A.
MATERI INTI
konselor dan ada konseli. Di dalam nya terjalin hubungan konseling dalam
suasana yang diusahakan sama seperti dalam konseling perorangan, yaitu
hangat, terbuka, permisif, dan penuh keakraban. Terdapat juga
pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab
timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah, kegiatan evaluasi dan
tindak lanjut. Konseling kelompok menempuh beberapa tahapan, yakni:
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut
dan laporan. (Tohirin. 2011: 185)
c) Referal (rujukan atau alih tangan kasus)
Pelayanan yang baik adalah usaha yang dilaksanakan dan
diselenggarakan bagi mereka yang benar-benar ahli. Begitu pula dalam
bentuk pelayan bimbingan dan konseling tidak semua hal dapat diatasi
oleh diri konselor pribadi, Apabila konselor merasa kurang memiliki
kemampuan untuk menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia
mereferal atau mengalihtangankan konseli kepada pihak lain yang lebih
berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Pada
umumnya, alih tangan (referal)dilakukan untuk kasus-kasus tertentu
seperti, depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan
penyakit kronis.
personel
pendidikan
lainnya
adalah
untuk
memperlancar
penyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dukungan sistem ini
meliputi dua aspek yaitu:
(1)Pemberian Layanan, menyangkut kegiatan guru pembimbing yang
meliputi:
a) Konsultasi dengan guru-guru
b) Menyelenggarakan program kerjasama dengan organisasi
masyarakat/orang tua
c) Berpasrtisipasi
dalam
merencanakan
kegiatan-kegiatan
sekolah
d) Bekerjasama dengan personel sekolah lainnya dalam rangka
menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi
perkembangan siswa.
e) Melakukan
penelitian
tentang
masalah-masalah
yang
berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling.
(2)Kegiatan manajemen
Kegiatan manajemen ini merupakan berbagai upaya untuk
memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program
bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan pengembangan
program, pengembangan staf, pemanfaatan sumber daya, dan
pengembangan penataan kebijaksanaan.
a) Pengembangan program
Pengembangan program hendaknya diselaraskan dengan hasil
kajian atau analisis tentang tujuan dan program sekolah;
kondisi objektif pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa;
kondisi
objektif
lingkungan
perkembangan
siswa;
implementasi actual layanan BK di SMK; dan perkembangan
masyarakat (sosial budaya, dan dunia industry atau
perusahaan).
b) Pengembangan staf
Agar para pembimbing atau personel sekolah lainnya mampu
memberikan layanan bimbingan secara bermutu, maka
kepada mereka perlu diberikan penambahan, perluasan, atau
pendalaman tentang konsep-konsep atau keterampilanketerampilan tertentu tentang bimbingan, sesuai dengan
deskripsi
pekerjaan
(kinerja)
masing-masing.
Bentuk
pengembangan staf itu bisa dilaksanakan melalui seminar,
penataran atau lokakarya oleh (1) kepala sekolah; (2) guru
mata pelajaran, dan (3) guru pembimbing sehingga
diharapkan para personel sekolah memiliki kompetensi atau
kemampuan sesuai dengan deskripsi kerja (kinerja) masingmasing.
c) Pemanfaatan Sumber Daya Masyarakat
Aspek ini berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin
kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang
relevan dengan peningkatan mutu layanan bimbingan.
d) Pengembangan atau Penentuan Kebijakan
ANALISIS
Ketiga jenis layanan yang telah disebutkan diatas yaitu layanan dasar,
layanan responsif, dan layanan perencanaan individual memerlukan
strategi yang berbeda-beda dalam penyelenggaraan nya hal ini
tergantung kepada kebutuhan, tantangan dan juga kesulitan. Karena
masalah yang sama pun belum tentu dapat diselesaikan dengan satu
strategi yang sama karena masalah yang sama belum tentu
disebabkan oleh faktor yang sama. Sehingga dengan menggunakan
layanan bimbingan dan konseling konselor dapat menggunakan
beberapa strategi alternatif yang tepat sehingga dapat membantu
konseli (peserta didik) dalam memenuhi kebutuhannya dan juga untuk
membantu menyelesaikan masalah atau tantangan yang sedang
dihadapi oleh konseli (peserta didik).
C. REFERENSI
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Penataan Pendidikan
Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling
dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: Asosiasi Bimbingan
dan Konseling Indonesia.
Gibson, Robert L. dan Mitchell, Marianne H., (2010) Bimbingan dan
Konseling (terjemahan), Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
di
Sekolah
dan
dan
Konseling
di
Institusi