Anda di halaman 1dari 17

PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

Nur Hasnita*), Nurmilandari Syamsul

Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi


Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
Tahun 2016

LATAR BELAKANG
Elektronika di zaman serba maju seperti saat ini adalah kebutuhan yang pokok.
Hampir setiap rumah tangga telah menggunakan alat-alat elektronika. Selain daripada
lebih memudahkan dalam mengerjakan sesuatu benda-benda elektronika bahkan
dijadikan sebagai salah satu patokan tingkat kesejahteraan seseorang. Elektronika adalah
cabang ilmu yang mempelajari tentang benda-benda elektronik.
Dimana elektronik itu sendiri adalah benda-benda canggih yang memiliki
fungsi-fungsi tertentu sesuai dengan tujuan dibuatnya benda-benda tersebut. Contohnya
seperti radio, televisi, kipas angin, setrika dan masih banyak lagi. Komponen-komponen
elektronika sendiri terdiri dari tiga bagian yakni komponen aktif, komponen pasif dan
komponen penunjang. Bagi orang awam ketiga komponen tersebut pasti terdengar asing,
karena kita terkadang hanya tahu menggunakan benda-benda elektronik tanpa tahu
komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya.
Oleh karena itulah percobaan ini dilakukan untuk lebih mengenal dan mengetahui
tentang ketiga komponen tersebut. Selain itu agar kita bisa mengetahui seperti apa bentuk
maupun simbol-simbolnya. Dan komponen-komponen apa saja yang termasuk ke dalam
komponen aktif, pasif, maupun penunjang.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu elektronika dan alektronik?
2. Berapa macam komponen-komponen elektronika?

TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian elektronika dan elektronik.
2. Untuk mengetahui macam-macam komponen elektronika.

KAJIAN TEORI
Kemampuan dalam bidang elektronika yang merupakan salah satu bagian penting
dalam disiplin ilmu fisika sangat diperlukan untuk melakukan reparasi peralatan yang
rusak, maupun untuk melakukan kegiatan perancangan peralatan elektronik. Pada tingkat
paling dasar, perancangan masih dalam taraf penggunaan komponen-komponen
elektronik yang tersedia di pasaran dan merangkai pada PCB (Printed Circuit Board).
Pada tingkat lebih lanjut, diperlukan kemampuan berpikir dalam bidang elektronik,
sehingga hanya dengan melihat rangkaian elektronik yang baru dikenal segera dapat
memikirkan fungsi masing-masing komponennya dan melakukan perubahan-perubahan
untuk meningkatkan kinerja peralatan yang ada (Haris, 2015).
Untuk kedua hal tersebut di atas, mutlak diperlukan pengetahuan dasar tentang
komponen-komponen dasar elektronik. Ada 3 jenis komponen elektronik yang dikenal
dikalangan saintis dan Teknisi yaitu komponen pasif, komponen aktif, dan komponen
penunjang. Adapun yang tergolong dalam komponen pasif yaitu resistor, kapasitor,
induktor, dan transformator. Komponen pasif merupakan komponen-komponen yang
tidak dapat (dengan sendirinya) membangkitkan tegangan atau arus. Dengan kata lain,
komponen pasif adalah komponen yang dapat bekerja tanpa catu daya. Transistor, dioda
dan rangkaian terpadu (Intergrated Circuit), IC) merupakan contoh komponen aktif.
Komponen-komponen aktif hanya dapat bekerja atau berfungsi jika diberi catu daya luar.
Komponen penunjang merupakan komponen pelengkap yang tidak harus ada, seperti
saklar, konektor, dan lain sebagainya (Haris, 2015).
Perlu diketahui bahwa komponen elektronika terbagi menjadi dua bagian yaitu
komponen aktif dan komponen pasif. Komponen Aktif adalah komponen elektronika
yang dalam pengoperasiannya perlu sumber arus dan tegangannya sendiri.sedangkan
Komponen Pasif merupakan komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak
membutuhkan sumber tegangan dan arus tersendiri, Komponen aktif itu seperti
dijelaskan diatas bahwa dia tidak memerlukan sumber arus dan tegangan tersendiri saat
pengoperasiannya. Contoh contoh dari komponen aktif ini antara lain :

1.transistor
transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
sebagai fungsi lainnya. transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Transistor through-
hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter). Pada umumnya, transistor memiliki 3
terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu
terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih
besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian
analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal
radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga
berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya (Ridwan,
2016).

Gambar 1. Gambar dan simbol transistor


Jensi-Jenis Transistor
cara kerja transistor hampir sama dengan resistor yang mempunyai tipe dasar
modern. Tipe dasar modern terbagi menjadi 2, yaitu Bipolarjun junction Transistor atau
biasa di singkat BJT dan Field Effect transistor atau FET. BJT dapat bekerja bedasarkan
arus inputnya, sedangkan FET bekerja berdasarkan tegangan inputnya. Dalam dunia
elektronika modern, transistor merupakan komponen yang sangat penting terutama dalam
rangkaian analog karena fungsinya sebagai penguat. Rangkaian analog terdiri dari
pengeras suara, sumber listrik stabil dan penguat sinyal radio. Tidak hanya rangkaian
analog, di dalam rangkaian digital juga terdapat transistor yang digunakan sebagai saklar
dengan kecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat di rangkai sehingga berfungsi
sebagai logic gate. Jenis-Jenis Transistor juga berbeda-beda, berdasarkan kategorinya
dibedakan seperti materi semikonduktor, kemasan fisik, tipe, polaritas, maximum
kapasitas daya, maximum frekuensi kerja, aplikasi dan masih banyak lagi jenis yang
lainnya (Ridwan, 2016).

2.Dioda / Diode

gambar 2. Bentuk dioda


Diode adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat
semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar
maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur). Diode dapat
disamakan sebagai fungsi katup di dalam bidang Elektronika.
Diode sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan yang sempurna,
melainkan mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak
linier dan seringkali tergantung pada teknologi atau material yang digunakan serta
parameter penggunaan. Beberapa jenis diode juga mempunyai fungsi yang tidak
ditujukan untuk penggunaan penyearahan. Dioda juga sebagai salah satu komponen aktif
sangat popular digunakan dalam rangkaian Elektronika, karena bentuknya sederhana dan
penggunaannya sangat luas. Ada beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya :
penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh
(Full-Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper)
maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier). Di bawah ini merupakan gambar yang
melambangkan dioda penyearah (Ridwan, 2016).

Gambar 3. Simbol atau lambang dioda


Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda seperti
anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada arus
konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.
Jenis-jenis dioda :
a. Dioda Germanium
b. Dioda Silikon
c. Dioda Selenium
d. Dioda Zener
e. Dioda Varactor
f. Dioda Schottky
g. Dioda Cahaya ( LED )
h. Dioda Photo ( Photodioda )

Gambar 4. Simbol berbagain macam dioda

Kegunaan atau fungsi dari dioda:


Dioda zener

gambar 5. Dioda zener

Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda zener juga
dapat dipakai sebagai pembatas tegangan pada level tertentu untuk keamananrangkaian.
Berikut ini rangkaian penerapan untuk regulator (Ridwan, 2016).

Dioda Cahaya / LED ( Light-Emiting Diode


LED adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik
yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Gejala ini termasuk bentuk
elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang
dipakai, dan bisa juga ultraviolet dekat atau inframerah dekat. Sebuah LED adalah sejenis
diode semikonduktor istimewa. Seperti sebuah diode normal, LED terdiri dari sebuah
chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk
menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa-muatan elektron dan
lubang mengalir ke junction dari elektrode dengan voltase berbeda. Ketika elektron
bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi
dalam bentuk photon. Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena
itu warnanya, tergantung dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-n junction.
Sebuah diode normal, biasanya terbuat dari silikon atau germanium, memancarkan
cahaya tampak inframerah dekat, tetapi bahan yang digunakan untuk sebuah LED
memiliki selisih pita energi antara cahaya inframerah dekat, tampak, dan ultraungu dekat.
Tak seperti lampu pijar dan neon, LED mempunyai kecenderungan polarisasi.
Chip LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila
diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya
akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila
LED diberikan arus terbalik, hanya akan ada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini
menyebabkan chip LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya. Chip LED pada
umumnya mempunyai tegangan rusak yang relatif rendah. Bila diberikan tegangan
beberapa volt ke arah terbalik, biasanya sifat isolator searah LED akan jebol
menyebabkan arus dapat mengalir ke arah sebaliknya (Zayzitations, 2016).

Gambar 6. Light Emiting Diode (LED)

Dioda Varactor

Gambar 7. Dioda varactor


Dioda varactor adalah sebuah kapasitor yang kapasitansinya ditentukan oleh tegangan
yang masuk. Contoh penerapannya pada pesawat TV, pesawat radio FM, pesawat
telekomunikasi yang bekerja pada frekuensi tinggi.

Dioda Schottky
Gambar 8. Dioda Schotttky

Dioda Schottky adalah tipe khusus dari diode dengan tegangan yang rendah.
Ketika arus mengalir melalui diode akan ditahan oleh hambatan internal, yang
menyebabkan tegangannya menjadi kecil di terminal diode. Dioda normal antara 0.7-1.7
volt, sementara diode Schottky tegangan kira-kira antara 0.15-0.45 volt. Dioda Schottky
menggunakan simpangan logam-semikonduktor sebagai sawar Schottky (dari sebuah
simpangan semikonduktor seperti dalam diode konvensional). Sawar Schottky ini
dihasilkan dengan waktu kontak yang sangat cepat dan tegangan yang rendah. Perbedaan
yang paling penting antara p-n dan diode Schottky adalah dari membalikkannya waktu
pemulihan, ketika beralih dari keadaan tidak menghantarkan ke keadaan menghantarkan
dan sebaliknya. Dimana dalam diode p-n waktu pemulihan balik dapat dalam orde ratusan
nano-detik dan kurang dari 100 nano-detik untuk diode cepat. Aplikasi termasuk
perlindungan muatan pada sel surya yang dihubungkan dengan batere timbal-asam dan
dalam mode saklar-sumber listrik; dalam kedua kasus rendahnya tegangan akan
meningkatkan efisiensi. Dioda silicon standar tegangan kira-kira sekitar 0.7 volt dan
diode germanium 0.3 volt (Zayzitations, 2016).

Dioda Laser

Gambar 9. Dioda Laser

Dioda Laser adalah Dioda yang paling langka dibandingkan dioda jenis lain.
Dioda laser adalah sejenis dioda di mana media aktifnya menggunakan sebuah
semikonduktor persimpangan p-n yang mirip dengan yang terdapat pada diode pemancar
cahaya. Dioda laser kadang juga disingkat LD atau ILD. Penggunaan Dioda Laser banyak
ditemukan pada Alat - alat berbasis optik, Seperti pemutar DVD, CD, DVD-R, dan lain-
lain. Dioda laser baru ditemukan pada akhir abad ini oleh ilmuwan Universitas Harvard.
Prinsip kerja diode ini sama seperti diode lainnya yaitu melalui sirkuit dari rangkaian
elektronika, yang terdiri dari jenis p dan n. Pada kedua jenis ini sering dihasilkan 2
tegangan, yaitu: biased forward, arus dihasilkan searah dengan nilai 0,707 utk pembagian
v puncak, bentuk gelombang di atas ( + ). backforward biased, ini merupakan tegangan
berbalik yang dapat merusak suatu komponenElektronika (Ridwan, 2016).

SCR (Silicon Control Rectifier)

(a). TRIAC

(b). DIAC
Gambar 10a. triac & 10b. Diac

Dioda yang mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR dapat digunakan


sebagai pengatur motor DC bertegangan besar dengan mengatur tegangan Gate. SCR
dibagi dua yaitu diac dan Triac.DIAC: meneruskan tegangan dari anoda ke katoda atau
sebaliknya. Penerapannya pada pengendali motor putar kanan dan putar kiri, seperti
pada rangkaian lift (Ridwan, 2016).
TRIAC mempunyai prinsip kerja seperti DIAC, hanya saja TRIAC dapat
meneruskan tegangan dari kaki 1 ke 2 atau sebaliknya pada saat ada triger pada Gate.
TRIAC digunakan untuk pengatur motor DC atau AC putar kanan dan kiri dengan cara
mengatur Gate (Ridwan, 2016).

3. IC ( Integrated Circuit )
IC adalah komponen dasar yang terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. IC
adalah komponen yang dipakai sebagai otak peralatan Elektronika. Pada komputer, IC
yang dipakai adalah mikroprosesor. Dalam sebuah mikroprosesor Intel Pentium 4 dengan
ferkuensi 1,8 trilyun getaran per detik terdapat 16 juta transistor, belum termasuk
komponen lain. Fabrikasi yang dipakai oleh mikroprosesor adalah 60nm. Sirkuit terpadu
dimungkinkan oleh teknologi pertengahan abad ke-20 dalam fabrikasi alat semikonduktor
dan penemuan eksperimen yang menunjukkan bahwa alat semikonduktor dapat
melakukan fungsi yang dilakukan oleh tabung vakum. Pengintegrasian transistor kecil
yang banyak jumlahnya ke dalam sebuah chip yang kecil merupakan peningkatan yang
sangat besar bagi perakitan tube-vakum sebesar-jari. Ukuran IC yang kecil, tepercaya,
kecepatan "switch", konsumsi listrik rendah, produksi massal, dan kemudahan dalam
menambahkan jumlahnya dengan cepat menyingkirkan tabung vakum. Hanya setengah
abad setelah penemuannya, IC telah digunakan dimana-mana. Radio, televisi, komputer,
telepon selular, dan peralatan digital lainnya yang merupakan bagian penting dari
masyarakat modern. Contohnya, sistem transportasi, internet, dll tergantung dari
keberadaan alat ini. Banyak skolar percaya bahwa revolusi digital yang dibawa oleh
sirkuit terpadu merupakan salah satu kejadian penting dalam sejarah umat manusia
(Zayzitations, 2016).
Terdapat 2 Jenis IC : IC Analog dan IC Digital. IC mempunyai ukuran seukuran
tutup pena sampai ukuran ibu jari dan dapat diisi sampai 250 kali dan digunakan pada alat
Elektronika seperti:
Telepon
Kalkulator
Ponsel
Radio

Komponen Pasif merupakan komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak


membutuhkan sumber tegangan dan arus tersendiri

KOMPONEN PASIF
Ada dua macam komponen elektronika, yaitu komponen pasif dan komponen aktif.
Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, inductor, dan transformator. Transistor
dan rangkaian terpadu(IC) merupakan contoh dari komponen aktif. Dari sini kiata akan
membahas komponen pasif yaitu resistor, kapasitor, dan transformator.

1. Resistor
Merupakan komponen pasif yang dibuat untuk mendapatkan hambatan tertentu.
Agar dapat menggunakan resistor dengan baik kita perlu mengetahui beberapa hal
seperti bahan pembuatnya, nilai hambatan, toleransi,lesapan daya, derau dan
perilakunya pada frekuensi tinggi.resistor yang paling banyak digunakan terbuat dari
karbon yang dilapiskan pada sebatang keramik.resistor seperti ini disebut resistor film
karbon. Resistor macam lain yang sering digunakan orang adalah resistor film logam.
Film yang digunakan adalah suatu suasa nikel.resistor ini dapat dibuat untuk
pemakaian presisi dan mempunyai derau rendah (Ridwan, 2016).
Satu macam resistor lagi yang sering digunakan adalah resistor kawat. Resistor macam
ini mempunyai nilai presisi tinggi dan derau amat rendah,lagi pula di uat dengan nilai
hambatan di bawah 1 ohm.resistor ini mempunyai induktansi dan kapasitansi
parastitik, sehingga tanpa lillitan khusus tak dapat digunakan untuk frekuensi tinggi.
Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang
berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (). Nilai Resistor
biasanya diwakili dengan Kode angka ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan
Resistor. Hambatan Resistor sering disebut juga dengan Resistansi atau Resistance.
Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :
a. Resistor yang Nilainya Tetap
b. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga
denganVariable Resistor ataupun Potensiometer.
c. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya,
d. Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor
e. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor jenis
ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative
Temperature Coefficient) (Ridwan, 2016).

Gambar 11. Simbol & gambar resistor


2. Kapasitor
Kapasitor merupakan suatu komponen pasif yang dibuat untuk mendapatkan
kapasitansi tertentu. Kapasitor terbuat dari dua buah pelat konduktor yang dipisahkan
oleh suatu lapisan isolator. Selain kemampuan tegangan, beberapa sifat lain yang penting
untuk diingat dalam menggunakan kapasitor adalah toleransi, tanggapan frekuensi, factor
lesapan,kebocoran,koefisien suhu dan kemantapan. Bahan lain yang digunakan untuk
dielektrelit pada kapasitor adalah plastik (polikarbonat,polister,polistiren). Frekuensi
resonansi untuk berbagai kapasitor adalah sbb :
Kapasitor frekuensi resonansi
plastik (film) 1MHZ
mika 1MHZ
keramik(cakram,tabung) 10MHZ
elektrolit (Al lembaran 50MHZ
keramik (monolitik) 100MHZ
Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika
Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-
fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada
rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam
Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator)
adalah Farad (F) Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :Kapasitor yang nilainya Tetap
dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang
nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan
Kapasitor Keramik. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan
Negatif, Kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator
(ELCO) dan Kapasitor Tantalum Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini
sering disebut dengan Variable Capasitor (Zayzitations, 2016).
Gambar 12. Simbol & gambar resistor

3. Transformator
Pada dasarnya transformator merupakan suatu komponen pasif denhan empat
ujung. Sepasang ujung disebut primer dan pasangan ujung yang lain disebut sekunder.
Transformator digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik pada sekunder, dengan
menggunakan fluks magnetic. Ttansformator juga dugunakan unutuk transformasi atau
pengubahan impedansi. Transformator digunakan dalam elektronika untuk menurunkan
tegangan bolak-balik atu menaikan tegangan bolak-balik pada listril PLN .
Transformator seperti ini disebut transformator daya. Di dalam elektronika ,
transformator ada yang digunakan untuk menyampaikan isyarat dari penguat daya kepada
beban, misalnya suatu pengeras suara.transformator seperti ini disebut transformator
keluaran. di dalam radio dan televise digunakan transformator untuk menggandeng
masukan kepada penguat atau dari suatu penguat ke penguat lain. Transformator bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang
membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung
dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan
sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke
lilitan sekunder (Ridwan, 2016).

Hubungan Primer-Sekunder
Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka dimana dengan
menyusun ulang persamaan akan didapat sedemikian hingga . Dengan kata lain,
hubungan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder ditentukan oleh
perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder.

Kerugian dalam transformator:


1. kerugian tembaga. Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi
tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.

2. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak


sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong
lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-
lapis antara primer dan sekunder.

3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat
pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi efisiensi
transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung
lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank winding)

4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah.
Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan
seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti reluktansi
rendah.

5. Kerugian efek kulit.. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus
cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian
kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan
menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling
terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis
tembaga sebagai ganti kawat biasa (Ridwan, 2016).

Jenis-jenis transformator
Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini
biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan
generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.

Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah
ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

Autotransformator.
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan
sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan
sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer,
sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih
tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran
fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi
transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer
dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai
penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
Autotransformator variabelskema autotransformator variabelAutotransformator variabel
sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah,
memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.

Transformator isolasi
memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan
sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder
dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini
berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis
ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.

Transformator pulsa
adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa.
Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus
primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada
lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya
memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik
arah.

Transformator tiga fase


sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus satu sama lain.
Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan
secara delta (Delta) (Ridwan, 2016).

GAMBAR DAN SIMBOL TRANSFORMATOR

Gambar 13. Simbol dan gambar transformator

METODE PERCOBAAN
Alat & Bahan
A. Alat
1. Kertas HVS dan kertas biasa 1 lembar
2. Resistor cincin 3 buah
3. Kapasitor 2 buah
4. Resistor batu 2 buah
5. Resistor variabel 2 buah
6. Transformator 1 buah
7. Kapasitor elektrolit 3 buah
8. Dioda jembatan 1 buah
9. Integrated Circuit 1 buah
10. Transistor 4 buah
11. Transistor topi 1 buah
12. Dioda zener 1 buah
13. Dioda cahaya 2 buah
14. Baterai 1 buah
15. Saklar 1 buah
16. Bola lampu 1 buah
17. Sekring 1 buah
18. Pulpen 1 buah
19. Multimeter (analog dan digital) 1 buah
20. Kabel penghubung 2 buah

Prosedur kerja
Metode percobaan yang kami terapkan pada percobaan pengenalan komponen
eletronika ini adalah metdoe pengujian. Yakni kami menguji masing-masing komponen
menggunakan multimeter yang telah disediakan. Pengujian kami lakukan dengan cara
mengetes masing-masing komponen menggunakan multimeter (analog dan digital).
Komponen pertama yang kami uji adalah komponen pasif, lalu komponen aktif kemudian
komponen penunjang. Setelah semua komponen kami uji hasilnya kami cata dalam tabel
hasil pengamatan yang telah dibuat sebelumnya.

HASIL PENGAMATAN
N Nama Spesifikasi Nilai yang terukur Kondisi Keteran
o komponen Multimete Multimete gan
r analog r digital

1. Komponen
pasif
a. Resistor - - - Tidak c,m,c,e
cincin 1 konstan
b. Resistor - 3,5 4,70 Baik c,m,u,e
cincin 2
c. Resistor - - 46,7 Baik k,u,h,e
cincin 3
d. Resistor batu 5W56J 0,9 54,7 Baik
1
e. Resistor batu 5W0-220J 0,06 - Tidak
2 konstan
f. Resistor B50K 400 k 46,4 k Baik
variabel 1
g. Resistor B100k 800 k 87,3 k Baik
variabel 2
h. Kapasitor 1 400JE - 4,03.10-9f Baik
i. Kapasitor 2 224JE - 4.10-10f Baik
j. kapasitor 50v47f - 8,4.10-10f Baik
elektrolit 1
k. kapasitor 50v33f - 4,5.10-10f Baik
elektrolit 2
l. kapasitor 50v10f - 1,45.10-9f Baik
elektrolit 3
m. Trafo IT-191 - - Tidak
(transformator) baik
2. Komponen
aktif
a. Dioda MIC RS - - Baik
jembatan 508
b. Dioda zener L7U2 - 0,669 V Baik
c. Dioda
cahaya (LED)
- Putih Merah,biru - - Baik
- Merah - - - Tidak
baik
d. Transistor 1 BC548B- - -
003 Tidak
baik
e. Transistor 2 9N1AN79 - - Baik NPN
05T
f. Transistor 3 BC108C - - Baik NPN
g.Transistor 4 BC108C - - Baik NPN
h.Transistor Malaysia, - - Baik PNP
topi MJ2055
M0333
3. Komponen
penunjang
a. Baterai 9V - 5,21 V Baik
b. Saklar - - - Baik
c. Bola lampu - - - Tidak
baik
d. sekring - - - Tidak
baik
PEMBAHASAN
Praktikum ini dilaksanakan hari kamis tanggal 06 oktober 2016 di laboratorium
elektronika dan instrumentasi jrursaan fisika FMIPA UNM. Kami dihadapkan dengan
berbagai jenis komponen-komponen elektronika kemudian kami diminta untuk menguji
masing-masing benda tersebut.
Pengujian kami lakukan dengan cara mengetes masing-masing komponen
menggunakan multimeter (analog dan digital) yang disediakan. Namun demikian ada
beberapa komponen yang di ukur hanya dengan salah satu multimeter saja apakah analog
atau digital tidak menggunakan keduanya, dari hasil pengujian kadang multimeter yang
digunakan bermasalah karena benda itu sangat sensitif. Terkadang kami dapati
penunjukkan nilai pada multimeter tidak konstan sehingga kami kesulitan menentukan
berapa nilai yang terukur. Bahkan tak jarang jarum pada multimeter tidak bergerak sama
sekali. Jika terjadi demikian maka kami simpulkan keadaan komponen tidak baik. Begitu
seterusnya hingga masing-masing komponen kami uji semua.
Hasil yang kami peroleh dari percobaan ini yaitu pada komponen pasif terdiri
dari tiga buah resistor cincin yang diukur menggunakan multimeter digital dan nilainya
masing-masing adalah pertama tidak dapat terukur dengan kondisi penunjukan jarum
tidak konstan, kedua 4,70 dengan kondisi baik dan ketiga 46,7 dengan kondisi baik.
Sedangkan keterangan warnanya adalah (Coklat, Merah, Coklat, Emas), (Coklat, Merah,
Ungu, Emas) dan (Kuning, Ungu, Hitam, Emas). dua buah Resistor batu dengan
spesifikasi masing- masing 5W56J dan 5W0-220J yang diukur dengan multimeter
analog hasilnya 0,9 dan 0,06 sedangkan jika menggunakan multimeter digital
hasilnya adalah pertama 54,7 dengan kondisi baik dan kedua tidak dapat ditentukan
karena penunjukan jarumnya tidak konstan dengan kondisi tidak konstan (kurang baik).
Makna spesifikasi pada resisistor tersebut untuk resistor 5W56J adalah resistor ini
memiliki daya sebesar 5 watt dengan hambatan sebesar 56 dengan nilai toleransi 5 %
berdasarkan huruf terakhirnya yaitu huruf J. Untuk resistor 5W0-220J artinya resistor ini
memiliki dsaya sebesar 5 watt dan toleransi 5 %. dua buah resistor variabel dengan
spesifikasi masing-masing B50K dan B100K, huruf K pada spesifikasi menunjukan nilai
toleransi dari resistor tersebut yakni 10 %. Bila diukur dengan multimeter analog 400 k
sedang multimeter digital 46,4 k untuk resistor variabel B50K. Untuk resistor variabel
B100K bila diukur dengan multimeter analog hasilnya 800 k sedang dengan multimeter
digital hasilnya 87,3 k. Kondisi kedua-duanya baik . dua buah kapasitor dengan
spesifikasi 400 JE dan 224 JE, makna dari spesifikasi kapasitor tersebut untuk kapasitor
400 JE artinya untuk toleransi kenaikan suhunya sebesar -/+ 120 C o yang disimbolkan
oleh huruf J, huruf E memiliki arti untuk toleransi kapasitansinya yakni sebesar -/+ 4,7
% . Hasil pengukuran dengan multimeter digital yaitu 4,03.10 -9F dan 4.10-10F. Kondisi
baik. 3 buah kapasitor elektrolit dengan spesifikasi 50v 47F artinya kapasitor memiliki
nilai tegangan sebesar 50 V dan kapasitansi sebesar 47F, 50v 33F, artinya kapasitor
memiliki nilai tegangan sebesar 50 V dengan kapasitansi 33F dan 50v 10F, artinya
kapasitor memiliki nilai tegangan 50 V dengan kapasitansi 10F . Hasil pengukuran
dengan multimeter digital masing-masing 8,4.10 -10F, 4,5.10-10F dan 1,45 10-9F. Kondisi
semuanya baik. Terakhir satu buah trafo (transformator) dengan spesifikasi IT-191,
spesifikasi ini dikeluarkan oleh perusahaan pabrikan pembuat komponen elektronika
tersebut, namun kondisinya tidak baik sebab jarum pada multimeter tidak bergerak saat
diuji.
Selanjutnya hasil yang kami peroleh pada komponen aktif yang pertama satu
buah dioda jembatan dengan spesifikasi MIC RS 508 dengan kondisi yang baik. satu
buah dioda zener dengan spesifikasi L7U2, hasil pengukuran menggunakan multimeter
digital sebesar 0,669 V dan kondisinya baik. dua buah dioda cahaya (LED) yang
berwarna putih dan merah. Kondisi LED putih baik dan saat diuji menunjukkan
spesifikasi warna merah dan biru. Sedang LED merah kondisinya tidak baik. empat buah
transistor dengan spesifikasi masing-masing BC548 (sebuah transistor berbahan silikon,
dengan frekuensi audio daya rendah), B-003 (sebuah transistor berbahan silikon),,
9N1AN7905T, BC108C dan BC108C ( transistor berbahan silikon dengan frekuensi
audio daya rendah). satu transisitor kondisinya tidak baik sedang yang lain baik semua.
Setelah diuji diketahui tipe transistor yang baik tadi adalah NPN. satu buah transistor topi
dengan spesifikasi Malaysia, MJ2055 M0333 dengan kondisi yang baik dan tipe PNP.
Terakhir yaitu komponen penunjang yang terdiri dari 1 buah baterai dengan
spesifikasi 9 V namun saat di ukur menggunakan multimeter digital hasilnya sebesar 5,21
V, kondisinya baik. Makna dari spesifikasi 9 V yang terdapat pada baterai adalah bahwa
baterai tersebut dapat mensuplai listrik dengan tegangan sebesar 9 V. Namun mengapa
pengukuran yang kami peroleh tidak sesuai dengan spesifikasi yang tertera? Hal ini
dikarenakan ketidak mampuan atau ketidaktelitian dari alat ukur dan kami sendiri sebagai
pengukur dalam melakukan pengukuran juga dipengaruhi oleh lama tidaknya baterai
tersebut telah digunakan atau dibeli. Dalam artian baterai tersebut adalah baterai lama
sehingga nilai yang terukur berbeda dengan yang tertera pada spesifikasi luarnya. satu
buah saklar dengan kondisi yang baik. satu buah bola lampu dengan kondisi yang tidak
baik. satu buah sekring dengan kondisi yang tidak baik. Dan satu buah konektor dengan
kondisi yang baik. Dari beberapa komponen elektronika di atas ada yang disebut
spesifikasi. Lalu apa sebenarnya makna dari spesifikasi ini?

Komponen-komponen elektronika sepenuhnya memiliki spesifikasi, dan ciri-ciri


khusus tersendiri. Spesifikasi suatu komponen elektronika ini biasanya dapat kita lihat
dalam Datasheet. Datasheet ini akan sangat berguna jika kita nantinya akan merancang
suatu alat elektronika. Datasheet ini akan dapat memberikan kita suatu "bayangan" arah
dari suatu komponen elektronika. Pada umumnya, datasheet ini dikeluarkan oleh
perusahaan pabrikan pembuat suatu komponen elektronika. Manfaat dari datasheet ini
adalah, mencegah kesalahan bagi kita dalam merancang suatu rancangan. Misalnya pada
resistor, dengan adanya pemberian kode huruf (datasheet) kita bisa membaca nilai
resistansinya dengan mudah. Pada umumnya resistor yang dituliskan dengan kode huruf
memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode
huruf digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor. Contohnya: pada
resistor dengan datasheet 5W 22R J, artinya 5W menunjukkan kapasitas dayanya, 22R
menunjukkan resistansinya dan huruf J menunjukkan besarnya toleransi. Contoh lain
pada resistor batu yang ada dalam percobaan dengan spesifikasi 5W56J maka 5W
menunjukkan kapasitas dayanya, 56 nilai resistansinya dan J menunjukkan nilai
toleransinya. Lalu bagaimana maksud spesifikasi yang terdapat pada kapasitor? Apakah
sama maksudnya dengan yang terdapat pada resistor? Pada kapasitor yang berukuran
besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai
tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elektrolit dengan jelas
tertulis kapasitansinya sebesar 47uF/50v.
Jika ditinjau lagi dari komponen transistor, makna dari setiap spesifikasinya
jugasama sebenarnya. Yakni untuk memudahkan kita mengetahui keadaan dari komponen
iniseperti berapa kapasitas dayanya, terbuat dari bahan apa, apkah termasuk dalam
golongan frekuensi tinggi atau rendah. Contohnya saja pada transistor dalam percobaan
yang telah kita lakukan dengan spesifikasi BC108C artinya, Transistor tersebut
menandakan transistor untuk frekuensi audio daya rendah yang terbuat dari silikon.
Sebenarnya ada 3 macam cara penentuan kode dari transistor yakni, Sistem Pengkodean
JEDEC dengan format Angka, Huruf, Nomor Seri, Sistem Pengkodean Pro-Electron
dengan format Huruf, Huruf, Nomor Seri. Huruf Pertama adalah bahan
Semikonduktornya, dan sistem pengkodean JIS dengan format angka, dua huruf, nomor
seri.

Saat kita menguji dioda dan kapasitor menggunakan multimeter analog


polaritasnya dibalik dikarenakan kita ketahui bersama bahwa multimeter analog hanya
dapat mengukur kapasitor untuk mengetahui kondisinya dalam keadaan baik atau rusak.
Tidak dapat mengukur nilai kapasitansi sebuah kapasitor ataupun anoda. Misalnya saat
kita, menghubungkan probe merah ke kaki katoda (+) dan probe hitam ke kaki anoda (-)
maka pengukuran yang di tunjukkan akan memberikan informasi bahwa dioda dalam
keadaan normal jika nilai resistansinya kecil (jarum multimeter mendekati nilai 0 ohm).
Sedangkan bila pemasangan probenya tidak dibalik maka nilai resistansi yang
ditunujkkan besar (jarum multimeter tidak bergerak) maka dioda dikatakan bagus.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan kali ini adalah yaitu, elektronika
adalah ilmu yang mempelajari tentang benda-benda elektronik. Di dalam elektronika itu
ada 3 komponen penyusunnya yaitu komponen aktif, pasif, dan penunjang. Setiap
kmponen terdiri dari banyak komponen lagi dan memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Sesuai dengan apa tujuan dibuatnya benda-benda elektronik tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Bakri, Abdul Haris dkk. 2015. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar. Edukasi Mitra
Grafika.

https://www.google.com/ridwan.kaummuslim. diakses tanggal 11 oktober 2016.

http://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-
simbolnya/ diakses tanggal 11 oktober 2016 diposkan oleh Zayzitations.

Anda mungkin juga menyukai