BORON ( B )
Boron terletak diperbatasan antara logam dan nonlogam dalam system periodik.
Dari unsur- unsur yang ada dalam golongan IIIA, boron merupakan unsur non
logam sedangkan unsur lainnya adalah logam ( Ganesh dan stuppy,
2007).
ALUMINIUM ( Al )
Aluminium merupakan logam yang keras, meskipun sangat elektro positif, tahan
terhadap korosi disebabkan karena aluminium mempunyai lapisan oksida yang
sangat kuat. Lapisan oksida yang tebal, dilapiskan secara elektrolisis pada Al
yang disebut proses ” anodisasi ” ( Cotton dan wilkinson, 1989 ).
GALLIUM ( Ga )
Gallium , Ga, di antara logam yang ada galium memiliki perbedaan titik leleh dan
titik didih terbesar. Karena galium meleleh sedikit di atas suhu kamar, rentang
suhu keberadaan cairan galium sangat lebar dan galium digunakan dalam
termometer suhu tinggi. Dalam tahun-tahun terakhir ini, galium digunakan untuk
produksi senyawa semikonduktor galium arsenida, GaAs dan galium fosfida,
GaP.
INDIUM (In)
Indium adalah logam lunak dan juga memiliki titik leleh rendah. Indium digunakan
sebagai bahan baku pembuatan senyawa semikonduktor InP, InAs, dsb. Indium
memiliki dua keadaan stabil, In (I) atau In (III), dan senyawa In (II)
dianggap senyawa valensi campuran indium monovalen dan trivalen.
THALLIUM ( TI )
Talium juga memiliki dua valensi Tl(I) dan Tl(III), dan Tl(II) adalah juga
senyawa valensi campuran Tl monovalen dan trivalen. Karena unsur ini sangat
beracun logam dan senyawa ini harus ditangani dengan sangat hati-hati. Karena
senyawa ini adalah reduktor lemah dibandingkan Na(C5H5), talium
siklopentadiena, Tl(C5H5), kadang digunakan untuk preparasi senyawa
siklopentadienil, dan merupakan reagen yang bermanfaat dalam kimia
organologam.
GALLIUM,INDIUM,THALLIUM ( Ga ), ( In ), ( Tl ).
Diperoleh dengan cara elektrolisis larutan garam- garamnya dalam air; Ga, In
bersifat lunak, putih, dan merupakan logam yang cukup reaktif, mudah larut
dalam asam. Sedangkan Tl larut secara lambat dalam H2SO4 atau HCl (Cotton
dan wilkinson, 1989 ).
Konfigurasi unsur-unsur golongan IIIA adalah :
symbol electron configuration
boron B = [He]2s22p1
aluminium Al = [Ne]3s23p1
gallium Ga = [Ar]3d104s2 4p1
indium In = [Kr]4d105s2 5p1
thallium Tl = [Xe]4f14 5d106s2 6p1
2. Melting Point/K
Dalam satu golongan IIIA, titik didih dan titik leleh menurun dari atas
kebawah, penurunan titik leleh tidak setetap penurunan dalam titik didih ( Ganesh
dan stuppy,
2007).
3. Energi ionisasi
Energi ionisasi akan mengalami kenaikan (energi ionisasi tingkat I< energi
ionisasi tingkat II< energi ionisasi tingkat III) jumlah dari ketiga energi ionisasi
dari unsure-unsur ini sangat tinggi. Sehingga Boron tidak mempunyai
kecenderungan
membentuk ikatan ion dan selalu berada dalam bentuk ikatan kovalen. Unsur-
unsur
selain Boron umumnya membentuk senyawa kovalen kecuali pada saat berada
dalam
larutan ( Ganesh dan stuppy, 2007).
4. Tingkat oksidasi
Atom pada unsur -unsur ini mempunyai tiga electron valensi, 2 di subkulit s dan 1
di sub kulit p.Sehingga semua unsur mempunyai tingkat oksidasi 3. Secara umum
tingkat oksidasi yang ditemukan pada unsur-unsur golongan III adalah +3 dan +1.
kestabilan tingkat oksidasi +1 berurutan yaitu dari Ga<In<Tl. Kecuali boron dan
aluminium, unsure-unsur yang lain menunjukkan tingkat oksidasi +1. Tingkat
oksidasi +1 makin stabil dari B ke Tl ( Ganesh dan stuppy, 2007).
1. BORON
Ada dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna
hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam skala Moh) dan konduktor yang buruk dalam
suhu kamar. Tidak pernah ditemukan bebas dalam alam.Unsur ini tidak ditemukan di alam,
tetapi timbul sebagai asam othorboric dan biasanya ditemukan dalam sumber mata air gunung
berapi dan sebagai borates di dalam boron dan colemantie. Ulexite, mineral boron yang lain
dianggap sebagai serat optik alami. Sumber-sumber penting boron adalah rasorite (kernite)
dan tincal (bijih borax). Kedua bijih ini dapat ditemukan di gurun Mojave. Tincal merupakan
sumber penting boron dari Mojave. Deposit borax yang banyak juga ditemukan di Turkey.
Boron muncul secara alami sebagai campuran isotop 10B sebanyak 19.78% dan isotop 11B
80.22%.
2. ALUMUNIUM
Aluminium terdapat melimpah dalam kulit bumi, yaitu sekitar 7,6 %. Dengan kelimpahan
sebesar itu, aluminium merupakan unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon, serta
merupakan unsur logam yang paling melimpahtetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur
bebas di alam. Mineral aluminium yang bernilai ekonomis adalah bauksit yang merupakan
satu-satunya sumber aluminium. Bauksit mengandung aluminium dalam bentuk aluminium
oksida (Al2O3). Kriloit digunakan pada peleburan aluminium, sedangkan tanah liat banyak
digunakan untuk membuat batubata, keramik. Di Indonesia, bauksit banyak ditemukan di
pulau Bintan dan di tayan(Kalimantan Barat). Aluminium (Al) adalah unsur logam yang
biasa dijumpai dalam kerak bumi yang terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika.
Umumnya juga dalam bentuk aluminium silikat dan campurannya dalam logam lain seperti
natrium, kalium, furum, kalsium & magnesium. Kelimpahan Aluminium dalam kulit bumi
(ppm) sebesar 81,300. Aluminium ialah logam paling berlimpah.Aluminium (Al) adalah
unsur logam yang biasa dijumpai dlm kerak bumi yang terdapat dalam batuan seperti felspar
dan mika. Umumnya juga dalam bentuk aluminium silikat dan campurannya dalam logam
lain seperti natrium, kalium, furum, kalsium & magnesium. Aluminium murni adalah logam
berwarna putih keperakan dengan banyak karakteristik yang diinginkan.
3. GALIUM terdapat dalam jumlah yg sedikit di alam, yaitu dalam bentuk bauksit, pirit,
magnetit dan kaolin. Biji Galium (Ga) sangat langka tetapi Galium (Ga) terdapat di logam-
logam yang lain. Kelimpahan Galium dalam kulit bumi (ppm) sebesar 15. Indium tidak
pernah ditemukan dalam bentuk logam bebas di alam, tetapi dalam bentuk sulfida (In 2S3) dan
dalam bentuk campuran seng, serta biji tungsten, timah dan besi. Kelimpahan Indium dalam
kulit bumi (ppm) sebesar 0,1. Di alam talium terdapat dalam bentuk batu-batuan dan
merupakan keluarga logam aluminium yang terdapat dalam bentuk gabungan dengan pirit,
campuran seng dan hematit. Kelimpahan Talium dalam kulit bumi (ppm) sebesar 2. Galium
sering ditemukan sebagai elemen yang terkandung di dalam diaspore, sphalerite, germanite,
bauksit dan batubara. Analisa debu dari hasil pembakaran batubara pernah menunjukkan
kandungan galium sebanyak 1.5%.
4. INDIUM (berasal dari garis terang indigo pada spektrumnya) Unsur ini ditemukan oleh
Reich and Richter, yang kemudian mengisolasi logam ini. Sampai pada tahun 1924, hanya
satu gram yang tersedia di seluruh dunia dalam bentuk terisolasi. Ketersediaanya mungkin
sebanyak perak. Sekitar 4 juta troy ons indium diproduksi di negara-negara maju. Kanada
memproduksi lebih dari 1 juta troy ons setiap tahunnya. Indium adalah logam yang jarang
ditemukan, sangat lembut, berwarna putih keperakan dan stabil di dalam udara dan air tetapi
larut dalam asam. Indium termasuk dalam logam miskin ( logam miskin atau logam post-
transisi adalah unsur logam dari blok p dari tabel periodik, terjadi antara metalloid dan logam
transisi, tetapi kurang dibanding dengan logam alkali dan logam alkali tanah, titik leleh dan
titik didihnya lebih rendah dibanding dengan logam transisi dan mereka lebih lunak). Indium
ditemukan dalam bijih seng tertentu. Logam indium dapat menyala dan terbakar. Indium
sering diasosiasikan dengan seng dan dari bahan inilah indium diproduksi secara komersil. Ia
juga ditemukan di bijih besi, timbal dan tembaga.
5. TALIUM ditemukan secara spektroskopis oleh Crookes pada tahun 1861. Nama elemen ini
diambil dari garis hijau di spektrumnya. Logam ini berhasil diisolasi oleh Crookes dan Lamy
pada tahun 1862 pada saat yang bersamaan. Thalium adalah unsur kimia dengan simbol Tl
dan mempunyai nomor atom 81. Talium terdapat di crooksite, lorandite, dan hutchinsonite. Ia
juga ada dalam pyrites. Manganes nodules, ditemukan di dasar samudera juga mengandung
talium.
Tabel diatas menunjukkan ringkasan beberapa sifat penting dari unsur-unsur golongan IIIA.
Fakta yang terpenting pada tabel diatas adalah tingginya titik leleh Boron dan titik leleh
Galium yang relatif rendah; peningkatan yang signifikan pada potensial reduksi dari atas ke
bawah dalam satu golongan; tingginya energi ionisasi dari golongan nonlogam (boron) dan
besarnya peningkatan kepadatan dari atas ke bawah dalam satu golongan.
Kecenderungan sifat logam golongan IIIA:
Jari-jari logam cenderung berkurang dari Ga- Tl, kecuali logam Al
Jari-jari ion cenderung meningkat dari Al – Tl
Energi ionisasi pertama unsur golongan IIIA cenderung berkurang dari Al – Tl
Keelektronegatifan unsur golongan IIIA cenderung bertambah dari Al – Tl
Titik cair unsur golongan IIIA cenderung bertambah dari Ga – Tl, kecuali Al memiliki
titik cair yang besar
Titik didih unsur golongan IIIA cenderung berkurang dari Al – Tl
Potensial reduksi negatif menyatakan bahwa unsur lebih bersifat logam dibandingkan
hidrogen. Energi pengionan dari logam golongan IIIA hampir sama satu sama lain, kecuali
energi hidrasi Al3+ merupakan yang terbesar di antara kation golongan IIIA. Hal ini
menjelaskan bahwa Al3+ mempunyai potensial reduksi negatif yang paling besar di antara
kation golongan IIIA dan bahwa Al adalah logam yang paling aktif.
Sifat menarik dari unsur Ga, In, dan Tl yang tidak terdapat pada Al adalah kemampuan
membentuk ion bermuatan satu. Kemampuan ini menunjukkan adanya pasangan elektron
lembam, nS2, dalam atau dari unsur pasca-peralihan (post-transition). Jadi, sebuah atom Ga
dapat kehilangan elektron pada 4p dan mempertahankan elektron 4s untuk membentuk ion
Ga+, dengan konfigurasi elektron [Ar]3d104s2. Kemungkinan ini lebih mudah terjadi pada
atom yang lebih berat dalam golongan. Dalam kenyataannya , talium dengan bilangan
oksidasi +1 lebih mantap dalam larutan berair dibanding taliuum dengan bilangan oksidasi
+3.
Ukuran ion yang kecil, besarnya muatan ion, dan tingginya energi ionisasi menyebabkan
logam golongan IIIA umumnya memiliki sifat kovalen yang tinggi ( ion Al3+ tidak dijumpai
kecuali dalam ALF3padat). Dalam larutan berair, ion Al3+ berada dalam bentuk ion terhidrat
Al(H2O)63+ atau dalam bentuk kompleks lainnya. Al sangat stabil terhadap udara, karena
membentuk lapisan oksida pada permukaannya yang digunakan untuk melindungi logam dari
oksidasi lebih lanjut.
2. Sifat Kimia
A. Boron adalah unsur golongan IIIA dengan nomor atom lima. Boron memiliki sifat diantara
logam dan nonlogam (semimetalik). Boron lebih bersifat semikonduktor daripada sebuah
konduktor logam lainnya. Secara kimia boron berbeda dengan unsur- unsur satu
golongannya. Boron juga merupakan unsur metaloid dan banyak ditemukan dalam
bijih borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk coklat, tetapi boron
metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam skala Moh) dan konduktor yang
buruk dalam suhu kamar. Tidak pernah ditemukan bebas dalam alam. Ciri-ciri optik unsur
ini termasuklah penghantaran cahaya inframerah. Pada suhu piawai boron adalah pengalir
elektrik yang kurang baik, tetapi merupakan pengalir yang baik pada suhu yang tinggi. Boron
merupakan unsur yang kurang elektron dan mempunyai p-orbital yang kosong. Ia bersifat
elektrofilik. Sebagian boron sering berkelakuan seperti asam Lewis yaitu siap untuk terikat
dengan bahan kaya elektron untuk memenuhi kecenderungan boron untuk mendapatkan
elektron.
Unsur ini tidak ditemukan di alam, tetapi timbul sebagai asam othorboric dan biasanya
ditemukan dalam sumber mata air gunung berapi dan sebagai borates di dalam boron dan
colemantie. Ulexite, mineral boron yang lain dianggap sebagai serat optik alami. Isotop
boron-10 digunakan sebagai kontrol pada reaktor nuklir, sebagai tameng pada radiasi nuklir
dan dalam instrumen-instrumen yang digunakan untuk mendeteksi netron. Boron nitrida
memiliki sifat-sifat yang cemerlang karena ia sekeras berlian, dapat digunakan sebagai
insulator listrik walau dapat menghantar panas seperti logam. Senyawa ini juga memiliki sifat
lubrikasi seperti grafit. Boron hidrida dapat dengan mudah dioksidasi dan melepaskan banyak
energi dan pernah digunakan sebagai bahan bakar roket. Penawaran terhadap filamen boron
juga meningkat karena bahan ini kuat dan ringan dan digunakan sebagai struktur pesawat
antariksa. Boron mirip dengan karbon dalam memiliki kapasitas membentuk jaringan
molekul dengan ikatan kovalen. Karbonat, metalloboran, fosfakaboran dan semacamnya
terdiri dari ribuan senyawa.
B. Aluminium tidak beracun (sebagai logam), nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium
sangat lunak dan kurang keras. Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada
harga potensial reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Tahan korosi
dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat rumah tangga seperti panci, wajan dan
lain-lain. Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus makanan,
obat, dan rokok. Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai
kabel tiang. Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3. Berat
jenisnya listrik ringan (hanya 2,7 gr/cm³, Penghantar listrik dan panas yang baik, mudah di
fabrikasi/di bentuk kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa
ditingkatkan. Sifat bahan korosi dari aluminium diperoleh karena terbentuknya lapisan
aluminium oksida (Al2O3) pada permukaan aluminium. Lapisan ini membuat Al tahan korosi
tetapi sekaligus sukar dilas, karena perbedaan melting point (titik lebur). Aluminium
umumnya melebur pada temperature ± 600 derajat C dan aluminium oksida melebur pada
temperature 2000oC. Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat.
Merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik
menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang serta
tahan korosi.
C. Galium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ga dan
nomor atom 31. sebuah logam miskin yang jarang dan lembut, galium merupakan benda
padat yang mudah rapuh pada suhu rendah namun mencair lebih lambat di atas suhu kamar
dan akan melebur ditangan. Terbentuk dalam jumlah sedikit di dalam bauksit dan bijih
seng.Unsur ini satu dari empat logam: raksa, cesium dan rubidium yang dapat berbentuk cair
dekat pada suhu ruangan. Oleh karena itu galium dapat digunakan pada termometer suhu
tinggi. Ia memiliki tekanan uap rendah pada suhu tinggi. Ada tendensi yang kuat untuk
galium menjadi super dingin dibawah titik bekunya. Oleh karena itu proses seeding
diperlukan untuk menginisiasi solidifikasi. Galium yang sangat murni bewarna keperakan
dan logam ini memuai sebayak 3.1% jika berubah dari bentuk cair ke bentuk padat. Oleh
karena itu, galium tidak boleh disimpan dalam gelas atau kontainer logam karena ia akan
merusak tempatnya jika galium tersolidifikasi. Elemen ini tidak rentan terhadap serangan
asam-asam mineral.
D. Indium adalah logam yang jarang ditemukan, sangat lembut, berwarna putih keperakan dan
stabil di dalam udara dan air tetapi larut dalam asam. Indium termasuk dalam logam miskin
( logam miskin atau logam post-transisi adalah unsur logam dari blok p dari tabel periodik,
terjadi antara metalloid dan logam transisi, tetapi kurang dibanding dengan logam alkali dan
logam alkali tanah, titik leleh dan titik didihnya lebih rendah dibanding dengan logam transisi
dan mereka lebih lunak). Indium ditemukan dalam bijih seng tertentu. Logam indium dapat
menyala dan terbakar.
E. Thalium adalah unsur kimia dengan simbol Tl dan mempunyai nomor atom 81. Thalium
adalah logam yang lembut dan berwarna kelabu dan lunak dan dapat dipotong dengan sebuah
pisau. Thalium termasuk logam miskin. Thalium kelihatannya seperti logam yang berkilauan
tetapi ketika bersentuhan dengan udara, thalium dengan cepat memudar menjadi warna
kelabu kebiru-biruan yang menyerupai timbal. Jika thalium berada di udara dalam jangka
waktu yang lama maka akan terbentuk lapisan oksida pada thalium. Jika thalium berada di air
maka akan terbentuk thalium hidroksida. Oksida akan terbentuk jika membiarkan talium di
udara dan hidrida dapat terbentuk jika tercampur dengan air. Logam ini sangat lunak dan
mudah dibentuk. Ia dapat dipotong denganpisau.
2. Alumunium
Aluminium adalah logam yang sangat reaktif yang membentuk ikatan kimia berenergi tinggi
dengan oksigen. Dibandingkan dengan logam lain, proses ekstraksi aluminium dari
batuannya memerlukan energi yang tinggi untuk mereduksi Al2O3. Proses reduksi ini tidak
semudah mereduksi besi dengan menggunakan batu bara, karena aluminium merupakan
reduktor yang lebih kuat dari karbon. Proses produksi aluminium dimulai dari pengambilan
bahan tambang yang mengandung aluminium (bauksit, corrundum, gibbsite, boehmite,
diaspore, dan sebagainya). Selanjutnya, bahan tambang dibawa menuju proses Bayer.
Proses Bayer menghasilkan alumina (Al2O3) dengan membasuh bahan tambang yang
mengandung aluminium dengan larutan natrium hidroksida pada temperatur 175 oC sehingga
menghasilkan aluminium hidroksida, Al(OH)3. Aluminium hidroksida lalu dipanaskan pada
suhu sedikit di atas 1000 oC sehingga terbentuk alumina dan H2O yang menjadi uap air.
Setelah Alumina dihasilkan, alumina dibawa ke proses Hall-Heroult. Proses Hall-Heroult
dimulai dengan melarutkan alumina dengan leelehan Na3AlF6, atau yang biasa disebut
cryolite. Larutan lalu dielektrolisis dan akan mengakibatkan aluminium cair menempel pada
anoda, sementara oksigen dari alumina akan teroksidasi bersama anoda yang terbuat dari
karbon, membentuk karbon dioksida. Aluminium cair memiliki massa jenis yang lebih ringan
dari pada larutan alumina, sehingga pemisahan dapat dilakukan dengan mudah.
Elektrolisis aluminium dalam proses Hall-Heroult menghabiskan energi yang cukup banyak.
Rata-rata konsumsi energi listrik dunia dalam mengelektrolisis alumina adalah 15 kWh per
kilogram aluminium yang dihasilkan. Energi listrik menghabiskan sekitar 20-40% biaya
produksi aluminium di seluruh dunia.
Gambar 10: Diagram Proses Hall-Heroult yang disederhanakan. Perhatikan letak
katoda yang berada di dasar wadah, untuk mengantisipasi massa jenis aluminium
cair yang lebih tinggi dibandingkan larutan cryolite-alumina
Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut. Pengotor- pengotor
dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya aluminiumdiendapkan dari
filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.
2NaAl(OH)4(aq)+ CO2(g) 2Al(OH)3(s )+ Na2CO3(aq)+ H2O(l)
Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehinggadiperoleh
aluminium oksida murni (Al2O3).
2Al(OH)3(s) Al2O3(s)+ 3H2O(g)
Peleburan / reduksi alumina dengan elektrolisis tahap peleburan alumina dengan cara reduksi
melalui proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult,
aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan krinolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis
grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisisdilakukan pada suhu
950oC. Sebagai anode digunakan batang grafit.
Dalam proses elektrolisis dihasilkan aluminium di katoda dan di anoda terbentukgas O2 dan
CO2
Reaksi : 2Al2O3(l) 4Al3+ (l) + 6O2- (l)
Pada bagian ini kita akan membahas beberapa persenyawaan boron dengan halogen ( yang
disebut sebagai halida), dengan oksigen (yang dikenal dengan oksida), dengan hidrogen
(yang dikenal dengan hidrida) dan beberapa senyawa boron lainnya. Untuk setiap senyawa,
bilangan oksidasi boron sudah diberikan, tetapi bilangan oksidasi tersebut kurang berguna
untuk unsur-unsur blok p khususnya. Tetapi umumnya dari senyawa boron yang terbentuk,
bilangan oksidasinya adalah tiga ( 3 ).
Boron tidak bereaksi dengan pemanasan asam, misalnya asam hidroklorida (HCl) ataupun
dengan pemanasan asam hidroflourida (HF). Boron dalam bentuk serbuk mengoksidasi
dengan lambat ketika ditambahkan dengan asam nitrat.
2. Aluminium
Reaksi dengan Udara
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan. Permukaan logam aluminium dilapisi
dengan lapisan oksida yang membantunya melindungi logam agar tahan terhadap udara. Jadi,
aluminium tidak bereaksi dengan udara. Jika lapisan oksida rusak, logam aluminium bereaksi
untuk menyerang (bertahan). Aluminium akan terbakar dalam oksigen dengan nyala api,
membentuk aluminium (III) oksida.
Al2O3.4Al (s) + 3O2 (l ) → 2 Al2O3
3. Galium
Reaksi galium dengan asam
Ga2O3 + 6 H+ → 2 Ga3+ + 3 H2
Ga (OH)3 + 3 H+ → Ga3+ + 3 H2O
4. Indium
Reaksi indium dengan udara
In3+ + O2 → In2O3
5. Talium
Reaksi talium dengan udara
Talium bereaksi dengan oksida mirip dengan Galium, namun Talium hanya menghasilkan
TI2O3 yang berwarna hitam cokelat yang terdekomposisi menjadi Tl2O pada suhu 100oC
2 Tl (s) + O2 (g) → Tl2O
Reaksi Talium dengan air
Talium kelihatannya tidak bereaksi dengan air. Logam talium memudar dengan lambat dalam
air basah atau larut dalam air menghasilkan racun thalium (I) hidroksida
2 Tl (s) + 2H2O (l) → 2 TlOH (aq) + H2 (g)
F. Jenis ikatan
Boron mirip dengan karbon dalam memiliki kapasitas membentuk jaringan molekul dengan
ikatan kovalen. Karbonat, metalloboran, fosfakaboran dan semacamnya terdiri dari ribuan
senyawa.