PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unsur-unsur golongan IIIA terdiri dari lima unsur yaitu Boron (B),
Aluminium (Al), Galium (Ga), Indium (In) dan Talium (Tl). Pada umumnya unsur
golongan IIIA merupakan unsur logam, kecuali unsur Boron yang merupakan unsur
metalloid (mempunyai sifat diantara logam dan nonlogam).
Galium disebut-sebut sebagai eka-aluminium oleh D.I Mendeleev pada tahun
1870 dan
ditemukan
pada
tahun
1875
oleh
P.E.
Lecoq
de
Boisbaudran
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam tugas makalah ini diantaranya yaitu :
1. Bagaimana sejarah dari galium?
2. Bagaimana reaksi-reaksi penting yang terjadi pada gallium?
3. Bagimana karakteristik dari gallium dilihat dari sifat fisika dan sifat
kimianya?
4. Bagaimana isotop dan kelimpahan gallium di alam?
5. Bagaimana proses pembuatan galium?
6. Bagaimana kegunaaan gallium dalam kehidupan sehari-hari?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah bertujuan sebagai berikut:
1. Agar pembaca dapat mengetahui sejarah dari galium
2. Agar pembaca dapat mengetahui reaksi-reaksi penting yang terjadi
pada galium
3. Agar pembaca dapat mengetahui karakteristik dari gallium dilihat dari
sifat fisika dan sifat kimianya
4. Agar pembaca dapat mengetahui isotop dan kelimpahan gallium di
alam
5. Agar pembaca dapat mengetahui proses pembuatan galium
6. Agar pembaca dapat mengetahui kegunaaan gallium dalam kehidupan
sehari-hari
7. Agar pembaca dapat mengetahui dampak penggunaan gallium dalam
kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Galium
Gambar
1. Galium
Sumber : http://www.chemistryexplained.com/elements/C-K/Gallium.html
Pada tahun 1871, keberadaan gallium pertama kali diprediksi oleh ahli kimia
Rusia Dmitri Mendeleev, yang menamakannya "eka-aluminium" atas dasar posisinya di
tabel periodik nya. Dia juga memprediksi beberapa properti dari elemen, yang
berhubungan erat dengan sifat fisik gallium, seperti kepadatan, titik lebur, karakter oksida
dan ikatan di klorida.
Gallium ditemukan secara spectroskopi oleh kimiawan Perancis Paul Emile
Lecoq de Boisbaudran pada tahun 1875 berdasarkan sifat spektrum (dua garis ungu)
dalam pemeriksaan sampel sfalerit. Setelah tahun itu, Lecoq memperoleh logam bebas
dengan diisolasi 1 gram logam awal dari ratusan kilogram bijih zink blende. Dia
bernama unsur "gallia", dari bahasa Latin yang berarti Gallia Gaul, berdasarkan asalnya
dari Perancis. Ia kemudian menyatakan bahwa, dalam salah satu multibahasa gallium ini
juga memilki arti begitu disukai pria dari ilmu pengetahuan di abad ke-19, ia juga
bernama gallium setelah dirinya, sebagai namanya, "Le coq", adalah Perancis untuk
"ayam", dan Latin untuk "ayam" adalah "gallus"; Namun, dalam sebuah artikel 1877
Lecoq membantah anggapan ini. Dari penemuannya pada tahun 1875 hingga era
semikonduktor, penggunaan utamanya berada di suhu tinggi aplikasi thermometrik dan
penyusunan paduan logam dengan sifat yang tidak stabil, atau kemudahan mencair;
beberapa yang cair pada suhu kamar atau di bawah. Perkembangan gallium arsenide
3
sebagai semikonduktor celah pita langsung pada tahun 1960 diantar dalam tahap yang
paling penting dalam aplikasi dari gallium.
B. Karakteristik Galium
Sifat Fisika
Gambar
2.
Struktur
Kristal
Orthombic Galium
Sumber : http://www.webelements.com/gallium/physics.html
Galium padat merupakan logam abu-abu kebiruan yang memiliki struktur
kristal
ortorombik,
sedangkan
galium
murni
memiliki
warna
keperakan
menakjubkan. Galium berbentuk padat pada suhu ruang, tetapi seperti merkuri,
cesium, dan rubidium, akan menjadi cair bila sedikit dipanaskan. Galium padat
cukup lunak sehingga bisa dipotong dengan pisau. Unsur ini stabil di udara dan
air, tetapi bereaksi dan larut dalam asam dan basa. Galium tidak terdapat dalam
bentuk murni di alam. Galium sebenarnya lebih berlimpah dari timbal tapi lebih
sulit
diakses
karena
tidak
terkonsentrasi
selektif
dalam mineral
sehingga
untuk membentuk ion Ga+, dengan konfigurasi elektron [Ar]3d 104s2. Kemungkinan
ini lebih mudah terjadi pada atom yang lebih berat dalam golongan.
Galium memiliki titik leleh 302.9146 K (29,7646 C, 85,5763 F) dekat suhu
kamar. Titik leleh gallium ini adalah salah satu titik acuan suhu formal dalam Skala Suhu
Internasional yang ditetapkan oleh BIPM. Triple point gallium dari 302.9166 K (29,7666
C, 85,5799 F), sedang digunakan oleh NIST dalam preferensi untuk titik leleh
gallium.
Titik leleh yang unik dari gallium memungkinkan untuk mencair di tangan, dan
kemudian membekukan jika dilepaskan. Logam ini memiliki kecenderungan kuat untuk
menjadi supercooling di bawah titik leleh / titik bekunya. Penyemaian dengan kristal
membantu untuk memulai pembekuan. Gallium adalah salah satu logam (dengan
caesium, rubidium, merkuri dan kemungkinan fransium) yang cair pada atau mendekati
normal suhu kamar, dan karena itu dapat digunakan dalam logam dalam kaca pada suhu
yang tinggi. Hal ini juga penting untuk memiliki salah satu rentang cairan terbesar untuk
logam, dan (tidak seperti merkuri) yang memiliki tekanan uap rendah pada suhu tinggi.
Titik didih Gallium ini, 2477 K, lebih dari delapan kali lebih tinggi dari titik leleh pada
skala tetap, sehingga memiliki rasio terbesar antara titik leleh dan titik didih unsur
apapun. Tidak seperti merkuri, gallium cair dapat membasahi logam kaca dan kulit,
sehingga secara mekanis lebih sulit untuk menangani (meskipun secara substansial
kurang beracun dan membutuhkan tindakan pencegahan jauh lebih sedikit). Untuk alasan
ini serta masalah kontaminasi logam dan pembekuan ekspansi, sampel logam galium
biasanya disertakan dalam paket polietilen dalam wadah lainnya.
Gallium tidak mengkristal dalam struktur simplecrystal. Fase stabil dalam kondisi
normal adalah ortorombik dengan 8 atom dalam sel satuan konvensional. Setiap atom
hanya memiliki satu tetangga terdekat (pada jarak 244 pm) dan enam tetangga lainnya
dalam tambahan 39 pm. Banyak fase stabil dan metastabil ditemukan sebagai fungsi
temperatur dan tekanan.
Sifat Kimia
Gallium ditemukan terutama di dalam 3 bilangan oksidasi. Oksidasi +1 juga
dibuktikan dalam beberapa senyawa, meskipun mereka cenderung tidak proporsional
dalam unsur gallium dan senyawa gallium (III).
Nomor Atom
31
5
Nomor Massa
69.72 g.mol -1
Tidak diketahui
Kerapatan
Titik leleh
29.8 C
Titik didih
2204 C
Jari-jari Vanderwaals
0.161 nm
Jari-jari Ion
0.083 nm (+3)
Isotop
Konfigurasi elektron
[ Ar ] 3d10 4s24p1
578.6 kJ.mol -1
1978.8 kJ.mol -1
2389 kJ.mol -1
2962.3 kJ.mol -1
Potensial standar
- 0.52 V
Momen
magnetiny
Isotop
Massa/Da
Alami
69 Ga
68.925580 (3)
%)
60.108 (9)
3/2
a (/N)
2.01659
7
71 Ga
70.9247005
39.892 (9)
3/2
2.56227
(25)
Sumber : http://www.webelements.com/gallium/chemistry.html
Dalam contoh di atas, ion paling intens diatur ke 100% karena ini sesuai
untuk output dari spektrometer massa. Hal ini tidak membingungkan dengan
persentase kelimpahan isotop relatif yang totalnya mencapai 100% untuk semua
isotop alami.
Data Radioisotop
Data lebih lanjut untuk isotop alami dari galium yang tercantum di atas. Tabel ini
memberikan informasi tentang beberapa radioisotop galium, massa, waktu paruh, mode
kerusakan, spin nuklir, dan momen magnetik nuklir.
Tabel 2. Data Radioisotop
Isoto
Massa/Da
Waktu
Mode
Paruh
Peluruhan
Spin nuklir
Momen
magnetic
nuklir
64
Ga
65
Ga
66
Ga
67
Ga
68
Ga
70
Ga
72
Ga
Ga
74
Ga
75
Ga
73
63.936838
64.9394
65.931592
66.928205
67.927983
69.926027
2.63 bulan
EC
15.2 bulan
menjadi 64Zn
EC
9.5 jam
menjadi 65Zn
EC
3.260 hari
menjadi 66Zn
EC
1.130 jam
menjadi 67Zn
EC
21.1 bulan
menjadi 68Zn
ECmenjadi70Zn; 1
/2
0
3
/2
1.8507
0.01175
- menjadi70Ge
71.926372
14.10 jam
- menjadi 72Ge 3
-0.13224
73
3
72.92517
74.87 jam
menjadi Ge
/2
73.92694
8.1 bulan
- menjadi 74Ge 3
74.92650
2.10 bulan
- menjadi 75Ge 3/2
Sumber : http://www.webelements.com/gallium/chemistry.html
E. Pembuatan Galium
Gallium adalah produk sampingan dari produksi aluminium dan seng, sedangkan
sfalerit untuk produksi seng adalah sumber minor. Galium dapat dibuat dengan dua cara,
yaitu :
1. Hasil dari proses pembuatan aluminium. Pemurnian bauksit melalui proses Bayer
menghasilkan konsentrasi galium pada larutan alkali dari sebuah aluminium.
2. Elektrolisis menggunakan sebuah elektroda merkuri yang memberikan konsentrasi
lebih lanjut dan elektrolisis lebih lanjut menggunakan katoda baja tahan karat dari
hasil natrium gallat menghasilkan logam galium cair. Galium murni membutuhkan
sejumlah proses akhir lebih lanjut dengan zona penyaringan untuk membuat logam
galium murni. Untuk penggunaan semikonduktor, pemurnian lebih lanjut dilakukan
dengan menggunakan melting zona, atau ekstraksi kristal tunggal dari lelehan
(proses Czochralski). Kemurnian 99.9999% dapat diperoleh dan secara komersial
banyak tersedia. Pada tahun 1986, produksi diperkirakan 40 ton. Pada tahun 2007
produksi gallium adalah 184 ton dengan kurang dari 100 ton dari tambang dan
sisanya dari proses daur ulang. Pada tahun 2011 produksi gallium diperkirakan dapat
mencapai 216 metrik ton.
F. Kegunaan Galium
Gallium cair digunakan dalam porselen dan permukaan kaca; yang bersinar, permukaan
yang sangat reflektif ketika dilapisi pada kaca. Hal ini dapat digunakan untuk membuat
cermin brilian. Gallium mudah dipadukan dengan kebanyakan logam, sehingga digunakan
untuk membentuk paduan leleh yang rendah. Lubang-lubang plutonium dari senjata nuklir
mempekerjakan paduan dengan gallium untuk menstabilkan alotrop plutonium.
Analog sirkuit terpadu adalah aplikasi yang paling umum untuk galium, dengan perangkat
optoelektronik (kebanyakan dioda laser dan dioda pemancar cahaya) sebagai penggunaan
akhir terbesar kedua. Gallium memiliki sifat semikonduktor, terutama karena gallium
arsendite (GaAs). Hal ini dapat mengkonversi listrik menjadi cahaya dan digunakan dalam
dioda pemancar cahaya (LED) untuk display elektronik dan jam tangan. Selain itu gallium
digunakan dalam beberapa termometer suhu tinggi.
Galium di lingkungan
Gallium tidak ditemukan dalam bentuk murni di alam, dan senyawa gallium
bukan sumber utama ekstraksi. Gallium lebih berlimpah dibandingkan dengan logam tapi
lebih sedikit diakses karena belum secara selektif terkonsentrasi menjadi mineral oleh
proses geologi, sehingga cenderung tersebar luas. Beberapa bijih, seperti bijih bauksit
10
aluminium, mengandung sejumlah kecil gallium, dan batubara mungkin memiliki konten
gallium yang relatif tinggi.
Produk
a) Semikonduktor
11
c)
sitrat
dan
gallium
nitrat
12
tidak boleh sengaja dikonsumsi dalam dosis besar. Patut diketahui, beberapa senyawa
galium sebenarnya bisa sangat berbahaya. Misalnya, paparan akut gallium (III) klorida
dapat menyebabkan iritasi tenggorokan, sesak napas, dan nyeri dada.
Galium digunakan sebagai salah satu komponen dalam senjata nuklir. Hanya saja,
dalam suatu reaksi tertentu, galium bisa menempel pada plutonium, membuat
plutonium tidak bisa digunakan. Galium harus dibersihkan agar plutonium bisa
berfungsi kembali. Masalahnya, proses pembersihan galium berkontribusi pada sejumlah
besar pencemaran air dengan zat radioaktif. Zat radioaktif ini diketahui membahayakan
lingkungan dan makhluk hidup di dalamnya.
BAB III
KESIMPULAN
Gallium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Ga dan nomor atom 31. Sebuah logam miskin yang jarang, dan lembut,
gallium merupakan benda padat yang mudah melebur pada suhu rendah namun mencair
lebih lambat di atas suhu kamar dan memang akan melebur di tangan. Terbentuk
dalam jumlah sedikit dalam bauksit dan bijih seng.
Galium adalah logam jarang dan rapuh, biasanya dapat ditemukan pada
bauksit, batubara, diaspore, dll. Aplikasi yang sering ditemukan sebagai diode
pemancar
digunakan dalam jumlah sedikit namun penggunaan gallium dalam senjata nuklir dapat
menyebabkan sejumlah besar pencemaran air dengan zat radioaktif.
14