PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan menggunakan
pelarut. Bahan yang digunakan adalah gallium yang merupakan suatu unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang Ga dan nomor 31. Sebuah logam miskin yang jarang, dan
lembut, gallium merupakan benda padat yang mudah melebur pada suhu rendah namun mencair
lebih lambat di atas suhu kamar dan memang akan melebur di tangan. Galium disebut-sebut
sebagai eka-aluminium ole D.I Mendeleev pada tahun 1870 yang mengatakan bahwa logam eka-
aluminium akan larut perlahan dalam asam maupun basa dan tidak akan bereaksi dengan udara.
Kemudian pada tahun 1875, gallium ditemukan oleh P.E.Lecoq de Boisbaudran menggunakan
spektroskope dari spektrum karakteristiknya (dua garis ungu) dalam sampel sfalerit.
Galium terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di alam, yaitu dalam bentuk bauksit,
pirit, magnetit zink blende dan kaolin. Kelimpahan galium dalam kulit bumi sebesar 15 ppm.
Bijih galium sangat langka tetapi galium terdapat di logam-logam yang lain. Di alam, galium
juga terdapat dalam bentuk galit (CuGaS2). Galium memiliki dua isotop stabil yaitu galium 69
dan galium 71. Delapan isotopnya bersifat radioaktif dengan waktu paruh yang pendek.
Penerapan penting galium ialah dalam senyawa galium arsenida, digunakan sebagai
semikonduktor, terutama dalam diode pemancar cahaya.
Galium memiliki tekanan uap rendah pada suhu tinggi. Ada tendensi yang kuat untuk
galium menjadi super dingin dibawah titik bekunya. Oleh karena itu, proses seeding diperlukan
untuk menginisiasi solidifikasi. Galium yang sangat murni berwarna keperakan dan logam ini
memuai sebanyak 3,1% jika berubah dari bentuk cair ke bentuk padat. Oleh karena itu, galium
tidak boleh disimpan dalam gelas atau kontainer logam karena ia akan merusak tempatnya jika
galium tersolidifikasi. Elemen ini tidak rentan terhadap serangan asam-asam mineral.
I. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa saja sifat fisika dan kimia yang dimiliki galium?
2. Bagaimana proses pengekstraksian galium?
3. Apa manfaat galium (Ga) dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana dampaknya dalam kehidupan sehari-hari?
I. 3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, berikut beberapa tujuan yang ingin dicapai
dari implementasi penelitian ini adalah:
1. Mengetahui sifat fisika dan kimia dari galium.
2. Mengetahui proses ekstraksi dari galium.
3. Mengetahui manfaat galium dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengetahui dampak galium dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PROSES EKSTRAKSI
III.1 Metode Metalurgi
III.1.1 Persiapan Bijih
Sumber mineral galium yakni bauksit dan bijih seng. Dalam bauksit galium terdapat
dalam jumlah yang sangat sedikit yakni 50 ppm. Kandungan bijih bauksit selain galium
adalah aluminium, silikon, besi, dan titanium. Semua unsur ini dalam bauksit berupa
oksidanya. Tahap persiapan bijih ini berfungsi dalam pengkonsentrasian bijih, untuk
pengkonsentrasian bijih mula-mula bijih bauksit yang kasar dan tak murni digiling
sampai halus(grinding). Hasil dari proses penggilingan ini kemudian ditambahkan larutan
NaOH pekat. Galium Oksida dan Aluminium oksidayang terdapat didalam bijih bakusit
akan larut didalam NaOH pekat menghasilkan NaAlO 2, NaGaO2. Reaksi yang terjadi
adalah:
Sedangkan zat-zat lain seperti silikon, titanium, dan besi tidak larut dalam didalam NaOH
pekat. Larutan NaAlO2, NaGaO2 disebut dengan green liquos, sedangkan zat-zat yang
tidak larut dalam didalam natrium hidroksdia membentuk red mud. Selama proses
pengolahan bauksit ke alumina dalam proses bayer, galium terakumulasi dalam cairan
natrium hidroksida. Dari sini dapat diekstraksi dengan berbagai macam metode. Larutan
green liquos difiltrasi untuk memisahkan untuk memisahkan red mud. Red mud hasil
filtrasi kemudian ditambahkan flokulasi untuk meningkatkan settling rate. Partikel padat
yang terkandung dalam red mud dipisahkan dengn filter press, sedangkan larutan green
liquos yang masih terdapat didalam red mud didaur ulang dengan menggunakan
dekantasi. Red mud ditambahkan dengan kapur (Ca(OH)2) untuk causaticization supaya
terbentuk natrium hidroksida dan kalium karbonat. Reaksi yang terjadi adalah:
NaGaO2 pada saat proses presipitasi akan terakumulasi ke dalam Al(OH) 3, untuk
memisahkannya dilakukan suatu kalsinasi atau pemanasan pada suhu 1100-1500 celcius.
Hasil dari pemanasan ini adalah suatu padatan aluminat dan larutan NaGaO2.
Galium cair yang dihasilkan dapat dimurnikan lebih lanjut dengan menggunakan dua cara
yakni; pencairan zona dan ekstraksi kristal tunggal. Pada pencairan zona, galium cair
dilewatkan dalam ingot, sehingga galium cair tersebut akan terpisah dari pengotor(logam
lain), dalam hal ini logam galium akan mencair sedangkan logam lainakan membentuk
kristal. Dalam proses ekstraksi kristal tunggal, galium cairdimasukkan ke dalam tempat
yang sulit bereaksi dengan zat lain seperti quartz dan dilelehkan. Sebuah silinder yang
ujungnya terbuat dari kristal galium dicelupkan kedalam lelehan galium yang belum
murni. Dengan pendinginan secara pelan-pelan, pengkristalan akan terjadi dengan
sempurna dibagian atas dan secara otomatis pengotorakan bergerak ke arah bawah. Pada
akhir proses, pengotor akan diam didalam wadah quartz dan galium murni akan menjadi
batang silinder yang memanjang. Untuk kedua proses pemurnian dapat dihasilkan galium
dengan tingkat kemurnian 98-99 persen.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
2.
3. Galium digunakan dalam berbagai termometer suhu tinggi, menciptakan cermin yang
cermelang, galium mudah berpadu dengan sebagian besar logam sehingga digunakan
untuk membentuk paduan dengan titik leleh rendah, dan digunakan dalam light emitting
diodes(LED) pada berbagai layar alat elektronik dan jam tangan.
4. Galium tidak berbahaya apabila dikonsumsi dalam jumlah kecil. Namun, patut
diketahui beberapa senyawa galium sebenarnya bisa sangat berbahaya. Misalnya,
paparan akut gallium (III) klorida dapat menyebabkan iritasi tenggorokan, sesak
napas, dan nyeri dada.
IV.2 Saran