Strategi Pembelajaran Metode Dinamika Kelompok
Strategi Pembelajaran Metode Dinamika Kelompok
Berbagai strategi, metode dan model pembelajaran telah dikembangkan dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Spektrum pembelajaran dilihat dari
kelompok belajar dapat diklasifikasikan ke dalam strategi pembelajaran klasikal, kelompok
dan individual. Tentu saja masing-masing memmiliki kekhasan/keunikan dan memiliki
kelebihan dan kekurangan, hampir tidak ada satu strategi pembelajaran yang ampuh untuk
semua jenis tujuan dan macam materi bahan ajar yang harus dikuasai pembelajar, demikian
juga metode mengajar.
Strategi pembelajaran kelompok adalah sebagai suatu strategi yang patut
dipertimbangkan dalam upaya membelajarkan pembelajar, suatu prosedur yang teratur,
terencana dan sistematis dalam kegiatan pembelajaran melalui kelompok untuk mencapai
tujuan belajar yang telah ditetapkan. Prinsip-prinsip yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran kelompok berpusat pada :
(1) pada peserta didik
(2) experimental learning
(3) tujuan belajar
(4) kebutuhan belajar
(5) pemberdayaan
(6) futuristic
(7) partisipatif
(8) bertahap dan berkesinambungan.
Metode-metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran kelompok, diantaranya:
pemecahan masalah, diskusi, demonstrasi, studi kasus, bermain peran, simulasi, situasi
hipotesis, games (permainan), role play, peer tutorial, kerja kelompok, kerja proyek dan
sebagainya.
Di dalam kegiatan pembelajaran kelompok pendidik perlu memotivasi dan melibatkan
peserta didik dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di dalam kelompok. Kegiatan pembelajaran kelompok mendorong penampilan
peserta untuk melakukan saling membelajarkan dan melaksanakan tugas dengan intensitas
tinggi. Di samping keunggulan terdapat pula kelemahan dari metode pembelajaran kelompok,
diantaranya:
(1) cenderung mengabaikan pembelajaran individual
(2) alokasi waktu tidak mudah ditentukan
(3) Jumlah peserta didik akan berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran
(4) pendidik (fasilitator) dituntut memiliki kualifikasi tinggi
(5) pembelajaran dapat didominasi oleh satu atau dua orang.
Untuk mengatasi kelemahan yang cenderung mengabaikan pembelajaran individu,
pembelajaran kelompok dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pembelajaran kolaboratif
dan pembelajaran konkruen. Pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran kelompok
dimana perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi terhadap satu obyek tugas
dilakukan bersama-sama oleh seluruh anggota kelompok. Sedangkan pembelajaran konkruen
adalah pembelajaran di dalam kelompok dimana analisis masalah dan pemecahannya serta
perencanaan dikerjakan dan disepakati bersama, sedangkan pelaksanaannya dilakukan oleh
masing-masing individu di dalam kelompok. Di dalam melaksanakan kegiatan, anggota
kelompok dapat saling membantu kesulitan yang dihadapi anggota lainnya di dalam
kelompok.
Di dalam pembelajaran kelompok berkumpul para peserta didik yang saling
berinteraksi dan memiliki tujuan tujuan bersama. Mereka saling bertukar pengetahuan,
keterampilan, dan pengembangan sikap serta perilaku. Oleh karena itulah di dalam
pembelajaran kelompok terjadi dinamika kelompok. Menurut Lemlech (1979:44) di dalam
suatu kelompok terdapat dinamika antar kelompok dan dinamika di dalam kelompok sendiri..
Dinamika tersebut secara langsung maupun tidak langsung juga mempengaruhi pembelajaran
yang terjadi di dalam kelompok.
Efektivitas pembelajaran kelompok melibatkan peran pendidik sebagai fasilitator dan
siswa, khususnya pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok berperanan membantu anggota
kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh seluruh anggota kelompok. Cooper
(1990: 315) mengemukakan beberapa peranan dalam kelompok, yaitu:
Leader atau pemimpin kelompok biasanya dipilih dan muncul secara informal.
Pemimpin biasanya mengembangkan potensi kepemimpinan pada saat anggota kelompok
tidak memutuskan apa yang harus dilakukan, atau anggota mengalami kesulitan dalam
memecahkan permasalahan.
Authority/ Reference/ Adviser. Di dalam suatu kelompok sering ada anggota
kelompok yang memiliki kekuasaan karena pengetahuan atau kemampuan khusus yang
dimiliki sehingga apa yang dikatakannya selalu di dengar dan menjadi acuan.
Entertainer. Di dalam kelompok biasanya juga muncul orang yang sering menghibur
dengan kata-kata lucu, perilaku jenaka, dll.
Peacemaker. Anggota kelompok ini sangat tidak menyukai terjadinya konfrontasi dan
cenderung menjadi fasilitator, negosiator, dan pembuat kompromi terhadap perbedaan
pendapat, cara menyelesaikan masalah atau sikap dan prilaku yang menimbulkan konflik atau
konfrontasi di anatar anggota kelompok.
Worker/ Follower adalah orang yang melakukan pekerjaan berdasarkan basis
kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin, dan biasanya mayoritas dalam kelompok.
Seorang worker biasanya juga seorang follower (pengikut) yang mudah sekali dipengaruhii
untuk berubah, tetapi kuncinya pada pemimpin kelompok. Apabila pemimpin kelompok
berhasil dibujuk, biasanya mereka akan dengan mudah mengikutinya.
Ada beberapa karakteristik di dalam proses pembelajaran kelompok sebagaimana
dikemukakan oleh Burden and Byrd (1999:234), yaitu
(1) Setiap kelompok harus memiliki tujuan, meskipun mungkin ada anggota kelompok yang
tidak memiliki tujuan. Sebuah kelompok yang tidak memiliki tujuan kelompok, bukanlah
kelompok
(2) Setiap kelompok memiliki norma.
Bentuk pembelajaran kelompok meliputi:
Clinics, bisanya untuk memecahkan masalah (problem solving) atau menemukan
gangguan (trouble shooting) dan analisis sistem.
Exhibits, Fairs, Festifals, dimana kelompok memamerkan, menawarkan atau menjual
produk
Demonstration, dimana peserta mendemonstrasikan kinerjanya secara kelompok
Action projects, biasanya kegiatan yang bersifat sosial.
Workshop, biasanya untuk menghasilkan suatu pedoman yang akan disepakati
bersama dan menjadi pedoman oleh siapa saja yang akan menggunakannya, bukan
hanya kelompok tsb.
Clubs and Organized groups, biasanya kegiatan yang berkaitan dengan minat atau
hobi.
Conferences and Convention, biasanya kegiatan yang bersifat formal yang akan
menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang mengikat anggota kelompok.
Course atau kursus untuk program tertentu yang spesifik.
Large meetings, dimana peserta dalam jumlah besar mengadakan pertemuan untuk
membahas sesuatu hal, misal melalui seminar atau lokakarya.
Profesi Keperawatan merupakan bagian dari profesi kesehatan yang anggotanya terdiri atas
perawat dalam satu ikatan profesi yang memiliki tujuan dan kepentingan yang sama dalam
bidang keperawatan
Profesi keperawatan terbentuk dari adanya suatu kelompok-kelompok perawat yang
memiliki tradisi, norma, prosedur dan aktivitas yang sama.
Setiap anggota saling tergantung satu dengan yang lain karena saling membutuhkan bantuan.
Setiap anggota profesi memiliki ciri-ciri yang berbeda dan dapat dibagi dalam beberapa
kelompok, yaitu:
a) Anggota Psikologis
Secara psikologis memiliki minat untuk berpartisifasi dalam kelompok norma
b) Anggota Marginal
Kelompok menerima baik keanggotaannya tetapi bersikap menjauh atau tidak ingin terlalu
terlibat dalam kelompoknya.
c) Anggota Pemberontak
Anggota kelompok yang bersikap menentang dan tidak bersedia menerima norma yang ada.
Referensi:
Hidayat, AAA. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.