Buku Ajar Kerja Baja
Buku Ajar Kerja Baja
KERJA BAJA
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan bahan ajar Kerja Baja ini. Bahan
ajar ini disusun sebagai bagian dari proses peningkatan kurikulum di Jurusan Teknik
Sipil Politeknik Negeri Bali, yang mana bahan ajar ini dijadikan sebagai acuan pada
proses belajar mengajar di Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali.
Selesainya penyusunan bahan ajar ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Proyek Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi yang telah membiayai pembuatan bahan ajar ini melalui
proyek Semi Que V tahap I.
2. Bapak Direktur Politeknik Negeri Bali.
3. Bapak Pembantu Direktur I Politeknik Negeri Bali, Bapak Pembantu Direktur II
Politeknik Negeri Bali, Bapak Pembantu Direktur III Politeknik Negeri Bali serta
Ibu Pembantu Direktur IV Politeknik Negeri Bali.
4. Bapak Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali.
5. Bapak Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali.
6. Bapak Ketua Kelompok Bidang Keahlian Struktur Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bali.
7. Rekan-rekan staf pengajar di Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali.
8. Rekan-rekan teknisi dan staf pegawai di Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Bali.
Akhir kata semoga bahan ajar ini bermanfaat dan untuk penyempurnaan
bahan ajar ini selanjutnya, diharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
ii
BAB III MEMBUAT ALUR LAS
III.1 Tujuan ...... III-1
III.2 Perlengkapan dan Bahan ...... III-1
III.3 Bahan ....... III-1
III.4 Keselamatan Kerja ...... III-1
III.5 Langkah Kerja...... III-2
iii
BAB I
LAS ASETILIN
I.4 Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan kerja yang konstan
walaupun tekanan ini dalam botol selalu berubah-ubah.
Perbedaan regulator Asetilin dan Zat Asam adalah untuk Regulator
Asetilin, berwarna merah sedangkan untuk regulator Zat Asam
berwarna biru.
I.6 Tip
Tip adalah ujung pembakar las.
Tip ini biasanya terbuat dari bahan tembaga.
I.9.1 Oksigen :
I.9.1.1 Proses pembuatan Oksigen didapatkan dengan cara :
a. Proses Elektrolisa Air
I.9.1.4 Perawatan :
a. Tabung Oksigen harus dibawa hati-hati (Awas jangan jatuh )
b. Dinding tabung harus bebas dari oli dan minyak-minyak lain.
c. Disimpan di tempat yang teduh.
I.9.2 Asetilin :
I.9.2.1 Proses pembentukan Asetilin :
a. Asetilin dalam tabung :
Diproses dari pabrik/perusahaan
Siap untuk dipakai
b. Asetilin dalam generator:
Ada tiga macam sistim kerja Generator :
b. Gerakan trapesium :
d. Gerakan zig-zag :
Kampuh I
Kampuh I tertutup
Digunakan untuk plat-plat tipis.
TERTUTUP
Kampuh I terbuka
Digunakan untuk plat-plat yang agak tipis
1-2 mm
TERBUKA
Kampuh V
Sambungan kampuh V dipergunakan untuk menyambung logam/
plat yang tebalnya antara 6 15 mm, dimana sambungan ini
terdiri dari kampuh terbuka dan tertutup.
Kampuh V
Kampuh X
Kampuh ini disebut juga kampuh Berganda Kampuh V, dipakai
untuk tebal plat 12-45 mm, Kampuh X ini ada yang Simetris dan
yang tidak Simetris.
Kampuh X Simetris sering dipakai pada posisi pengelasan
dibawah tangan dan vertikal.
Kampuh X
Kampuh X disebut juga Kampuh K, dipakai untuk tebal plat
12-40 mm. Karena kesukaran dalam pengelasan, sering di las
dengan 2 jurus las.
KAMPUH U KAMPUH U
b. Sambungan Kampuh Berimpit (Lap Joint)
Kampuh Berimpit ini di las pada kedua ujungnya.
Dapat di las :
Sekali jalan untuk tebal plat 3 6 mm.
Dua kali jalan untuk tebal plat lebih dari 6 mm.
a b c
Pada proses pengelasan terutama pada las listrik pasti akan timbul
cahaya dan sinar yang dapat memantapkan juru las atau pekerja lainnya
yang ada di sekitar pengelasan, yaitu :
a. Sinar Infra Merah
b. Sinar Ultra Violet
c. Cahaya Tampak
Adanya Sinar Infra Merah tidak segera terasa oleh mata karena itu
lebih berbahaya sebab tidak diketahui, tidak terlihat dan tidak terasa.
Pengaruh Sinar Infra Merah terhadap mata sama dengan pengaruh
panas yang menyebabkan pembengkakan pada kelopak mata dan
terjadi penyakit kornea, prebiopia yang terlalu awal dari terjadinya
kerabunan.
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 1
Kerja Baja
Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diteruskan oleh
lensa mata dari kornea mata ke retina mata, bila terlalu kuat cahaya
yang masuk, maka menjadi lelah dan kalau terlalu lama mata akan
sakit tetapi hanya bersifat sementara.
d. Perlindungannya
Untuk menjaga atau melindungi mata harus menggunakan kaca mata
las (topeng las) yang harus mampu menurunkan kekuatan pancaran
cahaya tampak dan juga harus mampu mengisap atau melindungi dari
Sinar Ultra Violet dan Sinar Infra Merah.
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 2
Kerja Baja
Pengunaan Masker yang memenuhi syarat seperti mempunyai daya
tampung yang tinggi, sesusi dengan bentuk muka, tidak menggangu
pernapasan, dan Kuat, ringan serta muadah dipakai.
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 3
Kerja Baja
II.1.2 Keselamatan pada Lingkungan
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 4
Kerja Baja
Tenaga adalah yang menghubungkan tenaga atau jaringan listrik
dengan pesawat.
b. Pemegang Elektroda : Ujung yang tidak berselaput dari Elektroda
dijepit pemegang Elektroda dan terdiri dari mulut penjepit dan
pemegang yang berisolator.
c. Palu Terak : digunakan untuk melepaskan Terak Las pada jalur las.
d. Sikat Kawat : digunakan untuk :
- Membersihkan benda kerja yang akan dilas.
- Membersihkan Terak Las yang sudah dilepas dari jalur las.
e. Klem Masa : Klem ini terbuat dari tembaga atau penghantar listrik
yang baik dan digunakan untuk menghubungkan kabel masa ke
benda kerja.
f. Semitan : digunakan untuk memegang atau memindahkan benda
kerja yang masih panas.
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 6
Kerja Baja
Kabel Elektroda dipasang pada Kutub Positif dan kabel Masa dipasang
pada kutub negatif, maka panas yang diberikan oleh mesin las akan
lebih panas elektroda dibandingkan dengan benda kerja.
Kerugian DC :
Mahal dalam pembelian
Efisiensi kecil kira-kira 50-55%
(pemakaian arus tinggi)
Banyak membuat kebisingan
Busur listrik berdaya tiup lebih kuat
Kerugian :
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 7
Kerja Baja
Mahal dalam pembelian
Relatif besar dan berat
Busur listrik berdaya tiup besar
Lebih berbahaya (hanya untuk pengelasan special)
a. Elektroda berbalut :
Elektroda berbalut dapat dipakai pada mesin AC dan DC untuk
mengelas pekerjaan berkwalitet tinggi.
Balutan Elektroda dinamakan lapisan fluksi. Pelapisan pada kawat
ini dapat dengan cara Destrusi, Semprot atau Celup.
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 8
Kerja Baja
Ukuran standar diameter kawat ini dari 1,5 mm sampai 8 mm
dengan panjang antara 350 sampai 450 mm.
Jenis-jenis Selaput Fluksi pada Elektroda, misalnya Selulosa,
Kalsium Karbonat (CaCO 3 ), Natrium Dioksida (rutil), Kaolin,
Kalium Oksida, Mangan, Oksida besi, Serbuk besi, Besi Silikon,
Besi Mangan dan sebagainya.
Tebal Selaput Elektroda berkisar antara 10% sampai 50% dari
diameter Elektroda pada proses pengelasan Selaput Elektroda
(Fluk) ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO 2 yang
melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja
terhadap udara luar, karena udara luar yang mengandung O 2 dan N
akan mempengaruhi sifat mekanik dari logam las, cairan selaput
yang disebut Tarak akan terapung dan membeku melapisi
permukaan las yang masih panas.
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 9
Kerja Baja
II.5.2 Klasifikasi Elektroda :
Elektroda Baja Lunak dan Baja Paduan Rendah untuk las busur
listrik menurut klasifikasi AWS (American Welding Society)
dinyatakan dengan tanda E xxxx yang artinya sebagai berikut :
E menyatakan Elektroda
xx (dua angka sesudah E menyatakan kekuatan Kekuatan Tarik
Deposit Las dalam ribuan Lb/in (Tabel 3)
x (Angka ketiga) menyatakan Posisi Pengelasan
Angka 1 untuk pengelasan segala posisi
Angka 2 untuk pengelasan posisi datar dan bawah tangan
x (angka keempat) menyatakan jenis Selaput dan jenis Arus yang
cocok dipakai untuk pengelasan (Tabel 4).
Kekuatan Tarik
Klasifikasi
Lb/in kg/mm
E 60 xx 60.000 42
E 70 xx 70.000 49
E 80 xx 80.000 56
E 90 xx 90.000 63
E 100 xx 100.000 70
E 110 xx 110.000 77
E 120 xx 120.000 84
Angka
Jenis Selaput Pemakaian Arus
Keempat
0 Selulosa Natrium DC +
1 Selulosa Kalium AC, DC +
2 Rutil Natrium AC, DC
3 Rutil Kalium AC, DC
4 Rutil Serbuk besi AC, DC
5 Kalium Hidrogen rendah AC, DC
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 10
Kerja Baja
6 Kalium Hidrogen rendah AC, DC
7 Serbuk Besi Oksida besi AC, DC
8 Serbuk Besi Hidrogen rendah
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 11
Kerja Baja
- Rigi-rigi las halus dan baik
- Tembusan las yang baik
- Perpaduan dengan bahan dasar baik
- Percikan teraknya halus
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 12
Kerja Baja
Gerakan ini bertujuan untuk mendapatkan rigi-rigi las serta
penetrasi yang baik. Gerakan Elektroda yang sering digunakan ada
3 cara yaitu :
a. Gerakan zig-zag : gerakan ini digunakan untuk mengelas pelat-
pelat yang tipis.
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 13
Kerja Baja
Cara menyalakan busur ada 2 cara yaitu :
Cara sentakan
Cara goresan
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 14
Kerja Baja
g. Periksa apakah Kaca Las telah dipasang dengan baik pada
Topeng Las atau Helm Las.
h. Periksa Sarung Tangan Las dan Helm Las jika perlu :
Helm Pelindung
Peredam Suara pada telinga
Appron
Sepatu Pelindung
i. Susun/tempatkan Benda Kerja pada posisi yang diinginkan :
Klem Benda Kerja, kalau perlu atur Slang dan penyusutan
j. Letakkan Elektroda pada pemegang Elektroda
k. Coba gerakkan Elektroda tanpa menghidupkan arus
Peganglah pemegang Elektroda dengan cengkraman yang
cukup untuk melakukan pengontrolan.
l. Posisi operator untuk menghindari penegangan dan terikan pada
otot-otot tubuh.
m. Hidupkan mesin las.
n. Berilah peringatan kepada para pengamat sebelum menimbulkan
busur listrik.
o. arahkan Elektroda pada permukaan benda kerja
jauh dari kita, dengan sudut 70 pada benda kerja
2-3 cm di atas titik dimana kita hendak menumbuk busur
p. Tumbuhkan busur dengan mendekatkan Elektroda ke benda
kerja
Sekitar 2 cm dari tempat dimana pengelasan akan dimulai
q. Tumbuhkan busur dengan cara goresan atau sentakan dengan
hati-hati pada permukaan meja kerja.
r. Jika busur terbakar :
Segera angkat ujung Elektroda sejauh 2-3 mm dari
permukaan benda kerja.
s. Gerakan Elektroda pada tempat pengelasan dimulai.
t. Mulailah mengelas :
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 15
Kerja Baja
Jaga agar panjang busur sama dengan diameter Elektroda.
Gerakan Elektroda dengan kecepatan 15 cm tiap menit.
Panjang busur yang benar menghasilkan :
Kampuh las yang sama
Penetrasi baik
Percikan halus
u. Hentikan gerakan Elektroda selama satu atau dua detik dan
matikan busur
Hal ini berfungsi untuk membentuk genangan las
Bila genangan las telah cukup, jauhkan Elektroda dengan
segera.
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 16
Kerja Baja
Elektroda, dan panjang busur nyala dapat diketahui bila antara balut
Elektroda dan permukaan cairan terak terjadi sedikit regang.
II.11. Sikap yang paling baik ialah bila Elektroda membuat sudut
70 dengan bidang datar supaya :
f. Permukaan cairan logam dan terak dapat dengan mudah dilihat
dengan mata, sehingga mudah menentukan panjangnya busur
nyala.
g. Dengan mudah dapat diawasi, agar terak tidak tertutup oleh
tetesan cairan logam Elektroda. Bila hal ini terjadi, maka mutu
sambungan las akan berkurang.
h. Menghasilkan rigi-rigi las yang berbentuk bagus, karena busur
nyala mendorong dan menyusun lelehan logam ke arah bagian
yang telah membeku.
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 17
Kerja Baja
BUKU KEGIATAN HARIAN
Catatan :
Buku ini harus diisi oleh setiap trainee selama praktek bengkel berlangsung,
dan harus diperiksakan kepada instruktur yang bertanggungjawab dengan
catatan pelajaran yang rapi dan lengkap.
Tujuan utama dari buku ini adalah untuk penyimpanan semua data dan
informasi tentang pelajaran yang berlangsung di Workshop Sipil guna untuk
pedoman dalam praktek di lapangan nantinya.
Bandung, 24.10.83
_______________________________________________________________
Politeknik Negeri Bali II - 18
Kerja Baja
BAB III
MEMBUAT ALUR LAS
III.1. Tujuan
Agar dapat membuat jalur las dengan menggunakan las listrik sehingga
menghasilkan jalur las yang baik dan simetris sesuai dengan standar
yang ditentukan.
III.3. Bahan
Pelat tebal 4 mm dengan ukuran 50 mm x 150 mm.
Elektroda O 3.25 mm..
IV.1 Tujuan
Agar dapat membuat aplikasi dari job kerja baja dengan menggunakan
las sehingga menghasilkan suatu hasil kerja baja yang baik dan sesuai
dengan standar yang ditentukan.
IV.3 Bahan
Pelat tebal 4 mm dengan ukuran lebar 50 mm
Besi beton dengan O 10 mm...
IV.6 Finishing.
a. Benda kerja yang telah selesai dilas dilanjutkan dengan finishing ,
tapi sebelumnya digosok dengan amplas dan gerinda tangan hingga
permukaannya halus dan rapi.
b. Lakukan pengecatan dengan menggunakan cat besi hingga
menghasilkan cat yang rata.
c. Setelah kering terali dapat dipasang pada kusen jendela.