Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL PENGAMATAN DAN WAWANCARA

Anak Berkebutuhan Khusus Slow Learner

Laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah


Konseling Populasi Khusus

Oleh :
Navisha P. Maksum 201501500308

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA
2019
Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepadaAllah SWT yang


selalu memberikan kenikmatan di setiap langkah jalan hidup ini. Hanya
dengan kemudahan dan karunia Allah lah penulis mampu melaksanakan
observasi dan wawancara mengenai “Anak Berkebutuhan Khusus”

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah


Konseling Populasi Khusus. Banyak pihak yang turut terlibat memberikan
motivasi sehingga kami berusaha untuk menuliskan makalah ini sebaik
mungkin. Penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen mata kuliah Konseling Populasi Khusus, Ibu Hayu Stevani,


M.Pd. yang selalu memberi kepercayaan bahwa kami bisa
mengerjakan tugas ini dengan baik.
2. Keluarga AUK yang bersedia untuk diwawancara dengan terbuka.
3. Rekan-rekan kelas X7N yang selalu memberikan tenaga, pikiran,
besera waktu untuk mendiskusikan tugas ini.

Laporan ini tidaklah sempurna dan penulis menyadari hal tersebut.


Masih banyak kekurangan karena keterbatasan penulis, maka dari itu kritik
dan saran selalu terbuka. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak.

Jakarta, Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Waktu dan Tempat ...................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................ 1
BAB II LAPORAN PELAKSANAAN PENGAMATAN:
A. Karakteristik ABK ...................................................................... 2
B. Kebutuhan klien .......................................................................... 3
C. Potensi ABK ............................................................................... 4
D. Masalah klien .............................................................................. 5
E. Layanan yang Tepat .................................................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ..................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................ 8
LAMPIRAN ........................................................................................... 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak lamban belajar (slow learner) merupakan salah salah satu katagori anak
berkebutuhan khusus (ABK) yang memiliki kurang konsentrasi dalam belajar dan sulit
untuk menerima sebuah materi di sekolah. Namun meskipun mereka termasuk ABK,
kondisi mereka bisa dikatakan lebih baik dari jenis ABK lainnya. Namun tetap saja, mereka
mempunyai kebutuhan dan karkteristik yang berbeda satu sama lain tentu saja hal tersebut
dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
Sebagai calon guru bimbingan dan konseling kita harus mengetahui kebutuha dan
karakterisitk anak berkebutuhan khusus, khususnya di sini penulis melakukan obervasi
salah satu anak slow learner. Hal ini diharapkan agar penulis dapat mengetahui latar
belakang anak tersebut sehingga mampu menentukan layanan yang tepat untuk diberikan
kelak.

B. Tempat dan Waktu


Tempat : Rumah kediaman AUK
Waktu : Kamis, 7 Februari 2018

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik ABK
2. Untuk menganalisis kebutuhan klien
3. Untuk mengetahui potensi ABK
4. Masalah klien
5. Layanan yang tepat untuk klien
BAB II

LAPORAN PELAKSANAAN PENGAMATAN

A. Karakteristik Individu (ABK)


AUK (inisial) seorang anak perempuan berusia 12 tahun merupakan salah satu anak
yang didiagnosa oleh psikolog ketika dirinya bersekolah di sekolah dasar sebagai anak
berkebutuhan khusus level IV dengan kemampuan akademik lamban belajar (slow learner)
atau mempunyai kemampuan jauh di bawah rata-rata. Oleh karena itu, psikolog dan pihak
sekolah merekomendasikan untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah luar biasa.
Namun karena keterbatasan ekonomi keluarganya, AUK sekarang bersekolah di SMP
swasta di bilangan Mekarsari, Depok.
Pada saat ujian nasional sekolah tingkat dasar, sekolah memberikan kebijakan
dengan memberikann soal setara dengan kemampuannya yaitu setara kelas dua sampai tiga
walaupun hasil dari ujian nasional yang diperolehnya tidak memuaskan karena
kemampuan berhitung dan bernalarnya pun rendah. Bahkan untuk berhitung sederhana pun
AUK masih terlihat kesulitan. Selain itu, AUK masih belum mampu menyampaikan pesan
dari apa yang dia lihat atau dengar.
Kemampuan AUK yang lamban menerima pelajaran, kini membuat AUK enggan
pergi ke sekolah. Sudah hampir tiga bulan AUK tidak terlihat pergi ke sekolah, saat ditanya
alasannya pun AUK tidak mampu menuturkan alasannya dengan jelas dan baik. Selama
bersekolah tidak jarang AUK mendapatkan bully dari teman-temannya karena hasil
belajarnya yang buruk dan kemampuan bicaranya yang tidak nyambung. AUK hanya
mampu berkomunikasi dengan anak-anak usia jauh di bawah dirinya dan itupun apabila
mereka adalah keluarganya. Namun di sisi lain, AUK tidak akan segan-segan melawan
atau memukul mereka meskipun mereka anak kecil ketika mereka membuat dirinya kesal.
Menurut penuturan Ibunya (MN), faktor AUK slow learner adalah karena usia
dirinya saat mengandung sudah tua yaitu sekitar usia 40 tahun. Di mana pada saat itu,
dokter sudah mengingatkan risiko yang akan diderita anaknya kelak ketika sudah
dilahirkan. AUK sendiri merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara, jarak usia kakak-
kakaknya pun sangat jauh. Bahkan pada saat dilahirkan pun, AUK tidak mengeluarkan
suara dan sempat membuat keluarganya khawatir. Selain itu, AUK baru mampu berbicara
di saat usia lebih kurang 3 tahun.
Kondisi kelurga AUK dapat dikatakan tidak harmonis serta berasal dari keluarga
kelas menengah ke bawah. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor pendukung AUK
sampai saat ini tidak berkembang. Hampir setiap hari, orang tuanya bertengkar di depan
anak-anaknya. Sedangkan kakak-kakaknya sudah mempunyai kehidupan masing-masing
sehingga tidak memberikan perhatian yang khusus pada AUK, meskipun dua di antara
kakak-kakaknya adalah seorang guru. Sedangkan usia orang tuanya yang sudah tidak muda
lagi membuat AUK tidak mendapatkan bimbingan belajar dengan semestinya di rumah.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka karakterisitik AUK sebagai
ABK level 4 (slow learner) yaitu:
1. Fisik normal
2. Kurang konsentrasi
3. Kurang berpikir abstrak
4. Tidak dapat berhitung dengan baik dan semestinya
5. Tidak dapat bersosialisasi dengan baik
6. Pendiam dan pemalu
7. Tidak percaya diri
8. Ketidakdewasaan emosi
9. Tidak mempunyai inisiatif

B. Analisis Kebutuhan Klien


Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, ada beberapa hal yang menjadi
kebutuhan AUK yaitu:
1. Sekolah berkebutuhan khusus atau minimal sekolah inklusi yang menerima
anak berkebutuhan khusus seperti AUK.
2. shadow teacher, yaitu guru pendamping khusus AUK ketika di sekolah untuk
menuntun dirinya belajar dan menerima materi dari guru.
3. Rancanngan belajar yang mudah dimengerti dan melibatkan semua indra
(menggambar, menonton, mendengarkan, membuat benda).
4. Tidak memulai pelajaran sebelum anak siap belajar.
5. Melakukan pengulangan setiap materi pembelajaran pada siswa ABK
6. Menciptakan hubungan baik antara guru dan orang tua.
7. Lingkungan keluarga yang sehat, karena selama ini orang tuanya tidak akan
segan bertengkar dihadapan AUK ketika mereka dalam masalah. Sehingga,
sering kali terlihat dan terdengar AUK mengikuti perkataan kasar yang
dikeluarkan oleh orang tuanya ketika sedang bertikai.
8. Interaksi sosial, yaitu AUK harus diajarkan untuk terjun langsung bermain
bersama teman seusianya.

C. Potensi Klien

NN adalah kakak pertama AUK yang juga merupakan guru di sekolah dasar tempat
AUK belajar dulu. Dirinya memaparkan bahwa ketika AUK sedanga merasa kesal kepada
orang lain maka dia akan menuliskan semua keluh kesahnya di atas buku dengan bahasa
sederhana. Selain itu, salah satu wali kelasnya ketika di sekolah dasar dulu pernah bercerita
bahwa AUK memiliki potensi untung mengafalkan ayat-ayat suci Quran dengan baik.
ketika duduk di bangku kelas satu sampai dua AUK sudah dapat menghafal surat Quran
juz 30. Namun, karena kondisi keluarga yang semakin hari semakin tidak harmonis, maka
AUK pun jarang diberikan bimbingan kembali sehingga surat-surat yang sudah AUK
hafalkan lupa. Hal tersebut mendindikasikan bahwa sebenarnya AUK memiliki potensi
untuk mengingat sesuatu dengan baik namun hal tersebut harus dilatih secara berkala dan
mendapatkan perhatian khusus.

Semenjak dirinya tidak pergi lagi ke sekolah, AUK menghabiskan waktunya


dengan menonton tv di rumah dan sesekali membantu ibunya seperti menyalakan kompor,
menyapu dan mengepel lantai, menjemur pakaian, dan menyiram tanaman. Hal tersebut
pun dilakukan dengan instruksi yang diberikan ibunya secara berulang.

Oleh karena itu, klien memiliki potensi untuk mengingat sesuatu yang lumayan
sulit (hafalan Quran) dan melakukan instruksi yang telah diberikan (membersihkan
rumah). Hanya saja hal tesebut harus dilatih dengan berkala dan pemberian motivasi yang
kuat oleh orang-orang di sekelilingnya.
D. Masalah Klien
Keluarga AUK termasuk tertutup, sehingga AUK cenderung pendiam saat bersama
orang lain karena tidak pernah bergaul dengan teman sebayanya, namun ketika berkumpul
dengan keluarganya dirinya dapat berbicara seperti biasanya meskipun kekanak-kanakan.
Hal tersebut mengundang buly an teman-teman sekolahnya karena kemampuan
akademiknya yang buruk dan dianggap “aneh”.
Karena tidak dilakukannya sosialisasi oleh AUK, dirinya memiliki kesulitan untuk
melakukan transaksi jual beli karena AUK sendiri tidak dapat mengenal mata uang dengan
baik. Ibun adari AUK yaitu MN bercerita bahwa putrinya pernah mengatakan bahwa
dirinya merasa malu karena kondisi keluarganya berbeda tidak seperti teman-temannya
yang notabene orang kaya dan berpenampilan menarik.
Adapun masalah yang dihadapi AUK, sebagai berikut:
1. Rendahnya motivasi belajar, contohnya ketika keponakannya mengajak belajar
bersama dirinya selalu menolak Karen malu kalah bersaing dengan usia anak 6
tahun.
2. Prestasi belajar yang semakin menurun, hal ini ditunjukkan dengan nilai rapor
dibawah KKM semua bahkan tidak satu mata pelajaran yang hanya
mendapatkan nilai 2 saja.
3. Tidak ada kemandirian belajar dan mengurus diri sendiri, karena selama ini
semua hal yang dia lakukan atas perintah ibunya sendiri termasuk memilih baju,
tidak mandi apabila tidak diperintah.
4. Kurangnya pemahaman mengenai tata cara berprilaku baik (manner), misalnya
ketika datang tamu AUK tak memedulikannya atau tidak menegur sapa sama
sekali.
5. Sosialisai yang buruk, selama ini baik di lingkungan sekolah atau rumah dirinya
tidak mempunyai teman sama sekali.
6. Komunikasi, yaitu kemampuan untu bertanya, menjawab, dan menyampaikan
pesan yang buruk.
7. Kemampuan menalar dan berhitung, yaitu AUK memiliki kesulitan ketika
harus menjawab berdasarkan dari sebuah bacaaan dan berhitung sederhana. Hal
ini semakin menyulitkan dirinya untuk menerika materi SMP pada umumnya.
8. Dukungan keluarga yang minim, kondisi keluarga yang tidak kondusif
membuat AUK semakin tidak berkembang dan tidak bersemangat untuk
mengejar ketinggalannya karena tidak adanya sosok yang menjadi pemacu
semangatnya dalam segala hal. Meskipun pihak keluarga sudah mengetahui
kondisi psikologis AUK nama mereka tidak memberikan treatment khusus di
rumah untuk mengurangi tingkat kelambanan AUK dalam belajar. Bahkan
mereka mempertimbangkan AUK untuk putus sekolah saja.

E. Layanan yang Tepat untuk Klien


Minimnya dorongan keluarga untuk membantu perkembangan AUK menjadi lebih
baik. seorang konselor dapat melakukan konseling keluarga untuk mengetahui secara
langsung kondisi rumah tangga dan memberikan solusi kepada semua anggota tersebut
demi terjadinya peningkatan yang lebih baik pada diri AUK. Di samping itu, berikut
layanan yang dapat diberikan oleh seorang konselor sekolah :
a. Layanan konsultasi, yaitu layanan yang berikan kepada orang tua dan anggota
keluarga lainnya yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang AUK untuk
memberikan treatment yang sesuai dengan kebutuhan dan karakterisitk AUK
sebagai slow learner. Sehingga mereka yang diberikan layanan dapat
mengetahui cara efektif untuk menangani AUK, dan potensi AUK dapat tergali
karena adanya pengetahuan dan kerjasama antarkomponen untuk saling bahu
membahu melatih AUK.
b. Layanan bimbingan kelompok, yaitu AUK dilibatkan dalam sebuah kelompok
agar dirinya mempunyai sebuah kemampuan untuk berbicara dan
mengutarakan pendapat. Minimal dirinya mampu mendengarkan pendapat
orang lain dan memberikan tanggapan atas tanggapan orang lain meskpun
dengan kata sederhana layaknya anak kecil.
c. Layanan penguasaan konten, di sini diharapkan konselor mampu memberikan
sebuah materi agar AUK dapat menguasai materi tersebut salah satu materiny
adalah mengenai kemandirian belajar. Di mulai dari menyadari bahwa dirinya
mempunyai tugas untuk belajar dengan baik dan mampu fokus saat guru sedang
menjelaskan di depan kasar.
d. Kunjungna rumah (home visit), yaitu proses pengumpulan informasi atau data
klien untuk mengetahui kondisi rumah/keluarga sehingga di sini konselor
mengetahui latar belakang AUK dan dapat dijadikan sebuah pertimbangan
ketika diharuskan berbicara dengan AUK. Selain itu, orang tua diberikan
pemahaman bagaimana kondisi kemampuan akademik AUK.
e. Layanan konseling individu, yang diharapkan konselor dapat mendalami
kemampuan AUK dan membangun sebuah hubungan yang positif antara
konselor dan AUK sehingga ketika AUK mengalami sebuah kesulitan dia tahu
harus menanganinya bagaimana.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Anak berkebutuhan khusus dengan katagori level 4/slow learner yaitu mereka yang
mempunyai kemampuan lamban dalam menerima dan merespon sebuah pelajaran yang
diberikan oleh guru. Di mana dalam hal ini peran orang tua sangat besar untuk
kemajuan mereka, ketika orang tua bersikap acuh tak acuh maka kondisi psikis anak
pun akan berjalan tidak baik. konselor harus menempatkan dirinya dalam membantu
orang tua dalam menyikapi anaknya yang berkebutuhan khusus.
Slow learner, mempunyai karakteristik yaitu seperti kesulitan untuk berpikir
abstrak, tidak percaya diri, dan rendahnya motivasi beprestasi. Faktor-faktor yang
dapat memengaruhinya adalah kondisi prenatal dan lingkungan. Untuk itu, layanan
yang dapat diberikan adalah home visit, konseling individu, bimbingan kelompok, dan
penguasaan konten.

B. Saran
Setiap ABK mempunyai kriteria masing-masing, maka dari itu kita harus
memahami betul latar belakang, lingkungan, dan kebutuhan mereka agar mampu
menyeimbangi teman-teman lainya yang “normal”.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai