 bulan sekali, bunga 15%/ tahun, jangka waktu
pelunasan 20 bulan. Catatlah:
1. Pinjaman hipotek saat angsuran
2. Catat penyesuaian diakhir periode
Jawab:
Jurnal pinjaman hipotek
Kas Rp 19.000.000,-
Biaya Administrasi Rp 1.000.000,-
Utang Hipotek Rp 20.000.000,-
Jurnal tanggal 1 Agustus untuk angsuran dan bunga
Bunga = 15% x 6/12 x Rp 20.000.000,- = Rp 1.500.000,-
Utang Hipotek = Rp 20.000.000,- / 20 bulan = Rp 1.000.000,-/bulan
Maka untuk 6 bulan= 6 bulan x Rp 1.000.000,- = Rp 6.000.000,-
Utang Hipotek Rp 6.000.000,-
Bunga Rp 1.500.000,-
Kas Rp 7.500.000,-
Jurnal Penyesuaian
Jumlah biaya untuk 6 bulan adalah Rp 6.000.000,- maka dikurangi dengan biaya
administrasi Rp 1.000.000,- dapatlah Rp 5.000.000,- Bunga = 15% x 5/12 x Rp 20.000.000,-
= Rp 1.250.000,- dapat 5 dari: Bulan Agustus Desember (akhir periode) ada 5 bulan.
Utang Hipotek Rp 5.000.000,-
Biaya Bunga Rp 1.250.000,-
Utang Hipotek yang segera dibayar Rp 5.000.000,-
Utang Bunga Rp 1.250.000,-

8
KASUS II
Contoh Supporting Schedule Kredit Investasi BBD
Saldo 01/01/2014 Rp. 300.000.000 V/
Penambahan tahun 2014:
Kredit Investai BBD
(PK#0013/02 tanggal 19-06-2014) Rp.1.000.000.000 //
Pengurangan tahun 2014:
Pelunasan sisa pinjaman (Rp. 300.000.000) Vo
Rp.1.000.000.000 L Conf
^

Conf dikirim konfirmasi dan jawaban cocok.


V/ Cocok dengan working paper tahun lalu
^ Checked footing
L Cocok dengan general ledger
// Periksa perjanjian kredit (copy di permanent file) dan bukti penerimaan bank
Bunga 15%
Jangka Waktu 01-07-2014 s.d 30-06-2018
Grace period satu tahun (belu, ada kewajiban mebayar pokok pinjaman dan atau
bunga pinjaman)
Jaminan berupa gedung pabrik dan mesin-mesin perusahaan
Vo Periksa bukti pembayaran dan otorisasinya

DIBUAT OLEH : DIREVIEW : CLIENT : PT.ABC


PERIODE INDEX
Hutang Kredit Investasi 31/12/2014 M1
TANGGAL : TANGGAL : SCHEDULE :
-BBD

9
Contoh Supporting Schedule Offshore Loan
Saldo per book 1-1-2014 Rp. V/
Tambahan tahun 2014:
1/4/02 Offshore loan dari Chase Manhattan Bank Singapore Rp.9.300.000.000
Sebesar US$1,000,000 dengan kurs 1 US$ = Rp.9,300 Rp.9.300.000.000
^
AJE 7 Rp. 350.000.000
Saldo per audit 31-12-2014 Rp.9.650.000.000
^

Kurs BI per 31-12-2014 beli Rp.9.600


Jual Rp.9700
Berarti kurs tengah Rp.9.650

AJE No,.7 Dr. Laba/Rugi Selisih Kurs Rp. 350.000.000


CR. Kewajiban Jangka Panjang Rp. 350.000.000
(Untuk Mencatat Selisih kurs per tanggal neraca 1.000.000 X (9.650-9300)
Offshore loan diperoleh dari Chase Manhattan Bank Singapore:
Plafond kredit US$ 1,000,000
Bunga 7% per annum
Jangka waktu 1-4-2014 s/d 31-3-2019
Grace period satu tahun untuk ccilan pokok
Pembayaran cicilan pokok maupun bunga harus dilakukan dalam US$
Jaminan berupa mesin-mesin perusahaan dan pesonel quarantee dari presiden
drektur.
Offshore loan tersebut dicover dengan swapp dari BDD-Jakarta
Vo Periksa perjanjian kredit (copy di permanent file) dan bukti penerimaan bank
V/ Cocok dengan working paper tahun lalu
^ Check perhitungan matematis
L Cocok dengan Buku besar

DIBUAT OLEH : DIREVIEW : CLIENT : PT.ABC


PERIODE INDEX
SCHEDULE 31/12/2014 M2
TANGGAL : TANGGAL : Offshore Loan
:

Contoh Supporting Schedule Hutang Pemegang Saham


Saldo hutang pemegang saham per 31-12-2014 terdiri dari
Hutang kepada bapak Ramli Rp.200.000.000 Conf

10
Hutang kepada bapak lutfi Rp.200.000.000 Conf
Hutang kepada Ny. Susi Rp.100.000.000 Conf
Jumlah Rp.500.000.000 L
^

Hutang kepada pemegang saham diterima di tahun 2012 dan direncanakan seluruhnya
akan dibayar kembali di tahun 2016.
Atas hutang tersebut tidak dibebankan bunga

Conf Sesuai dengan jawaban konfirmasi


^ Check foooting
L Cocok dengan buku besar

DIBUAT OLEH : DIREVIEW : CLIENT : PT.ABC PERIODE


INDEX
31/12/201
SCHEDULE Hutang Pemegang M3
TANGGAL : TANGGAL : 4
: Saham

Contoh Supporting Schedule Hutang Subordinasi

Saldo Hutang Subordinasi per 31-12-2014

Hutang kepada Ny. Riska Rp. 300.000.000 Conf

11
Hutang kepada Ny. Suci Rp. 300.000.000 Conf
Hutang kepada Ny. Sisil Rp. 300.000.000 Conf
Hutang kepada Ny. Lie Thing Rp. 300.000.000 Conf
Hutang kepada Ny. Asmawati Rp.300.000.000 Conf
Rp.1.500.000.000 L
^

Hutang subordinasi diterima dari pemegang saham di tahun 2011.


Tanggal jatuh tempo hutang tersebut tidak ditentukan, karena baru akan dibayar kembali
pada saat perusahaan sudah mempunyai dana yang cukup, atau bisa juga dialihkan
sebagai setoran modal, atas hutang tersebut tidak dibebankan bunga.
Conf Sesui dengan jawaban konfirmasi
^ Check footing
L Cocok dengan buku besar

DIBUAT OLEH : DIREVIEW : CLIENT : PT.ABC


PERIODE INDEX
Hutang 31/12/2014 M4
TANGGAL : TANGGAL : SCHEDULE :
Subordinasi

Top Schedule Hutang Jangka Panjang

AJE
WP Final Balance Balance
Per Book
Ref 31-12-2014 31-12-2013
DR CR

12
Hutang Kredit Rp.
M1 Rp 1.000.000.000 Rp.300.000.000
Investasi BBD 1.000.000.000
^
Rp.
Offshore loan M2
9.300.000.000
Rp.350.000.000 Rp 9.650.000.000

^
Hutang
Rp.
Pemegang M3
500.000.000
Rp 500.000.000 Rp.500.000.000
Saham
^
Hutang Rp.
M4 Rp 1.500.000.000 Rp.1.500.000.000
Subordinasi 1.500.000.000
^
Rp.12.300.000.00
- Rp. 350.000.000 Rp 12.650.000.000 Rp.2.300.000.000
0
^ ^ ^ ^

^ Checked footing dan cross footing

Kesimpulan: Berasarkan prosedur audit yang dijalanakan sesuai dengan audit program
kewajiban jangka panjang, kami menemukan satu kesalahan yang menyangkut laba rugi
selisih kurs, namun demikian usulan audit adjustment yang kami ajukan sudah disetujui
klien, sehingga menurut pendapat kami, saldo kewajaran jangka panjang per 31 Desember
2014 sudah disajikan secara wajar.

DIBUAT OLEH : DIREVIEW : CLIENT : PT.ABC


PERIODE INDEX
Top Schedule 31/12/2014 M
TANGGAL : TANGGAL : SCHEDULE : Kewajiban jangka
panjang

Kertas Kerja Accrued Interest

Saldo 01-01-2014 Rp. 6.500.000 V/

13
Beban bunga tahunan 2014

15% X Rp.300.000.000 Rp.45.000.000 ^

To U7-1

Pembayaran bunga tahun 2016

Januari 2016 Rp. 6.500.000 Vo

Februari Desember 2016

11 X Rp. 3.750.000 = Rp.41.250.000 Vo

(Rp.47.750.000)^

Saldo 31 Desember 2014 Rp. 3.750.000 L

V/ Cocok dengan working paper tahun lalu


^ Check matematical accuracy
L Cocok dengan Buku besar
Vo Periksa bukti pembayaran ( nota debit dari bank)
U7-1 Kertas kerja biaya bunga

DIBUAT OLEH : DIREVIEW : CLIENT : PT.ABC


PERIODE INDEX
31/12/2014 N
TANGGAL : TANGGAL : SCHEDULE : Accrued Intterest

14

Anda mungkin juga menyukai