Anda di halaman 1dari 7

Normal Sinus Rhytm dan Irama Yang Berasal Dari SA Node

>> Minggu, 11 April 2010

Pada topik ini saya akan mencoba menjelaskan kembali tentang apa sih yang dimaksud
dengan EKG normal dan macam-macam irama jantung yang sumber pacemakernya
berasal dari SA node. Ada beberapa nama irama jantung yang dominan pacemekernya
berasal SA node, dan anda harus mengenal dan memahami gambaran EKG yang
menggambarkan irama jantung dengan pacemaker berasal dari SA node. Inilah nama-
nama gambaran EKG atau irama jantung yang sumber pacemakernya berasal dari SA
node adalah sebagai berikut :
1. Normal Sinus Rhytm

2. Sinus Bradikardia

3. Sinus Takikardia

4. Sinus Sinus Aritmia

Anda masih ingat bahwa ada 3 sumber pusat pacemaker alami yang dimiliki oleh
jantung kita yaitu berasal dari SA node, AV node, Furkinje fiber. Ketiga sumber
pacemaker alami jantung tersebut akan merefleksikan gambaran EKG yang satu sama
lain akan berbeda. Untuk itu kita harus benar-benar memahami dan mengerti dalam
mengidentifikasi dominan sumber pacemaker pada gambaran sebuah EKG.

Salah satu kriteria normal EKG adalah sumber pacemakernya berasal dari SA node,
maka dari itu anda tidak boleh ragu untuk memutuskan dalam menyimpulkan hasil
analisa/interpretasi EKG untuk mengatakan aritmia/disritmia jika sumber pacemaker
berasal selain dari SA node.

Jadi keempat irama jantung diatas yang berasal dari SA node adalah normal EKG
abu ?? Jawabnya tidak !! Kita hanya bisa mengatakan Normal Sinus Rhytm sebagai
parameter normal EKG.

Sedangkan ketiga nama lainya bisa normal dan tidak normal karena ketiga nama
tersebut merefleksikan gambaran EKG akibat pengaruh atau reaksi/respon dari tubuh
kita. Untuk itu saya akan menjelaskan satu persatu gambaran EKG yang sumber
pacemakernya berasal dari SA node.

1. NORMAL SINUS RHTM


Untuk menentukan sumber utama pacemaker berasal dari mana adalah dengan
membuat rekaman EKG strip panjang yang diambil salah satu EKG 12 lead yang
dianggap jelas morfologi gelombangnya. Tapi biasanya semua dokter atau semua
interpreter EKG akan memilih dan membuat panjang EKG strip yang diambil dari lead II
dan V1. Menurut saya ambilah rekaman strip panjang dari lead yang mempunyai
morfologi gelombang yang bagus dan jelas, tapi prioritaskan kita ambil dari lead II dan
V1.

Setelah itu kita identifikasi morfologi gelombang P antara beat yang satu dengan beat
yang lainnya dalam lead panjang yang kita ambil. Tentunya gelombang yang berasal
dari SA node akan mempunyai bentuk/ukuran gelombang P dan PP interval dari beat ke
beat akan sama.

Gelombang yang berasal dari SA node akan mengeluarkan impuls berkisar antara 60
sampai 100 x/menit, bagaimana cara menghitungnya? Penghitungannya sama dengan
cara menghitung frekfensi jantung umumnya. Tapi untuk menghitung impuls atau
frekfensi dari SA node atau atrial adalah dengan menghitung PP intervalnya.

Baik pada lead panjang yang kita pilih maupun pada semua 12 lead yang kita rekam,
antara atrial dan ventrikel harus berbanding 1 : 1 atau dengan kata lain setiap 1 (satu)
gelombang P harus diikuti oleh 1 (satu) komplek QRS. Dan morfologi gelombang serta
jaraknya sama, sehingga akan membentuk irama jantung yang teratur.

Pada saat membaca EKG 12 lead dengan gambaran EKG normal sinus rhytm, kita
harus menemukan gelombang P akan selalu berdefleksi positip di lead II dan akan
selalu berdefleksi negatif di lead aVR. Kecuali terdapat 2 kemungkinan yaitu kesalahan
penempatan elektroda dan EKG dextrocardia atau posisi jantung bergeser ke kanan.
Normal Sinus Rhytm adalah gambaran murni EKG normal tanpa adanya intervensi
subtansi lain yang mempengaruhinya.

2. SINUS BRADIKARDIA

Yang membedakan antara sinus bradikardi dengan normal sinus rhytm adalah
Frekfensi jantungnya.

Pada sinus bradikardia frekfensi jantungya kurang dari 60 x/menit, sedangkan ciri yang
lainya persis sama dengan normal sinus rhytm.

Seringkali kita menemukan pasien dengan frekfensi jantung yang kurang dari 60
x/menit dan bahkan kurang dari 50 x/menit tanpa ada keluhan yang berarti, ini biasanya
kita temukan pada jantung olah ragawan atau orang yang melakukan kegiatan olah
raga yang teratur seperti para atlit. Jadi siapapun orangnya yang melakukan olah raga
secara teratur dan benar, akan didapatkan frekfensi jantung yang kurang dari 60 atau
bahkan kurang dari 50 x/menit tanpa adanya keluhan.

Frekfensi jantung yang kurang dari 60 x/menit juga bisa disebabkan oleh beberapa
penyebab seperti obat-obatan (digoxin, beta blockers, calcium channel blockers) dan
biasanya terjadi setelah pasca serangan jantung dan stroke.

Jadi kita hanya melakukan intervensi pada pasien dengan frekfensi jantung yang
kurang dari 60 x/menit apabila si pasien mengalami gejala-gejala yang menganggu
haemodinaik pasien.
Untuk itu kita tidak boleh memutuskan hasil analisa EKG hanya dengan melihat EKG
saja tanpa mempertimbangkan keadaan klinis pasien maupun riwayat kesehatan
pasien.

3. SINUS TAKIKARDIA

Seperti halnya dengan sinus bradikardia, hanya satu yang membedakan antara sinus
takikardia dengan normal sinus rhytm yaitu frekfensi jantungnya.

Pada sinus takikardia, frekfensi jantungnya lebih dari 100 x/menit. Ada batas atasnya
abu? Saya tidak mengatakan ada atau tidak adanya batasan atas (upper limit) untuk
sinus takikardia, semuanya kita jawab pada prakteknya nanti.

Kalau kita batasi upper limitnya seperti yang tertulis pada buku-buku EKG dengan
batasan antara 100 - 150 x/menit, saya akan balik tanya dengan beberapa pertanyaan.
Apakah anda akan masih mengatakan sinus takikardi jika menemukan frekfensi jantung
lebih dari 100 x/menit dan kurang dari 150 x/menit, walaupun morfologi gelombang P
nya tidak sama dari beat to beat? Anda yakin gelombang Pnya berasal dari SA node??

Peningkatan frekfensi jantung pada pasien dengan sinus takikardia biasanya terjadi
oleh adanya respon fisiologi dari tubuh terhadap suatu keadaan yang menggangu
hemostasis tubuh. Dari sekian banyak penyebab frekfensi jantung melebihi 100 x/menit
pada kasus sinus takikardia, kita mengenal beberapa keadaan yang harus kita tahu
seperti :

- Keadaan normal respon : sehabis melakukan aktivitas, kesakitan, demam, stress dan
cemas.

- Hypovolemik
- Anemia

- Obat-obatan

- Gagal jantung

- Perdarahan

- Emboli pulmonal dan Distress pernapasan

- Sepsis

- Perikarditis

- Dll

Jadi kita tidak boleh serta merta melakukan intervensi untuk menurunkan frekfensi
jantungnya.

4. SINUS ARITMIA

Untuk membedakan sinus aritmia dengan normal sinus rhytm dan sinus bradikardia
adalah pada sinus aritmia iramanya tidak teratur yang disebabkan oleh pengaruh
pernapasan, baik inspirasi maupun ekspirasi.

Biasanya kita akan menemukan pada anak ABG atau anak-anak yang masih muda.

Diposkan oleh Konsultasi Dokter di 04.58


Label: Belajar EKG

Anda mungkin juga menyukai